Anda di halaman 1dari 37

CIVIL ENGINEERING 2019

Struktur Beton & Bahan Bangunan


PENGUJIAN BETON

3.1 PERANCANGAN CAMPURAN BETON(SNI 03-2834-1993)

3.1.1 Tujuan Percobaan


Untuk mendapatkan proporsi campuran beton yang dapat
menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan rencana.

3.1.2 Dasar teori


Beton merupakan pencampuran dari bahan-bahan agregat seperti
pasir, kerikil dan batu pecah dengan ukuran gradasi tertentu yang
ditambahkan bahan perekat (semen) dan air secukupnya untuk membantu
mempercepat reaksi selama proses pengerasan dan perawatan beton.
Untuk menentukan kekuatan serta daya tahan dari suatu beton sangat
dipengaruhi oleh banyaknya faktor, antara lain :
a. Jenis agregat yang diinginkan.
b. Perbandingan nilai campuran antara semen, agregat, dan air.
c. Kadar lumpur dari agregat, dan lain sebagainya.
Telah diketahui bahwa sifat dari suatu campuran beton adalah mudah
dibentuk sesuai keinginan dan juga beton dikenal kuat untuk menerima
daya tekan dan lemah untuk menerima gaya tarik. Untuk menentukan kuat
tekan dari suatu beton dapat dilakukan dengan cara pengujian berikut:
1) Pengujian dengan cara hammer test.
2) Kuat tekan beton dengan mesin.
Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton yang memenuhi
persyaratan beton:
a) Kekentalanyang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan,
pemadatan, dan perataan) dengan mudah mengisi bekisting dan
menutup permukaan secara merata.
b) Keawetan
c) Kekuatan tekan
d) Ekonomis

Universitas Tompotika Luwuk


70
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
3.1.3 Pemilihan Proporsi Campuran Beton
Berdasarkan SNI 03-2843-1993, pemilihan proporsi campuran beton
dilaksanakan menurut ketentuan sebagai berikut :
a. Rencana campuran beton ditentukan berdasarkan campuran hubungan
antara kuat tekan dan faktor air semen;
b. Untuk beton dengan nilai f’c lebih besar dari 20 MPa, proporsi serta
pelaksanaan produksinya harus didasarkan pada penakaran berat;
c. Untuk beton dengan nilai f’c hingga 20 MPa dilaksanakan
produksinya boleh menggunakan penakaran volume. Penakaran
volume ini harus didasarkan pada perencanaan proporsi campuran
dalam berat yang dikonversikan ke dalam volume melalui berat isi
dari masing-masing bahan.
d. Air yang digunakan harus bersih dari kotoran organik.
e. Semen yang digunakan harus memenuhi SNI 15-2049-1994 tentang
semen portland.
f. Agregat harus memenuhi SNI 03-1750-1990 tentang mutu dan cara uji
agregat beton.

3.1.4 Bahan Yang Digunakan


a. Jenis semen yang digunakan adalah tipe PCC Tipe I merek Tonasa
b. Agregat halus
Gradasi agregat = Zona 3
Berat jenis SSD = 2,57
Penyerapan air (Dn) = 0,95 %
Kadar air agregat (Dk) = 2,35 %
Berat isi lepas = 1,53 gram/cm3
Kotoran organik = Standar warna nomor 1
Kadar lumpur = 0,48 %

c. Agregat kasar
Gradasi agregat = Spesifikasi ukuran maksimum 20mm

Universitas Tompotika Luwuk


71
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
Berat jenis SSD = 2,71
Kadar air agregat (Ck) = 0,82 %
Berat isi lepas = 1,334 gram/cm3
Penyerapan air (Cn) = 1,34 %
Keausan agregat = 19,4 %
3.1.5 Perhitungan Rencana Campuran
Daftar isian perencanaan sesuai SK – SNI – T – 15 – 1991 – 03.
1. Kuat tekan yang disyaratkan (f’c)= 26.4 MPa (ditetapkan)
“Kuat tekan beton yang disyaratkan (f’c) adalah kuat tekan yang
ditetapkan oleh perencana struktur (berdasarkan benda uji berbentuk
silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm).”

2. Deviasi standar= 4,2 MPa(Tabel 3.1)


“Deviasi standar adalah standar penyimpangan dari peraturan”
Tabel 1. Nilai deviasi standar
Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan /
Margin (MPa)
Standar Deviasi (MPa)
Memuaskan 2,8 4,59
Sangat Baik 3,5 5,74
Baik 4,2 6,89
Cukup 5,6 9,18
Jelek 7,0 11,98
Tanpa Kendali 8,4 113,78
Sumber: SNI 03-2834-1993

3. Nilai tambah / nilai margin = 1,64 x 4,2

(k =1,64 ; Maks.5% kegagalan) = 6,89 MPa

“Nilai tambah / nilai margin adalah tingkat selisih antara kuat tekan
beton rata-rata yang ditargetkan dengan kuat tekan beton yang
disyaratkan.”

4. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan = 26.4 + 6,89

Universitas Tompotika Luwuk


72
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
(f’c + M) = 33.40 MPa
“Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan adalah kuat tekan rata-rata
yang diharapkan dapat dicapai yang lebih besar dari f’c.”

5. Jenis semen = PCC Tipe I merek Tonasa

6. Jenis agregat :

- Agregat kasar = Batu pecah

- Agregat halus = Pasir alami

7. Faktor air semen bebas = 0,54(Tabel 4 Grafik 1)

“Faktor air semen bebas adalah angka perbandingan antara berat air
bebas dan berat semen dalam beton.”

8. Faktor air semen maksimum = 0,600(Tabel 2)

Tabel 2. Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen


maksimum untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkungan
khusus.

