PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Timbal memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam Pb dipotong akan tetapi
warna ini akan segera berubah menjadi putih kotor atau abu-abu gelap ketika logam Pb yang
baru dipotong tersebut terekspos oleh udara.
Timbal adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang toksik
(beracun) terhadap manusia. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan,
minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.
Timbal memiliki empat isotop yang stabil yaitu 204Pb, 206Pb, 207Pb, dan 208Pb.
Standar massa atom Pb rata-rata adalah 207,2. Sekitar 38 isotop Pb telah ditemukan termasuk
isotop sintesis yang bersifat tidak stabil. Isotop timbal dengan waktu paruh yang terpanjang
dimiliki oleh 205Pb yang waktu paruhnya adalah 15,3 juta tahun dan 202Pb yang memiliki
waktu paruh 53.000 tahun.
Menurut Palar (2004), logam timbal (Pb) mempunyai sifat-sifat yang khusus seperti berikut :
1. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau
dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
2. Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga logam
timbal sering digunakan sebagai bahan coating.
3. Mempunyai titik lebur rendah hanya 327,5C.
4. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam, kecuali emas
dan merkuri.
5. Merupakan pengantar listrik yang baik.
Selain sifat khusus di atas, timbal memiliki sifat kimia dan fisika seperti berikut:
Sifat Fisika
Fase pada suhu kamar
Padatan
Fase
Solid
Densitas
11,34 g/cm3
Titik leleh
327,5 C
Titik didih
1749 C
Kalor peleburan
4,77 kJ/mol
5
Kalor penguapan
179,5 kJ/mol
Kalor jenis
26,650 J/molK
Sifat kimia
Bilangan oksidasi
4, 2, -4
Elektronegativitas
Energi ionisasi 1
715,6 kJ/mol
Energi ionisasi 2
1450,5 kJ/mol
Energi ionisasi 3
3081,5 kJ/mol
Jari-jari atom
175 pm
146 pm
202 pm
Struktur Krista l
Sifat kemagnetan
Diamagnetic
Resistifitas termal
208 nohm.m
Konduktifitas termal
35,3 W/Mk
Timbal juga bersifat larut dalam beberapa asam, bereaksi secara cepat dengan halogen,
bereaksi lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan alkali panas menghasilkan
plumbit.
Timbal sering kali memiliki sifat tampak seperti gas mulia yaitu
tidak reaktif,
ditunjukkan oleh harga potensial standarnya sebesar 0,13 V. kereaktifan yang rendah ini
dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen, dan juga dalam beberapa hal tidak
terlarutkan oleh H2SO4 pekat dan HCl pekat.
6
: 0,00003 ppm
: 0,000004 ppm
: 0,00001 ppm
: 0,000001 ppm
a. Galena
Galena adalah mieral timbal yang amat penting dan paling banyak tersebar di penjuru
belahan bumi dan umumnya berasosiasi dengan mineral lain seperti sphalerite, calcite, dan
flourite. Deposit galena biasanya mengandung sejumlah tertentu perak dan juga terdapat
seng, kadmium, antimoni, arsen, dan bismuth, sehingga umumnya produksi timbal dari
galena menghasilkan juga logam-logam tersebut. Warna galena adalah abu-abu mengkilap
dan formulanya adalah PbS. Struktur kristalnya kubik dan oktahedral dan spesifik graviti 7,2
7,6.
b. Cerrusite
Cerrusite merupakan salah satu mineral timbal yang mengandung timbal karbonat dan
menjadi sumber timbal yang utama setelah galena. Mineral ini juga terdapat dalam bentuk
granular yang padat atau benbentuk fibrous. Warnanya umumnya tidak berwarna, hingga
putih, abu-abu, biru, atau hijau dengan penampakan dari transparan hingga translusen.
Mineral ini bersifat tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam asam encer seperti asam
nitrat. Dan spesifik gravitinya 6,53-6,57.
c. Anglesite
Anglesite merupakan mineral timbal yang mengandung timbal sulfat PbSO4. Mineral
ini terjadi sebagai hasil oksidasi mineral gelena akibat pengaruh cuaca. Warna mineral ini
dari putih, abu-abu, hingga kuning, jika tidak murni maka warnanya abu-abu gelap. Mineral
ini memiliki spesifik graviti 6,3 dengan kandungan timbal sekitar 73%.
