Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi
melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu
struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh
adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan
pembuang. Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain. Sejarah jembatan
sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan komunikasi / transportasi antara
sesama manusia dan antara manusia dengan alam lingkungannya. Macam dan bentuk serta
bahan yang digunakan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi,
mulai dari yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir. Mengingat fungsi
dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan, maka jembatan
dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api.
Salah satu komponen dalam kontruksi jembatan adalah plat lantai. Plat lantai
merupakan salah satu komponen struktur kontstruksi pada suatu bangunan, baik itu Gedung
maupun rumah tinggal biasa dan juga menjadi struktur kontruksi pada jembatan. Umumnya,
plat lantai diabgun dengan kontruksi beton bertulang sebagai dasar utamanya. Plat lantai
adalah struktur yang pertama kali menerima beban, baik itu beban mati maupun beban hidup
yang kemudian menyalurkannya ke system struktur kerangka yang lain. Di makalah ini akan
dibahas mengenai plat lantai pada kontruksi jembatan
2. Rumusan masalah
1) Apa itu plat lantai pada jembatan?
2) Bagaimana fungsi plat lantai pada jembatan?
3) Apa saja jenis material yang digunakan untuk membuat plat lantai jembatan?
4) Apa saja persyaratan material yang digunakan untuk pembuatan plat lantai jembatan ?
5) Bagaimana cara pembuatan material pada plat lantai jembatan?
3. Tujuan masalah
1) Untuk mengetahui apa itu plat pada lantai jembatan
2) Untuk mengetahui bagaimana fungsi plat lantai pada jembatan
3) Untuk mengetahui apa saja jenis material yang digunakan untuk membuat plat lantai
pada jembatan
4) Untuk mengetahui apa saja persyaratan material yang digunakan untuk pembuatan
plat lantai jembatan
5) Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan material pada plat lantai jembatan
4. Dasar teori
Menurut (Supriyadi dan Muntohar, 2007) Jembatan adalah suatu bangunan yang
memungkinkan suatu jalan menyiang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain
yang tidak sama tinggi permukaannya. Dalam perencanaan dan peracangan jembatan

1
seabaiknya mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan teknis dan
estetika-arsitektural yang meliputi : aspek lalu lintah, aspek teknis, dan aspek estitka. 1
Jembatan sederhana adalah ditinjau dari segi kontruksi yang mudah dan sederhana,
atau dapat diterjemahkan struktur terbuat dari bahan kayu yang sifatnya darurat atau tetap,
dan dapat dikerjakan/dibangun tanpa peralatan modern canggih. Penggunaan bahan kayu
untuk bahan jembatan adalah seiring dengan perkembangan jaman. Di masa lampau
menghubungkan sungai cukup dengan menggunakan bambu, atau kayu gelondongan.
Sehingga bila dibandingkan dengan bahan lain seperti baja, beton atau lainna, bahan kayu
merupakan bahan yang potensial dan telah cukup lama dikenal oleh manusia.
Pada saat telah digunakannya bahan baja dan beton untuk jembatam, penggunaan
bahan kayu masih memegang fungsi sebagai lantai kendaraan. Sesederhana apapun struktur
dalam perencanaan atau pembuatannya perlu memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu
gaya (mekanika), beban yang bekerja, kelas jembatan, peraturan teknis dan syarat-syarat
kualitas (cheking)
Slab (pelat) adalah sebuah elemen struktur horizontal yang berfungsi
menyalurkan beban mati maupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari
suatu sistem struktur. Elemen-elemen horizontal tersebut dapat dibuat bekerja dalam
satu arah ataupun bekerja dua arah yang saling tegak lurus (biaksial).2

1
http://e-journal.uajy.ac.id/1516/3/2TS12436.pdf
2
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/apa-yang-dimaksud-dengan-slab

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian plat lantai jembatan dan fungsi nya pada kontruksi jembatan.
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi
melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu
struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh
adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan
pembuangan.3 Struktur jembatan terdiri dari 2 bagian, struktur atas dan struktur bawah.
1) Struktur Atas (Superstructures) Struktur atas jembatan merupakan bagian yang
menerima beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati
tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi ; Trotoar, Slab lantai kendaraan,
Gelagar (Girder), Balok diafragma, Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan
melintang), Tumpuan (Bearing).
2) Struktur Bawah (Substructures) Struktur bawah jembatan berfungsi memikul
seluruh beban struktur atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah,
aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian
disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi
ke tanah dasar. Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi : Pangkal jembatan
(Abutment), Pilar jembatan (Pier).4

Plat atau disebut juga dengan slab adalah sebuah elemen struktur horizontal yang
berfungsi menyalurkan beban mati maupun beban hidup menuju rangka pendukung vertikal
dari suatu sistem struktur. Elemen-elemen horizantal tersebut dapat dibuat bekerja dalam
satu arah ataupun dua arah yang saling tegak lurus (biaksal). 5 Pelat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan pelat lantai ditentukan
oleh:

 Besar lendutan yang diinginkan.


 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
 Bahan material konstruksi dan pelat lantai.

Pelat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus dan waterpass (mempunyai ketinggian yang
sama dan tidak miring), pelat lantai dapat diberi sedikit kemiringan untuk kepentingan aliran
air. Ketebalan pelat lantai ditentukan oleeh, beban yang harus didukung, besar lendutan yang
diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari
3
http://azwaruddin.blogspot.com/2008/02/pengertian-jembatan.html
4
http://meniksipil.blogspot.com/2011/10/macam-macam-struktur-jembatan.html
5
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/apa-yang-dimaksud-dengan-slab

3
pelat lantai. Pelat lantai merupakan suatu struktur solid tiga dimensi dengan bidang
permukaan yang lurus, datar dan tebalnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan dimensinya
yang lain. Struktur pelat bisa saja dimodelkan dengan elemen 3 dimensi yang mempunyai
tebal h, panjang b, dan lebar a. Adapun fungsi dari pelat lantai adalah untuk menerima beban
yang akan disalurkan ke struktur lainnya. Pada pelat lantai merupakan beton bertulang yang
diberi tulangan baja dengan posisi melintang dan memanjang yang diikat menggunakan
kawat bendrat, serta tidak menempel pada permukaan pelat baik bagian bawah maupun atas.
Adapun ukuran diameter, jarak antar tulangan, posisi tulangan tambahan bergantung pada
bentuk pelat, kemampuan yang diinginkan untuk pelat menerima lendutan yang diijinkan.

Menurut sistem strukturnya, pelat dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu :


1. Pelat tipis lendutan kecil
Pelat lendutan kecil merupakan pelat dengan perbandingan tebal terhadap panjang sisi
terpendek <= 1/20 (lebih kecil atau sama dengan) dan ukuran lendutan yang terjadi <= 0,20
tebal pelatnya.
2. Pelat tipis lendutan besar
Pelat tipis lendutan besar merupakan sebutan untuk pelat dengan rasio tebal terhadap
panjang sisi terpendek <= 1/20 disertai dengan ukuran lendutan > 0,20 tebal pelatnya.
3. Pelat tebal
Sedang kriteria pelat tebal digunakan untuk pelat yang memiliki ketebalan > 1/20 kali
panjang sisi terpendek.

Selain berdasarkan sistem strukturnya, pelat dapat dibagi berdasarkan perbandingan antara
panjang dan lebar, pembagian ini adalah
1. Pelat satu arah
Disebut pelat satu arah jika pelat memiliki perbandingan antara panjang dan lebar >= 2
(lebar besar atau sama dengan). Pelat satu arah biasa digunakan dan dirancang sebagai balok
dengan ukuran lebar tertentu dan disertai tulangan susutpada arah tegak lurus tulangan
lentur.
2. Pelat dua arah
Jika perbandingan antara panjang dan lebar <2 maka disebut pelat dua arah. Metode
perancangan pada pelat dua arah dapat berbagai macam, seperti pendekatan semi elastic,
metode garis lelah dan metode jalur

4
Pelat merupakan sebuah elemen struktur yang sering digunakan pada berbagai jembatan
atau overpass. Pelat pada sebuah jembatan atau overpass memiliki fungsi antara lain
pemisah antara ruang bawah dan ruang atas jembatan, tempat diletakannya kabel listrik dan
penerangan pada ruang bawah, meredam bising (suara) dari ruang atas atau ruang bawah,
menambah kekakuan horizontal pada bangunan, dan sebagai landasan kendaraan yang
melintas. 6
Fungsi pelat lantai adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas.


2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas.
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah.
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.
2. Adapun fungsi pelat lantai pada kontruksi jembatan adalah, komponen jembatan yang
memiliki fungsi utama untuk mendstribusikan beban sepanjangan potongan melintang
jembatan. Plat lantai merupakan bagian yang menyatu dengan system struktur yang lain
didesain untuk mendistribusikan beban-beban sepanjang bentang jembatan. 7
3. Jenis-jenis material yang digunakan untuk membuat plat lantai jembatan
Berdasarkan material bahannya, terdapat macam-macam jenis plat lantai dalam kontruksi.
Macam-macam plat lantai tersebut yaitu :
a. Plat lantai kayu : Plat yang terbuat dari bahan kayu, yang dirangkai dan disatukan
menjadi satu kesatuan yang kuat
b. Plat lantai beton : Plat lantai beton ini umumnya bertulang dan dicor ditempat bersama
dengan balok penumpu dan kolom pendukungnya. Plat lantai ini dipasang tulangan baja
pada kedua arahnya, dan tulangan silang untuk menahan momen tarik dan juga lenturan.
c. Plat lantai baja : Kontruksi plat lantai baja ini biasanya digunakan pada bangunan yang
komponen-komponen strukturnya sebagian besar terdiri dari material baja.
d. Plat baja beton komposit (steel deck composite) : Material komposit dapat bersinergi
karena memiliki sistem yang mempersatukan sehingga menghasilkan sifat baru. Pada
prinsipnya pelat lantai komposit adalah ngedak dengan floordeck atau steeldeck —
wujudnya berupa pelat baja atau pelat baja galvanis. 8

Dan material-material lainnya. Secara Umum jembatan banyak menggunakan plat lantai
beton. Beton didefinisikan sebagai “sebagai campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang lain, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk
massa padat” (SK SNI T-15-1991-03). Semen yang diaduk dengan air akan membentuk pasta

6
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/apa-yang-dimaksud-dengan-slab
7
https://www.situstekniksipil.com/2017/02/perencanaan-teknis-pelat-lantai-jembatan.html
8
http://jagobangunan.com/article/read/inovasi-material-inilah-konstruksi-pelat-lantai-komposit-dengan-
floordeck-yang-menyatukan-baja-dan-beton

5
semen. Jika semen ditambah dengan pasir akan menjadi mortar semen. Beton memiliki kuat
tekan yang tinggi namun kuat tarik yang lemah. Pelat lantai beton bertulang umumnya dicor
ditempat, bersama-sama balok penumpu. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang
kuat yang menjadi satu kesatuan. Pada pelat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua
arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan. Pada plat lantai beton,
terdiri dari plat lantai beton bertulang (digunakan oleh sturuktur jembatan pada umumnya),
flat slab (digunakan pada struktur jembatan plat), voided slab (digunakan pada struktur
jembatan berongga), plat beton prategang, dan lainnya.

