Anda di halaman 1dari 16

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Jembatan


Berdasarkan UU 38 Tahun 2004 bahwa jalan dan jembatan sebagai bagian
dari sistem transportasi Nasional mempunyai peranan penting terutama dalam
mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya, serta lingkungan yang
dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai
keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah.
Jembatan secara umum adalah suatu kontruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintanga-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, sungai, jalan kereta api, jalan raya
yang melintang tetapi tidak sebidang, dan lain-lain. Menurut Ir. H. J. Struyk
dalam bukunya “Jembatan”, jembatan merupakan suatu kontruksi yang gunanya
untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah.
Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau lalu lintas biasa).
Jembatan adalah jenis bangunan yang apabila akan dilakukan perubahan
kontruksi, tidak dapat di modifikasi secara mudah, biaya yang diperlukan relatif
mahal, dan berpengaruh pada kelancaran lalu lintas pada saat pelaksanaan
pekerjaan. Jembatan di bangunan dengan umur rencana 100 tahun untuk jembatan
besar. Minimum jembatan dapat digunakan 50 tahun. Ini berarti, disamping
kekuatan dan kemampuan untuk melayani beban lalu lintas, perlu diperhatikan
juga bagaimana pemeliharaan yang baik.
3.2 Fungsi Jembatan
Adapun fungsi jembatan secara umum adalah sebagai berikut :
1. Jembatan memiliki kegunaan untuk menyeberangi jurang atau rintangan
seperti sungai, lembah, rel kereta api, maupun jalan raya. Jembatan
dibangun agar pengemudi kendaraan, para pejalan kaki, atau kereta api
dapat melintasi halangan-halangan tersebut.

28
29

2. Jembatan juga dibangun untuk pipa-pipa besar dan saluran air yang bisa
digunakan untuk membawa barang.

3.3 Klasifikasi Jembatan


Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi, dan tipe
struktur sekarang telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan
zaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang
mutakhir. Berdasarkan kegunaan nya jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Jembatan Jalan Raya (highway bridge)
Jembatan jalan raya merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat
yang menghubungkan jalan satu ke jalan yang lainnya. Jembatan ini dirancang
untuk memikul beban lalu lintas kendaraan berat maupun kendaraan ringan.

Gambar 3.1 Jembatan Jalan Raya


2. Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
Jembatan jalan kereta api merupakan suatu konstruksi suatu jembatan yang di
lalui kereta api yang menghubungkan rel kereta yang satu dengan rel kereta
yang lainnya, yang terpisah karena terdapat jurang atau rintangan seperti
sungai.
30

Gambar 3.2 Jalan Kereta Api

3. Jembatan pejalan kaki


Jembatan pejalan kaki merupakan akses bagi pejalan kaki guna untuk
menyebrangi jalan yang ramai dan lebar serta menyebrangi jalan tol dengan
menggunakan jembatan, sehingga pejalan kaki dan pengguna lalu lintas
kendaraan dipisah secara fisik.

Gambar 3.3 Jembatan Pejalan Kaki


Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat menjadi beberapa macam
antara lain :
1. Jembatan kayu (log bridge)
Jembatan yang terdiri dari bahan kayu dengan bentang yang relatif pendek.
31

Gambar 3.4 Jembatan Kayu


2. Jembatan beton (concrete bridge)
Jembatan betoon merupakan jembatan yang konstruksinya terbuat dari material
utama yang bersumber dari beton. Jembatan ini digunakan secara luas dalam
konstruksi jalan raya, tersusun dari slab beton yang didukung secara integral
dengan gelagar.

Gambar 3.5 Jembatan Beton


3. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
Jembatan beton prategang atau yang dikenal dengan prestressed concrete
bridge merupakan salah satu jenis jembatan dengan material konstruksi beton
prategang atau beton yang berisi kabel baja dengan tujuan untuk memberikan
tegangan berupa tegangan tekan tambahan terhadap beton agar mengurangi
lendutan akibat beban.
32

Gambar 3.6 Jembatan Beton Prategang


4. Jembatan baja (steel bridge)
Jembatan yang menggukan berbagai macam komponen dan sistem struktur
baja : deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung
kabel.

Gambar 3.7 Jembatan Baja


5. Jembatan komposit (composite bridge)
Jembatan yang memiliki plat lantai beton dihubungkan dengan girder atau
gelagar baja yang bekerja sama mendukung beban sebagai satu kesatuan balok.
Gelagar baja terutama menahan tarik sedangkan plat beton menahan momen
lendutan.
33

Gambar 3.8 Jembatan Komposit


3.4 Bagian-Bagian Jembatan
3.4.1 Konstruksi bangunan atas (Superstructure)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung
yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu lintas
kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dan lain-lain. Kemudian menyalurkan
pada bangunan bawah. Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
1. Trotoar
Trotoar berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati
jembatan agar tidak terganggu lalu lintas kendaraan.Konstruksi trotoar
direncanakan sebagai pelat beton yang diletakkan pada lantai jembatan bagian
samping yang diasumsikan sebagai pelat yang tertumpu sederhana pada pelat
jalan.
2. Slab lantai
Slab (pelat) adalah sebuah elemen struktur horizontal yang berfungsi
menyalurkan beban mati maupun beban hidup menuju rangka pendukung
vertical dari suatu sistem struktur. Elemen-elemen horizontal tersebut dapat
dibuat bekerja dalam satu arah ataupun bekerja dua arah yang saling tegak
lurus (biaksial).Slab lantai berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan yang
menahanbeban langsung lalu lintas yang melewati jembatan itu.
3. Gelagar (Girder)
34

Gelagar merupakan jenis jembatan yang paling umum dan paling sederhana di
Indonesia. Adapun jenis dari gelagar yaitu beton bertulang, beton prategang,
baja, dan apabila jarak lebih panjang menggunakan rangka batang.
4. Balok Diafragma
Balok diafragma adalah suatu balok yang berada di antara balok girder yang
befungsi untuk memberikan kestabilan pada masing-masing girder dalam arah
horizontal.
5. Tiang sandaran
Tiang sandaran yang dilengkapi dengan pipa sandaran merupakan bagian
struktur jembatan yang dipasang dibagian tepi luar lantai trotoar sepanjang
bentang jembatan, berfungsi sebagai pengaman untuk pejalan kaki yang lewat
diatas trotoar, dan merupakan konstruksi pelindung bila terjadi kecelakaan lalu
lintas.
6. Elestomer merupakan karet jembatan yang merupakan salah satu komponen
utama dalam pembuatan jembatan, yang berfungsi sebagai alat peredam
benturan antara jembatan dengan pondasi utama..
7. Parapet
Parapet adalah dudukan pada sisi sebelah kiri atau sebelah kanan untuk
keamanan. Parapet yang dipasang pada sisi kiri dan sisi kanan jembatan
digunakan untuk penghalang kendaraan keluar jalur atau tidak jatuh ke sungai
pada jembatan.
3.4.2 Konstruksi bangunan bawah (Substructure)
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan
beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan,
tumbukan, gesekan pada tumpuan. Untuk kemudian disalurkan ke
pondasi.Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh pondasi ke tanah
dasar.Struktur bawah jembatan umumnya meliputi :
1. Kepala pilar
Abutment atau pangkal jembatan adalah suatu bangunan yang meneruskan
beban baik beban hidup maupun beban mati dari bangunan atas, tekanan tanah,
35

ke pondasi.Abutment merupakan tempat perletakan bangunan atas jembatan


yang berada dibagian pertama atau awal dan terakhir. Abutment adalah
konstruksi beton bertulang dengan meneruskan pasangan batu kali dari pondasi
sampai mencapai ketinggian tertentu yang telah direncanakan. Karena dalam
hal ini abutment terbuat dari konstruksi beton bertulang. Dengan perancanaan
abutment selain beban–beban yang bekerja juga diperlihatkan pengaruh kondisi
lingkungan seperti angin, aliran air, gempa,dan penyebab–penyebab alam
lainnya. Selain itu faktor pemilihan bentuk atau jenis abutment yang digunakan
juga harus diperlihatkan dengan teliti, Selain itu juga harus memperhitungkan
adanya daya erosi maka paling sedikit dasar kepala jembatan harus ada 2 meter
dibawah muka tanah asli, terutama untuk kepala jembatan untuk posisi
langsung.
2. Pondasi
Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah dasar.
Pada perencanaan pondasi harus terlebih dahulu melihat kondisi tanahnya. Dari
kondisi tanah ini dapat ditentukan jenis pondasi yang akan dipakai.
Pembebanan pada pondasi terdiri atas pembebanan vertikal maupun lateral,
dimana pondasi harus menahan beban luar diatasnya maupun yang bekerja
pada arah lateralnya.Dalam pemilihan tipe pondasi secara garis besar
ditentukan oleh kedalaman tanah keras, karena untuk mendukung daya dukung
tanah terhadap struktur bangunan jembatan yangakan direncanakan.
3.5 Plat Lantai Jembatan
3.5.1 Pengertian Plat Lantai Jembatan
Plat lantai merupakan komponen jembatan yang memiliki fungsi utama
untuk mendistribusikan beban sepanjang potongan melintang jembatan. Plat lantai
merupakan bagian yang menyatu dengan sistem struktur yang lain didesain untuk
mendistribusikan beban-beban sepanjang bentang jembatan.
3.5.2 Fungsi Plat Lantai
Fungsi dari plat lantai sebagai landasan untuk kendaraan melintas.
Plat lantai yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini :
36

1. Memiliki kontruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami
pergeseran.
2. Mampu menahan bentuk maupun posisi terhadap terjadinya gerakan pada
kendaraan, seperti laju kendaraan.
3. Mampu menahan pengaruh unsur kimiawi baik yang organik maupun non
organik.
4. Mampu menahan tekanan air.
Dalam perencanaan plat lantai harus dilakukan dengan teliti dan secermat
mungkin. Setiap perencanaan plat lantai harus mampu mendukung beban sampai
batas keamanan yang telah ditentukan, termasuk mendukung beban maksimum
yang mungkin terjadi.
Di dalam proyek suatu kontruksi, hal yang paling penting salah satunya adalah
struktur atas dikarenakan berfungsi untuk meneruskan beban struktur di atasnya
kelapisan tanah dibawahnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan, ada beberapa
keadaan dimana kondisi lingkungan tidak diasumsikan dalam perencanaan yang
memadai.
3.6 Jenis-jenis tembok pembatas jalan
Fungsi dasar pembatas jalan merupakan penahan mobil yang hilang
kendali, agar tidak berpindah ke jalur lain atau terperosok ke jurang, tapi dengan
kontruksi konvensional (lempeng besi), benturan yang terjadi bisa membuat
cedera cukup serius bahkan meninggal. Jenis- jenis pembatas jalan adalah sebagai
berikut :
1. Parapet
Parapet merupakan salah satu jenis struktur yang digunakan sejak lama.
Parapet sendiri merupakan pembatas/penghalang (barier) berupa dinding yang
digunakan pada bangunan jembatan, gedung, jalan raya, atap, dan struktur
lainnya. Oleh karena itu parapet menjadi bagian dinding eksterior yang
menerus ke atas permukaan atap atau terusan dari bagian bangunan
dibawahnya. Parapet sendiri mempunyai berbagai macam bentuk aplikasi di
37

lapangan, tidak hanya digunakan sebagai dinding pembatas, tapi juga dapat
berfungsi sebagai penahan api dan pemanis bentuk bangunan.

Gambar 3.9 Parapet Jembatan


2. Guard rail
Pagar pengaman atau nama lain Guard Rail adalah sistem pengaman orang
atau kendaraan yang terbuat dari rail besi atau baja panjang sebagai pagar pada
jalan-jalan yang berbahaya seperti jalan bebas hambatan, pengunungan, sungai,
jurang, dan lain-lain. Fungsinya adalah sebagai median jalan, penampang
melintang jalan terbatas, penutup jalan, dan separator jalan.
Namun fungsi utama dari pagar pengaman atau guard rail adalah
pelindung agar kendaraan yang melewatinya terlindungi dari terjatuh ke
sungai/jurang. Sifat guard rail ini adalah anti karat sehingga tidak akan
terpengaruh sama sekali dengan cuaca ekstrim yang ada di luar ruangan. Guard
rail sudah dilapisi dengan lapisan anti karat (lapisan galvanis) yang tahan
terhadap panas matahari dan air hujan. Panas dan hujan yang biasanya menjadi
musuh utama material logam bisa diatasi dengan baik oleh Guard Rail.
38

Gambar 3.10 Guard Rail


3. Rolling Barrier
Pembatas Rolling Barrier merupakan sistem pembatas jalan atau pagar
pengaman tepian jalan berbentuk tabung silinder yang dapat berputar apabila
terkena benturan dari kendaraan. Cara kerja rolling barrier ini, yaitu ketika
mobil menabrak pagar pembatas, bantalan Rolling Barrier akan berputar dan
mengubah benturan dari kendaraan menjadi energi rotasi. Frame atas dan
bawah akan menyesuaikan dengan ban kendaraan besar dan kecil untuk
mencegah hilangnya kendali atas sistem kemudi.
Rel pembatas dan bantalan yang berisi cairan akan menyerap benturan dari
kendaraan yang mengalami kecelakaan, dan bantalan dengan permukaan halus
menyesuaikan dengan ban kendaraan dan mengarahkan ke arah yang
pergerakan kendaraan untuk mencegah tambahan energi dari benturan
belakang. Struktur tiga dimensi dari bahan berbentuk D dan braket penyangga
mendistribusikan dan menyerap benturan kedua.
Bantalan peredam dengan interval 0,7 m meningkatkan daya putar untuk
mencegah kendaraan tergelincir. Karena setiap bantalan dirancang terpisah,
hanya komponen yang rusak perlu diganti saat terjadi kecelakaan. Hal ini
membuat biaya pemeliharaan cukup rendah. Sangat menarik jika sistem ini
bisa diterapkan di Indonesia, terutama di jalan-jalan tol.

Gambar 3.11 Pembatas Rolling Barier


3.7 Parapet
3.7.1 Pengertian Parapet Pada Jembatan
39

Parapet merupakan salah satu jenis struktur yang digunakan sejak lama.
Parapet sendiri merupakan pembatas/penghalang (barier) berupa dinding yang
digunakan pada bangunan jembatan, gedung, jalan raya, atap, dan struktur
lainnya. Oleh karena itu parapet menjadi bagian dinding eksterior yang menerus
ke atas permukaan atap atau terusan dari bagian bangunan dibawahnya. Parapet
sendiri mempunyai berbagai macam bentuk aplikasi di lapangan, tidak hanya
digunakan sebagai dinding pembatas, tapi juga dapat berfungsi sebagai penahan
api dan pemanis bentuk bangunan.
Dinding parapet biasanya dibuat menggunakan material beton bertulang
sendiri bertujuan untuk meningkatkan kemampuan parapet dalam menahan dan
menerima beban yang terjadi pada suatu bangunan. Parapet juga bisa dibuat
dengan metode pracetak yang dikerjakan pada area khusus produksi dinding
parapet. Dengan menggunakan metode pracetak, dinding parapet yang dihasilkan
memiliki bentuk yang lebih baik dan lebih rapi, sehingga mempermudah
pemasangan dinding parapet jika dibandingkan dengan dibuat secara
konvensional, namun tidak dipungkiri biaya yang dibutuhkan memang lebih besar
dibandingkan produksi secara konvensional.
3.7.2 Jenis-Jenis parapet
Parapet terbagi dalam berbagai macam jenis, yaitu :
1. Tembok pembatas datar, yang memiliki bagian permukaan halus dan ujung
yang nampak ke samping.
2. Kontruksi tembok berbentuk data dengan tetesan persegi panjang. Jenis
bentuk mempunyai lengkungan persegi panjang pada bagian bawah.
tujuannya untuk memastikan kesesuain dengan kualitas tinggi dan ada
antara struktur dengan bagian permukaan pemasangan.
3. Kontruksi parapet dengan dua lereng biasanya memiliki fungsi utama
pelindung dinding pagar dari berbagai macam kerusakan.
4. Dinding pembatas dengan dua lereng dan tetesan persegi panjang, berbeda
halnya dengan keandalan tinggi.
40

5. Parapet panggung bukit terbagi menjadi pengikat bawah, yang ditutupi


dengan pelindung dari bagian atas.
6. Dinding pembatas yang kompleks, meliputi limpasan air yang bisa mengalir
ke dua arah. Jenis parapet yang satu ini paling andal dan awet, ini karena
adanya fitur rakitan parapet.
3.7.3 Keuntungan Menggunakan Parapet Beton
Seperti kisah sudah disinggung sebelumnya bahwa parapet kebanyakan
dibuat dari beton. Berikut ini adalah kelebihan yang ditawarkan menggunakan
parapet dari beton :
1. Awet
Parapet memiliki usia pakai yang sangat lama terutama parapet yang dibuat
dari beton. Material ini bahkan mampu bertahan sampai 2 tahun lamanya,
yang mana 2 kali lebih lama dibandingkan parapet menggunakan bahan dari
baja.
2. Kuat
Parapet yang dibuat dari beton tidak mudah mengalami kerusakan atau
geser jika ada kecelakaan.
3. Tingkat keamanan tinggi
Parapet memiliki kemampuan untuk menahan beban kendaraan sampai
dengan 13 ton. Sehingga bisa dijadikan sebagai pilihan yang paling tepat
untuk menjaga keamanan secara lebih efektif dan efisien.
4. Mudah diperbaiki
Kecelakaan lalu lintas yang terkadang juga bisa membuat parapet menjadi
rusak. Namun meski demikian maka perbaikannya bisa dilakukan dengan
sangat mudah. Hal ini karena anda hanya perlu mengganti bagian yang
rusak saja.
3.8 Beton Bertulang
3.8.1 Definisi Dan Pengertian Beton Bertulang
Beton bertulang merupakan material yang digunakan pada sebagian besar
kontruksi bangunan, baik besar maupun kecil. Misalnya gedung, bendungan,
41

jembatan, perkerasaan jalan dan bangunan teknik sipil lainnya. Struktur beton
bertulang lebih sering digunakan dalam sebuah pekerjaan kontruksi dibandingkan
dengan jenis struktur lainnya. Salah satu alasanya dikarenakan jenis beton yang
satu ini dapat bekerja dengan baik dalam suatu sistem struktur, khususnya dalam
mengemban tugas menahan gaya tarik.
Beton bertulang mampu menahan dengan kuat daya tekan, akan tetapi
lemah di dalam menahan gaya tarik yg melebihi nilai tertentu yang jika
melebihinya akan mengalami retak-retak. Oleh karena itu perlu dibantu dengan
memberinya perkuatan penulangan ( baja bertulang) untuk menanggung gaya tarik
yang bekerja, yaitu berupa batang-batang baja yang disebut tulangan.
Sebelum dijelaskan mengenai apa itu beton bertulang, ketahui definisi
beton. Beton adalah suatu campuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yang
terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau bahan-bahan semacam lainnya yang di
campur menjadi satu dengan semen dan air untuk membentuk suaru massa mirip
batuan.
Sementara itu beton bertulang (reinforced concrete) adalah beton yang
dikombinasikan dengan tulangan baja dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak
kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan
direncanakan berdasarkan asumsi bahwa batang-batang baja yang ditanamkan
didalam beton dapat memberikan kekuatan tarik yang diperlukan.
Beberapa alasan yang menguatkan bahwa baja tulangan dan beton dapat
bekerja sama dalam menahan beban, yaitu :
1. Kekuatan lekatan (bond) antara baja dan beton dapat berinteraksi mencegah
selip pada beton keras.
2. Campuran beton yang baik mempunyai sifat kedap air yang dapat mencegah
korosi pada baja tulangan.
3. Angka kecepatan mulai antara baja dan beton hampir sama yaitu antara
0,000010 – 0,000013 untuk beton per derajat Celsius sedangkan baja
0,000012 per derajat Celsius.
3.8.2 Keuntungan Dan Kelemahan Beton Bertulang
42

Pada struktur beton bertulang mempunyai beberapa keunggulan akibat dari


penggabungan dua buah bahan komposit/campuran, yaitu beton dan baja sebagai
tulangan. Berikut ini keuntungan dari beton sebagai struktur bangunan
diantaranya adalah:
1. Bahan-bahan mudah di dapat.
2. Harga bahan-bahannya lebih ekonomis dan tidak memerlukan biaya
pemeliharaan yang tinggi.
3. Mudah dibentuk sesuai keinginan.
4. Material beton bertulang mempunyai kekuatan tekan tinggi.
5. Struktur beton bertulang memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap
api/suhu tinggi, dan ait.
6. Beton bertulang dapat dicetak menjadi bentuk yang beragam, mulai
daripelat,balok,kolom yang sederhana sampai atap kubah dan cangkang besar.
Selain keuntungan diatas, beton bertulang juga mempunyai beberapa
kelemahan, yakni:
1. Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton agar tetap di
tempatnya sampai beton tersebut mengeras.
2. Beton bertulang memiliki kekuatan per satuan berat yang rendah sehingga
mengakibatkan beton bertulang menjadi berat.
3. Dalam pengerjaan adonan beton bertulang membutuhkan acuan (cetakan) dan
perancah (tiang acuan) selama pekerjaan berlangsung.
4. Beton bertulang memiliki kekuatan per satuan volume yang rendah sehingga
mengakibatkan beton akan berukuran relatif besar.
5. Sifat-sifat yang dihasilkan dari produksi beton bertulang sangat bervariasi
karena bervariasinya proporsi campuran dan pengadukannya.
6. Proses pembuatan adonan, penuagan dan perawatan beton bertulang tidak
bisa ditangani seteliti seperti yang dilakukan pada proses produksi material
lain seperti baja dan kayu lapis.
3.8.3 Jenis-Jenis Desain Struktur Beton Bertulang
43

Pemasangan struktur beton bertulang ini di bagi menjadi 2 (dua) yaitu pra
cetak (precast) dan di cor ditempat. Apabila pemasangan struktur yang digunakan
adalah metode pengecoran, maka struktur beton bertulang tersebut bersifat
monolit di mana dapat berguna dalam menahan beban gempa. Beton bertulang
pada bangunan terdiri dari beberapa elemen struktur berikut penjelasannya :
1. Balok
Balok beton bertulang merupakan salah satu dari komponen struktur yang
berfungsi menyalurkan beban-beban dari pelat ke kolom yang pada akhirnya
oleh kolom disalurkan ke pondasi. Pada umumnya balok beton bertulang di cor
secara monolit dengan pelat dan secara structural ditulangi tunggal atau ganda.
Akibat di cor secara monolit dengan pelat, maka balok memiliki penampang
persegi, T dan L.
2. Kolom
Kolom merupakan bagian dari elemen atau komponen struktur suatu bangunan
gedung maupun jembatan yang befungsi sebagai penyalur beban yang berasal
dari beban diatas pelat, berat sendiri pelat, dan balok yang kemudian disalurkan
ke pondasi.
3. Pelat
Pelat beton bertulang merupakan sebuah struktur yang di buat untuk keperluan
seperti lantai jembatan dan sebagainya. Pada struktur pelat ini beban bekerja
secara tegak lurus dan disalurkan pada balok, kolom atau tanah kerana letaknya
yang dapat ditumpu oleh balok, kolom atau dapat juga terletak langsung di atas
tanah ( slab on ground ). Pelat beton bertulang dibagi menjadi 2 kategori
berdasarkan perbandingan panjang antara bentang panjang terhadap bentang
pendek. Apabila nilai perbandingan bentang panjang terhadap bentang pendek
adalah lebih atau sama dengan dua maka pelat tersebut dikategorikan sebagai
pelat satu arah dan apabila kurang dianggap sebagai pelat dua arah.

Anda mungkin juga menyukai