Sumber: SNI 03-2834-1993

9. Slump = 100mm (ditetapkan)

Universitas Tompotika Luwuk


73
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
“Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan
dalam mm ditentukan dengan alat Kerucut Abram.”
10. Ukuran agregat maksimum = 20 mm (ditetapkan)

11. Kadar air bebas = 2 h  1 k (Tabel 3)


3 3

= 2 195  1 225
3 3

= 205kg/m3

“Kadar air bebas adalah jumlah air yang dicampurkan ke dalam


beton untuk mencapai konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang
diserap oleh agregat.”

Tabel 3. Perkiraan kadar air bebas yang dibutuhkan untuk beberapa


tingkat kemudahan pekerjaan adukan beton.

Sumber: SNI 03-2834-1993


205
12. Jumlah semen =
0,54
= 379.63 kg/m3
“Jumlah semen adalah perbandingan antara kadar air bebas dengan
faktor air semen bebas.”

13. Jumlah semen maksimum = 325

14. Jumlah semen minimum = 325kg/m3

15. Faktor air semen yang disesuaikan = 0,54 kg/m3

Universitas Tompotika Luwuk


74
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
“Faktor air semen yang disesuaikan adalah faktor air semen terkecil.”

16.Susunan besar butiran agregat halus = Zona 3

17.Susunan agregat kasar/gabungan = 20 mm

18. Persen agregat halus = 31%

19. Bj relatif = (% Pasir x BJ. SSDPasir) + (% kerikil x BJ. SSD Kerikil)

= (31% x 2,57)+ (69% x 2,71)

= 2,666

“BJ. SSD adalah perbandingan antara berat agregat kering


permukaan jenuh dan berat air suling yang berat isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.”

“BJ. Relatif Agregat adalah jumlah dari % pasir dikali BJ. SSD pasir
dan % Kerikil dikali BJ. SSD kerikil.”

20. Berat isi beton = 2390kg/m3

“Berat isi beton adalah berat beton segar per satuan volume (isi).”

21. Kadar agregat gabungan

= Berat isi beton – kadar air semen – kadar air bebas

= 1805.37 kg/m3

22. Kadar agregat halus = 559.665 kg/m3

23. Kadar agregat kasar = 1245.71 kg/m3

24. Proporsi campuran agregat kondisi SSD untuk tiap m3 :


Semen (A) = 379.63 kg/m3
Air (B) = 205 kg/m3
Kerikil (C) = 1245.71 kg/m3
Pasir (D) = 559.665 kg/m3
TOTAL = 2390

Universitas Tompotika Luwuk


75
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
25.Koreksiproporsi campuran agregat kondisi sampel tiap m³

= 2390

26. Proporsi bentuk campuran per 50 kg PC ( Agregat kondisi sampel )

Berat Semen = 50 kg
50
Berat Air = x 205 = 26.99 kg
379.63
50
Berat Pasir = x 559.665 = 73.71 kg
379.63
50
Berat Kerikil = x 1245.71 = 164.06 kg
379.63

3.1.6 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan perancangan campuran beton diperoleh


proporsi campuran yang dibutuhkan per m3 beton adalah sebagai berikut:
Semen = 50 kg/m3
Air = 26.99kg/m3
Pasir = 73.71kg/m3
Kerikil = 164.06kg/m3

Universitas Tompotika Luwuk


76
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
PEMERIKSAAN SLUMP BETON(SNI 03-1972-1990)

3.2.1 Maksud dan Tujuan Percobaan


a. Maksud
Pemeriksaan slump beton ini dimaksudkan sebagai pegangan
dalam pengujian untuk menentukan slump beton (concrete slump).
b. Tujuan
Tujuan pemeriksaan slump beton adalah untuk memperoleh angka
slump beton, yang merupakan ukuran kekentalan beton segar.
c. Ruang Lingkup
Pemeriksaan slump beton ini dilakukan terhadap beton segar yang
mewakili campuran beton. Hasil pemeriksaan ini digunakan dalam
pekerjaan :
a) Perencanaan campuran beton.
b) Pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pengecoran.

3.2.2 Dasar Teori


Slump beton adalah besaran kekentalan (viscocity)/plastisitas dan
kohesif dari beton segar. Tingkat kemudahan pekerjaan berkaitan dengan
tingkat keenceran beton atau adukan beton. Semakin encer adukan beton
maka semakin mudah pekerjaan. Untuk mengetahui tingkat keenceran beton
biasanya dilakukan dengan pemeriksaan slump beton. Maka besar nilai
slump beton berarti adukan beton semakin encer, dan semakin mudah
dikerjakan. Dalam pemeriksaan ini slump yang digunakan berkisar antara
60-180 mm.

3.2.3 Peralatan
a. Cetakan berupa kerucut tumpul (permukaan atas terbuka) dengan
diameter bagian bawah 20 cm, bagian atas 10 cm, dan tinggi 30 cm,
dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Universitas Tompotika Luwuk


77
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan

Gambar 3.1 Cetakan slump


b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mmpanjang 60 cm dengan ujung
dibulatkan, seperti terlihat pada Gambar 1.13pada Bab I sebelumnya.
Tongkat pemadat digunakan untuk memadatkan sampel beton saat
dimasukkan kedalam cetakan.
c. Gambar 3.2 dibawah ini adalah Molen yang digunakan untuk
mencampurkan bahan-bahan untuk pembuatan campuran beton.

Gambar 3.2 Molen

Universitas Tompotika Luwuk


78
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
d. Mistar ukur (Gambar 2.10) digunakan untuk mengukur tinggi slump.
e. Sendok cekung, digunakan untuk mengambil dan memasukkan sampel
campuran beton kedalam cetakan, dapat dilihat pada Gambar
1.2sebelumnya.
f.Talang, digunakan untuk meletakan campuran beton yang sudah dicampur
menggunakan molen, dapat dilihat pada Gambar 1.5 pada pengujian
agregat.

3.2.4 Benda Uji


Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili
campuran beton.

3.2.5 Cara Pengujian


Untuk melaksanakan pengujian slump beton harus diikuti beberapa
tahapan sebagai berikut :
a Basahilah cetakan dan pelat dengan kain basah;
b Letakkan cetakan di atas pelat dengan kokoh;
c Isilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis tiap lapis
berisi kira-kira 1/3 isi cetakan, setiap lapis ditusuk dengan tongkat
pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata; tongkat harus masuk
sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan; pada lapisan pertama
penusukan bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan
cetakan;
d Segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus
disingkirkan; kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke
atas; seluruh pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan diangkat
harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit;
e Balikkan cetakan dan letakkan perlahan-lahan disamping benda uji,
ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi
cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.

Universitas Tompotika Luwuk


79
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
3.2.6 Pengukuran Slump
Pengukuran slump harus segera dilakukan dengan cara mengukur tegak
lurus antara tepi atas cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji; untuk
mendapatkan hasil yang lebih teliti dilakukan dua kali pemeriksaan dengan
adukan yang sama dan dilaporkan hasil rata-rata.

3.2.7 Perhitungan
Besar slump = Tinggi cetakan – Tinggi benda uji
Diketahui data sebagai berikut :
Tinggi benda uji sebelum pengujian (A) = 300 mm
(dalam cetakan)
Tinggi benda uji setelah pengujian (B) = 200 mm
Slump =A–B
= 300 – 200
= 100mm

3.2.8 Kesimpulan
Tinggi slump yang diperoleh dari suatu campuran tergantung pada
komposisi campuran beton yang dibentuk. Dari hasil percobaan diperoleh
besarnya slump yang terjadi adalah sebesar 100 mm. Hal ini berarti beton
tersebut memenuhi target slumpyang ditentukan yaitu berkisar antara 80
mm sampai dengan 160 mm.

Universitas Tompotika Luwuk


80
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
PEMERIKSAAN BERAT ISI BETON

(SNI 03-1973-1990)

3.3.1 Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Pengujian berat isi beton ini dimaksudkan untuk mengetahui berat
isi (unit weight)beton segar (fresh concrete) serta jumlah semen per
meter kubik beton.
b. Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai dari berat isi
beton.
c. Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan terhadap contoh beton segar yang
mewakili suatu campuran beton, hasil pengujian dapat digunakan
antara lain :
1) Volume beton untuk campuran satu zak semen;
2) Untuk perencanaan campuran beton;
3) Untuk pengendalian mutu beton pada pelaksanaan.

3.3.2 Dasar Teori


Berat isi beton adalah berat beton segar per satuan isi.Dalam pekerjaan
beton di lapangan umumnya digunakan adalah jumlah semen tiap meter
kubik beton. Untuk itu perlu ditentukan berat isi betonnya dengan mutu
beton tertentu yang proporsinya direncanakan. Jadi dengan mutu beton
tertentu yang proporsinya telah ditentukan, dapat diketahui jumlah semen
yang diperlukan untuk tiap meter kubik beton.

Universitas Tompotika Luwuk


81
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
3.3.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh yang digunakan
untuk menimbang atau mengukur massa beton, seperti terlihat pada
Gambar3.3 di bawah ini.

Gambar 3.3Alat timbangan


b. Tongkat pemadat, dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm ujung
dibulatkan dan sebaiknya dibuat dari baja tahan karat yang digunakan
untuk memadatkan beton yang dicetak seperti terlihat pada Gambar
1.13 sebelumnya.
c. Cetakan silinder dengandiameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan cetakan
kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm, seperti terlihat pada
Gambar 3.4 yang digunakan untuk mencetak beton.

Universitas Tompotika Luwuk


82
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan

Gambar 3.4Cetakan silinder dan kubus


d. Palu karet (Gambar 3.5)digunakan untuk membantu memadatkan
campuran beton dalam cetakan dengan cara dipukul pada sisi-sisinya.

Gambar 3.5Palu karet

3.3.4 Benda Uji

Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili
campuran beton.

Universitas Tompotika Luwuk


83
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
3.3.5 Cara Melakukan

Untuk melaksanakan pengujian berat isi beton harus diikuti tahapan


sebagai berikut:
a. Isilah cetakan dengan benda uji dalam 3 lapis;
b. Tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tumbukan secara merata.
Pada pemadatan lapis pertama, tongkat tidak boleh mengenai dasar
takaran; pada pemadatan lapis kedua dan ketiga, tongkat boleh masuk
sampai kira-kira 25,4 mm dibawah lapisan sebelumnya; untuk takaran
20 liter dilakukan penumbukan 50 kali secara merata pada tiap-tiap
permukaan lapisan.
c. Setelah selesai pemadatan, ketuklah sisi takaran perlahan-lahan
sampai tidak tampak gelembung-gelembung udara pada permukaan
serta rongga-rongga bekas tusukan tertutup; kadar udara dari beton
tidak ditentukan.
d. Ratakan permukaan benda uji dan tentukan beratnya.