4. Cara pembuatan material pada plat lantai jembatan

Plat lantai jembatan berfungsi untuk menahan beban yang bekerja di atas
jembatan secara merata dan agar mendapat permukaan yang rata. Urutan
pelaksanaan pekerjaan plat lantai jembatan adalah sebagai berikut:
 Pembuatan bekisting plat lantai
 Pelaksanaan pekerjaan pembesian
 Metode pelaksaan pekerjaan pengecoran beton
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan gelagar jembatan yang di
atasnya telah dipasangi shear conector. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan
bekisting:
1) Menentukan lahan yang akan dipasangi bekisting,
2) Melakukan pengukuran rencana lokasi pengecoran sesuai gambar rencana,
3) Membersihkan lokasi bekisting dari segala macam kotoran,
4) Menyiapkan komponen-komponen dan panel-panel bekisting besi di lapangan,
5) Merakit dan setting panel/komponen bekisting di lapangan dengan kuat dan tepat,
6) Melakukan pengecekan apakah letak dan posisi bekisting sudah sesuai, dan
7) Olesi dengan pelumas bagian dalam bekisting yang akan dilapisi beton basah,
agar mudah untuk membuka dan menghasilkan beton keras yang bagus dan tidak
keropos.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pembesian yaitu:
1) Menyiapkan material besi tulangan sesuai dengan ukuran dan gambar yang
sudah direncanakan,
2) Menyiapkan lokasi untuk pemotongan dan perakitan tulangan,
3) Menyiapkan peralatan dan tenaga pembesian sesuai dengan kebutuhan,
4) Pastikan perakitan tulangan dengan bendrat bersilangan tumpang tindih,
5) Potong dan rakit pembesian dengan sesuai ukuran gambar rencana,
6) Menyiapkan lokasi pemasangan panel rakitan pembesian di lapangan bersih
6
dari segala kotoran, dan
7) Pastikan posisi ikatan antar besi tulangan sudah cukup kuat dan pada tempatnya.
Metode pelaksanaan untuk pekerjaan beton ini dilaksanakan dengan sistem serempak untuk
semua unit dengan metode konvensional (dicor di tempat lokasi pekerjaan). Karena
pekerjaan beton pada pier dikerjakan secara bertahap, maka untuk memulai pekerjaan tahap
berikut diberi pasta dahulu agar terjadi ikatan antara beton yang lama dengan beton yang
baru. Siapkan perijinan untuk memulai pekerjaan (request) yang disetujui oleh direksi
pekerjaan,
1) Cek bersama dengan direksi sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran,
2) Lakukan pengecoran dan setiap melakukan pengecoran maka campuran beton sudah
harus dilakukan pengecekan terhadap kadar airnya dengan slump test dan buat silinder
untuk pengujian kuat tekan beton tersebut,
3) Pastikan skor-skor dan perancah kuat menopan]g beton basah sehingga didapatkan
hasil yang sesuai dengan gambar, dan
4) Lakukan pemeliharaan beton dengan penyiraman terus menerus atau dengan
pemberian karung goni sampai beton mencapai umur 28 hari. 9
5. Persyaratan material plat lantai jembatan yang digunakan
Dalam perencanaan pelat lantai jembatan acuan standar yang digunakan adalah :
 RSNI T-12-2004: Perencanaan struktur beton untuk jembatan.
 Selain itu untuk pembebanan jembatan mengacu pada SNI 1725:2016 Pembenanan untuk
jembatan.
 Perencaaan struktur beton jembata, SK.SNI T-12-2004 (Kepmen PU
No.260/KPTS/M/2004)
 Perencanaan struktur baja jembatan SK.SNI T-03-2005 (Kepmen PU
No.498/KPTS/S/M/2005)
Standar bangunan atas jembatan, untuk bagian plat nya adalah :
 Voided slab bentang 6 s/d 16m
 Rangka baja bentan 40 s/d 60m10
Standar persayaratan jembatan beton :
 Beton struktur untuk plat beton bertulang pada lantai jembatan rangka baja adalah
K350 berdasarkan acuan bina marga dengan pelat lantai ini hanya menumpu pada
keempat tepinya bentang sekitar 3-5 meter. Dibandingkan dengan jarak gelagar
jembatan beton bertulang yang lebih rapat (120-150 cm) Maka lantai jembatan baja
lebih lentur sehingga diperlukan mutu beton yang lebih tinggi yaitu K350, 11 Atau
lebih tinggi 30 Mpa atau dapat diperhitungkan lendutannya. Di Indonesia rujukan
desain adalah merujuk pada SNI T02-2005 sub beban T.
 Plat balok T adalah jembatan yang dibentuk dengan girder dan plat yang menjadi 1
kesatuan dengan Panjang antara 5-20 meter d. Mutu beton untuk plat > K350 atau >
9
http://bestananda.blogspot.com/2013/08/metode-pelaksanaan-pemasangan- gelagar.html#ixzz2yuocDPPx
10
http://nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/elearning/1556525088perencanaan_jembatan.pdf
11
http://sibima.pu.go.id/mod/resource/view.php?id=11990

