BAGIAN-BAGIAN JEMBATAN
DASAR-DASAR KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
Jembatan Blimbing
Desa Blimbing, Kec. Susukan, Kab. Semarang, Jawa Tengah
Disusun Oleh :
Muhammad Nur Alifi (K1516046)
1
BAB I
KAJIAN PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
1. Jembatan Secara Umum
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melelui
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau
jalan lalu lintas biasa). (Struyk dan Veen, 1984) Jembatan adalah suatu bangunan
yang memungkinkan suatu jalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang
jalan lain yang tidak sama tinggi permukaannya. Secara umum suatu jembatan
berfungsi untuk melayani arus lalu lintas dengan baik, dalam perencanaan dan
perancangan jembatan sebaiknya mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi,
persyaratan teknis dan estetika-arsitektural yang meliputi : Aspek lalu lintas, Aspek
teknis, Aspek estetika. (Supriyadi dan Muntohar, 2007)
2. Fungsi Jembatan
Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Jembatan jalan raya (highway bridge),
2. Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
3. Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Jembatan di atas sungai atau danau,
2. Jembatan di atas lembah,
3. Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
4. Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
5. Jembatan di dermaga (jetty).
Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam :
1. Jembatan kayu (log bridge),
2. Jembatan beton (concrete bridge),
3. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
4. Jembatan baja (steel bridge),
5. Jembatan komposit (compossite bridge).
2
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :
1. Jembatan plat (slab bridge),
2. Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
3. Jembatan gelagar (girder bridge),
4. Jembatan rangka (truss bridge),
5. Jembatan pelengkung (arch bridge),
6. Jembatan gantung (suspension bridge),
7. Jembatan kabel (cable stayed bridge),
8. Jembatan cantilever (cantilever bridge).
langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan,
a. Trotoar :
c. Gelagar (Girder),
d. Balok diafragma,
f. Tumpuan (Bearing).
3
2) Struktur Bawah (Substructures)
atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan
4
BAB II
PEMBAHASAN HASIL SURVEY
A. DATA LAPANGAN
1) Tempat, Tanggal dan Waktu
Tempat : Jembatan Blimbing
Alamat : Desa Blimbing, Kec. Susukan, Kab Semarang, Jawa Tengah
Tanggal : Selasa, 11 Juni 2019
Waktu : 09.15 – 09.30
2) Jembatan Blimbing
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( Jalan
air/Jalan lalu lintas biasa ). ( Struyk dan Veen, 1994 ). Jembatan Blimbing adalah
jembatan yang berlokasi di Desa Blimbing, Kec. Susukan, Kab. Semarang, Jawa
Tengah. Jembatan ini memiliki 2 lajur kiri dan kanan dengan lebar per jalurnya
sekitar 3 m dan panjang bentang sekitar 25-30 meter. Jembatan ini tergolong baru
karena baru dibangun sekitar tahun 2015 serta jembatan ini dibangun sebagai jalan
pengubung Susukan-Semagu.
5
3) Bagian-Bangian Jembatan Blimbing
a. Struktur Atas (Superstructures)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban
langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban
lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
1) Sandaran (Hand Raill)
6
Slab lantai kendaraan, berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan yang
menahan beban langsung lalu lintas yang melewati jembatan itu.
3) Gelagar (Girder)
7
2) Pilar jembatan (Pier)
Pilar jembatan (Pier), terletak di tengah jembatan (di tengah sungai) yang
memiliki kesamaan fungsi dengan kepala jembatan yaitu mentransfer gaya
jembatan rangka ke tanah. Sesuai dengan standar yang ada, panjang
bentang rangka baja, sehingga apabila bentang sungai melebihi panjang
maksimum jembatan tersebut maka dibutuhkan pilar.
Dari hasil survey kami di jembatan Blimbing tidak terdapat pilar jembatan
karena bentang sungai tidak melebihi panjang maksimum jembatan
tersebut.
3) Pondasi
Macam – macam pondasi secara umum dapat digambarkan sebagai
berikut :
8
c. Bangunan Pengaman / Pelengkap
Bangunan pelengkap pada jembatan adalah bangunan yang merupakan
pelengkap dari konstruksi jembatan yang fungsinya untuk pengamanan
terhadap struktur jembatan secara keseluruhan dan keamanan terhadap
pemakai jalan.
Dari hasil survey kami di jembatan Blimbing, tidak ditemukan bangunan
pengaman/pelengkap seperti lampu penerangan, median, penunjuk arah,
hanya terdapat optrit.
9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Jembatan Blimbing yang beralamat di Desa Blimbing, Susukan, Kab.
Semarang, Jawa Tengah mempunyai panjang sekitar 25-30 m dengan lebar sekitar 6
m. Bagian-bagian jembatan Blimbing memiliki bagian yang cukup lengkap mulai dari
struktur atas dan struktur bawah. Jika dibandingkan dengan teori dimana seharusnya
jembatan tidak sepenuhnya mempunyai struktur/bangunan pengaman, di jembatan ini
tidak ditemukan struktur/bangunan pengaman seperti lampu penerangan, patok
penuntun, median, petunjuk arah , dan di jembatan Blimbing tidak terdapat
trotoar pada dua sisinya.
B. SARAN
Saran yang ingin disampaikan:
1. Dikarenakan kurangnya bangunan pengaman/pelengkap serta trotoar pada
jembatan, mengharuskan para pejalan kaki untuk lebih berhati-hati ketika
melewati sembatan.
10
LAMPIRAN
11