2.5 Persenyawaan Timbal
Persenyawaan timbal yang umum adalah Tetra Etil Lead (TEL), Timbal(II) Klorida
(PbCl2), PbO2, Timbal tetroksida (Pb3O4), dan Timbal(II) Nitrat.
1) Tetra Etil Lead (TEL)
Tetra etil lead disingkat sebagai TEL adalah senyawa organometalik yang memiliki
rumus Pb(CH3CH2). Senyawa ini disintesis dengan mereaksikan antara alloy NaPb dengan
etil klorida dengan reaksi sebagai berikut:
8
4 NaPb + 4 CH3CH2Cl
(CH3CH2)4Pb + 4 NaCl + 3 Pb
TEL yang dihasilkan berupa cairan kental tidak berwarna, tidak larut dalam air akan
tetapi larut dalam benzena, petroleum eter, toluena, dan gasoline. TEL dipakai sebagai zat
antiknocking pada bahan bakar. TEL jika terbakar tidak hanya menghasilkan CO2 akan
tetapi juga Pb.
(CH3CH2)4Pb + 13 O2
8 CO2 + 10 H2O + Pb
Pb akan terakumulasi dalam mesin sehingga dapat merusak mesin. Oleh sebab itu
ditambahkan 1,2-dibromoetana dan 1,2-dikloroetana bersamaan dengan TEL sehingga akan
dapat dihasilkan PbBr2 dan PbCl2 yang dapat dibuang dari mesin. Karena efek racun
terhadap manusia maka TEL sekarang tidak boleh dipergunakan.
2) Timbal(II) Klorida (PbCl2)
PbCl2 merupakan salah satu reagen berbasis timbal yang sangat penting disebabkan
dari senyawa ini dapat dibuat berbagai macam senyawa timbale. Banyak digunakan sebagai
bahan untuk mensintesis timbal titanat dan barium-timbaltitanat, untuk produksi kaca yang
menstransimisikan inframerah, dipakai untuk memproduksi kaca ornament, untuk bahan cat
dan sebagainya. PbCl2 dibuat dari beberapa metode yaitu dengan proses pengendapan
senyawa Pb2+ dengan garam klorida, atau dengan mereaksikan PbO2 dengan HCl.
PbO2 (s) + 4 HCl
PbCl2
3) PbO2
Nama kimianya adalah Plumbi oksida atau Timbal(IV) oksida merupakan oksida
timbal dengan biloks 4. PbO2 ada dialam sebagai mineral plattnerite. PbO2 bersifat amfoter
dimana dapat larut dalam asam maupun basa. Jika dilarutkan dalam basa kuat akan terbentuk
ion plumbat dengan rumus Pb(OH)62-. Dalam kondisi asam maka biasanya tereduksi
menjadi ion Pb2+. Ion Pb4+ tidak pernah ditemukan dalam larutan. Penggunaan PbO2 yang
utama adalah sebagai katoda dalam accu.
4) Timbal tetroksida (Pb3O4)
Dikenal dengan nama timbal tetroksida, minium, atau triplumbi tetroksida. Berupa zat
padat berwarna merah atau jingga. Rumus umumnya adalah Pb3O4 atau 2PbO.PbO2.
Memiliki titik leleh 500oC dimana pada suhu ini Pb3O4 terdekomposisi menjadi PbO dan
oksigen. Pb3O4 ini banyak dipergunakan oleh industri penghasil baterai, kaca timbal, dan cat
anti korosi. Senyawa timbal ini tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam HCl, asam asetat
glacial, dan campuran antara asam nitrat dan hidrogen peroksida. Pb3O4 dibuat dari proses
kalsinasi dari PbO2 dengan kehadiran oksigen pada suhu 450-4800C.
5) Timbal(II) Nitrat
Memiliki rumus kimia Pb(NO3)2. Timbal(II) nitrat umumnya merupakan kristal yang
tidak berwarna atau berbentuk bubuk putih, dibandingkan dengan garam timbal yang lain
maka gram timbal ini sangat mudah larut dalam air. Timbal(II) nitrat sangat bersifat racun
terhadap manusia dan merupakan oksidator.
Cara membuat timbal nitrat adalah dengan melarutkan logam Pb pada larutan asam
nitrat atau dengan melarutkan PbO dalam asam nitrat.
3 Pb (s) + 8 H+ (aq) + 2 NO3 (aq) 3 Pb2+ (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O (l)
PbO (s) + 2 H+ (aq) Pb2+ (aq) + H2O (l)
Larutan Pb(NO3)2 bereaksi dengan KI mebentuk PbI2 yang berwarna kuning.
Intensitas warna kuning ini tergantung dari banyaknya jumlah reaktan yang digunakan.
Pb(NO3)2 (s) + 2 KI (s) PbI2 (s) + 2 KNO3 (s)
10
Pada umumnya biji timbal mengandung 10% Pb dan biji yang memiliki kandungan
timbal minimum 3% bisa dipakai sebagai bahan baku untuk memproduksi timbal. Biji timbal
pertama kali dihancurkan dan kemudian dipekatkan hingga konsentrasinya mencapai 70%
dengan menggunakan proses froth flotation yaitu proses pemisahan dalam industri untuk
memisahkan material yang bersifat hidrofobik dengan hidrofilik.
Kandungan sulfida dalam biji timbal dihilangkan dengan cara memanggang biji timbal
sehingga akan terbentuk timbal oksida (hasil utama) dan campuran antara sulfat dan silikat
timbal dan logam-logam lain yang ada dalam biji timbal. Pemanggangan ini dilakukan dengan
menggunakan aliran udara panas. Reaksi yang terjadi adalah:
MSn + 1.5nO2 MOn + nSO2.
Timbal oksida yang terbentuk direduksi dengan menggunakan alat yang dinamakan
blast furnace dimana pada proses ini hampir semua timbal oksida akan direduksi menjadi
logam timbal. Hasil timbal dari proses ini belum murni dan masih mengandung kontaminan
seperti Zn, Cd, Ag, Cu, dan Bi. Timbal oksida yang tidak murni ini kemudian dicairkan dalam
furnace reverberatory dan ditreatment menggunakan udara, uap, dan belerang dimana
kontaminan akan teroksidasi kecuali perak, emas, dan bismuth. Kontaminan ini akan terapung
pada bagian atas sehingga dapat dipisahkan.
Logam perak dan emas dipisahkan dengan menggunakan proses Parkes, dan bismuthnya
dihilangkan dengan menggunakan logam kalsium dan magnesium. Hasil logam yang dihasilkan
dari keseluruhan proses ini adalah logam timbal. Logam timbal yang sangat murni diperoleh
dengan cara elektrolisis meggunakan elektrolit silica flourida.
2) Timbal dipakai sebagai agen pewarna dalam bidang pembuatan keramik terutama untuk
warna kuning dan merah.
3) Timbal dipakai dalam industri plastic PVC untuk menutup kawat listrik.
4) Timbal dipakai sebagai proyektil untuk alat tembak dan dipakai pada peralatan pancing
untuk pemberat disebakan timbale memiliki densitas yang tinggi, harganya murah dan
mudah untuk digunakan.
5) Lembaran timbal dipakai sebagai bahan pelapis dinding dalam studio musik.
6) Timbal dipakai untuk pelindung alat-alat kedokteran, laboratorium yang menggunakan
radiasi misalnya sinar X.
7) Timbal cair dipergunakan sebagai agen pendingin dalam peralatan reactor yang
menggunakan timbale sebagai pendingan.
8) Kaca timbal mengandung 12-28% Pb dimana dengan adanya Pb ini akan mengubah
karakteristik optis dari kaca dan mereduksi transmisi radiasi.
9) Timbal banyak dipakai untuk elektroda pada peralatan elektrolisis.
10) Timbal digunakan untuk solder untuk industri elektronik.
11) Timbal dipakai dalam berbagai kabel listrik bertegangan tinggi untuk mencegah difusi air
dalam kabel.
12) Timbal ditambahkan dalam peralatan yang terbuat dari kuningan agar tidak licin dan
biasanya digunakan dalam peralatan permesinan.
13) Timbal dipakai dalam raket untuk memperberat massa raket.
14) Timbal karena sifatnya tahan korosi maka dipakai dalam bidang kontruksi.
15) Dalam bentuk senyawaan maka tetra-etil-lead dipakai sebagai anti-knock pada bahan
bakar.
12
16) Semikonduktor berbahan dasar timbal banyak seperti Timbal telurida, timbale selenida,
dan timbale antimonida dipakai dalam peralatan sel surya dan dipakai dalam peralatan
detektor inframerah.
17) Timbal biasanya dipakai untuk menyeimbangkan roda mobil tapi sekarang dilarang
karena pertimbangan lingkungan.
18) Digunakan sebagai aditif bahan bakar (TEL), berfungsi untuk mengurangi knock pada
mesin. Bensin yang mengandung TEL (Tetra Ethyl Lead) di Indonesia dikenal sebagai
bensin premium dengan angka oktan bernilai lebih dari 80, sedangkan yang bernlai oktan
98 lebih dikenal sebagai bensin super. Semakin tinggi angka oktan berarti mutu suatu
bensin menjadi semakin baik dan efisiensinya semakin tinggi (Jarak yang ditempuh
persatuan volume semakin jauh) serta bagus untuk mesin.
2.8 Kerugian Penggunaan Timbal
Ternyata bensin Bertimbal atau yang mengandung TEL menyebabkan ancaman bagi umat
manusia. Menurut sebuah penelitian, kadar timbal (Pb) di udara dibeberapa kota besar Indonesia
telah melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu
sebesar 10 mikrogram per desiliter udara. Diam-diam menghanyutkan, itulah peribahasa yang
cocok untuk timbal. Logam timbal adalah silent epidemic yang dampaknya baru diketahui 5-15
tahun kedepan.
Efek Pb terhadap kesehatan terutama terhadap sistem haemotopoetic (sistem pembentukan
darah), adalah menghambat sintesis hemoglobin dan memperpendek umur sel darah merah
sehingga akan menyebabkan anemia. Pb juga menyebabkan gangguan metabolisme Fe dan
sintesis globin dalam sel darah merah dan menghambat aktivitas berbagai enzim yang diperlukan
untuk sintesis heme.
Paparan bahan tercemar timbal (Pb) dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut :
1.
Gangguan Neurologi
13
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh timbal (Pb) dapat berupa
encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang tubuh dan
neuropathy perifer.
2.
Logam berat timbal (Pb) dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati
irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya
dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat
terjadi nefritis kronis.
3.
Logam berat timbal (Pb) dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi berupa
keguguran, kesakitan dan kematian janin. Logam berat timbal (Pb) mempunyai efek racun
terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom. Anak -anak sangat peka terhadap
paparan timbal (Pb) di udara. Paparan timbal (Pb) dengan kadar yang rendah yang berlangsung
cukup lama dapat menurunkan IQ.
4.
Keracunan timbal (Pb) dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis
globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia ringan yang
terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Pada anak
anak juga terjadi peningkatan ALA dalam darah. Efek dominan dari keracunan timbal (Pb) pada
sistem hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP (Coproporphyrine). Dapat
dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari keracunan timbal (Pb) pada manusia.
Dibandingkan dengan orang dewasa, anak -anak lebih sensitif terhadap terjadinya anemia akibat
paparan timbal (Pb). Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara Hb dan kadar timbal (Pb) di
dalam darah.
5.
Efek pencemaran timbal (Pb) terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan
pada orang dewas. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit
kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan pada
anak dengan kadar timbal (Pb) darah sebesar 40-80 g/100 ml dapat timbul gejala gangguan
hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala yang timbul pada
lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah tersinggung, dan penurunan
pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh timbal (Pb), maka
pengaruhnya pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya akan tampak pada umur
sekitar 5-15 tahun. Akan timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan
14
psikologis jika terpapar timbal (Pb) pada anak berusia 21 bulan sampai 18 tahun (Sudarmaji,
dkk, 2006).
Anak yang terpapar Pb akan mengalami degradasi kecerdasan alias idiot. Pada orang dewasa
Pb mengurangi kesuburan, bahkan menyebabkan kemandulan atau keguguran pada wanita hamil,
kalaupun tidak keguguran, sel otak tidak bisa berkembang. Dampak Pb pada ibu hamil selain
berpengaruh pada ibu juga pada embrio/ janin yang dikandungnya. Selain penyakit yang diderita
ibu sangat menentukan kualitas janin dan bayi yang akan dilahirkan juga bahan kimia atau obatobatan, misalnya keracunan Pb organik dapat meningkatkan angka keguguran, kelahiran mati
atau kelahiran premature.
Timbal (Plumbum) beracun baik dalam bentuk logam maupun garamnya. Garamnya yang
beracun adalah : timbal karbonat ( timbal putih ); timbal tetraoksida ( timbal merah ); timbal
monoksida; timbal sulfida; timbal asetat ( merupakan penyebab keracunan yang paling sering
terjadi ). Ada beberapa bentuk keracunan timbal, yaitu keracunan akut, subakut dan kronis.
Nilai ambang toksisitas timbal ( total limit values atau TLV ) adalah 0,2 miligram/m3.
Selain beberapa gangguan diatas, berikut tipe keracunan timbal yang terjadi ialah:
1) Keracunan akut
Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut secara tidak sengaja
yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat. Gejala keracunan akut mulai timbul 30 menit
setelah meminum racun. Berat ringannya gejala yang timbul tergantung pada dosisnya.
Keracunan biasanya terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau
inhalasi uap timbal. Efek adstringen menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai rasa
terbakar pada mulut. Gejala lain yang sering muncul ialah mual, muntah dengan muntahan
yang berwarna putih seperti susu karena Pb Chlorida dan rasa sakit perut yang hebat. Lidah
berlapis dan nafas mengeluarkan bau yang menyengat. Pada gusi terdapat garis biru yang
merupakan hasil dekomposisi protein karena bereaksi dengan gas Hidrogn Sulfida. Tinja
penderita berwarna hitam karena mengandung Pb Sulfida, dapat disertai diare atau
konstipasi. Sistem syaraf pusat juga dipengaruhi, dapat ditemukan gejala ringan berupa
15
kebas dan vertigo. Gejala yang berat mencakup paralisis beberapa kelompok otot sehingga
menyebabkan pergelangan tangan terkulai ( wrist drop ) dan pergelangan kaki terkulai (foot
drop).
2) Keracunan subakut
Keracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar racun dalam dosis
kecil, misalnya timbal asetat yang menyebabkan gejala-gejala pada sistem syaraf yang lebih
menonjol, seperti rasa kebas, kaku otot, vertigo dan paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan
ini kemudian akan diikuti dengan kejang-kejang dan koma. Gejala umum meliputi
penampilan yang gelisah, lemas dan depresi. Penderita sering mengalami gangguan sistem
pencernaan, pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah. Dosis fatal : 20 30 gram.
Periode fatal : 1-3 hari.
3) Keracunan kronis
Keracunan timbal dalam bentuk kronis lebih sering terjadi dibandingkan keracunan akut.
Keracunan timbal kronis lebih sering dialami para pekerja yang terpapar timbal dalam bentuk
garam pada berbagai industri, karena itu keracunan ini dianggap sebagai penyakit industri.
seperti penyusun huruf pada percetakan, pengatur komposisi media cetak, pembuat huruf
mesin cetak, pabrik cat yang menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas. Bahaya dan
resiko pekerjaan itu ditandai dengan TLV 0,15 mikrogram/m3, atau 0,007 mikrogram/m3 bila
sebagai aerosol. Keracunan kronis juga dapat terjadi pada orang yang minum air yang
dialirkan melalui pipa timbal, juga pada orang yang mempunyai kebiasaan menyimpan Ghee
(sejenis makanan di India) dalam bungkusan timbal. Keracunan kronis dapat mempengaruhi
system syaraf dan ginjal, sehingga menyebabkan anemia dan kolik, mempengaruhi fertilitas,
menghambat pertumbuhan janin atau memberikan efek kumulatif yang dapat muncul
kemudian.
2.9 Upaya Penanggulangan Pencemaran Timbal
16
Pendekatan Teknis
Timah hitam yang keluar dari knalpot berbentuk partikel yang sangat halus, adanya
polutan timbal (Pb) karena dalam bensin diberikan bahan tambah berupa Pb (C2H5)4 yaitu
Tetra EthilLead (TEL) sebagai upaya untuk meningkatkan angka oktan. Partikel Pb dapat
mencemari tanaman pangan, dan bila hasil tanaman tersebut dikonsumsi manusia maka
dapat menyebabkan keracunan.
Untuk menghilangkan polutan Pb dapat dilakukan secara teknik,
yaitu dengan
mengendalikan bahan bakar yang akan digunakan oleh kendaraan bermotor. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggantikan TEL dengan anti knocking yang lain yang tidak
mengandung Pb. Mencari bahan alternatif juga merupakan solusi yang banyak ditawarkan.
Bahan bakar tersebut dapat berupa bahan bakar gas (BBG).
Mobil listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat karena tidak
menggunakan motor bakar sebagai tenaga penggerak, melainkan motor listrik sehingga
emisinya nol. Pada saat ini mobil listrik bukan Propotipe lagi melainkan sudah diproduksi
secara massal dan dijual pada pasar mobil.
2.
memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar, dapat mengontrol kadar Pb dan mengenakan
sanksi atas pengendara yang melanggar. Menurut hasil uji emisi kendaraan bermotor akhir
juni 1996 di Jakarta selama 6 hari, sebanyak 60% kendaraan brmotor telah melampaui baku
mutu emisi.
17
Hukum sebagai salah satu sarana dalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi
akibat dari emisi gas kendaraan bermotor karena di undang-undang telah disebutkan syarat
syarat kendaraan bermotor.
3.
Pendekatan Edukasi
Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan
tanggung jawab seluruh rakyat. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara:
a. Memberikan informasi secara intensif kepada masyarakat tentang dampak Pb pada
kesehatan dan lingkungan ,serta bagaimana cara mengatasinya. Dengan mengetahui
dampak
mengatasinya.
b. Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial menjadi penyebab
meningkatnya pencemaran Pb , seperti pengemudi
Untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin dan mengurangi letupan di dalam mesin
kendaraan bermotor, maka ke dalam bensin ditambahkan TEL (tetra ethyl lead), yang jumlahnya
berbeda-beda untuk setiap negara. Penggunaan TEL dalam bensin ternyata menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan. Gas buang dari kendaraan bermotor merupakan sumber
utama timbal (Pb) di lingkungan (Sahwan, 1991). Umasda 1989 dalam Soemarno
mengklasifikasikan kemampuan jenis pohon dalam menyerap partikel timbal (Pb) dari udara sbb:
a. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap sangat baik: jambu batu, ketapang, dan
bungur.
b. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap sedang: mahoni, mangga, cemara gunung,
angsana.
c. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap rendah: daun kupu-kupu, kersen, kenangakere
payung, karet munding, kenari, akasia, dadap.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Timbal (Pb) adalah unsur yang bersifat logam berada pada golongan IVA dan periode 6
dalam tabel sistem periodik unsur.
2. Timbal adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang toksik
(beracun) terhadap manusia.
19
3. Timbal tidak ditemukan bebas dialam akan tetapi biasanya ditemukan sebagai biji
mineral bersama dengan logam lain.
4. Sumber mineral timbal yang utama adalah Galena (PbS), Cerussite (PbCO3), dan
Anglesite (PbSO4).
5. Persenyawaan timbal yang umum adalah Tetra Etil Lead (TEL), PbO2, Timbal(II)
Klorida (PbCl2), Timbal tetroksida (Pb3O4), dan Timbal (II) Nitrat.
6. Timbal memiliki banyak manfaat diantaranya: sebagai bahan pembuatan accu, agen
pewarna pada industri keramik, sebagai pelindung alat-alat kedokteran, dsb.
7. Dalam penggunaannya yang kurang bijaksana, timbal dapat menyebabkan penurunan IQ,
keracunan akut, keracunan subakut, dan keracunan kronis.
3.2 Saran
Timbal adalah logam yang bersifat racun, untuk itu dalam pemanfaatannya harus dengan
bijaksana. Khususnya dalam pengolahan limbah timbal harus dilakukan sesuai prosedur agar
dapat meminimalisir dampak dari timbal.
Dilihat dari kelimpahannya, timbal bukan termasuk mineral yang langka, maka alangkah
baiknya, bila timbal terus diolah untuk kepentingan industri di Indonesia. Bagi engineer dan
scientist khususnya agar dapat menemukan inovasi-inovasi baru mengenai pengolahan timbal
dengan resiko yang lebih sedikit, mengingat pengaruh timbal pada lingkungan dan tubuh
manusia cukup berisiko tinggi.
Kembali lagi, mengingat logam timbal bersifat toksik, saya berharap agar para
penambang timbal di Indonesia menggunakan pakaian kerja sesuai prosedur yang aman agar
tidak terkontaminasi racun yang ada pada timbal.
Pemerintah memiliki kewenangan paling besar untuk membantu mengurangi emisi
timbal diantaranya mengeluarkan kebijakan mengenai aturan jumlah kendaraan pribadi tiap
20
keluarga, dan membantu dalam hal finansial kepada para peneliti untuk mengembangkan energi
ramah lingkungan.
21