Anda di halaman 1dari 15

MIX DESAIN BETON METODE SNI(DoE) DAN METODE ACI

DOSEN PENGAMPU:
WAYAN MUSTIKA ST,MT

OLEH:
JENI RAHAYU
E1A121037

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah yang berjudul “MIX DESAIN BETON METODE SNI (DoE) DAN
METODE ACI“ ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 18 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode SNI (DoE) dan Metode ACI
B. Metode dan Tahapan dalam Mix Desain Beton
C. Perencanaan Mix Design Beton
D. Perhitungan Rencana campuran SNI (DoE) dan Metode AC

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Campuran beton merupakan perpaduan dari komposit material penyusunnya.
Karakteristik dan sifat bahan akan mempengaruhi hasil rancangan campuran beton
tersebut. Rancangan campuran beton dilakukan untuk mengetahui komposisi bahan-
bahan penyusun beton. Pada dasarnya rancangan campuran beton dimaksudkan
untuk menghasilkan suatu komposisi penggunaan bahan yang minimum dengan
kekuatan yang maksimal dengan tetap mempertimbangkan kriteria standar mutu
beton dan ekonomis jika ditinjau dari aspek biaya keseluruhannya .beton terdiri dari
agregat, semen hidrolis, air, dan boleh mengandung bahan bersifat semen lainnya
dan atau bahan tambahan kimia lainnya. Beton dapat mengandung sejumlah rongga
udara yang terperangkap atau dapat juga rongga udara yang sengaja dimasukkan
melalui penambahan bahan tambahan. Bahan tambahan kimia sering digunakan
untuk mempercepat, memperlambat, memperbaiki sifat kemudahan pengerjaan
(workability), mengurangi air pencampur, menambah kekuatan, atau mengubah
sifat-sifat lain dari beton yang dihasilkan. Beberapa bahan bersifat semen seperti abu
terbang, pozolan alam / tras, tepung terak tanur tinggi dan serbuk silika dapat
digunakan bersama-sama dengan semen hidrolis untuk menekan harga atau untuk
memberikan sifat-sifat tertentu seperti misalnya untuk mengurangi panas hidrasi
awal, menambah perkembangan kekuatan akhir, atau menambah daya tahan
terhadap reaksi alkali-agregat atau serangan sulfat, menambah kerapatan, dan
ketahanan terhadap masuknya larutan-larutan perusak. Umumnya proporsi beton
yang tidak mengandung bahan tambahan kimia dan atau bahanbahan selain semen
hidrolis, dicampur ulang dengan menggunakan bahan-bahan tersebut di atas atau
semen yang berbeda. Karakteristik dari beton yang dicampur ulang ini harus
diperiksa kembali dengan campuran percobaan di laboratorium atau di lapangan.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, rumusan masalah yang akan di bahas adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Metode SNI (DoE) dan Metode ACI
2. Apa saja Metode dan Tahapan dalam Mix Desain Beton
3. Bagaimana perencanaan Mix Design Beton
4. Bagaimana cara perhitungan Rencana campuran SNI (DoE) dan Metode AC
C. Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui pengertian Metode SNI (DoE) dan Metode ACI
2. Mengetahui Metode dan Tahapan dalam Mix Desain Beton
3. Mengetahui perencanaan Mix Design Beton
4. Dapat mengetahui apa saja cara perhitungan Rencana campuran SNI (DoE) dan
Metode AC
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode SNI (DoE) dan Metode ACI


Di Indonesia metode yang digunakan untuk rancangan campuran beton
merupakan adopsi dari British Standard atau Departement of Environment (DoE)
yang dimuat dalam buku standar No. SK. SNI. T15-1990-03. Kriteria dasar dalam
perancangan beton adalah kekuatan tekan beton yang berhubungan dengan faktor air
semen yang digunakan. Menurut Neville (1981), untuk menghasilkan kekuatan yang
tinggi maka penggunaan air dalam campuran beton harus minimum.
Metode Departement of Environment (DoE) Perancangan cara Inggris atau
dikenal dengan metode Departemen Pekerjaan Umum yang tertuang dalam SK. SNI.
T-15-1990-03 yaitu “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal”
merupakan adopsi dari cara Departement of Environment (DoE), Building Research
Establishment, Britain.
Metode American Concrete Institute (ACI) American Concrete Institute (ACI)
mensyaratkan suatu campuran perancangan beton dengan mempertimbangkan sisi
ekonomisnya dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahan di lapangan,
kemudahan pekerjaan, serta keawetan dan kekuatan beton. Cara ACI melihat bahwa
dengan ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik akan menentukan tingkat
konsistensi dari campuran beton yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan (workability).

B. Metode dan Tahapan dalam Mix Desain Beton


a. Metode yang Digunakan pada Mix Design Beton
Metode dalam perencanaan mix design yang sesuai dengan kebutuhan
diharapkan bisa memberikan hasil campuran beton yang sudah memenuhi syarat
kualitas dan nilai ekonomi tinggi. Terdapat beberapa metode yang digunakan
dalam metode perencanaan dan perancangan campuran beton diantaranya
sebagai berikut:
 Trial and Error ( Coba-coba)
Cara ini biasa dilakukan di laboratorium dengan membuat percampuran
atau kombinasi bahan pembuat beton dengan perbandingan dan ukuran
bahan penyusun berbeda. Hal ini akan memperoleh hasil komposisi
dengan workability spesifik.
 Fineness Modulus Method
Metode ini berasal dari Profesor Duff Abram dengan membandingkan
bahan penyusun pada dengan menggunakan tabel perbandingan yang
sudah dibuat oleh beliau
 Cara DOE atau Departement of Environment
Metode yang digunakan dalam menentukan campuran bahan beton
berasal dari negara Inggris. Pada dasarnya memanfaatkan dasaran kuat
tekan pada beton dengan ukuran berkisar 15 x 15 x 15 cm.
 Cara ACI atau American Concrete Institute
Penggunaan metode ini sudah banyak digunakan di berbagai tempat di
dunia. Metode perancangan mix design beton ini berasal dari Amerika
Serikat. Metode yang digunakan didasarkan atas kuat tekan beton
berbentuk silinder. Ukuran dimensi diameter mencapai 15 cm dan tinggi
hingga 30 cm.
 Cara Hight Strength Concrete
Penggunaan metode mix design dapat dilakukan menggunakan Hight
Strength Concrete. Metode ini ditemukan dan diperkenalkan oleh
Shacklock. Metode ini dipakai untuk kualitas beton bermutu tinggi.
ukurannya lebih dari K350 kilogram per meter persegi.Metode
perancangan dan perencanaan mix design yang digunakan di Indonesia
adalah metode ACI atau American Concrete Institute dan Cara DOE atau
Departemen of Environment. Sebenarnya Indonesia mempunyai standar
sendiri yaitu SNI 03-2834-1993.
b. Tahapan-Tahapan Dalam Perencanaan Campuran Beton
Terdapat beberpa hal yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan
untuk menentukan bahan mix design. Beberapa yang patut menjadi perhatian
yaitu, nilai standar deviasi, kuat tekan beton, nilai tambah, kuat tekan rata-rata,
tipe semen, jenis agregat, nilai slump, nilai faktor air semen dan dan ukuran
butir agregat maksimum.
 Kuat Tekan Beton yang Direncanakan
Perencanaan kuat tekan pada beton di umur 28 hari harus sesuai dengan
syarat struktur dan keadaan setempat. kekuatan beton perencanaan untuk
beton berkualitas tinggi berkisar 50 Mpa.
 Nilai Standar Deviasi
Penentuan standar deviasi didasarkan atas tingkatan mutu pada
pengendalian pelaksanaan kombinai beton dan volume pada adukan
beton. Apabila mutunya semakin baik maka semakin kecil nilai standar
deviasi. Nilai ini dapat diambil dari tingkat pengedalian pada mutu
pekerjaan yang ditentukan sesuai SNI 03-2834-2000.Mutu pengendalian
sangat memuaskan memiliki sd berksar 2,8 Mpa, mutu sangat baik
mempunyai Sd 3,5 MPa, mutu baik memiliki nilai Sd berkisar 4,2 MPa,
mutu 5,6 MPa untuk penilaian kualitas cukup. Sedangkan Sd 7 MPa dan
Sd 8,4 MPa untuk kualitas jelek dan tanpa kendali.
 Nilai Tambah dan Kuat Tekan Rata-Rata yang Diinginkan
Nilai tambah atau margin diperoleh dari nilai tetapan statistika. Nilainya
sangat bergantung pada jumlah persentase kesalahan atau kegagalan hasil
pengujian dengan nilai maksimal 5% . Nilai tetapan tersebut berkisar 1,64
dan dikalikan dengan nilai standar deviasi perencanaan. Nilai kuat tekan
rata-rata atau MPa dihasilkan dari nilai penjumlahan antara kuat tekan
beton yang dirancanakan dengan nilai tambah atau margin.
 Tipe Semen dan Jenis Agregat ( Kerikil dan Pasir)
Jenis semen harus dipilih agar nilai faktor air semen dapat ditentukan.
Penggunaan semen sangat beragam sesuai dengan jenisnya. Salah satu
jenis yang dipakai yaitu, jenis semen tipe 1. Penggunaan semen ini tidak
membutuhkan syarat khusus. sesuai Standar Nasional Indonesia 03-2834-
2000.Standar kekasaran pasir dapat dibagi menadi beberapa kelompok
didasarkan atas gradasi. Diantaranya meliputi, pasir halus, agak kasar,
halus dan kasar. Golongan pada agregat kasar atau kerikil dapat
dibedakan menadi dua yaitu, kerikil batu pecah dan kerikil alami.
 Nilai Faktor Air Semen dan Nilai Slump
Nilai slump sangat berpengaruh terhadap kualitas percampuran beton.
Selain itu, faktor air semen merupakan nilai banding yang dihasilkan
antara berat air dengan berat semen yang dimanfaatkan dalam
percampuran beton.
Penggunaannya adalah untuk menentukan nilai pada beton mutu rendah
maupun beton mutu tinggi. Perolehan nilai fakto air semen dapat
ditujukan dalam sebuah grafik yang memiliki hubungan kuat tekan rata-
rata dengan faktor air semen. Tentunya, didasarkan atas umur benda uji
dan jenis semen.
 Ukuran Butir Agregat Maksimum
Ukuran pada agregat dapat mempengaruhi tingkat kekuatan beton.
Apabila terdapat perbandingan bahan dengan campuran tertentu, kekuatan
pada beton dapat berkurang jika ukuran maksimalya semakin besar,
sekaligus dapat meningkatkan kesulitan dalam proses
pengerjaan.Penentuan ukuran dan betuk agregat dapat memepnegaruhi
mudah tidaknya proses pengerjaan atau workability dan kuat tekan.
Batasan ukuran pada butir agregat maksimal yang dipakai sebesar 40 mm.
Terdapat beberapa syarat agregat yang digunakan untuk bahan
bangunan.Beberapa diantaranya, 1/5 jarak paling kecil antara bidang-
bidang cetakan, 1/3 dari ketebalan plat dan ¾ dari jarak bersih minimum
diantara batang tulangan, kabel prategang dan bundel tulangan.Kadar air
bebas pada mix design baton merupakan kebutuhan setiap meter kubik
beton. Nilai ini dapat ditentukan sesuai dengan aturan SNI-2834-2000.
C. Perencanaan Mix Design Beton
Perencanaan dalam menentukan campuran beton biasa dilakukan untuk
menentukan komposisi atau ukuran perbandingan yang sesuai untuk bahan penyusun
campuran beton. Beberapa bahan tersebut diantaranya, berat semen, tiap-tiap agregat
dan ukuran berat air yang dibutuhkan untuk memenuhi kekuatan beton yang sesuai.
Menurut Tjokrodimuljo ada tahun 1996 di dalam sebuah teori teknologi beton,
menyatakan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
Faktor-faktor tersebut meliputi :
• Jenis semen
• Jumlah semen
• Sifat agregat
• Faktor air semen
• Kepadatan serta umur beton
Terdapat beragam model pilihan dalam melakukan perencanaan pada campuran
beton. Beberapa diantaranya meliputi, perencanaan dengan model Role Note No. 4
yang sedang diteliti olej Ganville dan kawan-kawan.Selain itu, model Amerika
didasarkan atas ACI dan perencanaan model seperti di Inggris yang lebih dikenal
sebagai DOE. Indonesia menggunakan serapan dari berbagai metode pilihan dan
dimuat pada 03-2834-1993.Tujuan dari perencaan mix design beton adalah guna
mendapatkan jumlah ukuran perbandingan yang sesuai seperti semen, agregat kasar,
agregat halus dan air. rancangan adukan betun juga memiliki maksud memperoleh
beton yang tepat dengan bahan dasar tersedia.
D. Perhitungan Rencana campuran SNI (DoE) dan Metode AC
a. Perhitungan Rencana Campuran SNI
Mix desain metode menurut cara Inggris ("The British Mix Design Method")
di Indonesia ini dikenal dengan cara DOE yang dipakai sebagai standar
perencanaan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan dimuat dalam Standar
SNI.T-15-190-03 ("Tata Cara Pembuatan Rencana campuran Beton Normal").
Adapun langkah-langkahnya secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

a. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (f'c) pada umur tertentu

b. Penetapan nilai standar deviasi (Sd). Standar deviasi ditetapkan berdasarkan


tingkat mutu pengendalian pelaksanaan campuran beton-nya. Makin baik mutu
pelaksanaan makin kecil nilai standar deviasinya.

• Jika mempunyai data hasil pembuatan beton serupa pada masa lalu, maka
jumlah data hasil uji minimum 30 buah, jika jumlah data kurang dari 30
buah maka harus dikalikan faktor pengali
• Jika tidak mempunyai data hasil pengujian sebelumnya yang memenuhi
syarat, maka margin langsung diambil sebesar 12 MPa.

c. Perhitungan nilai tambah ('Margin/M')

d. Jika nilai tambah sudah ditetapkan sebesar 12 MPa, maka langsung ke


langkah 5. Jika nilai tambah dihitung berdasarkan nilai standar deviasi Sd, maka
margin dihitung dengan rumus:
M = k. Sd dimana:
M : nilai tambah (MPa)
k : 1.64 Sd : standar deviasi (MPa)
e. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan, dihitung dengan rumus:
f'cr = f'c + M dimana:

f'cr : kuat tekan rata-rata (MPa)


f'c : kuat tekan yang disyaratkan (MPa)
M : nilai tambah (MPa)
f. Penetapan jenis semen Portland.
g. Penetapan jenis agregat, memakai jenis pasir atau kerikil yang alami atau
agregat jenis batu pecah.
h. Menetapkan faktor air semen.
i. Penetapan faktor air semen maksimum, dari fas maksimum yang diperoleh
dibandingkan dengan fas langkah 8, dicari nilai yang terkecil.
j. Penetapan nilai slump, ditetapkan berdasar-kan pelaksanaan pembuatan,
pengangkutan penuangan, pemadatan maupun jenis strukturnya.
k. Penetapan ukuran maksimum agregat kasar.
l. Menentukan jumlah air per meter kubik beton berdasarkan ukuran maksimum
agregat jenis agregat dan nilai slump.
m. Hitung berat semen yang dibutuhkan. Berat semen per kubik dihitung dengan
membagi jumlah air (langkah 12) dengan faktor air semen (langkah 8)
n. Kebutuhan semen minimum.
o. Penyesuaian kebutuhan semen. Apabila kebutuhan semen pada langkah 13
lebih kecil dari kebutuhan semen minimum (langkah 14), maka kebutuhan
semen harus dipakai yang minimum.
p. Penyesuain jumlah air dan faktor air semen.
q. Penentuan daerah gradasi agregat halus. Gradasi agregat halus dibagi menjadi
4 daerah :daerah I, II, III dan IV.
r. Perbandingan agregat halus dan agregat kasar. Dicari berdasarkan besar butir
maksimum,nilai slump, faktor air semen dan daerah gradasi agregat halus,
berdasarkan data tersebut dapat dicari perbandingan agregat halus dan agregat
kasar.
s. Berat jenis agregat campuran, dihitung dengan:

