JEMBATAN
Richard Luntungan
19209015
Fakultas Teknik, Prodi Teknik Sipil, Universitas Negeri Manado
ABSTRAK
Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang memegang peranan
penting dalam sektor perhubungan atau dalam kata lain sebagai penghubung antara suatu
jalan dengan jalan yang lain yang dipisahkan oleh sungai ataupun jurang. Untuk membangun
serta merawat suatu jembatan perlu dilakukan perencanaan yang maksimal baik dari segi
bahan yang digunakan maupun teknik pelaksanaan jembatan.
Konstruksi jembatan terdiri dari bagian bawah jembatan (sub structures) dan bagian
atas jembatan (upper structures). Perencanaan jembatan menjadi penting, terutama dalam
penentuan jenis jembatan yang tepat untuk dibangun dengan metode pelaksanaan yang
digunakan yang sesuai.
ABSTRACT
The bridge is one of the land transportation infrastructure that plays an important
role in the transportation sector or in other words as a liaison between one road and another
road that is separated by a river or ravine. To build and maintain a bridge, it is necessary to
do maximum planning both in terms of the materials used and the technique of implementing
the bridge.
Bridge construction consists of the bottom of the bridge (sub structures) and the top
of the bridge (upper structures). Bridge planning is important, especially in determining the
right type of bridge to be built with the appropriate implementation method used.
Latar Belakang
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua
bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur
sungai saluran irigasi, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.
Perencanaan sebuah jembatan menjadi hal yang penting, terutama dalam menentukan
jenis jembatan apa yang tepat untuk dibangun di tempat tertentu dan metode pelaksanaan apa
yang akan digunakan. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga, target 3T
yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan,
dapat tercapai.
KAJIAN PUSTAKA
2. Jembatan
Jembatan menurut fungsinya merupakan suatu konstruksi yang dapat meneruskan jalan untuk
melewati suatu rintangan yang berada lebih rendah, sehingga jembatan dapat dikatakan
sebagai alat penghubung suatu daerah ke daerah lain yang terpisah akibat rintangan seperti
sungai, selat, dan bahkan jalan lain yang memotong jalan yang dimaksud. Suatu bangunan
jembatan pada umumnya terbagi atas beberapa bagian-bagian pokok, yaitu terdiri dari
struktur bawah dan struktur atas.
3. Abutment
a. Abutment
b. Wing Wall
c. Pelat Injak
d. Back Wall
Gambar. Struktur Bawah (Sub Structure) pada Abutment
4. Oprit
Oprit adalah akses penghubung antara jembatan dengan jalan yang ada.
Perencanaan konstruksi oprit ini sangat perlu diperhatikan agar design oprit yang
dihasilkan nantinya dapat aman dan awet sesuai dengan umur rencana yang telah
ditentukan
Bangunan struktur atas berfungsi untuk menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh
lalu lintas orang, kendaraan, dan lain sebagainya. Bangunan atas biasanya terdiri dari
pelat, lapisan permukaan jalan, dan gelagar dari jembatan.
Gambar. Truss
b. Bearing
Expansion Joint adalah suatu sabungan yang bersifat flexible, sehingga saluran yang
disambungkan memiliki tolerasi gerak.
a. Approach Span
b. Main Span
3. KLASIFIKASI JEMBATAN
Secara umum berdasarkan bentuk struktur Jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Jembatan gelagar
Jembatan Gelagar merupakan tipe jembatan yang paling umum dan paling tua.
Jembatan ini memiliki bagian penyangga yang ditanamkan pada halangan yang
dilewati. Penyangga ini akan menopang bagian yang akan dilewati oleh sarana
transportasi. Jembatan gelagar terdiri dari I Girder, Box Girder, dan U / V Girder.
1. Jembatan gelagar I Girder
Jembatan I girder merupakan jembatan yang menggunakan penampang
girder berbentuk I. Pekerjaan pembuatan I girder ini biasanya dilakaukan pada
tempat proyek atau dipesan dari pabrik ( precast ).
Secara umum metode pelaksanaan Jembatan beton dibedakan menjadi Cast insitu dan Precast
segmental. Cast insitu merupakan metode pelaksanaan Jembatan dimana dilakukan
pengecoran di lokasi pembangunan sedangkan Precast segmental merupakan metode
pelaksanaan dimana beton disuplai dari luar berupa Precast yang siap untuk dilakukan
instalasi.
e. Precast Beam
c. Full Cantilever
d. Semi Cantilever
PENUTUP
Kesimpulan
Metode pelaksanaan jembatan terdiri dari metode pelaksanaan Jembatan Beton dan
metode pelaksanaan Jembatan Rangka.
Metode pelaksanaan Jembatan Beton dibedakan menjadi 2 yaitu Cast insitu dan Precast
segmental. Metode Cast insitu terdiri dari :
e. Precast Beam
Metode pelaksanaan Jembatan Rangka ada 2 yaitu metode Temporary support dan
metode Cantilever.