Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KOLOM PENDEK DAN

KOLOM PANJANG EKSENTRIS


STRUKTUR BETON BERTULANG II

Oleh:

KEVIN REINHARDITA
2131330041
2TKJJBA2

D-III TEKNOLOGI KONSTRUKSI JALAN, JEMBATAN, DAN


BANGUNAN AIR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
PENDAHULUAN

Kolom memikul beban aksial dan momen lentur. Pada kenyataannya, tidak ada kolom yang
menerima beban aksial secara sempurna, hal ini disebabkan banyak faktor seperti penyaluran
beban ke kolom yang tidak pada titik pusat kolom, penampang kolom yang tidak simetris,
masalah pada saat konstruksi dan lain-lain. Kondisi pembebanan pada kolom akibat aksial dan
lentur, secara garis besar dapat dikelompokan pada tiga kondisi umum, antara lain:

 Kondisi aksial Pn yang besar, kosentrik, momen tidak ada, atau momen sangat kecil
sehingga dapat diabaikan.
 Kondisi dimana aksial Pn mempunyai jarak eksentrisitas tertentu yang menyebabkan
beton sisi tekan hancur dan tulangan baja sisi tarik leleh.
 Kondisi momen besar Mn, aksial Pn kecil, atau aksial Pn diabaikan. Akibat aksial Pn dan
momen lentur, kolom mengalami tekan dan melentur. Pada saat
terbebani momen lentur, kolom cenderung mengalami daerah tertekan pada satu sisi
dan tertarik pada sisi lainnya.
Komponen struktur tekan digolongkan menjadi dua, yaitu kolom pendek dan kolom
langsing. Kolom pendek yaitu struktur kolom yang karena panjang atau tingginya sedemikian
rupa sehingga tidak memerlukan peninjauan terhadap efek tekuk lateral. Keruntuhan kolom
yang demikian ditandai dengan kegagalan unsur bahannya, yaitu hancurnya beton pada
peristiwa runtuh tekan atau luluhnya baja tulangan pada runtuh tarik. Kolom langsing yaitu
kolom yang dimensi atau ukuran penampang lintangnya kecil dibandingkan dengan tinggi
bebasnya (tinggi yang tidak ditopang). Semakin langsing atau semakin panjang suatu kolom
kekuatan penampangnya akan berkurang bersamaan dengan timbulnya masalah tekuk yang
dihadapi.
Berdasarkan posisi beban terhadap penampang melintang, kolom dapat diklasifikasikan atas
kolom dengan beban sentris dan kolom dengan beban eksentris. Kolom yang mengalami beban
sentris berarti tidak mengalami momen lentur. Kenyataannya hampir tidak ada kolom yang
dibebani secara aksial sempurna karena disebabkan oleh hal-hal tidak terduga, seperti tidak
tepatnya pembuatan acuan beton dan sebagainya.
Beban aksial bekerja dalam arah sejajar sumbu memanjang. Apabila beban aksial berimpit
dengan sumbu memanjang kolom, berarti tanpa eksentrisitas, perhitungan teoritis
menghasilkan tegangan tekan merata pada permukaan penampang lintangnya dapat disebut
kolom dengan beban aksial tekan eksentrisitas kecil. Sedangkan untuk kondisi kolom dengan
beban aksial tekan eksentrisitas besar, gaya aksial bekerja di suatu tempat berjarak e tertentu
terhadap sumbu memanjang, kolom akan cenderung melentur seiring dengan timbulnya
momen M=P(e). Sehingga tegangan tekan yang terjadi tidak merata pada seluruh permukaan
penampang tetapi akan timbul lebih besar pada satu sisi terhadap sisi lainnya. Jarak e
dinamakan eksentrisitas gaya terhadap sumbu kolom.

PEMBAHASAN

1) Perbedaan Kolom Pendek dan Kolom Panjang


1. Kolom Pendek
Kolom pendek adalah kolom yang kemampuannya dipengaruhi oleh kekuatan
material dan bentuk geometri dari potongan melintang dan tidak dipengaruhi oleh panjang
kolom karena defleksi lateral (lendutan ke samping) yang terjadi sangat kecil. Dalam
SKSNI 2002, pada kolom pendek tidak ada bahaya tekuk.

2. Kolom Panjang (Langsing)


Kolom Panjang, dimana dalam batas keruntuhan mekanismenya ditentukan oleh
kekuatan bahannya (baja atau betonnya) dan mungkin juga oleh adanya momen tambahan
akibat faktor tekuk.

2) Perbedaan Kolom Sentris dan Eksentris


Berdasarkan posisi beban, kolom dibedakan menjadi 2 yaitu kolom dengan beban
sentris dan kolom dengan beban eksentris. Kolom dengan beban sentris mengalami gaya
aksial dan tidak mengalami momen lentur. Keruntuhan kolom dapat terjadi pada beton
hancur karena tekan atau baja tulangan leleh karena tarik. Kolom pendek adalah kolom
yang runtuh karena materialnya, yaitu lelehnya baja tulangan atau hancurnya beton.
Kolom langsing adalah kolom yang runtuh karena tekuk yang besar. Perencanaan kolom
didasarkan pada dua kondisi yaitu :

1. Kolom Pendek dengan Beban Sentris


Kapasitas beban sentris maksimum diperoleh dengan menambah kontribusi beton
yaitu (Ag – Ast) 0,85 f’c dan kontribusi baja tulangan yaitu Ast fy, dimana Ag luas
penampang bruto dan Ast luas total tulangan baja. Kapasitas beban sentris maksimum
yaitu :
Po = (Ag – Ast) 0,85 f’c + Ast fy …………………………… (1)
Pada kenyataannya, beban eksentrisitas sebesar nol sangat sulit terjadi dalam
struktur aktual. Hal tersebut disebabkan karena ketidak tepatan ukuran kolom, tebal
plat yang berbeda dan ketidaksempurnaan lainnya. Batas eksentrisitas minimal untuk
kolom sengkang dalam arah tegak lurus sumbu lentur adalah 10% dari tebal kolom
dan 5% untuk kolom bulat (E.G Nawy., 1998)
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 tentang tata cara perencanaan beton untuk
bangunan gedung, kuat rencana kolom tidak boleh lebih dari :
a. Kolom sengkang (pasal 12.3.(5(1))
ϕPn = 0,80 ϕ (Ag – Ast) 0,85 f’c + Ast fy ………………………. (2)
b. Kolom bulat (pasal 12.3.(5(1))
ϕPn = 0,85 ϕ (Ag – Ast) 0,85 f’c + Ast fy ………………………. (3)

2. Kolom Dengan Beban Eksentris


Kolom yang menahan beban eksentris mengakibatkan baja pada sisi yang tertarik
akan mengalami tarik dengan garis netral dianggap kurang dari tinggi efektif
penampang (d). Apabila angka kelangsingan klu/r ≤ 22 maka tergolong kolom
pendek. Berdasarkan regangan yang terjadi pada baja tulangan yang tertarik, kondisi
awal keruntuhan digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Keruntuhan tarik yang diawali dengan luluhnya tulangan tarik dimana Pn < Pnb.
b. Keruntuhan tekan yang diawali dengan kehancuran beton dimana Pn > Pnb.
3) Mendesain Kolom Pendek
1. Penentuan Beban Yang Akan Ditahan Oleh Kolom
Pertama-tama, perlu ditentukan beban vertikal yang akan ditahan oleh kolom. Beban
ini dapat berasal dari berbagai faktor seperti beban struktural, beban bangunan, dan beban hidup.
Besar beban ini akan menjadi dasar untuk menentukan dimensi dan kekuatan kolom yang
dibutuhkan.
2. Penentuan Ukuran Dan Dimensi Kolom
Setelah menentukan beban yang akan ditahan, selanjutnya perlu ditentukan ukuran
dan dimensi kolom. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan ukuran dan dimensi
kolom adalah daya dukung tanah, tinggi bangunan, dan jenis material yang akan digunakan.
Kolom pendek umumnya memiliki tinggi yang sama dengan lebarnya, namun dalam beberapa
kasus dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Perhitungan Kekuatan Kolom
Setelah menentukan ukuran dan dimensi kolom, selanjutnya perlu dilakukan
perhitungan kekuatan kolom. Hal ini bertujuan untuk menentukan kapasitas beban maksimum
yang dapat ditahan oleh kolom tanpa mengalami kerusakan. Perhitungan kekuatan kolom
meliputi analisis gaya-gaya yang bekerja pada kolom, seperti gaya tekan, gaya tarik, dan momen
lentur.
4. Pemilihan Jenis Material
Setelah menentukan ukuran dan dimensi kolom serta melakukan perhitungan kekuatan
kolom, selanjutnya perlu memilih jenis material yang akan digunakan untuk membuat kolom.
Jenis material yang umum digunakan dalam pembuatan kolom pendek antara lain beton
bertulang, baja, dan kayu. Pemilihan jenis material perlu disesuaikan dengan kekuatan yang
dibutuhkan dan faktor lain seperti biaya dan ketersediaan material.
5. Pemilihan Bentuk Kolom
Selain mempertimbangkan ukuran, dimensi, dan material, perlu juga
mempertimbangkan bentuk kolom yang akan digunakan. Bentuk kolom yang umum digunakan
pada kolom pendek adalah persegi atau segi empat. Namun, terkadang juga digunakan bentuk
kolom yang lain seperti lingkaran atau elips.
6. Pembuatan Rancangan Kolom
Setelah semua faktor telah dipertimbangkan, selanjutnya dapat dibuat rancangan
kolom secara detail. Rancangan ini mencakup gambar teknis kolom dan perhitungan struktur
yang dibutuhkan. Rancangan ini juga perlu disesuaikan dengan kode-kode bangunan dan standar
yang berlaku di daerah setempat.

