Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Lomba Rancang Beton Inovatif 2005


Universitas Tarumanegara

Hendra Saputra
(15002016)

Fakhrur Rozy Harnas


(15002076)

Salimul Bashiroh
(15002116)

Departemen Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Bandung

Himpunan Mahasiswa Sipil


Institu Teknologi Bandung

2005

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas rahmat dan karuniaNya
karena kami dapat menyelesaikan makalah lomba rancang beton ringan inovatif. Selain itu
kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
v Dr.Ir. Ade syafrudin selaku ketua departemen teknik sipil Institut teknologi
bandung
v Dr.Ir. Iswandi Imran Phd selaku Sekretaris Departemen teknik sipil institute
teknologi Bandung
v Bagus Riyanto dan Edward Hutapea sebagai manajer tim.
v Seluruh karyawan dan Teknisi Laboratorium Struktur dan Bahan
v Teman-teman Himpunan Mahasiswa Sipil Institut Teknologi Bandung
Tujuan kami mengikuti lomba rancang beton inovatif ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman dan pengalaman kami dalam melakukan desain terhadap beton.
Dalam penyusunan makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena banyaknya
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
Semoga Proposal ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi yang berguna, Terimakasih

Penyusun

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Beton adalah komponen struktur yang dominan digunakan dalam kegiatan konstruksi,
karena kedominannya maka pengembangan teknologi beton harus senantiasa dilakukan.
Beton yang ringan dan bermutu tinggi akan memberikan keuntungan secara keuangan
karena dengan akan mengurangi beban sendiri beton dalam struktur, serta dapat
memperkecil dimensi dari struktur yang akan kita rancang.
Oleh karena itu dibutuhkan inovasi,ide dan pemikiran-pemikiran baru tentang beton.
Rancangan beton yang kita hasilkan haruslah memberikan keunggulan-keunggulan yang
disebutkan tadi.
Sehingga sebagai seorang mahasiswa yang bertanggungjawab terhadap tri darma
perguruan tinggi, kami merasa terpanggil untuk melakukan penelitian untuk menghasilkan
beton ringan, inovatif dengan biaya yang terjangkau

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN


1. Menciptakan beton ringan yang inovatif sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan,
dengan melakukan riset.
2. Berperan aktif dalam arus informasi di bidang teknik sipil yang nantinya akan dapat
memajukan ilmu ketekniksipilian khususnya teknologi beton

1.3

RUANG LINGKUP
Adapun dalam perlombaan ini ruang lingkup dari makalah meliputi:
1. Mix Design Beton
2. Metode Pembuatan
3. Bahan tambahan (aditif) dan analisisnya
4. Estimasi biaya per m2
5. Uraian hasil pengujian

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

BAB 2

MIX DESIGN
2.1

METODOLOGI
Dalam Melakukan mix design kami berpedoman pada ACI 211.2-91 (standard practice for
selecting proportion for structurallightweight concrete).
Menurut ACI ada 2 metode dalam melakukan mix design yaitu : Weight Method dan Volume
Method.
Weight method menggunakan nilai spesifik gravity sebagi factor yang menentukan berat per
meter beton segar. Sedangkan Volume method menggunakan nilai hubungan atara semen
dengan kekuatan beton.
Weight method sebaiknya digunakan untuk agregat kasar ringan dan angreagat halus
normal, langkah-langkah untuk menentukan mix design nya adalah sebagai berikut:
1.
Tentukan nilai slump
2.
Tentukan nilai maksimum ukuran agregat
3.
Tentukan jumlah air dan udara berdasarkan butir 1 dan 2 menurut tabel 2.1
Water lb/yd3 of concrete
slump (in)

3/8 in

1/2 in

3/4 in

Air Entrained Concrete


1 to 2

305

295

280

3 to 4

340

325

305

355

335

315

5 to 6

Non Air Entrained concrete

4.

1 to 2

350

335

315

3 to 4

385

365

340

5 to 6

400

375

350

Tentukan nilai perbandingan water/cement berdasar tabel 2.2


approximate W/C ratio
Compressive Strength

by weight

At 28 days, Psi

Non Air E ntrained

6000

0,41

Air Entrained Concrete

5000

0,48

0,4

4000

0,57

0,48

3000

0,68

0,59

2000

0,82

0,74

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

5.
6.

