Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN SURVEY JEMBATAN

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN


Jembatan Konaweha(Jembatan Plat Beton)
Jl. Kolaka-Kolut, Konaweha, Sulawesi Tenggara

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Perencanaan Struktur Jembatan
Dosen Pengampu :
Al Tafakur La Ode, S.T.,M.T

Oleh :

Junaedi Anwar (180830439)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER
KOLAKA
2021

1
BAB I
KAJIAN PUSTAKA

A. PENDAHULUAN
Jika didefenisikan, Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya
untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang  berada lebih rendah.
Rintangan  ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalulintas biasa).
Dengan adanya jembatan transportasi darat yang terputus oleh sungai,
jurang, alur banjir (floodway) dapat teratasi.
Untuk memperlancar transportasi darat tidak lepas dari pengaruh
topografi dari masing – masing daerah, dimana akan mempengaruhi
terwujudnya sarana transportasi. Usaha pengadaan jalur – jalur lalu lintas
yang menghubungkan antar daerah belum tentu dapat dibuat jalur jalan
secara menerus, mungkin harus menyilang diatas jalur jalan yang lain atau
harus melintasi sungai. Untuk mengatasi problema lalu lintas tersebut
diatas perlu dibuat konstruksi jembatan guna menghubungkan antar jalur
jalan. Dengan adanya konstruksi jembatan, maka rintangan akibat
pengaruh topografi / geografi dapat diatasi Desain Jembatan yang di
rencanakan berupa jembatan dengan konstruksi baja dengan bentang 30 m.

1. Jembatan Secara Umum


Jembatan merupakan kesatuan dari struktur atas (super struktur)
dan struktur bawah (sub struktur), yang termasuk bagian suatu sistem
transportasi untuk tiga hal:

1.    Merupakan pengontrol kapasitas dari system.

2.    Mempunyai biaya tertinggi dari system.

3.    Jika jembatan runtuh, system akan lumpuh.

Jika jembatan kurang lebar untuk menampung jumlah jalur yang

diperlukan oleh lalu lintas, maka jembatan akan menghambat lalu

lintas. Dalam hal ini, jembatan akan menjadi pengontrol volume dan

2
berat lalu lintas yang dapat dilayani oleh system transportasi. Oleh

karena itu, jembatan dapat mempunyai fungsi keseimbangan

(balancing) dari sistem transportasi darat.

Jembatan terdiri dari beberapa jenis diantaranya: jembatan plat

beton (slab), jembatan gelagar/ rangka baja, jembatan

pratekan/prategang, jembatan cable, jembatan kayu dan jembatan

bambu.

Fungsi jembatan adalah untuk meneruskan jalan (lalu lintas

kendaraan) yang mengalami jalan terputus akibat permukaan yang

lebih rendah dan curam tanpa menutupnya, atau dengan kata lain

sebagai alat penyeberangan antara dua tempat yang terpisah.

2. Bagian-Bagian Dari Kontruksi Jembatan

Bagain-bagian dari suatu jembatan terbagi dalam tiga bagian, yaitu:

a) Bangunan Atas (super struktur), yang terdiri atas

Gelagar-gelagar utama (rangka utama), yang terbentang

dari titik tumpu ke titik tumpu lain. Gelagar-gelagar ini terdiri dari

batang diagonal, horizontal dan vertical yang membentuk rangka

utama dan terletak pada kedua sisi jembatan.

1. Gelagar melintang, berupa baja profil yang terletak di bawah

lantai kendaraan, gunanya sebagai pemikul lantai kendaraan.

2. Lantai kendaraan, terletak di atas gelagar melintang, biasanya

terbuat dari kayu atau pasangan beton bertulang dan seluruh

lebar bagiannya digunakan untuk lalulintas kendaraan.

3. Lantai trotoar, terletak di pinggir sepanjang lantai kendaraan

dan digunakan sebagai tempat pejalan kaki.

3
4. Pipa sandaran, terbuat dari baja yang dipasang diantara tiang-

tiang sandaran di pinggir sepanjang jembatan atau tepi lantai

trotoar dan merupakan pembatas dari kedua sisi samping

jembatan.

5. Tinang sandaran, terbuat dari beton bertulang atau baja profil

dan ada juga yang langsung dipasang pada rangka utama,

gunanya untuk menahan pipa sandaran.

b)  Bangunan bawah (sub structure), yang terdiri dari:

1. Pilar, berfungsi untuk menyalurkan gaya-gaya vertical dan

horizontal dari bangunan atas pada pondasi.

2. Pangkal (abutment), pangkal menyalurkan gaya vertical dan

horizontal dari bangunan atas pada pondasi dengan fungsi

tambahan untuk mengadakan peralihan tumpuan dari timbunan

jalan pendekat ke bangunan atas jembatan. Ada beberapa tipe

dan jenis abutment, yaitu:

1) Tipe gravitasi, kontruksi terbuat dari pasangan batu

kali. Digunakan bila tanah keras dekat dengan permukaan.

2) Tipe T terbalik (kantilever), kontruksi terbuat dari beton

bertulang, bentuknya langsing sehingga dalam proses

pembuatannya sangat mudah dari pada tipe-tipe yang lain.

3) Tipe dengan penopang, bentuknya kontruksinya sama

dengan tipe kantilever  tetapi ditambahkan penopang

dibelakangnya, yang berguna untuk melawan pengaruh

tekanan tanah dan gaya angkat (bouyvancy).