3.3.6 Perhitungan
Wbu
a. Berat isi beton, D  (kg/liter)
V
Keterangan:
Wbu = Berat benda uji (kg)
V = Isi takaran ( liter )
Contoh Perhitungan :

Diketahui:

- Berat Mold (A) = 13,00 kg

- Berat Mold + Benda uji (B) = 26.40 kg

- Tinggi mold (t) = 30 cm

- Diameter mold (d)= 15 cm

Universitas Tompotika Luwuk


84
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
Tabel 3.5 di bawah ini menunjukkan kondisi campuran beton

Tabel 3.5 Kondisi dan komposisi campuran beton


Suhu
Suhu Air Kelembapan
Kondisi Ruangan Ruang

DAgr. Maks K. Udara Slump


Kondisi FAS
(mm) (%) (mm)
Campuran
20 0.520 100
Agr. Halus Agr. Kasar
Air (kg) PC (kg)
Komposisi (kg) (kg)
Campuran 26.99
50 73.71 164.06
Total (W) 304,39 kg

Sehingga :
1) Berat Benda Uji (Wbu) = B–A
= 13.400 kg

2) Volume Mold = ¼ x π x D2 x t
= ¼ x π x 152 x 30

= 5301,438 cm3
= 5,301 dm3
= 5,301 liter
Wbu
3) Berat isi beton D =
V
berat benda uji
=
volume mold
13.40
=
5,301
= 2,528kg/liter

4) Banyak beton per zak semen (mix design)

Universitas Tompotika Luwuk


85
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
Semen = 379.63 kg
Air = 205 kg
Kerikil = 1245.71kg
Pasir = 559.665kg

Berat Semen = 50 kg
50
Berat Air = x 205 = 26.99 kg
379.63
50
Berat Pasir = x 559.665 = 73.71 kg
379.63
50
Berat Kerikil = x 1245.71 = 164.06 kg
379.63

Total campuran
W = 50 + 26.99 + 164.06 + 73.71 = 314.8 kg
W
Y = x 0,001
D
314.8
= 2,528 x 0,001

= 0,124 m³/zak
5) Banyaknya semen per m³ beton
1
X =𝑌
1
= 0,124

= 8,034 zak/m³
3.3.7 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata :
1. Berat isi beton segar besar 2,528 kg/liter
2. Banyaknya beton per zak semen sebesar 0,124 m³/zak
3. Banyaknya semen per m³ beton sebesar 8,034 zak/m³

Universitas Tompotika Luwuk


86
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON

(SNI 03-1974-1990)

3.4.1 Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Pengujian kuat tekan beton ini dimaksudkan untuk mengetahui
kuat tekan (compressive strength) betondi laboratorium.
b. Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan
prosedur yang benar.
c. Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan terhadap beton segar (fresh concrete)
yang mewakili campuran beton, bentuk benda uji bisa berwujud silinder
ataupun kubus; hasil pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan :
1) Perencanaan campuran beton;
2) Pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pengecoran.

3.4.2 Dasar Teori


Kuat tekan beton adalah besarnya tekanan (beban) pada beton persatuan
luas yang menyebabkan beton tersebut hancur. Dimana kuat tekan beton
dapat ditentukan melalui pengujian standar dengan mesin uji dengan cara
memberi beban sehingga benda uji hancur. Campuran beton biasanya
dirancang untuk memberi kuat tekan beton yang optimal pada umur 28 hari.
Hal ini akan memberi keuntungan terhadap karakteristik kekuatan minimum
untuk memenuhi persyaratan perencanaan. Dengan adanya berbagai macam
alasan mengenai kontrol kualitas dilapangan maka terdapat banyak variasi
dari daya tahan beton terhadap penghancuran sehingga perlu dilakukan
perencanaan suatu kekuatan rata-rata yang lebih besar dari persyaratan
minimum.Pemeriksaan kekuatan beton ini sangat berhubungan dengan
perencanaan campuran karena untuk mencapai kuat tekan beton yang
disyaratkan diperlukan jumlah takaran beton yang memenuhi spesifikasi.

Universitas Tompotika Luwuk


87
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
3.4.3 Peralatan

a. Cetakan silinder dengandiameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan cetakan


kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm yang digunakan untuk
mencetak beton, seperti terlihat pada Gambar 3.4sebelumnya.

b. Batang Penumbuk, diameter 16 mm, panjang 60 cm, dengan ujung


dibulatkan. Sebaiknya dibuat dari baja tahan karat digunakan untuk
memadatkan benda uji pada cetakan. Adapun gambar batang penumbuk
dapat dilihat pada Gambar 1.13 pada pemeriksaan berat isi agregat.

c. Sendok cekung digunakan untuk mengambil campuran beton dan


dimasukkan ke dalam cetakan. Sendok cekung dapat dilihat pada
Gambar 1.2pada Bab I sebelumnya.

d. Mesin pengujikuat tekan (Gambar 3.6) dengan kapasitas sesuai


kebutuhan digunakan untuk mengukur kuat tekan beton.

Gambar 3.6Mesin penguji kuat tekan

e. Satu set alat pelapis (capping) dalam hal ini adalah belerang yang
dipanaskan untuk melapisi permukaan beton silinder dengan tujuan agar
permukaan beton menjadi rata.

Universitas Tompotika Luwuk


88
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan

3.4.4 Benda Uji


Untuk mendapatkan benda uji harus diikuti beberapa tahapan sebagai
berikut:
a) Pembuatan benda uji
(1) Benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton.
(2) Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap-tiap lapis
dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata; pada saat
melakukan pemadatan lapisan pertama; tongkat pemadat tidak
boleh mengenai dasar cetakan; pada saat pemadatan lapisan kedua
serta ketiga tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm ke
dalam lapisan dibawahnya.
(3) Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan
perlahan-lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup; ratakan
permukaan beton dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air
serta tahan karat; kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24
jam dan letakkan pada tempat yang bebas dari getaran.
(4) Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji; untuk
perencanaan campuran beton, rendamlah benda uji dalam bak
perendaman berisi air pada temperatur 25oC untuk perawatan,
selama waktu yang dikehendaki; untuk pengendalian mutu beton
pada pelaksanaan pengecoran, perawatan disesuaikan dengan
persyaratan.
b) Persiapan pengujian
(1) Ambil benda uji yang akan ditentukan kuat tekannya dari bak
perendaman/perawatan, kemudian bersihkan dari kotoran yang
menempel dengan kain lembab.
(2) Tentukan berat dan ukuran benda uji.
(3) Lapislah (capping) permukaan atas dan bawah benda uji
denganbelerang dengan cara sebagai berikut: Lelehkan belerang di
dalam wajan yang dipanaskan menggunakan kompor, kemudian

Universitas Tompotika Luwuk


89
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
letakkan benda uji tegak lurus pada cetakan pelapis sampai
belerang cair menjadi keras; dengan cara yang sama lakukan
pelapisan pada permukaan lainnya.
(4) Benda uji siap untuk diuji.

