RISANDI
LAGITA OKTAVIANI
RICO HANDOKO
AZIS AJI PANGESTU
WAHYUDI
FEBRI
SATRIO
(15510057)
(15510049)
(15510053)
(15510005)
(15510025)
(15510067)
(15510059)
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Mix Design Struktur
Beton Gedung Bertingkat K-350. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahan Bangunan Semester 2.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak. Tak lupa penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Bpk. Yusuf Amran, S.T, M.T, selaku dosen pengampu mata kuliah
Bahan Bangunan yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................
iii
BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................
1
1
2
BAB 2 : PEMBAHASAN..............................................................................................
2.1
2.2
2.3
2.4
KRITERIA PERENCANAAN...........................................................................
METODE SNI 03-2834-1993............................................................................
LANGKAH HITUNGAN..................................................................................
CONTOH HITUNGAN ...................................................................................
3
5
23
24
BAB 3 : PENUTUP.......................................................................................................
27
4.1 Kesimpulan........................................................................................................
27
4.2 Saran..................................................................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
28
LAMPIRAN...................................................................................................................
29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Campuran beton merupakan perpaduan dari komposit material penyusunnya.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja kriteria perencanaan?
2. Apa yang dimaksud dengan Metode SK.SNI.T-15-1990-03 yang digunakan
dalam perancangan beton?
3. Bagaimana langkah-langkah hitungannya?
4. Bagaimana contoh hitungannya pada struktur beton K-350 ?
1.3.
TUJUAN
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita
semua tentang perancangan beton (mix design), khususnya yaitu kriteria perencanaan,
metode-metode yang digunakan dalam perancangan campuran beton, pelaksanaan
campuran di laboratorium, beserta contoh perhitungan campuran agregat.
BAB II
5
PEMBAHASAN
2.2.2. Pengertian
Dalam standar ini yang dimaksud dengan:
1. Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tampa bahan tambah
membentuk massa padat;
2. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi (2200 2500) kg/m 3
menggunakan agregat alam yang dipecah;
3. Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batu
atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
butir terbesar 5,0 mm
4. Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 5 mm 40 mm
5. Kuat tekan beton yang disyaratkan fc adalah kuat tekan yang ditetapkan oleh
perencana struktur (berdasarkan benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm,
tinggi 300 mm);
6. Kuat tekan beton yang ditargetkan fcr adalah kuat tekan rata rata yang
diharapkan dapat dicapai yang lebih besar dari fc;
7. Kadar air bebas adalah jumlah air yang dicampur ke dalam beton untuk
mencapai konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh agregat;
8. Factor air semen adalah angka perbandingan antara berat air bebas dan berat
semen dalam beton;
9. Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan dalam mm
ditentukan dengan alat kerucut abram (SNI 03-1972-1990 tentang Metode
Pengujian Slump Beton Semen Portland);
10. Pozolan adalah bahan yang mengandung silica amorf, apabila dicampur dengan
kapur dan air akan membentuk benda padat yang keras dan bahan yang
tergolongkan pozolan adalah tras, semen merah, abu terbang, dan bubukan terak
tanur tinggi
11. Semen Portland-pozolan adalah campuran semen Porland dengan pozolan antara
15% - 40% berat total camnpuran dan kandungan SiO 2 + Al2O3 + Fe2O3 dalam
pozolan minimum 70%;
12. Semen Portland tipe I adalah semen Portland untuk penggunaan umum tanpa
persyaratan khusus;
13. Semen Portland tipe II adalah semen Portland yang dalam penggunaannya
memerlukan ketahan terhadap sulfat dan kalor hidrasi sedang;
14. Semen Portland tipe III adalah semen Portland yang dalam penggunaannya
memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi;
15. Semen Portland tipe V adalah semen Portland yang dalam penggunaannya
memerlukan ketahan yang tinggi terhadap sulfat;
16. Bahan tambah adalah bahan yang ditambahkan pada campuran bahan
pembuatan
beton untuk tujuan tertentu.
2.2.3. Persyaratan-Persyaratan
Persyaratan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut:
1. Proposi campuran beton harus menghasilkan beton yang memenuhi persyaratan
berikut:
a. kekentalan yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, pemadatan,
dan perataan) dengan mudah dapat mengisi acuan dan menutup permukaan
secara serba sama (homogen);
b. keawetan;
c. kuat tekan;
d. ekonomis;
2. Beton yang dibuat harus menggunakan bahan agregat normal tanpa bahan
tambah.