4) Mendesain Kolom Panjang


1. Penentuan Beban Yang Akan Ditahan Oleh Kolom
Seperti pada perancangan kolom pendek, tahapan awal dalam mendesain kolom
panjang esentris adalah menentukan beban yang akan ditahan oleh kolom. Beban ini
dapat berasal dari berbagai faktor seperti beban struktural, beban bangunan, dan beban
hidup.
2. Penentuan Posisi Pusat Massa Dan Pusat Kekakuan Kolom
Pada kolom panjang eksentris, perlu ditentukan posisi pusat massa dan pusat
kekakuan kolom. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan software pemodelan
struktur bangunan atau perhitungan manual yang melibatkan perhitungan geometri dan
bobot material.
3. Perhitungan Momen Lentur
Setelah posisi pusat massa dan pusat kekakuan diketahui, selanjutnya perlu dilakukan
perhitungan momen lentur yang dihasilkan oleh beban yang bekerja pada kolom. Momen
lentur ini dapat dihitung menggunakan rumus-rumus yang telah disediakan dalam
perhitungan struktur bangunan.
4. Perhitungan Kekuatan Kolom
Setelah momen lentur dihitung, selanjutnya perlu dilakukan perhitungan kekuatan
kolom. Perhitungan ini meliputi analisis gaya-gaya yang bekerja pada kolom, seperti
gaya tekan, gaya tarik, momen lentur, dan momen torsi. Kekuatan kolom yang
dibutuhkan harus mampu menahan semua gaya-gaya yang bekerja pada kolom.
5. Pemilihan Jenis Material
Setelah melakukan perhitungan kekuatan kolom, selanjutnya perlu memilih jenis
material yang akan digunakan untuk membuat kolom. Jenis material yang umum
digunakan dalam pembuatan kolom panjang esentris antara lain beton bertulang, baja,
dan kayu. Pemilihan jenis material perlu disesuaikan dengan kekuatan yang dibutuhkan
dan faktor lain seperti biaya dan ketersediaan material.
6. Pembuatan Rancangan Kolom

Setelah semua faktor telah dipertimbangkan, selanjutnya dapat dibuat rancangan


kolom secara detail. Rancangan ini mencakup gambar teknis kolom dan perhitungan
struktur yang dibutuhkan. Rancangan ini juga perlu disesuaikan dengan kode-kode
bangunan dan standar yang berlaku di daerah setempat.

5) Standar-Standar Pada Kolom Pendek dan Kolom Panjang Eksentris


Standar-standar pada kolom pendek dan kolom panjang esentris dibutuhkan untuk
memastikan bahwa kolom yang dibangun memiliki kualitas dan keamanan yang sesuai
dengan standar teknis dan keamanan. Beberapa standar yang perlu diperhatikan dalam
perancangan dan pembangunan kolom pendek dan kolom panjang esentris antara lain:

1. Standar Teknis Bangunan Gedung Indonesia


Standar Teknis Bangunan Gedung Indonesia (SNI 1726:2012) adalah standar
teknis yang menjadi acuan dalam perancangan dan pembangunan gedung di Indonesia.
Standar ini mencakup persyaratan teknis untuk berbagai aspek bangunan, termasuk
perencanaan struktur, bahan bangunan, tata ruang, dan kenyamanan lingkungan.
2. Kode Desain Struktural
Kode Desain Struktural (ACI 318) adalah kode standar internasional yang
digunakan dalam perancangan struktur beton bertulang. Kode ini mencakup persyaratan
teknis untuk perancangan dan pembangunan struktur beton bertulang, termasuk
persyaratan teknis untuk kolom pendek dan kolom panjang esentris.
3. Kode Desain Struktur Baja
Kode Desain Struktur Baja (AISC 360) adalah kode standar internasional yang
digunakan dalam perancangan struktur baja. Kode ini mencakup persyaratan teknis untuk
perancangan dan pembangunan struktur baja, termasuk persyaratan teknis untuk kolom
pendek dan kolom panjang esentris.

4. Standar Teknis Bangunan Tahan Gempa


Standar Teknis Bangunan Tahan Gempa (SNI 1727:2013) adalah standar teknis
yang dibuat khusus untuk memastikan bangunan dapat tahan terhadap gempa. Standar ini
mencakup persyaratan teknis untuk perencanaan struktur, bahan bangunan, dan tata ruang
untuk memastikan bangunan dapat tahan terhadap gempa.
5. Standar Keselamatan Bangunan
Standar Keselamatan Bangunan (OSHA) adalah standar yang dibuat oleh
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) di Amerika Serikat untuk
memastikan keselamatan kerja pada proyek konstruksi. Standar ini mencakup persyaratan
untuk melindungi pekerja dari bahaya yang terkait dengan proyek konstruksi, termasuk
persyaratan untuk penggunaan alat pelindung diri (APD) dan penanganan bahan
berbahaya.
CONTOH SOAL DAN CARA PENGERJAAN

SOAL:
Sebuah kolom pendek dengan dimensi 30 cm x 30 cm dan tinggi 3 meter akan menahan
beban vertikal sebesar 500 kN. Kolom ini menggunakan beton bertulang dengan f'c = 25 MPa
dan fy = 400 MPa. Tulangan yang digunakan adalah 4 buah besi diameter 16 mm dengan jarak
antartulangan sebesar 10 cm. Hitunglah kebutuhan beton dan baja tulangan yang dibutuhkan
untuk kolom ini.

LANGKAH PENYELESAIAN:
 Hitung luas penampang kolom
A = 30 cm x 30 cm = 900 cm^2

 Hitung luas tulangan


As = (π/4) x d^2 x n
As = (π/4) x (1.6 cm)^2 x 4 = 8.042 cm^2

 Hitung beban geser maksimum


Vc = 0.18 x f'c x b x d
Vc = 0.18 x 25 MPa x 30 cm x 30 cm = 243 Kn

 Hitung momen lentur maksimum


Mc = (1/2) x Vc x h
Mc = (1/2) x 243 kN x 3 m = 364.5 kNm

 Hitung momen inersia penampang kolom


I = (b x d^3) / 12
I = (30 cm x 30 cm^3) / 12 = 27,000 cm^4

 Hitung momen inersia tulangan


Is = (π/64) x d^4 x n
Is = (π/64) x (1.6 cm)^4 x 4 = 1.029 cm^4

 Hitung faktor pengurangan momen lentur


φ = 0.65

 Hitung momen lentur yang diizinkan


Mn = φ x fy x As x (d - (As / (0.85 x b)))
Mn = 0.65 x 400 MPa x 8.042 cm^2 x (300 cm - (8.042 cm^2 / (0.85 x 30 cm))) = 865.3
kNm

 Periksa momen lentur yang dihasilkan oleh beban vertikal


M=Pxe
M = 500 kN x (0.5 x 3 m) = 750 kNm

 Hitung momen lentur yang dihasilkan oleh beban lateral


Mu = (Vc x As x (d - a)) / (0.85 x b x d)
Mu = (243 kN x 8.042 cm^2 x (300 cm - 10 cm)) / (0.85 x 30 cm x 30 cm) = 70.09 kNm

 Periksa momen lentur yang dihasilkan oleh beban geser maksimum


Mv = (0.5 x Vc) x (h - a)
Mv = (0.5 x 243 kN) x (300 cm - 10 cm) = 35.55 kNm

 Hitung momen lentur total


Mtotal = M + Mu + Mv
Mtotal = 750 kNm + 70.09 kNm + 35
PENUTUP

Dalam memilih jenis kolom yang akan digunakan pada sebuah bangunan, perlu
memperhatikan faktor-faktor seperti jumlah lantai, beban vertikal yang akan ditahan, kestabilan
pada saat terkena beban lateral, serta kemudahan dalam perancangan dan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
Kolom pendek lebih cocok digunakan pada bangunan dengan jumlah lantai yang sedikit
dan beban vertikal yang tidak terlalu besar, sedangkan kolom panjang eksentris lebih cocok
digunakan pada bangunan bertingkat dan beban vertikal yang besar. Namun, perlu diingat bahwa
setiap jenis kolom memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis kolom yang tepat untuk digunakan pada sebuah
bangunan.

Anda mungkin juga menyukai