Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah anak perusahaan milik

PT United Tractors Tbk, distributor kendaraan berat komatsu di Indonesia.

PT Astra Internasional Tbk, pemilik saham utama PT United Tractors Tbk,

merupakan salah satu perusahaan terbesar dan terkemuka di Indonesia.

PT. Pamapersada Nusantara mempunyai site dibeberapa lokasi salah

satunya di PT. Kideco Jaya Agung. PT. Kideco Jaya Agung berlokasi di

Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, Provinsi

Kalimantan Timur. PT. Kideco Jaya Agung merupakan perusahaan

penanaman modal asing yang kepemilikan sahamnya dipegang oleh Samtan

Co., Ltd. Korea Selatan sebanyak 50 %, Indika Group 45%, dan PT Sumber

Mitra Jaya 5%.

Perusahaan ini memiliki luas daerah penambangan sebesar 50.400

Ha, yang dibagi menjadi lima lokasi yakni:

1) Roto Samurangau 27.430 Ha

2) Pinang Jatus 6.055 Ha

3) Susubang Uko 9.000 Ha

4) Samu-Biu 7.880 Ha

5) SMD 35 Ha

49
50

Sesuai dengan kontrak antara PT. Pamapersada Nusantara dengan

PT. Kideco Jaya Agung yang berlaku sejak tahun 2009 sampai 2019,

lingkup kerja PT. Pamapersada Nusantara antara lain :

1. Land Clearing di areal tambang dan areal disposal

2. Pemindahan top soil di area pit

3. Pemindahan & penimbunan overburden

4. Pemboran dan peledakan

5. Penggalian, pengangkutan dan penumpukan batubara ke stockpile dan

crushing plant

6. Pemompaan air di areal tambang

Adapun Lokasi penambangan Kideco Jaya Agung yang telah

beroperasi dan produksi saat ini adalah Roto Utara, Roto Selatan dan

Samurangau sedangkan penelitian ini dilakukan di daerah kuasa

pertambangan PT. Pamapersada Nusantara pada Pit Roto Selatan sebagai

batasan dari kegiatan pengamatan pada kerja praktik.

Berikut merupakan bisnis project yang terdapat di PT. Pamapersada

Nusantara :

Gambar 3.1 Flow Mining Process di PT. PAMA Kideco


51

3.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administrasi lokasi penambangan batubara PT. Kideco

Jaya Agung termasuk pada wilayah Desa Batu Kajang, Kecamatan

Batu Sopang, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. Secara

geografis PT. Kideco Jaya Agung terletak pada 1°54’18”- 1°57’00”

Lintang Utara dan 115°50’35” - 115°51’45” Bujur Timur.

Kecamatan Batu Sopang memiliki luas wilayah sebesar 287,87

km2 dengan batas utara adalah Kecamatan Long Ikis, batas timur

Kecamatan Kuaro, batas selatan Kacamatan Muara Samu, dan batas

barat Kecamatan Muara Komam.

Untuk mencapai lokasi penelitian di PT Pamapersada

Nusantara District Kideco dapat dicapai dengan cara dari Palangka

Raya menuju Banjarmasin dengan jarak tempuh sekitar ±120 km

dapat ditempuh selama ± 3,5 jam dengan menggunakan kendaraan

roda 4 (empat) dengan kondisi jalan beraspal. Dan dilanjutkan dari

Banjarmasin – Tanjung – Batu Kajang dapat ditempuh selama ± 7

jam menggunakan roda 4 (empat) dengan kondisi jalan beraspal.

Dari Batu Kajang – ke lokasi PT. Pamapersada Nusantara Job Site

Kideco Jaya Agung Pit Roto Selatan melewati jalan loging dan

hauling dengan jarak ±60 km dapat ditempuh selama 1 jam

menggunakan bus PT. Pamapersada Nusantara.


52

Sumber : Hasil pengolahan penulis

Gambar 3.2 Peta Kesampaian Daerah PT. Pamapersada Distrik Kideco


53

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

A. Struktur Organisasi Project Manager PT. Pamapersada

Nusantara

Sumber : Engineering Departement PT.Pamapersada Nusantara

Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT.Pamapersada Nusantara Distrik Kideco


54

B. Struktur Organisasi Drill and Blast Departement

Sumber : Drill and Blast Departement PT.Pamapersada Nusantara

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Drill and Blast Department

3.2 Kondisi Geologi

3.2.1 Kondisi Geologi Regional

A. Fisiografi

Berdasarkan peta geologi regional lembar Desa Batu

Kajang (1995) yang disusun oleh Siregar dan Sunaryo,1980

lokasi PT. Pamapersada Nusantara Distrik Kideco Jaya Agung

berada pada Cekungan Barito. Cekungan cekungan busur


55

belakang yang terdapat di sepanjang pantai timur Kalimantan

tergolong kedalam cekungan - cekungan yang berumur Tersier.

Cekungan ini dikenal dengan 3 cekungan sedimen utama

dari utara keselatan adalah Cekungan Tarakan, Cekungan

Kutai, Cekungan Barito. Pada mulanya daerah ini merupakan

suatu pusat pengendapan tunggal yang besar selama jaman

Tersier awal, kemudian terpisah-pisah oleh daerah daerah

tinggian yang letaknya melintang.

Cekungan Barito meliputi daerah seluas 70.000 km² di

Kalimantan tenggara. Cekungan ini terletak diantara dua elemen

yang berumur Mesozoikum (Paparan Sunda disebelah barat dan

pegunungan Meratus yang merupakan jalur melang tektonik di

sebelah timur). Cekungan Barito terpisah dari cekungan Kutai

yang ada diutaranya oleh tinggian Parternoster, sedangkan

kearah selatan cekungan ini menerus ke wilayah lepas pantai

dan menyambung dengan cekungan Jawa Timur laut.

Suatu penampang melintang melalui cekungan Barito

memperlihatkan bentuk Cekungan Asimetrik yang disebakan

oleh adanya gerak naik dan gerak arah barat dari pegunungan

Meratus. Sedimen sedimen Neogen diketemukan paling tebal

sepanjang bagian Timur cekungan barito,yang kemudian

menipis kearah barat.


56

Secara keseluruhan sistem sedimentasi yang berlangsung

pada cekungan ini melalui daur/siklus genang laut dan susut laut

yang tunggal dengan hanya beberapa subsiklus yang sifatnya

local dan kecil. Formasi tanjung yang berumur miosen menutupi

batuan dasar yang relatif landai sedimen sedimennya

memperlihatkan ciri endapan genang laut yang diendapkan

pada lingkungan delta air tawar sampai payau.

B. Stratigrafi

Susunan Stratigrafi yang ada pada daerah regional

berumur antara mesozoik, tertiar dan kuartair. Penyebarannya

adalah wilayah bagian timur, berumur kuarter dan miosen

(neogen), wilayah bagian tengah, berumur meosen bawah

(paleogen), sedangkan di wilayah bagian barat, berumur tersier

dan pra-tersier (mesozoik).

Formasi ini terdiri dari batuan batuan sedimen klastik

berbutir kasar yang berselang seling dengan serpih dan

kadangkala batubara. Pengaruh genangan laut marin bertambah

selama oligosen sampai miosen awal yang mengakibatkan

terbentuknya endapan endapan batugamping dan Napal

(Formasi Berai).

Pada akhir miosen Tengah pegunungan meratus mulai

timbul dan terbentuk mengakibatkan pemisahan secara efektif

batas timur cekungan dari lautan terbuka disebelah timurnya.


57

Turunnya sebagian central cekungan, naiknya inti kerak benua

disebelah barat cekungan dan naiknya pegunungan meratus

disebelah timur cekungan, menyebabkan erosi yang aktif

sehingga pengendapan sedimen dalam jumlah yang banyak

,membentuk urutan endapan paralik sampai deltaic dari Formasi

Warukin dan Formasi Dahor.

Orogenesa yang terjadi pada Plio-Plistosen mengakibatkan

bongkah meratus bergerak kearah barat. Akibat pergerakan ini

sedimen sedimen dalam cekungan barito tertekan sehingga

terbentuk struktur perlipatan (Siregar dan Sunaryo,1980).

3.2.2 Kondisi Geologi Daerah Penilitian

A. Morfologi

Secara morfologi wilayah kuasa pertambangan PT Kideco

Jaya Agung termasuk ke dalam sub cekungan pasir ( pasir sub-

basin) yang berupa daerah perbukitan rendah dengan ketinggian

80-175 m diatas permukaan air laut.

Di sebelah barat terdapat sungai Samurangau yang

mengalir ke arah Timur. Sebagian besar endapan batubara di

daerah Pasir terdiri batuan sedimen yang terbentuk oleh

pengendapan alluvial pada cekungan pasir

B. Strukur Geologi

Struktur Geologi regional daerah penelitian yang

berkembang adalah strukur lipatan baik berupa sinklin maupun


58

antiklin dengan arah sumbu relatif dari utara-selatan. Pola ini

tidak hanya terjadi pada strukur lipatan tetapi juga pada strukur

sesar yang banyak terdapat di daerah penelitian.Arah (strike)

lapisan batu bara di daerah Roto secara umum mengarah ke arah

utara-selatan dengan kemiringan lapisan (depth) sekitar 10o-20º.

Formasi pembawa batubara daerah ini adalah Formasi

Warukin tengah yang berumur miosen tengah sampai miosen

atas. Pengaruh struktur regional, formasi pembawa batubara

daerah ini miring ke arah timur untuk seluruh deposit. Geologi

Pit Roto Selatan sama dengan geologi block Roto Utara, karena

merupakan kelanjutannya. Jalur seam utama batubara menerus

mulai dari Roto Utara ke Block Roto Selatan.

Formasi batuan di Pit Roto Selatan adalah kemenerusan

kearah strike dari Formasi Warukin yang ditemukan di area IUP

PT.Kideco Jaya Agung. Endapan batubara terdiri dari 3 seam

utama dengan ketebalan seam utama yang bervariasimulaidari 1

m sampai yang paling tebal 35 m.

C. Stratigrafi

Stratigrafi adalah ilmu geologi yang membahas tentang

strata batuan untuk menetapkan urut-urutan kronologinya serta

penyebaran geografisnya. Menurut Situmorang dan Yulianto

(1984), susunan statigrafi cekungan Barito dimulai dari yang

paling tua ke muda adalah sebagai berikut: satuan batuan pra-


59

Tersier, Formasi Tanjung, Formasi Berai, Formasi Warukin,

Formasi Dahor dan endapan alluvial. Daerah batubara PT.

Kideco Jaya Agung berada pada Formasi Warukin.

Daerah penyelidikan dan sekitarnya secara regional

termasuk dalam cekungan Barito yang terdiri dari 4 Formasi :

a. Formasi Tanjung, merupakan dasar, berumur Eosen, tebal

mencapai 900 m, konglomerat merupakan utama,

mengandung sisipan batubara yang kurang berarti. Lapisan

ini ditutupi oleh batupasir dan batulanau sampai dengan

batulempung dibagian paling atas.

b. Formasi Berai, berumur Oligosen bawah-Miosen, tebal

maksimum 1300 m, terutama terdiri dari batu gamping hasil

pengendapan laut dangkal di bagian bawah dan napal di

bagian atas. Formasi ini juga mengandung lapisan batubara

sangat tipis.

c. Formasi Warukin, Miosen Tengah – Miosen Akhir,

mempunyai ketebalan antara 1000 - 2000 m, merupakan

formasi yang produktif, yang diendapkan selaras di atas

Formasi Berai. Secara garis besar dapat dibagi dalam tiga

satuan masing-masing dari bawah ke atas adalah sebagai

berikut:

1) Anggota Warukin bawah: terdiri dari napal, batulempung

dan lapisan-lapisan tipis batupasir.


60

2) Anggota Warukin tengah: batuannya relatif sama dengan

yang terdapat pada anggota Warukin bawah, hanya disini

batupasirnya menjadi semakin tebal dan banyak

dijumpai, disamping terdapat lapisan-lapisan batubara.

3) Anggota Warukin atas: dicirikan oleh lapisan-lapisan

batubara yang tebal (± 20 meter) dan dominan,

disamping dijumpai batupasir dan batulempung

karbonatan.

d. Formasi Dahor, terletak secara tidak selaras dengan ketiga

formasi dibawahnya, dengan ketebalan 450 m. Formasi ini

merupakan sedimen darat, terutama terdiri dari sedimen

berbutir kasar.
61

Sumber : Kutipan Laporan Kp


Gambar 3.5 Stratigrafi Daerah Penambangan

3.3 Alat dan Bahan Pengolah Data

Peralatan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

a. Buku Lapangan (Catatan Harian)

Buku lapangan berukuran kecil sehingga tidak menyulitkan pada saat

digunakan. Buku lapangan berfungsi untuk mencatat data–data penting

atau point–point penting yang diperlukan dalam penelitian.


62

b. Alat Tulis

Alat tulis berfungsi untuk mencatat data–data yang diperlukan

dilapangan.

c. Kamera Handphone (HP)

Kamera berfungsi untuk mengambil gambar–gambar proses kegiatan

yang berlangsung dilapangan.

d. Alat Pelindung Diri (APD)

Peralatan ini meliputi safety shoes, helm, sarung tangan,kacamata dan

rompi reflector. Peralatan ini berfungsi untuk melindungi tubuh dan

meminimalisir resiko apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

(kecelakaan).

e. Laptop

Laptop berfungsi untuk menyusun laporan dan mengolah data–data

yang telah diperoleh baik dari media buku–buku referensi maupun dari

catatan lapangan.

3.4 Tata Laksana

3.4.1 Langkah Kerja

Adapun langkah kerja dalam penelitian Kerja Praktik ini

sebagai berikut ;

1. Melakukan Registrasi dan Medical Check Up di PT. Pama

Persada Nusantara untuk kelengkapan data Induksi.


63

2. Mengikuti Induksi PAMA, yang merupakan tahap awal dalam

penelitian di lapangan, dimana kami diberi pembakalan mengenai

kondisi di lapangan dan bagaimana standar safety atau kondisi

aman pada saat berada di lokasi tambang dan pada saat melakukan

kegiatan-kegiatan pertambangan.

3. Mengikuti Pre Work dari KIDECO, merupakan tahap

selanjutnya untuk mendapatkan mine permmite.

4. Membaca Standar Operasi Pekerjaan (SOP) dari pemboran dan

peledakan PT. Pama Persada Nusantara Distrik Kideco.

5. Melakukan orientasi lapangan terlebih dahulu guna mengetahui

kondisi lapangan sebelum melakukan pengambilan data-data

yang diperlukan untuk penyusunan laporan kerja praktik.

6. Melakukan pengamatan mengenai tahapan kegiatan pengeboran

yang dilakukan di PT Pamapersada Nusantara Distrik Kideco.

7. Melakukan pengamatan mengenai cycle time unit drilling.

8. Melakukan pengamatan mengenai tahapan kegiatan persiapan

peledakan.

9. Melakukan Pengamatan Pola Pemboran, Pola Peledakan dan

Geometri peledakan serta metode peledakan mencatatnya ke

dalam buku lapangan.

10. Melakukan Pengamatan Peralatan dan Perlengkapan yang

digunakan untuk kegiatan peledakan dicatat ke dalam buku

lapangan dan mendokumentasikannya.


64

11. Melakukan Pengamatan Jenis Bahan Peledak yang digunakan di

PT. Pamapersada Nusantara Distrik Kideco dicatat ke dalam

buku lapangan dan mendokumentasikannya.

12. Setelah melakukan pengamatan lapangan, data-data yang

diambil tersebut dikonsultasikan kepada pembimbing lapangan.

13. Melakukan pengolahan dan analisa data dengan Penyusunan

Laporan Kerja Praktik, memasukkan keterangan sesuai dengan

keadaan lapangan.

14. Melakukan bimbingan dan konsultasi laporan kerja praktik

kepada pembimbing lapangan.

15. Melakukan Presentasi Hasil Kerja Praktik dengan Pembimbing

dan Departemen Head Drill and Blast.

3.4.2 Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kuantitatif dan deskriptif. Metode Penelitian

kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-

bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan

model-model matematis, teori-teori yang berkaitan dengan kegiatan

tertentu. Proses pengukuran adalah bagian yang penting dalam

penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang


65

fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari

hubungan-hubungan kuantitatif.

Sedangkan Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian

yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering disebut

noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak

melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Pengumpulan

data dilakukan untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis

yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Penelitian

deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan

sobjek yang diteliti secara tepat. Teknik penelitian yang digunakan

adalah observasi, inventarisasi data, dokumentasi, dan

wawancara.Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan dalam

bentuk data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi

yang langsung berdasarkan pengamatan di lapangan, sedangkan data

sekunder berupa data dan informasi yang diperoleh dari PT.

Pamapersada Nusantara Distrik Kideco.

Di dalam melaksanakan permasalahan ini, penyusun

menggabungkan antara beberapa metode, yaitu :

1. Metode Observasi (pengamatan)

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara

langsung dilapangan.
66

2. Metode Interview (wawancara)

Metode ini dilakukan dengan cara mencari data melalui

penjelasan secara langsung dilapangan dari pihak perusahaan PT.

Pama Persada Nusantara Distrik Kideco.

3. Metode Pustaka

Dilakukan dengan cara mencari literatur mengenai kegiatan

Produksi, baik berupa data yang diberikan pihak perusahaan,

maupun hasil praktik kerja lapangan yang terdahulu.


67

3.4.3 Bagan Alir Penelitian

“ Pengamatan Kegiatan Pemboran dan Peledakan Pada Overburden di PT.


Pamapersada Nusantara Distrik Kideco Jaya Agung”

Tujuan Kerja Praktik


1. Untuk mengetahui proses tahapan pemboran Pada Overburden di PT. Pamapersada Nusantara Distrik
Kideco.
2. Untuk mengetahui alat bor yang digunakan.
3. Untuk mengetahui pola pemboran, cycle time pemboran, metode pemboran.
4. Untuk mengetahui peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh PT. Pamapersada Nusantara dalam
kegiatan peledakan.
5. Untuk mengetahui proses tahapan peledakan Pada Overburden di PT. Pamapersada Nusantara Distrik
Kideco.
6. Untuk mengetahui pola peledakan, geometri peledakan dan metode peledakan yang digunakan oleh PT.
Pamapersada Nusantara Distrik Kideco.
7. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan bahan peledak yang dibutuhkan, jenis bahan peledak, Volume
peledakan , nilai powder factornya dan jenis bahan peledak yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
PT Pamapersada Nusantara Distrik Kideco.

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer: Data Sekunder:


1. Profil perusahaan
1. Tahapan pengeboran
2. Peta Kesampaian Daerah
2. Pola pemboran , cycle time 3. Peta Geologi
pemboran 4. Struktur Organisasi PT. Pamapersada Nusantara
3. Tahapan peledakan 5. Spesifikasi Alat Bor
4. Pola peledakan, geometri 6. Spesifikasi Anfo, Emulsi, Peralatan dan Perlengkapan
Peledakan
peledakan dan metode peledakan
7. Aktual Penggunaan Perlengkapan Peledakan.
5. Peralatan dan perlengkapan 8. Aktual Bahan Peledak yang DIgunakan
peledakan 9. PF Plan dan PF actual
6. Jenis bahan peledak yang 10. Volume Peledakan
digunakan. 11. Peta road blocker
12. Drill and Blast Desain
7. Jadwal Peledakan
13. Drill and Blast Report
8. Utilization Of avaibility 14. Volume Peledakan

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


68

3.4.4 Waktu Penelitian

Pengamatan kerja praktik dilaksanakan mulai tanggal 01

Agustus 2016 – 9 September 2016, dengan jadwal kegiatan sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian

Agustus September
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Penyusunan Laporan

Anda mungkin juga menyukai