3.4.5 Cara Pengujian

Untuk melaksanakan pengujian kuat tekan beton harus diikuti


beberapa tahapan sebagai berikut :
1) Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.

2) Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar


antara 2-4 kg/cm2per detik.
3) Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah
beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.

3.4.6 Perhitungan

P
Kuat tekan beton = (MPa) atau (kg/cm2)
A

Keterangan: P = Beban maksimum ( N ) atau (kg)

A = Luas penampang benda uji (mm2) atau (cm2)

Benda uji Kubus (contoh untuk kubs 1)

Berat benda uji = 8250 gram

Lebar benda uji = 150 mm

Tinggi benda uji = 150 mm

Beban maksimum (P) = 415kN = 41500 kg

Luas penampang (A) = 15 x 15


=225mm2

P 41500
Kuat tekan beton (K) = =
A 225

Universitas Tompotika Luwuk


90
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
= 184,44kg/cm2

Volume (V) = 153= 3375cm3

Berat 8250
Berat isi = = = 2,44 gram/cm3
V 3375

Umur benda uji = 3 hari

nilai konversi umur 3 hari ke 28 hari = 0.4 = 26.4 mpa

1,844
= x 100% = 0,51%
360

184.44
=
0.4

= 461.1 kg/cm²

Benda uji Silinder (contoh untuk silinder II1)

Berat benda uji = 12808 gram


Diameter benda uji = 15 cm
Tinggi benda uji = 30 cm
Beban maksimum (P) = 240kN = 240000 N
Luas penampang (A) = ¼ x 3,14 x 152
= 17687,5 mm2

P 240000
Kuat tekan beton (f’ci) = = = 13,576N/mm2
A 17687.5

Volume (V) = 17662.5 x 30= 529.875cm3

Berat 12888
Berat isi = = = 2,432 gram/cm3
V 5298,75

Umur benda uji = 3 hari (0.4)

Kuat tekan yang ditargetkan pada waktu 28 hari = 26.4 MPa

13.576
= = 33.94 N/mm2
0.4

Universitas Tompotika Luwuk


91
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
3.4.7 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan diperoleh kuat tekan beton (k)
rata-rata benda uji pada umur 3 hari untuk kubus dan silinder (f’c) masing-
masing yaitu 461.1 kg/cm²dan 33.94 N/mm² terhadap kuat tekan beton yang
ditargetkan yaitu 26.4 MPa pada umur 28 hari.

Universitas Tompotika Luwuk


92
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
PENGUJIAN KUAT LENTUR BETON DENGAN DUA TITIK
PEMBEBANAN (Pd. M-06-1996-03)

3.5.1 Maksud dan Tujuan Percobaan


a. Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kuat lentur beton
normal dengan dua titik pembebanan.
b. Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai kuat lentur
beton normal guna keperluan perencanaan dan pelaksanaan.

3.5.2 Landasan Teori


Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan
air, dengan atau tanpa bahan tambahan. Selanjutnya melalui proses hidrasi
akan membentuk massa padat. Campuran tersebut bilamana dituangkan
dalam cetakan, kemudian dibiarkan maka akan mengeras seperti batuan.
Salah satu sifat beton yang merugikan adalah sifat keruntuhannya
terhadap beban tarik dan momen lentur. Daktilitas beton yang rendah dapat
mengakibatkan penurunan kekuatan tekan yang cepat pada kondisi sesaat
setelah tercapainya beban maksimum, sehingga memungkinkan keruntuhan
tiba-tiba pada elemen struktur beton.
Dengan menggunakan prinsip keseimbangan statika dapat ditentukan
besar momen dan geser yang terjadi pada setiap penampang balok yang
bekerja menahan beban. Perhatian lebih lanjut tentunya menentukan
kemampuan balok tersebut menahan beban dengan cara memperhitungkan
tegangan-tegangan pada penampang balok sebenarnya rumit dan hasil
perhitungan yang tepat dapat diperoleh berdasarkan teori elastisitas. Akan
tetapi dengan menggunakan asumsi-asumsi dan penyederhanaan tertentu
dapat dikembangkan hubungan matematik cukup tepat untuk
mengungkapkan tegangan-tegangan lentur dan geser tersebut.

Universitas Tompotika Luwuk


93
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
3.5.3 Peralatan
1) Mesin uji lentur (Hydraulics Concrete Beam Test), mesin uji ini
digunakan untuk menguji kuat lentur beton dengan perlengkapan antara
lain Manometer dengan dua jarum pembacaan beban, dua buah titik
perletakan berbentuk silinder. Gambar alat mesin uji lenturdapat dilihat
pada Gambar 3.7 dibawah ini.

Gambar 3.7Alat percobaan kuat lentur beton


2) Cetakan balok (Gambar 3.8)digunakan untuk menyiapkan benda uji
beton yang dicetak dengan 15 cm x 15 cm x 60 cm.

Universitas Tompotika Luwuk


94
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan

Gambar 3.8Cetakan balok


3) Mistar, digunakan untuk mengukur jarak letak titik pembebanan,
mengukur dimensi balok dan mengukur jarak patahan beton setelah
dibebani. Gambar mistar dapat dilihat pada Gambar 2.10 percobaan
sebelumnya.

3.5.4 Benda Uji


Adukan beton untuk pembuatan benda uji harus diambil langsung dari
mesin pengaduk dengan menggunakan peralatan yang tidak menyerap air
dan adukan beton harus diaduk lagi sebelum diisikan ke dalam
cetakan.Benda uji berupa balok ukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm.

3.5.5 Prosedur Pelaksanaan


1) Pembuatan benda uji
a. Jika pemadatan dengan tongkat pemadat, isi cetakan dengan adukan
beton dalam 3 lapis setiap lapis berisi 1/3 isi cetakan
b. Jika pemadatan dengan menggunakan vibrator (penggetar),
sebaiknya pengisian dilakukan sekaligus.
c. Ratakan permukaan dengan alat perata.
d. Biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan cetakan pada
tempat jauh dari getaran.
e. Setelah 24 jam buka cetakan benda uji.

Universitas Tompotika Luwuk


95
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
f. Rendam benda uji tersebut kedalam bak yang berisi air atau dibasahi
dengan ditutup karung goni.
2) Cara pengujian lentur
a. Ambil benda uji dari bak air, lalu dilap dengan menggunakan lap
bersih.
b. Letakan benda uji pada dua tumpuan dimana jarak kedua tumpuan
maksimum 8/10 panjang balok.
c. Letakan beban ditengah-tengah bentang penyangga, kemudian mesin
dijalankan sehingga jarum skala bergerak perlahan-lahan sampai
benda uji patah, dimana kecepatan harus diatur dan dijaga antara 8 -
10 kg/cm2 per menit (literatur lain 20 - 30 kg/detik).
d. Kurangi kecepatan pembebanan pada saat-saat menjelang benda uji
akan patah yang ditandai dengan jarum skala agak lambat, agar tidak
terjadi kejut.
e. Baca beban maksimum pada saat benda uji patah dan catat pada
tabel data.

3.5.6 Perhitungan

½P ½P
d

⅓L ⅓L b
⅓L
Gambar 3.9Sketsa letak titik pembebanan
P L
Kuat lentur, fr  (MPa)
b d2
Keterangan :
fr = Kuat lentur benda uji (MPa)
P = Beban maksimum (N)

Universitas Tompotika Luwuk


96
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
L = Panjang bentang (mm)
b = Lebar benda uji (mm)
d = Tinggi penampang benda uji (mm)

Perhtiungan untuk benda uji balok :


- Umur benda uji = 3 hari
- Lebar benda uji (b) = 15 cm
- Tinggi benda uji (d) = 15 cm
- Panjang benda uji (p) = 60 cm
- Volume benda uji (V) = pxbxd
= 60 x 15 x 15
= 13500 cm3
- Berat benda uji (W) = 32500 gram
W
- Berat isi beton =
V
32500
=
13500
= 2,407 gr/cm3
- Beban maksimum (P) = 21000 N
- Jarak Bentang (L) = 450 mm
- Lebar tampang patah (b) = 153 mm
- Tinggi tampang patah (d) = 151 mm
Px L
- Kuat lentur benda uji ( f ) =
(b x d 2 )
21000 𝑥 450
=
153 𝑥 151²
= 2,709 MPa

Universitas Tompotika Luwuk


97
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
3.5.7 Kesimpulan
Dari hasil percobaan kuat lentur beton diperoleh nilai kuat lentur beton
sebesar 2,709 MPa pada umur 3 hari.

Universitas Tompotika Luwuk


98
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
CONCRETE HAMMER TEST(Pd. M-05-1996-03)

3.6.1 Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Pengujian kekuatanelemen struktur dengan alat Palu Beton
(Concrete Test Hammer) tipe N dan NR ini dimaksudkan sebagai
pembelajaran untuk melaksanakan uji kekerasan permukaan beton di
lapangan.

b. Tujuan
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperkirakan nilai
kuat tekan beton pada suatu elemen struktur untuk keperluan
pengendalian mutu beton di lapangan bagi perencana atau pengawas
pelaksanaan pekerjaan.

3.6.2 Dasar Teori


Sebelum adanya alat test ini, Mansons dan Cons menggunakan palu
untuk mengetahui kekuatan suatu beton, dan hasilnya diperoleh hanya hasil
kasar saja, sehingga tidak memungkinkan adanya jaminan bahwa ada
perkiraan tersebut benar sehingga masih banyak keraguan yang timbul
dengan menggunakan alat palu.
Dengan adanya alat Hammer Test dapat membantu untuk mendapatkan
pemeriksaan kekuatan beton yang sudah jadi dan tidak memungkinkan
untuk dibongkar kembali jika ada bagian struktur beton itu yang tidak
memenuhi syarat, sekalipun beton tersebut dapat menopang beban
diatasnya. Hammer testmempunyai keunggulan dari alat lainnya untuk
melakukan pengujian antara lain:
1) Dapat menjangkau bagian dari struktur yang sulit dijangkau oleh benda
uji lainnya.
2) Ukuran alat lebih kecil sehingga memudahkan untuk membawanya
sehingga dapat digunakan untuk menguji bahan beton pada daerah yang
sulit untuk dijangkau.

Universitas Tompotika Luwuk


99
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
3) Efek dari pengujiannya terhadap benda yang diuji sangat kecil untuk
dibandingkan alat pengujian tekan beton yang lain yang dapat
menyebabkan kehancuran terhadap benda uji atau bahan yang diuji.
Harga W maksimum dan W minimum mencakup 80% dari seluruh hasil
test.

Kalibrasi alat dilakukan menurut hasil yang diperoleh dari hasil


pengujian kubus dalam jumlah besar yang pertama dites dengan
menggunakan Hammer Testdengan mesin tekan. Sebelum test dilakukan,
setiap kubus dijepit pada kedua sisinya pada mesin lalu dites sebanyak 10
kali. Pengalaman menunjukkan bahwa grafik tidak dipengaruhi oleh
kekasaran beton.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1) Sebagian besar agregat mempunyai komposisi yang berbeda itu
sebabnya dilakukan serangkaian pemeriksaan terhadap material
sehingga diperoleh hubungan antara pantulan dan mutu bahan
(material)
2) Pada beton ringan atau agregat yang memuai, kekuatan yang
sebenarnya kurang dari hasil pengukuran.
3) Beton yang mempunyai permukaan yang halus dan mengkilap tidak
cocok untuk beton yang bermutu tinggi, karena pantulan seluruhnya
tergantung dari mortar maka kekuatan beton sulit tercapai.
4) Penggunaan agregat yang banyak mengandung lumpur/lempung akan
mempengaruhi kekuatan campuran.
5) Beton yang kadar pasirnya sedikit dan fasnya sedikit menyebabkan
beton banyak terdapat rongga udara yang tidak terlihat dari luar, tetapi
sangat mempengaruhi nilai pantulan Hammer Test.
6) Untuk beton yang masih baru, dari cetakannya dan masih basah,
sebelum pengujian dilakukan harus dilakukan pengeringan terlebih
dahulu terhadap permukaannya.

Universitas Tompotika Luwuk


100
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
7) Untuk beton yang sudah tua, mempunyai permukaan yang keras
dibandingkan bagian dalamnya. Oleh sebab itu harus dikupas sedalam
10 cm.
a. Perawatan Concrete Hammer Test :
Untuk alat ini diperlukan perawatan yang khusus, kepala torak
harus bersih, jangan ada bahan yang menempel pada kepala torak.
Apabila alat itu sudah melakukan pantulan sebanyak 20.000 kali harus
dibersihkan dengan cara:
1) Tekan kepala torak hingga bebas, buka mur atas dan lepaskan.
Buka mur satu persatu bagian yang bergerak.
2) Pukul kepala torak dengan keras beberapa kali, lepaskan dari
batang penuntun dan pernya. Biarkan memanjang dalam rumah
torak.
3) Bagian-bagian, batang pemukul, permukaan hammer dan alat
penumbuk serta kepala torak disikat dengan sikat baja.
4) Untuk pemasangannya kembali, lakukan kembali langkah tadi ingat
bahwa untuk memasang pegas kecil dan ganjalan. Batang
pengantar harus diberi vaselin, oli atau sejenisnya.
5) Penunjuk pembacaan dan batang penghantar tidak boleh diisi
vaselin karena akan mempengaruhi sifat penggeserannya sehingga
menyebabkan pembacaan yang tidak akurat.
b. Kriteria untuk memilih lokasi pengujian dan persiapannya:
1) Bila memungkinkan lakukan pengujian pada permukaan yang
vertikal, hindari sambungan, rongga dan daerah berpori. Hati-hati
terhadap tembok dengan ketebalan kurang dari 10 cm dan kolom
yang kurang dari 12 cm, karena akan memberikan nilai yang
kurang akurat. Pada beton mutu rendah, nilai yang diperoleh akan
berkurang dari bawah ke atas, oleh karena itu diperlukan beberapa
pengujian pada lokasi yang berbeda untuk mendapatkan harga rata-
rata.

Universitas Tompotika Luwuk


101
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
2) Setelah plesteran beton harus dihilangkan sebagian langkah
pertama. Permukaan tidak rata disebabkan karena cetakan kayu,
dapat dihilangkan atau dihaluskan dengan batu asah yang telah
tersedia. Beton yang telah lama, permukaannya dihilangkan setebal
± 10 cm seluas 10 cm², untuk melakukan 10 pengujian dengan
menggunakan gurinda dengan diameter 120 mm.
3) Test dilakukan minimal 3 tempat, masing-masing tempat
menyediakan minimal area pengujian 10 cm². Harga rata-rata
diambil dari 3 nilai yang berdekatan (H). Dianjurkan untuk
melakukan lebih dari 5 tes bila hasilnya saling berlainan. Harga
yang rendah biasanya dipengaruhi oleh daerah berpori, sedangkan
harga yang tinggi dicapai bila mengenai agregat yang besar.
1) Pembacaan grafik
Untuk menghitung kekuatan tekan beton, baca skala yang
ditunjukkan pada jarum penunjuk lalu diplotkan pada grafik
yang tertempel pada Concrete Hammer Test. Harga yang
ditunjukkan jarum penunjuk diplotkan pada sumbu mendatar
lalu tarik garis lurus mendatar sampai sumbu tegak, lalu baca
nilai yang tertera.

2) Pemilihan grafik
Karena palu beton dapat digunakan baik pada permukaan
tegak, lantai, plafon maupun permukaan miring, maka jenis
pantulan alat akan dipengaruhi oleh gravitasi. Oleh karena itu
bila test dilakukan pada plafon maka pantulan yang terjadi akan
lebih besar daripada bila test dilakukan pada lantai walaupun
kekuatan tekan beton kedua tempat tersebut sama. Untuk
mengimbangi hal ini, grafik yang digunakan berbeda untuk
posisi yang berbeda pula. Grafik tersebut digunakan untuk beton
yang terbuat dari campuran semen pasir, dan agregat mutu
tinggi. Umur antara 14 sampai dengan 56 hari dengan

Universitas Tompotika Luwuk


102
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
permukaan halus dan kering, pengganjal, batang penghantar
harus diberi vaselin, oli dan sejenisnya.

3.6.3 Peralatan
a. Concrete Test Hammer tipe N (tanpa alat pencatat data/recorder)
atau Tipe NR (dengan Recorder).
b. Alat kalibrasi Anvil Test.
c. Alat pelengkap sesuai kebutuhan untuk pembersih permukaan beton
yang akan diperiksa

Gambar 3.10Alat pemeriksaan Concrete Hammer Test

3.6.4 Penyiapan Benda Uji


a. Tebal elemen struktur yang akan diuji adalah minimal 100 mm untuk
pelat dan minimal 125 mm untuk kolom.
b. Permukaan bidang uji harus rata dan harus bersih dari plesteran atau
lapisan pelindung lainnya. Beton yang sudah lama permukaannya
dikerok ± 10 mm.
c. Setiap tempat uji disiapkan bidang uji seluas 10 x 10 cm2, dengan
minimal 5 tempat uji.

Universitas Tompotika Luwuk


103
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
3.6.5 Cara Pengujian
a. Sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi tegak
lurus bidang uji.
b. Dengan perlahan-lahan, tekan palu beton dengan arah tegak lurus
bidang uji sampai terjadi pukulan pada titik uji.
c. Lakukan 10 kali pukulan pada satu tempat bidang uji dengan jarak
antara titik uji minimal 25 mm.
d. Catat semua nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh skala.
e. Hitung nilai rata-rata pembacaan.
f. Nilai pembacaan yang berselisih > 5 satuan terhadap nilai rata-rata
tidak diperhitungkan, kemudian hitung nilai rata-rata sisanya.
g. Semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat 2 atau lebih
nilai pembacaan yang berselisih > 5 satuan terhadap nilai rata-rata.
h. Koreksi nilai akhir rata-rata sesuai inklinasi pukulan bila arah pukulan
tidak horisontal.
i. Hitung perkiraan nilai kuat tekan kubus atau silinder beton dengan
menggunakan tabel atau kurva korelasi yang terdapat pada petunjuk
penggunaan palu beton yang bersangkutan.
j. Isikan semua nilai lenting dan perkiraan kuat tekan dalam formulir.

3.6.6 Perhitungan
Contoh perhitungan untuk S.1 (Vertikal ke atas)

1) Posisi Alat = -90o


2) Pembacaan = 44
3) W = 545
4) ∆ =76
5) f'c maks =W+∆
= 545 + 76
= 621 kg/cm²

Universitas Tompotika Luwuk


104
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
6) f'c min =W-∆
= 545 – 76
= 469 kg/cm²
7) (f’ c – f’ cr)² maks = ( 621 – 585,6 )²
= 1253,160 kg/cm²
8) (f’ c – f’ cr)² min = ( 469 – 435,6 )
= 1115,560 kg/cm²

9) (f 'c  f 'crmin ) 2 = 13657,6 kg/cm2


√∑(f′ c−f′ cr)²
10) Smaks = n− 1

√29184,400²
= 10− 1

= 54,023 kg/cm²
√∑(f′ c−f′ cr)²
11) Smin = n− 1

√25704,400²
= 10− 1

= 50,700 kg/cm²
12) f'cp maks = f’cr – (1,64 x Smaks)
= 585,6- (1,64 x 54,023)
= 497,003 kg/cm2
13) f'cp min = f’cr min – (1,64 x Smin)
=435,6 – (1,64 x 50,700)
=352,453 kg/cm2
14) Kuat tekan, f’c = ½ (f’cmaks + f’cmin)
= ½ (497,003 + 352,453)
= 424,728 kg/cm2

Universitas Tompotika Luwuk


105
CIVIL ENGINEERING 2019
Struktur Beton & Bahan Bangunan
Tabel 3.10Hasil perhitungan Concrete Test Hammer posisi vertikal ke bawah

Sudut Pukulan + 90O (Vertikal ke bawah )

No. Kode Uji S.3

Pem- f' c maks (f' c - f' cr)2 f' c min (f' c - f' cr)2
W ∆
Uraian bacaan (W + ∆) (maks.) (W - ∆) (min.)
2 2 2 2 2
(R) (kg/cm ) (kg/cm ) (kg/cm ) (kg/cm ) (kg/cm ) (kg/cm2)
1 44 545 76 621 1253,160 469 1115,560
2 38 437 72 509 5867,560 365 4984,360
3 41 490 75 565 424,360 415 424,360
4 44 545 76 621 1253,160 469 1115,560
Nomor / 5 44 545 76 621 1253,160 469 1115,560
Jumlah
Pukulan 6 41 490 75 565 424,360 415 424,360
7 41 490 75 565 424,360 415 424,360
8 38 437 72 509 567,560 365 4984,360
9 48 619 78 697 12409,960 541 11109,160
10 42 508 75 583 6,760 433 6,760

Jumlah ∑ 5856 29184,400 4356 25704,400

Rata - rata f' cr 585,6 435,6

Simpangan Baku s 54,023 50,700


2 f' cp = f' cr - 1,64 s 497,003 352,453
Kuat Tekan ( max / min ), (kg/cm ),

Kuat Tekan, (kg/cm2), f' c = 1/2 (f' cpmaks + f' cpmin) 424,728

Kesimpulan

Berdasarkan pemeriksaan nilai kuat tekan beton dengan menggunakan


alat concrete hammer test terhadap beton yang diperiksa, diperoleh nilai
kekuatan beton sebagai berikut:

- Arah horizontal (0o) = 575,893MPa

- Arah vertikal ke bawah (+90o) =424,728 MPa

- Arah vertikal ke atas (-90o) = 321,688MPa

Universitas Tompotika Luwuk


106

Anda mungkin juga menyukai