Hitung jumlah Semen yang dibutuhkan


Estimasi nilai agregat kasar berdasarkan tabel 2.3

7.

Estimasi nilai agregat halus berdasarkan tabel 2.4

Volume method dapat digunakan untuk agregat ringan kasar dan halus serta dapat juga
digunakan dalam kombinasi agregat ringan dan normal.Untuk cara pengerjaan mtode
volume hampir sama dengan pendekatan weight volume namun terlebih dahulu kita
menentukan berapa volume masing-masing komponen campuran.
2.2

PERHITUNGAN MIX DESIGN


Sesuai dengan step-step diatas maka kita dapat menghitung banyaknya kebutuhan material
dalam campuran beton yang kita inginkan.
Diketahui
:
v Spesific Gravity Agregat kasar
: 1,45
v % absorbsi Agregat kasar
: 19,52%
v Spesific Gravity agregat Halus
: 2,63
v Modulus kehalusan
: 2,8
v Ukuran Maximum agregat
: 2 cm
v Berat isi Agregat
: 637
v Berat Jenis Semen
: 3,15
v Berat Jenis fly ash
: 1,5

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

Langkah-langkah perhitungan :
1.

2.
3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Tentukan nilai slump


Berdasarkan kondisi lingkungan perencanaan ditetapkan nilai slump rencana
75 mm.
Tentukan nilai maximum ukuran agregat
Nilai maximum agregat adalah 20 mm
Tentukan Jumlah air dan udara
Sesuai dengan tabel 2.1, serta beton adalah beton non air entrained dengan
kandungan udara direncanakan 2 % maka jumlah air yang dibutuhan adalah
202 Kg/m3.
Tentukan perbandingan semen dan air
Sesuai dengan tabel 2.2 , dan desain kekuatan beton sebesar 5000 Psi ( 34 Mpa )
maka nilai perbandingan air/semennya adalah 0,48
Hitung jumlah semen yang dibutuhkan
Jumlah semen yang dibutuhkan sesuai dengan perbandingan w/c rationya adalah
420,83 kg
Estimasi vol.agregat kasar
Sesuai dengan tabel 2.3 maka dapat banyaknya agragat tiap unit volume adalah 0,7.
Sehingga banyaknya agregat kasar ayng dibutuhkan
Estimasi vol.Agregat halus
Sesuai dengan tabel 2.4, dengan prinsip interpolasi kita dapatkan berat total
beton/m3 adalah 1830,33 kg. Sehingga berat agregat halus yang dibutuhkan adalah
Estimasi pemakaian fly ash
Fly ash akan menggantikan 10 % vol.semen sehingga menghasilkan beton yang
lebih ringan sehingga berat fly ash yang dibutuhkan adalah 20,04 kg dan berat
semen yang dibutuhan menjadi 378,756 kg
Koreksi terhadap volume
Karena beton yang kita desain, didesain berdasarkan berat sedangkan dalam
melakukan pengecoran dilakukan perhitungan terhadap volume,maka harus
dilakukan penyesuaian. Dalam hal ini kami melakukan penyesuaian dengan
menambahkan 45,465 kg agregat kasar. Walaupun terjadi peningkatan berat
proporsi kekuatan beton akan terjaga.

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

Summary dari campuran beton dapat dilihat pada tabel 2.5


Summary Campuran Beton
No

Material

berat (kg)

volume (m3)

202

0,202

Air

Semen

378,756

0,12024

Agregat Kasar

578,405

0,3989

Agregat Halus

674,56

0,266

Fly Ash

20,04

0,01336

Total

1853,761

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

BAB 3

METODE PEMBUATAN BETON


Beton merupakan suatu campuran antara air, semen, agregat halus dan kasar, dengan tambahan
adanya rongga-rongga udara. Campuran bahan-bahan yang membentuk beton harus diteliti dan
ditetapkan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan beton basah yang mudah dikerjakan,
memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis.
Secara umum komposisi dari satuan adukan beton adalah :
!Semen
Semen adalah bahan yang bertindak sebagai pengikat untuk agregat. Jika dicampur dengan air,
semen menjadi pasta. Dengan proses waktu dan panas, reaksi kimia terjadi dengan air
menghasilkan sifat perkerasan pada pasta semen. Pada pembuatan beton kali ini, beton yang
digunakan adalah semen Portland tipe I yaitu semen yang biasa digunakan untuk pembuatan beton
bagi konstruksi yang tidak dipengaruhi sifat sifat lingkungan yang mengandung bahan sulfat dan
perbedaan temperatur yang ekstrim.
!Agregat
Agregat merupakan bahan pengisi campuran beton dan berfungsi sebagai penopang kekuatan
beton. Sekitar 60% - 80% campuran beton diisi oleh agregat. Untuk mendapatkan beton yang
ekonomis, jumlah agregat dalam campuran beton harus dibuat sebanyak mungkin. Agregat yang
baik adalah yang tidak bereaksi kimia dengan unsur-unsur semen. Agregat harus mempunyai
distribusi ukuran sedemikian rupa, sehingga ukuran rongga-rongga antara agregat minimum. Ini
berarti dalam pembuatan beton jumlah pasta semen yang perlu mengisi rongga-rongga tersebut
menjadi minimum.
Agregat terdiri dari 2 jenis, yaitu agregat kasar dan agregat halus. Agregat halus mempunyai ukuran
partikel maksimum lebih kurang 4 mm, sedangkan agregat kasar mempunyai ukuran maksimum
7,5 cm. Pada pembuatan beton kali ini, agregat kasar yang digunakan mempunyai ukuran
maksimum 2.5 cm.
Kandungan unsur kimia
1. Chloride (Cl)
- Beton pratekan
- Beton bertulang
2. Sulfate
3. Alkali (Na2O + 0,658 K2O)
4. Total Solids

Maksimum Konsentrasi
(ppm)
500
1000
1000
600
50000

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

3.1

Penentuan Sifat Sifat Bahan Pembuat Beton


3.1.1 Semen
a. Pemeriksaan Berat Jenis Semen
b. Pemeriksaan Konsistensi Normal Semen Hidrolis
c. Penentuan Waktu Pengikatan Semen Hidrolis
3.1.2 Agregat
a. Pemeriksaan Berat Volume Agregat
b. Pemeriksaan Zat Organik Pada Agregat Halus
c. Pemeriksaan Kadar Lumpur Dalam Agregat Halus
d. Pemeriksaan Kadar Air Agregat
e. Pemeriksaan Specific-Gravity dan Penyerapan Agregat Halus
f. Pemeriksaan Specific-Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar
g. Analisis Saringan Agregat

3.2

Pelaksanaan Campuran Beton


Tahap-tahap pelaksanaan campuran beton
1. Perencanaan komposisi campuran beton
2. Pengecoran
3. Percobaan slump beton
4. Pembuatan dan persiapan benda uji

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

BAB 4

SUMBER PENGAMBILAN MATERIAL


Dalam merencanakan suatu campuran beton, satu hal yang harus diketahui adalah mutu / kualitas
material campuran beton yang akan digunakan. Semakin baik kualitas material yang kita gunakan,
maka semakin baik pula mutu beton yang akan dibuat. Oleh karena itulah, dalam mendapatkan
material campuran beton kita juga harus memeperhatikan tempat / sumber material tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar kualitas material yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun sumber sumber material dalam pembuatan beton kali ini adalah :
1. Semen
Semen yang digunakan adalah semen Portland tipe I yang biasa digunakan oleh konstruksi yang
tidak dipengaruhi kondisi lingkungan secara ekstrim. Semen ini kami peroleh dengan membeli
di toko material setempat.
2. Agregat Kasar
Agregat kasar yang digunakan adalah batuan jenis extended clay yang memiliki berat jenis
yang kecil. Batuan ini banyak ditemukan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Dalam pembuatan beton kali ini kami mendapatkan material ini dari persediaan laboratorium
struktur dan bahan Institut Teknologi Bandung.
3. Agregat Halus
Agregat halus yang digunakan adalah pasir Galunggung yang memiliki warna hitam dan
modulus kehalusan yang lebih besar dari jenis pasir yang lain. Pasir ini kami dapatkan dengan
membeli di toko material setempat.
4. Zat Aditif
Zat aditif yang digunakan adalah abu terbang (fly ash) yang banyak dijumpai dari sisa
pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dalam pembuatan beton kali ini kami
mendapatkan fly ash dari persediaan laboratorium struktur dan bahan Istitut Teknologi
Bandung.
5. Air
Air yang digunakan adalah air PDAM, yang kami peroleh dari saluran keran di kampus.

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

BAB 5

ANALISIS ZAT ADITIF (FLY ASH)


5.1

PENDAHULUAN
Fly Ash adalah hasil pembakaran batu bara pada tungku Pembangkit Listrik Tenaga Uap,
yang berbentuk partikel-partikel halus, bundar, tidak porous serta bersifat pozolanik. Sifatsifat pozolanik dimaksudkan Fly Ash tersebut adalah dapat bereaksi dengan kapur bebas
yang dilepaskan oleh semen pada waktu proses hidrasi dan membentuk senyawa yang
bersifat mengikat pada suhu kamar (dengan adanya air).
Menurut standar ASTM C 618-80, abu terbang (fly ash) dibagi dalam dua kelas berdasarkan
jenis batu bara yang digunakan yaitu kelas F dan kelas C.

Abu Terbang Kelas F : adalah abu terbang yang dihasilkan dari pembakaran batu
bara jenis antarisit dan bituminous.
Abu Terbang Kelas C : adalah abu terbang yang dihasilkan dari pembakaran batu
bara jenis lignit atau sub bituminous.
Perbedaan jenis batu bara yang digunakan menyebabkan mutu abu terbang kelas F dan
kelas C terutama beberapa dalam persyaratan kimia mengenai persyaratan minimum
jumlah oksida SiO2 + Fe2O3 dan Al2O3.
Tabel Perbandingan Sifat Abu Terbang Kelas F dan Kelas C

No

Uraian

Kelas Abu
Terbang
F
C
70.00
50.00
5.00
5.00
3.00
3.00
12.00
6.00

1
Jumlah SiO + Al2O3 + Fe2O3
2
SO3, % maksimum
3
Kadar Air % maksimum
4
Hilang Pijar
Persyaratan Tambaha
n
5
MgO, % maksimum
5.00
6
Alkali sebagai Na
2O, % maksimum 1.50

5.00
1.50

Keterangan :
Berdasarkan ASTM C-618 abu terbang yang cocok untuk pekerjaan beton adalah kelas F.

10

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

5.2

KARAKTERISTIK ABU TERBANG (FLY ASH)


1) Warna
Warna kelabu dari fly ash dihasilkan dari pembakaran langsung batu bara pada kondisi
kurang oksigen. Warna tersebut dapat bervariasi dari kelabu muda sampai hitam. Makin
muda warnanya menunjukkan hasil pembakaran yang makin sempurna dan abu terbang
yang dihasilkan semakin baik mutunya.
2) Komposisi Kimia
Menurut ASTM C-618, komposisi kimia abu terbang harus mengandung minimum 70 %
oksida-oksida (SiO2, Al2O3 dan Fe2O3) dan sulfat yang terkandung adalah maksimum 5
%. Kadang-kadang oksida-oksida magnesium (MgO) dan alkali (Na2O) juga diperlukan
dalam jumlah sedikit untuk maksud tertentu, seperti untuk autoclaving dan pengurangan
terjadinya reaksi alkali agregat.
3) Sifat Pozolan
Sifat pozolan abu terbang dapat diketahui dari seberapa jauh dan seberapa cepat senyawa
silika bereaksi dengan senyawa kalsium hidroxida yang dilepas karena proses hidrasi
semen portland. Standar cara penentuan sifat pozolan ini dijelaskan dalam buku standar
ASTM C-595-71 untuk Blended Hidraulic Cemens dengan menggunakan portland
cement atau SII 0132-75, mutu cara uji semenn portland pozolan.
4) Hilang Pijar
Abu terbang dengan kadar hilang pijar antara 10-20 % jarang digunakan untuk pembuatan
beton, karena efektifitas abu terbang sebagai bahan pozolan akan berkurang, disebabkan
berkurangnya oksida-oksida yang menghasilkan pengikatan dan pengerasan beton.
Besarnya hilang pijar tersebut dapat diketahui karena adanya batu bara dan karbon yang
tidak terbakar dan ini dapat dilihat dari a danya bahan yang terapung di permukaan.
5) Sifat Fisik Abu Terbang

Susunan Besar Butir


Susunan besar butir atau gradasi abu terbang sangat bervariasi. Susunan abu terbang
di dalam aliran gas pembakaran konstan dan besarnya dipengaruhi oleh efisiensi
penggilingan batu bara, sumber batu bara, operasi tungku serta sistem pengendapan
yang digunakan. PLTU Suryalaya mempunya 5 tingkat pengendapan yang masingmasing terpisah dan mengeluarkan abu dengan fraksi makin halus.

Kehalusan
Pengaruh kehalusan abu terbang pada kekuatan beton bukan fungsi dari luas
permukaan spesifik yang diukur dengan perembesan udara (pesawat blaine) tetapi
dari besar butirannya.

11

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

Makin banyak abu terbang yang lewat ayakan 45 m makin besar pengaruh pada
kekuatan beton.
Bentuk Partikel
Abu terbang mempunyai bentuk unik, karena bentuknya kebanyakan bulat. Abu
terbang dalam fraksi yang lebih besar dari 30 m kebanyakan butiran prous dan
berwarna hitam. Butiran yang mempunyai pasir ini biasanya mempunyai hilang pijar
5 - 10 kali lebih besar dari butiran yang lewat 45 m dan ini menunjukkan besarnya
persentase batu bara yang terbakar hanya sebagian.
Density
Density abu terbang bervariasi tergantung pada besarnya butir dan besar hilang
pijarnya.

Persyaratan Abu Terbang Untuk Campuran Beton


Abu terbang yang baik digunakan dalam campuran beton harus memenuhi standar ASTM C-618,
seperti tercantum dalam tabel berikut ini :
Persyaratan Kimia
No Senyawa
Jumlah Oksida SiO2 + Al2O3 dan FeO3
minimum
1
2
SO3, maksimum
3
Hilang Pijar, maksimum
4
Na2O, maksimum
5
Kadar air, maksimum

Kadar
70%
5%
12%
2%
3%

Persyaratan Fisik

12

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

Keterangan :
1. Adukan pembanding terdiri dari :
PC : Pst = 1 : 2.75
PC = Semen Portland Type I
FA = Abu Terbang (Fly Ash)
Pst = Pasir Standar.
2. Persyaratan Optimal.
5.3

PENGARUH ABU TERBANG (FLY ASH) TERHADAP BETON


1. Karena sifatnya yang unik dari abu terbang (bentuk butiran dan kehalusannya), penggunaan
abu terbang dapat mempermudah pengerjaan beton.
2. Abu terbang mempunya sifat pozoland yang baik, dapat merendahkan panas hidrasi dari
semen sehingga memperkecil terjadinya keretakan pada beton akibat penyusutan.
3. Karena kehalusan butirannya, adukan beton yang dihasilkan akan lebih padat sehingga
lebih kedap air.
4. Mempunya sifat dapat mengingkatkan ketahanan beton terhadap pengaruh sulfat, sehingga
keawetan beton lebih terjamin.
5. Pengaruh abu terbang pada umumnya mempunya reaksi pozoland yang lebih lambat dari
pada pozoland alami, kekuatan akan terlihat setelah umur beton lebih lama dari 14 hari.

13

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

BAB 6

RINCIAN BIAYA BETON PER M3


Dari desain yang telah direncanakan kami dapat menghitung biaya yang dibutuhkan dalam tiap
pembuatan beton sesuai dengan desain yang kami inginkan. Pertama-tama kita lihat kembali
summary mix design kami telah lakukan

No
1
2
3
4
5

Summary Campuran Beton


Material
berat (kg)
volume (m3)
Air
202
0,202
Semen
378,756
0,12024
Agregat Kasar
578,405
0,3989
Agregat Halus
674,56
0,266
Fly Ash
20,04
0,01336
Total
1853,761
1

Dibawah ini kami berikan rincian biaya beton per m3 sesuai harga lokal :
No
1
2
3
4
5

Material
Air
Semen
Agregat Kasar
Agregat Halus
Fly Ash

Harga/kg
(rp)
0
800
3500
437
0

kebutuhan
202
378.756
578.405
674.56
20.04

Harga
total
0
303004.8
2024418
294782.7
0
2622205

14

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

BAB 7
URAIAN HASIL PENGUJIAN 7 DAN 14 HARI
Setelah melakukan pengecoran beton, beton di rawat dengan merendam beton tersebut kedalam
air. Pada hari ke-7 dan ke-14, kami melakukan uji kekuatan tekan beton dengan hasil yang bisa
dilihat dibawah ini:
Tabel 7.1 Pengujian kekuatan tekan beton
L.bidang
No Tanggal Umur berat
tekan
1
2

1.

test
(hari)
4/23/2005
7
4/30/2005 14

(kg)
9.89
9.6

(cm2)
176.71
176.71

beban
maks
(ton)
47.5
53.7

kuat
tekan

kuat tekan 28
hari

BJ

(kg/cm2) (kg/cm2) (Mpa)


268.80
413.53
41.3 1865.538
303.88
345.32
34.5 1810.836

Dari hasil pengujian kami uraikan sesuai dengan butir-butir penilaian yaitu :
Berat
Beton yang kami kerjakan memiliki berat seperti diatas. Dan ternyata masih dibawah
standar panitia yang sebesar 2000 kg/m3. Dan beton yang kami desain memiliki berat jenis
rata-ratasebesar 1838,66 kg/m3. Dan nilai ini ternyata lebih kecil dari perhitungan mix
design kami yang sebesar 1853,76 Kg/m3.
2. Kuat tekan
Beton yang kami desain memiliki kuat tekan sebesar 5000 Psi atau sekitar 33,06 MPa. Hasil
yang kami dapatkan pada pengujian 7 hari sudah cukup baik, namun pada uji 14 hari, kuat
tekan beton tidak sesuai dengan desain, hal ini dapat disebabkan oleh proses perawatan
yang kurang sempurna, serta proses pencampuran saat pengecoran. Apabila dirata-ratakan,
kuat tekan betonnya adalah 37.9 Mpa. Dan masih lebih besar dari standar panitia yaitu 30
Mpa.

15

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

BAB 8

KESIMPULAN
Dari hasil pembuatan beton ringan yang dilakukan diperoleh hasil sbb:
Tabel 8.1 Pengujian kekuatan tekan beton
No

1
2

Tanggal

Umur berat

test
(hari)
4/23/2005
7
4/30/2005 14

L.bidang tekan

beban maks

kuat tekan

(cm2)
176.71
176.71

(ton)
47.5
53.7

(kg/cm2)
268.80
303.88

(kg)
9.89
9.6

kuat tekan 28
hari

BJ

(kg/cm2) (Mpa)
413.53
41.3 1865.538
345.32
34.5 1810.836

Sehingga dari tabel tersebut didapat bahwa kuat tekan rata-rata sebesar 37.9 MPa sedangkan berat jenis
rata-rata adalah sebesar 1838.187 kg/m3.
Sedangkan hasil perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan beton ringan sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5

Material
Air
Semen
Agregat Kasar
Agregat Halus
Fly Ash

Harga/kg
(rp)
0
800
3500
437
0

kebutuhan
202
378.756
578.405
674.56
20.04

Harga
total
0
303004.8
2024418
294782.7
0
2622205

16

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

LAMPIRAN
Foto Pengujian Beton 7 hari

lomba rancang beton inovatif 2005


universitas tarumanegara jakarta

Foto Pengujian Beton 14 hari

Anda mungkin juga menyukai