Anda di halaman 1dari 4

SIFAT SIFAT BETON KERAS

Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk
bangunan gedung,jembatan,jalan,dan lain lain kemudian satu kesatuan yang
homogen.
1. BETON KERAS
Beton Keras adalah Batuan tiruan dengan rongga antara butiran yang besar
(agregat kasar) dan diisi dengan batuan kecil (agregat halus) dan pori pori antara
agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen) saling terekat dengan kuat dan
terbentuk kesatuan yang padat dan tahan lama.
Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kekuatan tekan dan tarik , modulus
elastisitas, tegangan dan regangan, susut dan rangkak, reaksi terhadap temperatur,
keawetan dan kekedapan terhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting
adalah kekuatan tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu beton yang
ada kaitannya dengan strukturt beton. Berbagai test uji kekuatandilakukan pada
beton keras ini antara lain :
 Uji kekuatan tekan ( compression test)
 Uji kekuatan tarik belah ( spillting tensile test )
 Uji Modulus Elastisitas.

 Aspek Karakteristik Mekanik


1. Kuat Tekan Beton
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar,
menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan
bertingkat pada benda uji silinder beton sampai hancur. Tata cara
pengujian yang umum dipakai adalah standar ASTM (American
Society for Testing Materials). Kuat tekan beton umur 28 hari
berkisar antara 10 – 65 MPa.
Uji kuat tekan beton umumnya dilakukan pada beton usia 3 hari, 7
hari dan 28 hari. Kemudian hasil uji diambil dari nilai rata-rata paling
tidak 2 beton yang diuji. Dengan cara ini, dapat diperoleh hasil yang
akurat.

Kuat tekan beton = P/A


Keterangan :
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang (cm2)
2. Kuat Tarik Beton
Kuat tarik beton yang tepat sulit untuk diukur. Selama bertahun-tahun,
sifat tarik beton diukur dengan memakai modulus keruntuhan
(modulus of rupture). Baru-baru ini, hasil dari percobaan split
silinder beton, umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan
mencerminkan kuat tarik sebenarnya. Nilai pendekatan yang diperoleh
dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50 √fc’ – 0,60
√fc’, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57 √fc’.
3. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas, merupakan kemiringan dari bagian awal grafik
yang lurus dari diagram regangan-tegangan, yang akan bertambah
besar dengan bertambahnya kekuatan beton. Besarnya modulus
elastisitas tersebut dapat dihitung dengan tepat berdasarkan persamaan
empiris :
Ec = 0,043 wc1,50 √fc’
Untuk beton normal (wc = 23 kN/m3), Ec = 4700 √fc’
Di mana :
Ec= modulus elastisitas beton tekan (MPa)
wc = berat isi beton (kg/m3)
fc’ = kuat tekan beton (MPa)

Dan bisa menggunakan persamaan : E= Tegangan/Regangan


4. Rangkak
Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan
bentuk (deformasi) permanen akibat beban tetap yang bekerja
padanya. Rangkak timbul dengan intesitas yang semakin berkurang
untuk selang waktu tertentu dan akan berakhir setelah beberapa tahun
berjalan. Besarnya deformasi rangkak sebanding dengan besarnya
beban yang ditahan dan juga jangka waktu pembebanan. Pada
umumnya rangkak tidak mengakibatkan dampak langsung terhadap
kekuatan struktur, tetapi akan mengakibatkan timbulnya redistribusi
tegangan pada beban kerja dan kemudian mengakibatkan terjadinya
peningkatan lendutan (defleksi).

5. Susut
Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton
yang tidak berhubungan dengan beban. Pada dasarnya ada dua jenis
susut, yaitu susut plastis dan susut pengeringan. Susut plastis terjadi
beberapa jam setelah beton segar dicor ke dalam cetakan (bekisting).
Sedangkan susut pengeringan terjadi setelah beton mencapai bentuk
akhirnya, dan proses hidrasi pasta semen telah selesai. Laju
perubahannya berkurang terhadap waktu, karena beton semakin
berumur akan semakin tahan tegangan dan semakin sedikit mengalami
susut.
6. Tegangan dan Regangan
Tegangan (Stress)

Tegangan adalah “ Perbandingan antara gaya tarik atau tekan yang


bekerja terhadap luas penampang benda” .

σ = N/A

σ = tegangan normal N = gaya longitudinal (aksial) A = luas


penampang tali

Regangan (Strain)

Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang (ΔL)


terhadap panjang mula-mula(L)”
Regangan dinotasikan dengan ε dan tidak mempunyai satuan.

ε = ΔL / L dimana :

ΔL = perubahan panjang (perpanjangan)……… (satuan panjang)


L = panjang awal (panjang semula)………….. (satuan panjang)

karena pembilang dan penyebutnya memiliki satuan yang sama, maka


regangan adalah sebuah nilai nisbi, yang dapat dinyatakan dalam
persen dan tidak mempunyai satuan.

Sumber:
 https://15515071kelautan.wordpress.com/2016/11/20/sifat-dan-karakteristik-
beton-basah-dan-keras/
 http://kampustekniksipil.blogspot.com/2012/07/berkenalan-dengan-
tegangan-regangan.html
 https://strukturexpert.wordpress.com/2012/04/29/sifat-mekanis-beton-keras/
 http://belajarmengeja.blogspot.com/2012/01/sejarah-beton-sifat-dan-
karakteristik.html

Anda mungkin juga menyukai