7
30Mpa berdasarkan acuan Bina Marga.
 Box Culvert adalah jembatan berbentuk kotak terbuat dari plat beton dengan lebar
satu segmen antar 2-6 meter dengan tinggi maksimal 5 meter. Mutu beton untuk box
culvert > K250 atau > 22.5 Mpa
 Balok Prategang adalah jembatan yang dibentuk dengan menggunakan material beton
mutu tinggi yang ditegangkan denga Panjang antara 15-35 meter. Mutu untuk beton >
K500 atau > 46Mpa berdasarkan acuan desain prategang. Desain merujuk pada SNI
T02-2005
Standar persyaratan jembatan baja :
 Jembatan baja komposit adalah jembatan yang dibentuk menggunakan material baja
dikombinasikan dengan plat 40m. Mutu baja biasanya > 2400 kg/cm2 dan plat 30
Mpa berdasarkan bina maraga. Desain rujukan adalah SNI T02-2005. 12
Dan persyaratan-persyaratan lainnya tergantung pada material yang digunakan.

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Pelat merupakan sebuah elemen struktur yang sering digunakan pada berbagai

jembatan atau overpass. Pelat pada sebuah jembatan atau overpass memiliki fungsi

antara lain pemisah antara ruang bawah dan ruang atas jembatan, tempat diletakannya

kabel listrik dan penerangan pada ruang bawah, meredam bising (suara) dari ruang atas

atau ruang bawah, menambah kekakuan horizontal pada bangunan, dan sebagai

landasan kendaraan yang melintas.


Pada jembatan terdapat beberapa jenis plat, yaitu : Plat kayu, plat beton dengan

beberapa tipe, plat baja, plat komposit yakni inovasi dari material baja dan beton.
12
https://id.scribd.com/doc/186536553/Bahan-Jembatan

8
Bahwa berdasarkan teori structural, pelat dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok

yaitu pelat tipis lendutan kecil, pelat tipis lendutan besar, pelat tebal. Pelat tipis

lendutan kecil adalah pelat dengan rasio tebal terhadap panjang sisi pendek lebih kecil

atau sama dengan 1/20 dan lendutannya yang terjadi lebih kecil atau sama dengan 0,20

tebal pelatnya. Sistem perencanaan tulangan Pelat Beton pada dasarnya dibagi menjadi

2 macam yaitu:

1) Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah (selanjutnya disebut

pelat satu arah/one way slab).

2) Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok dua arah (disebut pelat dua

arah/two way slab).

b. Saran
Saran dari kami sebagai penulis makalah ini adalah kita bisa melakukan
kontruksi sesuai dengan syarat dan ketentuan atau rujukan yang telah berlaku
sehingga dapat menghasilkan kontruksi yang baik . Dan melalui makalah ini
semoga dapat membantu memberikan informasi kepada semua pembaca
mengenai pelat lantai pada kontruksi jembatan.

Anda mungkin juga menyukai