2.2.4.
Bila pada bagian pekerjaan konstruksi yang berbeda akan digunakan bahan yang
berbeda, maka proporsi campuran yang akan digunakan harus direncanakan secara
terpisah.
Susunan campuran beton yang diperoleh dari perhitungan perencanaan
campuran harus dibuktikan melalui campuran coba yang menunjukkan bahwa proporsi
tersebut memenuhi kekuatan beton yang disyaratkan. Bahan untuk campuran coba
harus mewakili bahan yang akan digunakan pada campuran sebenarnya.
1. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan dihitung dari:
a. Deviasi Standar yang didapat dari pengalaman di lapangan selama produksi
beton menurut rumus:
x
n
sd
i 1
n 1
dengan:
sd : deviasi standar
xi : kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji
n
x
i 1
Deviasi
standar
ditentukan
berdasarkan
tingkat
mutu
pengendali-an
pelaksanaan pencampuran beton dan volume adukan beton yang dibuat (Tabel
1.b), makin baik mutu pelaksanaan maka makin kecil nilai deviasi standar.
Penetapan nilai ini juga berdasarkan hasil pengalaman praktek
b. Nilai Tambah dihitung menurut rumus:
M =1,64 Sr
dengan
M adalah nilai tambah
1,64 adalah tetapan statistic yang nilainya tergantung pada persentase
kegagalan hasil uji sebesar maksimum 5 %
10
Apabila dalam suatu produksi beton, hanya terdapat 15 sampai 29 hasil uji
yang berurutan, maka nilai deviasi standar adalah perkalian deviasi standar
yang dihitung berdasarkan data uji tersebut dengan faktor pengali (k) seperti
Tabel 1.b. Sedang bila jumlah data hasil uji kurang dari 15, maka nilai
tambah (M) diambil tidak kurang dari 12 MPa.
c. Kuat Tekan Rata-rata yang ditargetkan dihitung menurut rumus berikut:
f ' cr =f ' c+ M
f ' cr =f ' c+ 1,64 . Sr
Tabel 1.a. Faktor pengali (k) deviasi standar
Jumlah Data
30
25
20
15
< 15
Faktor Pengali
1,00
1,03
1,08
1,15
Tabel 1.c. Nilai deviasi standar untuk berbagai tingkat pengendalian mutu pekerjaan
Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan
Memuaskan
Sangat Baik
11
Sd (MPa)
2,8
3,5
Baik
Cukup
Jelek
Tanpa Kendali
4,2
5,6
7,0
8,4
Tabel 2. Perkiraan kekuatan tekan (MPa) beton dengan Factor air semen, dan agregat
kasar yang biasa dipakai di Indonesia.
Jenis semen
Semen Portland
Tipe 1
Semen tahan sulfat
Batu pecah
Batu tak dipecahkan
Tipe II, V
Semen Portland
Batu pecah
Batu tak dipecahkan
Tipe III
Batu pecah
Batu tak dipecahkan
12
Batu pecah
30
40
53
60
Slump (mm)
Jenis Batuan
0 - 10
150
180
135
170
115
155
13
10 - 30
180
205
160
190
140
175
30 - 60
205
230
180
210
160
190
60 - 180
225
250
195
225
175
205
14
15
Tabel 4. Persyaratan fas dan jumlah semen minimum untuk berbagai pembetonan dan
lingkungan khusus
Jumlah Semen
Jenis Pembetonan
minimum per-m
beton (kg)
Nilai fas
maksimum
275
0,60
325
0,52
325
275
0,55
0,60
325
0,55
tabel 5
tabel 6
Tabel 5. Fas maksimum untuk beton yang berhubungan air tanah yang mengandung
sulfat
16
Kandungan
Konsentrasi Sulfat
Kadar
gangguan
Sulfat
Dalam Tanah
SO3
Total
dalam
campura
SO3
n
air :
(%)
tanah
= 2:1
Sulfat
Semen
minimum
(SO3)
(kg/m)
< 0,2
< 1,0
0,2 - 0,5
0,5 - 1,0
1,0 - 1,9
1,9 - 3,1
(mm)
(g/l)
40
< 0,3
0,3 - 1,2
1,2 - 2,5
fas
Agregat
maksimum
air tanah
(g/l)
Ukuran
Tipe Semen
dalam
20
280 300
290 330
270 310
250 290
340 380
290 330
1,0 - 2,0
3,1 - 5,6
2,5 - 5,0
330 370
> 2,0
> 5,6
> 5,0
330 370
10
35
0
35
0
36
0
34
0
43
0
38
0
42
0
42
0
0,50
0,50
0,55
0,55
0,45
0,50
0,45
0,45
Kondisi Lingkungan
fas
Kandungan Semen
minimum (kg/m)
17
yang berhubungan
Beton
dengan
air tawar
0,50
air payau
0,45
air laut
0,45
tipe V
tipe I + Puzolan
(15-40%) atau
Semen Portland
Puzolan
tipe II atau V
Bertulang
atau
Ukuran maksimum
maksimum
Prategang
Agregat (mm)
40
20
280
300
340
380
330
370
3. Slump
Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan (tabel 7)
agar diperoleh beton yang mudah dituangkan/dicor, dipadatkan dan diratakan.
2) agregat campuran (tak dipecah dan dipecah), dihitung menurut rumus berikut:
2
1
Wh Wk
3
3
dengan:
bjagr. gab
P
K
.bjagr.halus
.bjagr.kasar
100
100
Dengan:
20
21
22
23
A
Air
Ah A1
.B
100
B
Agregat halus
Ah A2
.C
100
B
Agregat kasar
dengan:
A
B
C
Ah
Ak
A1
A2
Berat isi beton dipengaruhi oleh berat jenis agregat gabungan (agregat halus dan
agregat kasar) dan kadar air bebas. Berat isi beton dapat diperoleh dengan
menggunakan Grafik 6.
25
4. Hitung kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (fcr) dimana fcr = fc + m, yaitu langkah
1 + 2.
5. Tetapkan jenis semen yang digunakan.
6. Tentukan jenis agregat yang digunakan, untuk agregat halus dan kasar.
7. Tentukan FAS, jika menggunakan Grafik 1 atau 2. Ikuti langkah-langkah beikut:
a. Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari berdasarkan jenis menggunakan Tabel 2
untuk FAS 0,5 sesuai dengan jenis semen dan agregat yang digunakan.
b. Lihat Grafik 1 untuk benda uji silinder dan Grafik 2 untuk kubus.
c. Tarik garis tegak lurus pada FAS 0,50 sampai memotong kurva kuat tekan yang
ditentukan.
d. Tarik garis mendatar dari kuat tekan yang didapat dari Grafik 1 atau 2 sampai
memotong garis tegak lurus untuk FAS 0,5. Gambarkan kurva baru.
e. Dari kurva baru tersebut tarik garis mendatar untuk kuat tekan yang ditargetkan
sampai memotong kurva baru tersebut. Kemudian tarik ke bawah hingga didapatkan
nilai FAS.
8. Tetapkan FAS maksimum menurut Tabel 4 dan untuk lingkungan khusus Tabel 5 dan
6. Dari langkah 7 dan 8 pilih yang paling rendah.
9. Tetapkan nilai slump.
10. Tetapkan ukuran butir nominal agregat maksimum.
11. Tentukan nilai kadar air bebas dari Tabel 3.
12. Hitung jumlah semen yang besarnya dihitung dari kadar air bebas dibagi Faktor Air
Semen (FAS), yaitu langkah 11:8.
13. Jumlah semen maksimum diabaikan jika tidak ditetapkan.
14. Tentukan jumlah semen minimum dari Tabel 4 dan untuk lingkungan khusus Tabel 5
dan 6.
15. Tentukan FAS yang disesuaikan. Jika jumlah semen berubah karena jumlahnya lebih
kecil dari jumalh semen minimum atau lebih besar dari jumlah semen maksimum,
maka FAS harus dihitung kembali. Jika jumlah semen yang dihitung dari langkah 12
berada di antara maksimum dan minimum, atau lebih besar dari minimum namun
tidak melebihi jumlah maksimum kita bebas memilih jumlah semen yang akan kita
gunakan.
16. Tentukan jumlah susunan butir agregat halus, sesuai dengan syarat SNI 03-28341993.
17. Tentukan presentase agregat halus terhadap campuran berdasarkan nilai slump, FAS,
dan besar nominal agregat maksimum. (Grafik 3 sampai 5)
18. Hitung berat jenis relatif agregat.
19. Tentukan berat jenis beton menurut Grafik 6, berdasarkan nilai berat jenis agregat
gabugan dan kadar air bebas (langkah 11).
20. Hitung kadar agregat gabungan yaitu berat jenis beton dikurangi dengan berat semen
ditambah air. Langkah 19-(15+11).
26
21. Hitung kadar agregat halus yang besarnya adalah kadar agregat gabungan dikalikan
presentase agregat halus dalam campuran. Langkah 20x16.
22. Hitung kadar agregat kasar, yaitu agregat gabungan dikurangi kadar agregat halus.
Langkah 20-21.
Jika kondisi bahan di lapangan tidak lagi sesuai dengan yang direncanakan maka
harus dilakukan koreksi proporsi campuran, kemudian dibuat contoh ujinya.
2.5.
CONTOH HITUNGAN
Tabel 8. Formulir Perencanaan Campuran Beton
No
.
1
Uraian
Kuat Tekan yang disyaratkan (f'c)
Nilai
Keterangan
29 MPa
ditetapkan, s = 1,64
7 MPa
11,48 MPa
40,48 MPa
1+3
27
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Jenis Semen
Jenis Agregat kasar
Jenis agregat halus
Faktor Air Semen Bebas
Faktor Air Semen maksimum
Faktor Air Semen yang digunakan
Slump
Ukuran Agregat maksimum
Kadar Air bebas
Kadar Semen
Kadar Semen maksimum
Kadar Semen minimum
Kadar semen digunakan
Faktor Air Semen yg disesuaikan
Susunan besar butir Agregat Halus
Berat jenis agregat kasar
Berat jenis agregat halus
Persen Agregat Halus
BJ Relatif agregat (gabungan) SSD
Berat isi beton
Kadar agregat gabungan
Kadar agregat halus
Kadar agregat kasar
Tipe I
Batu pecah
Alami
0,48
0,6
0,48
100 mm
20 mm
205 kg/m
427,083 kg/m
427,083 kg/m
275 kg/m
427,083 kg/m
0,48
Daerah Gradasi 3
2,7
2,6
33,75 %
2,65
2420 kg/m
1787,917
603,42
1178,497
ditetapkan
ditetapkan
ditetapkan
tabel 2 dan grafik 1 dan 2
ditetapkan
ditetapkan
tabel 3
(11)/(8)
tabel 4
daerah gradasi
grafik 4
grafik 6
21-15-11
19x22
22-23
Semen
Air
(kg)
(kg)
Agregat
Halus
Kasar
(kg)
(kg)
26
SSD):
setiap m3
setiap campuran uji (m3)
Proporsi campuran dengan angka penyusutan
setiap m3
setiap campuran uji (m3)
28
427,083
2,26
205
1,09
603,42
3,2
1178,497
6,25
491,15
2,6
235,75
1,3
693,933
3,68
1355,27
7,19
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari perhitungan perencanaan yang telah dilakukan, diperoleh proporsi dari semen,
pasir, kerikil dan air yang dibutuhkan dalam proses campuran beton.
Hasil perhitungan perencanaan ini selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk
proporsi benda uji pada struktur beton K-350.
Pasir dan kerikil dalam keadaan SSD dimaksudkan agar pasir dan kerikil yang
digunakan dalam perencanaan campuran dalam kondisi tidak menyerap air pada campuran
beton tersebut, karena apabila air dalam pasir dan kerikil dalam keadaan kering sekali akan
mengakibatkan terserapnya air yang sudah ada pada beton tersebut menjadi kental/ keras.
Sebaliknya bila pasir dan kerikil dalam keadaan basah maka akan mempengaruhi fas.
3.2.
SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam makalah ini adalah agar kita
dapat memahami tentang mix design. Karena untuk menciptakan beton yag sesuai rencana
29
harus dengan perhitungan yang teliti. Apabila terjadi kesalahan maka akan menyebabkan
hasil beton yang kurang baik.
Dalam makalah ini masih banyak hal-hal yang belum lengkap atau sempurna tentang
penjelasan agregat, untuk itu diharapkan kepada pembaca agar dapat mendalaminya dengan
referensi-referensi lain yang mungkin lebih lengkap lagi.
DAFTAR PUSTAKA
BETON
NORMAL)
30
LAMPIRAN - LAMPIRAN
31