B  dimana: Bj camp : berat jenis agregat campuran Bj agr.hls : berat jenis


agregat halus Bj agr.ksr : berat jenis agregat kasar P : persentase agregat halus
terhadap agregat campuran K : persentase agregat kasar terhadap agregat
campuran
t. Penentuan berat jenis beton. Dengam data berat jenis agregat campuran
(langkah 18) dan kebutuhan air tiap meter kubik beton, maka dapat diperkirakan
berat jenis betonnya. u. Kebutuhan agregat campuran. Diperoleh dengan
mengurangi berat beton per meter kubik dengan kebutuhan air dan semen.
v. Hitung berat agregat halus, dengan cara mengalikan kebutuhan agregat
campuran (langkah 20)dengan prosentase berat agregat halusnya (langkah 17)
w. Hitung berat agregat kasar, dengan cara mengurangi kebutuhan agregat
campuran (langkah 20) dengan kebutuhan agregat halus (langkah 21).
b. Perhitungan Rencana Campuran ACI
Perhitungan rencana campuran dilakukan untuk menentukan proposi semen,
agregat, dan air, untuk mendapatkan kekuatan beton rencana. Perencanaan proporsi
campuran masingmasing material dalam adukan beton menggunakan metode ACI
(American Concrete Institute), dimana proposi campuran adukan beton yang diperoleh
akan dijadikan patokan dalam menentukan proposi adukan yang digunakan dalam
tulisan ini. Langkap perhitungan secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Pilih nilai slump yang cocok untuk konstruksi beton yang dirancang.
b. Pilih angka nominal besar butir maksimum agregat yang dipakai.
c. Perkirakan jumlah pengaduk dan jumlah kadar udara untuk 1 m 3 beton.
d. Pemilihan nilai FAS berhubungan dengan kuat tekan beton yang
direncanakan.
e. Menghitung kadar semen yang dipakai, dengan diperkirakannya jumlah kadar
air pengaduk, dan nilai FAS dihitung kadar semen yang diperlukan.
f. Perkirakan jumlah agregat.
g. Perkirakan kadar berat beton segar tiap m 3 adalah sebagai berikut:
Um=10Ga(100-A)+CM(1-Ga/Gc)-WM(Ga-1)
dimana:
Um : Berat agregat gabungan
Ga : Berat jenis rata-rata agregat gabungan halus dan kasar dalam keadaan
SSD
(kering muka jenuh air/ BJ SSD)
Gc : Berat jenis semen portland, rata-rata dipakai 3,15
A : Kandungan udara (%).
WM : Jumlah air pengaduk yang disyaratkan (kg/m 3 )
CM : Kadar semen portland yang disyaratkan (kg/m 3 )
h. Pengaturan campuran percobaan, cara kasar dengan perkiraan seperti dibawah
ini dapat dipakai untuk mengukur jumlah campuran percobaan awal.
 Perkiraan jumlah air pengaduk untuk mendapat nilai slump yang sama
seperti pada campuran percobaan awal, akan sama dengan jumlah air
pengaduk yang dipakai, dibagi dengan rendemen, pada campuran awal dalam
m 3 . Bila nilai slump dari campuran percobaan awal tidak betul, tambahkan
atau kurangi jumlah air yang diperkirakan sebanyak 2 kg/m 3 beton untuk
setiap kenaikan atau penurunan nilai slump sebesar 10 mm.
 Untuk mengatur slump dari campuran percobaan akibat dari
ketidakcocokan kadar udara dari beton segar yang mengadung udara, kurangi
atau tambahkan jumlah air pengaduk sebanyak 3 kg/m 3 beton untuk setiap
kenaikan atau penurunan kadar sebesar 1%.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Departement of Environment (DoE) Perancangan cara Inggris
atau dikenal dengan metode Departemen Pekerjaan Umum yang tertuang
dalam SK. SNI. T-15-1990-03 yaitu “Tata Cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton Normal” merupakan adopsi dari cara Departement of
Environment (DoE), Building Research Establishment, Britain.
Metode American Concrete Institute (ACI) American Concrete Institute
(ACI) mensyaratkan suatu campuran perancangan beton dengan
mempertimbangkan sisi ekonomisnya dengan memperhatikan ketersediaan
bahan-bahan di lapangan, kemudahan pekerjaan, serta keawetan dan
kekuatan beton. Cara ACI melihat bahwa dengan ukuran agregat tertentu,
jumlah air perkubik akan menentukan tingkat konsistensi dari campuran
beton yang pada akhirnya akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
(workability).
B. Saran
penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan, serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
melakukan perbaikan susunan makalah dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://solusikonstruksi.com/mix-design-beton-metode-dan-tahapannya/
http://pramudiyanto.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/
935/2018/02/30365_SNI-7656-2012_web.pdf
https://jurnal+tentang+mix+desain+beton+metode+SNI+%28DoE
%29+dan+metode+Aci&btnG=#d=gs_qabs&t=1652858209166&u=%23p
%3Dp906MlAf-OgJ

Anda mungkin juga menyukai