4
BAB II
PEMBAHASAN HASIL SURVEY

A. DATA LAPANGAN
1) Tempat, Tanggal dan Waktu
Tempat : Jembatan Konaweha
Alamat : Jl. Kolaka-Kolut, Konaweha, Sulawesi Tenggara ini
Tanggal : Minggu, 2 November 2021
Waktu : 08.00-09.00

2) Jembatan Konaweha

Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan


jalan melalui rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini
biasanya jalan lain ( Jalan air/Jalan lalu lintas biasa ). ( Struyk dan
Veen, 1994 ). Jembatan kleco adalah jembatan yang berlokasi di Jl.
Kolaka-Kolut, Konaweha, Sulawesi Tenggara. Jembatan ini
membentang sepanjang 14 m dengan lebar jembatan 10,5 m.

3) Bagian-Bangian Jembatan Konaweha


a. Struktur Atas (Superstructures)

5
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima
beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban
tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan
kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :

1) Trotoar

Panjang trotoar pada jembatan konaweha adalah 14 m. Trotoar


berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang
melewati jembatan agar tidak terganggu lalu lintas kendaraan.
Konstruksi trotoar direncanakan sebagai pelat beton yang
diletakkan pada lantai jembatan bagian samping yang diasumsikan
sebagai pelat yang tertumpu sederhana pada pelat jalan.
2) Sandaran (Hand Raill)

6
Sandaran berfungsi sebagai pengaman untuk pejalan kaki yang
melewati trotoar di jembatan tersebut. Sandaran di jembatan
konaweha terbuat dari beton bertulang dengan dimensi 20 x 20 cm
dan dengan kombinasi pipa besi dibawahnya.

3) Tiang Sandaran (Rail Post)

Tiang sandaran di jembatan konaweha terbuat dari beton bertulang


dengan dimensi 20 x 20 cm.
4) Slab Lantai Kendaraan

7
Slab lantai kendaraan, berfungsi sebagai penahan lapisan
perkerasan yang menahan beban langsung lalu lintas yang melewati
jembatan itu.

5) Gelagar (Girder)

Gelagar (Girder), terdiri atas gelagar induk /


memanjang dan gelagar melintang. Gelagar induk atau
memanjang merupakan komponen jembatan yang letaknya
melintang arah jembatan atau tegak lurus arah aliran sungai.
Sedangkan, gelagar melintang merupakan komponen jembatan
yang letaknya melintang arah jembatan. Dari hasil survey tebal
gelagar adalah 1 m

b. Struktur Bawah (Substructures)


Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban
struktur atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah,

8
aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb.
untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban
tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar. Struktur bawah
jembatan umumnya meliuputi :

1) Pangkal jembatan (Abutment)

2) Pilar jembatan (Pier)


Pilar jembatan (Pier), terletak di tengah jembatan (di tengah
sungai) yang memiliki kesamaan fungsi dengan kepala jembatan
yaitu mentransfer gaya jembatan rangka ke tanah. Sesuai
dengan standar yang ada, panjang bentang rangka baja,
sehingga apabila bentang sungai melebihi panjang maksimum
jembatan tersebut maka dibutuhkan pilar.
Dari hasil survey di jembatan konaweha tidak terdapat pilar
jembatan karena bentang sungai tidak melebihi panjang
maksimum jembatan tersebut.

9
3) Pondasi
Macam – macam pondasi secara umum dapat digambarkan
sebagai berikut :

Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban di atasnya


ke tanah dasar. Pada perencanaan pondasi harus terlebih
dahulu melihat kondisi tanahnya. Dari kondisi tanah ini dapat
ditentukan jenis pondasi yang akan dipakai. Pembebanan
pada pondasi terdiri atas pembebanan vertikal maupun
lateral, dimana pondasi harus mampu menahan beban luar
diatasnya maupun yang bekerja pada arah lateralnya. Dalam
pemilihan tipe pondasi secara garis besar ditentukan oleh
kedalaman tanah keras, karena untuk mendukung daya dukung
tanah terhadap struktur bangunan jembatan yang akan
direncanakan.

c. Bangunan Pengaman / Pelengkap


Bangunan pelengkap pada jembatan adalah bangunan yang
merupakan pelengkap dari konstruksi jembatan yang fungsinya
untuk pengamanan terhadap struktur jembatan secara
keseluruhan dan keamanan terhadap pemakai jalan.
Dari hasil survey di jembatan konaweha, tidak ditemukan
bangunan pengaman/pelengkap seperti lampu penerangan,
patok penuntun, talut dan optrit.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Jembatan Konaweha yang beralamat di Jl. Kolaka-Kolut
Konaweha, Sulawesi Tenggara mempunyai panjang 14 m dengan lebar
10,5 m. Bagian-bagian jembatan konaweha memiliki bagian struktur atas
dan struktur bawah. Jika dibandingkan dengan teori seharusnya jembatan
mempunyai struktur/bangunan pengaman namun di jembatan konaweha
tidak ditemukan struktur/bangunan pengaman seperti lampu penerangan,
patok penuntun, talut , orpit, dan di jembatan konaweha hanya
terdapat trotoar hanya di satu sisi saja.

B. SARAN
Saran dari kami :
1. Sebaiknya pengendara sepeda motor maupun mobil
berhati-hati jika melewati jembatan konaweha di malam hari karena
posisi jembatan yang berdekatan dengan tikungan yang tajam.
2. Sebaiknya pemerintah dapat memberikan perhatian
terhadap jembatan-jembatan yang tidak atau belum ada bangunan
pengaman seperti pada jembatan konaweha.

11
LAMPIRAN

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai