Anda di halaman 1dari 7

KARYA TULIS ILMIAH

Bunga Kitolod (Laurentia longiflora) dan Dampaknya


terhadap Mata

DISUSUN OLEH
Yomita Misya
Anna Napitupulu

SMA MUTIARA HARAPAN


2019/2020
KATA PENGANTAR

Pertama, kami panjatkan puji serta syukur ke hadirat Tuhan YME atas limpahan kasih dan
karunia-Nya sehingga tim penulis diberi kemudahan dan mampu menyelesaikan karya tulis
ilmiah “Bunga Kitolod (Laurentia longiflora) dan Dampaknya terhadap Mata”.
Karya tulis ilmiah ini kami susun untuk mengembangkan pemikiran masyarakat dan
membuktikan benar atau salahnya suatu rumor tentang masalah atau gangguan penglihatan,
terkhususnya yang berhubungan dengan tanaman kitolod atau Laurentia longiflora.
Selama penulisan karya ini, tim penulis mendapat bantuan dan banyak dorongan. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut serta membantu
penyelesaian karya tulis ilmiah ini, terlebih kepada Ibu Rosalia Christya Dewi, S. Si selaku
guru pembimbing tim penulis.
Akhir kata, kami menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki serta kesalahan penyajian. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Kami berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Pangkalan Kerinci, 19 Februari 2020


Tim Penulis
BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang terletak di antara dua samudera dan dua benua serta merupakan
negara kepuluauan dengan total pulau mencapai sekitar 17.500 pulau. Kondisi geografis
tersebut menyebabkan negara ini menjadi salah satu negara megabiodiversitas walaupun
luasnya hanya sekitar 1,3% dari luas bumi. Persebaran hutan di Indonesia juga memiliki
karakteristik masing-masing di setiap daerah. Selain itu, Indonesia memiliki keanekaragaman
flora yang sangat banyak dikarenakan curah hujan tinggi serta tanah yang subur.
Salah satu dari keberagaman flora tersebut adalah tanaman Kitolod (Laurentia longiflora (L).
Peterm) yang tergolong tanaman semak berbatang lurus dan banyak dikenal diberbagai suku
serta daerah dengan nama yang berbeda-beda. Nama tanaman kitolod untuk daerah Melayu
adalah lidah payau, di daerah Sunda dikenal dengan nama daun kitolod atau jarojet, dan di
daerah Jawa Tengah dikenal dengan nama kendali atau sangkobak(Dalimarta 2008).
Bunga Kitolod biasanya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota
berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng,
merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak. Perbanyakannya dengan biji, stek
batang atau anakan. (Dalimarta 2008)
Pemanfaatan kitolod sebagai pengobatan mata sebenarnya sudah dilakukan sejak lama oleh
masyarakat pedesaan,yaitu dengan memetik bunga kitolod pada pagi hari untuk mengambil
embun pada bunganya lalu diteteskan ke mata yang mengalami gangguan penglihatan. Dalam
sumber lain disebutkan ilmuwan bernama Burkill (1935) dan Allen (1943) mengatakan
bahwa air yang diperoleh dari bagian tanaman kitolod bisa digunakan untuk mencegah dan
mengobati iritasi mata serta bisa dimanfaatkan sebagai penyegar mulut dan tenggorokan.
Selain itu juga bisa mengobati kebutaan dan mengobati luka di kulit yang disertai
peradangan.
Sementara itu, tidak sedikit juga sumber mengatakan bahwa tanaman ini tidak dianjurkan
untuk mengoobati masalah pada organ mata karena belum ada penelitian khusus yang
menyatakan bahwa Laurentia longiflora aman digunakan atau bisa saja mengandung racun
dan zat-zat berbahaya sehingga dapat menimbulkan infeksi mulai dari skala kecil seperti
membuat mata gatal-gatal atau memerah sampai dalam skala berbahaya yaitu dapat
membutakan mata.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu pengaruh kandungan-kandungan pada kitolod
terhadap organ mmata makhluk hidup dengan terlebih dahulu mengetahui jenis-jenis zat di
dalam tanaman ini agar dapat mengetahui benar atau tidaknya pernyataan bahwa Laurentia
longiflora dapat dijadikan obat mata tanpa memberi dampak negatif pada penggunanya.
B. Rumusan Masalah

Dari penjabaran di atas, sering disebutkan bahwa getah tumbuhan Laurentia longiflora dapat
menyembuhkan berbagai penyakit mata sesuai kepercayaan masyarakat awam. Sehingga
kami melakukan karya ilmiah untuk memastikan kebenaran kepercayaan tersebut dengan cara
mencari tahu kandungan-kandungan apa saja yang terdapat pada bunga tumbuhan Laurentia
longiflora serta dampak pastinya terhadap mata normal.
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka adapun tujuan penulisan, yaitu:


-Untuk memastikan kebenaran rumor tentang kemampuan bunga kitolod dalam
menyembuhkan berbagai penyakit mata.
-Untuk memastikan kandungan yang terdapat dalam bunga kitolod dan dampaknya pada
mata.
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah dan penelitian ini, yaitu:
-Dapat mengetahui kebenaran fakta mengenai kandungan dalam bunga kitolod dan efeknya
pada mata makhluk hidup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Kitolod diklasifikasikan ke dalam divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Sub
Kelas Asterida e, Ordo Campanulales, Famili Campanu laceae, Genus Laurentia dan Spesies
Laurentia longiflora (L). Peterm. Penggunaan daun dan bunga kitolod sendiri dapat
digunakan dalam bentuk segar seperti tumbukan, perasan, seduhan, dan rebusan, yang oleh
masyarakat daun dan bunga kitolod dimanfaatkan sebagai obat mata, katarak, sakit gigi,
asma, bronchitis, radang tenggorokan, luka, dan obat kanker. Kemampuannya sebagai obat
karena daun kitolod mengandung zat bioaktif seperti senyawa alkaloid, flavonoid, dan
saponin. (Dalimarta 2008).
Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tidak sulit untuk ditemukan karena sering
tumbuh liar di pinggir saluran air atau sungai, pematang sawah, sekitar pagar, atau tempat-
tempat lainnya yang lembab dan terbuka. Kitolod dapat ditemukan dari dataran rendah
sampai beberapa puluh meter di atas permukaan laut.
Tumbuhan ini bercabang pada pangkal batang, tinggi mencapai 60 cm, bercabang dari
pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam, berdaun tunggal, duduk, bentuknya lanset,
permukaan kasar, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai
melekuk menyirip dengan orton daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm, dan berwarna hijau.
(Dalimarta 2008).
Menurut Ismaylova (2008) daun kitolod mempunyai aktivitas sebagai anti bakteri pada
pasien penderita konjungtivitis. Bakteri yang berhasil diisolasi teridentifikasi sebagai
Stapylococcus hominis. Selain itu juga dilaporkan bahwa ekstrak seduhan daun kitolod
memiliki aktivitas antibakteri lebih besar dibandingkan ekstrak refluks daun kitolodnya.
(https://docplayer.info/37145166-Tinjauan-pustaka-gambar-1-daun-kitolod.html diakses
pada: Selasa, 5 November 2019 pukul 21.52)
Terdapat penelitian skala kecil di beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang
menyimpulkan bahwa ekstrak daun dan bunga kitolod memiliki aktivitas antibakteri, namun
untuk bisa dikembangkan sebagai obat tetes mata tentu masih harus menjalani tahapan yang
sangat orton , terutama untuk mencari tahu pengolahan yang paling tepat, manfaat, serta
efek samping yang mungkin timbul. Masih dibutuhkan banyak penelitian skala besar untuk
memastikan keamanan dan manfaat dari bunga kitolod untuk mata ini.
(https://www.alodokter.com/komunitas/topic/obat-mata-dengan-bunga-kitolod diakses pada:
Rabu 19 Februari 2020 pukul 17.43)
Berdasarkan pengalaman empiris yang beredar di masyarakat, tanaman kitolod memang
dapat digunakan sebagai obat tradisional, antara lain untuk asma, orton tis, radang
tenggorokan, luka, obat antikanker, obat mata, orton tis tic, antiinflamasi, hemostasis, dan
orton ti (Koller, 2009; Hariana, 2008). Menurut hasil uji fitokimia ekstrak etanol daun dan
bunga kitolod positif mengandung alkaloid, saponin, flavonoida, dan orton (Siregar, 2015).
(http://eprints.ums.ac.id/48514/5/BAB%20I.pdf diakses pada: Selasa, 5 November 2019
pukul 22.13)
Penggunaan daun dan bunga kitolod sendiri dapat digunakan dalam bentuk segar seperti
tumbukan, perasan, seduhan, dan rebusan, yang oleh masyarakat daun dan bunga kitolod
dimanfaatkan sebagai obat orton t pada mata (Wardani dan Siska, 2010), katarak (Amaliah,
2014), antivirus (Rothan et al., 2014), sakit gigi, orton tis, sifilis, dan asma (Koller, 2009).
Tanaman kitolod juga memiliki aktivitas sebagai antimikroba yaitu suatu zat yang dapat
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba seperti bakteri Stapylococcus hominis
(Ismailova, 2008) dan Staphylococcus aureus (Safitri et al., 2009). Berdasarkan pada
penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa ekstrak seduhan daun kitolod memiliki aktivitas
antibakteri pada pasien penderita konjungtivitis lebih besar dibandingkan dengan ekstrak
refluks daun kitolod (Ismailova, 2008).
Menurut Burkill (1935) dan Allen (1994), air yang diperoleh dari bagian tanaman kitolod bisa
digunakan untuk mencegah dan mengobati iritasi mata, serta bisa dimanfaatkan sebagai
penyegar mulut dan tenggorokan. Sounder (1963) berpendapat bahwa air kitolod yang
diteteskan bisa mengobati kebutaan. Sementara itu, Von Reiss dan Lipp (1982) mencatat
bahwa air kitolod bisa mengobati iritasi kulit dan kebutaan. Menurut orton (1981), kitolod
bisa mengobati luka di kulit yang disertai peradangan. Disamping itu, daun tanaman kitolod
bisa juga digunakan untuk ,mencegah gangguan peradangan (Iskandar Ali, 2010).
Terjadinya gangguan pada mata kebanyakan disebabkan dampak atau efek samping dari
serangan penyakit pada organ tubuh lainnya, seperti diabetes mellitus. Karenanya, gangguan
pada mata yang diobati dengan kitolod tidak serta merta bisa sembuh tanpa dibarengi
pengobatan organ tubuh tersebut. Gangguan pada mata yang timbul akibat penyakit organ
tubuh lainnya, seperti diabetes mellitus, katarak, glukoma, matarah berair, retina berdarah,
pembuluh darah pecah, infeksi mata, gangguan pada mata sejak lahir, dan mata plus-minus
(Kitolod sebagai Obat Mata Herbal oleh Hairunnisa Novita Z, Musthofa Khuzein Rangkuti,
dan Nira Wati).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian

Metode yang dipakai dalam karya tulis ini adalah survey dan pengumpulan data lewat
pengkajian pustaka atau library research dan literatur elektronik. Data yang telah
dikumpulkan akan dianalisis sehingga dapat diperoleh suatu kajian ilmiah yang dapat
dikembangkan dan diharapkan selanjutnya dapat diterapkan.

B. Metode Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan kajian ilmiah, pembuktian, dan kesimpulan
dari dampak bunga kitolod terhadap mata sehingga kami hendak menggunakan metode
deskriptif kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai