Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

CARA BERGAUL DENGAN BAIK

NAMA : NIM :
1. ANANDA AJI IVAN PERMANA DBC 117 067
2. NATANIEL LORENDI DBC 117 068
3. DENI IRAWAN DBC 117 075
4. JOCKEN ANASTRIO DBC 117 076
5. ROBET KRISTIANTO DBC 117 078
6. LEO SANJAYA DBC 117 053
7. LOLA KAROLINA DBC 117 059
8. I GEDE BAWA APRILYANTA DBC 117 060
9. YEREMIA BINSAR THEODIKA DBC 117 061
10. VILIA LEGITA INEKE PUTRI DBC 117 065
11. YOAN MAYRANDI SAPUTRA DBC 117079
12. JACKY DBC 117080
13. GAMALIEL KURNIA DBC 117083
14. PRILINDO BEBI DBC 117084
15. GABRIEL PADMA AMRATI DHINA DBC 117085
16. DIO SINGGAN JINGGO B. DBC 117066

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................


Daftar Isi .............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. 1.1. Latar Belakang .........................................................................................................
B. 1.2. Tujuan ......................................................................................................................
C. 1.3. Lingkup Penulisan ....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Bergaul.......................................................................................................
B. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Pembentukan Karakter...............................
C. Bagaimana Bersikap Dalam Pergaulan.................................................................
D. Jenis Bergaul Dari Faktor - Faktor.........................................................................
E. Manfaat Dan Dampak Pergaulan............................................................................
F. Sikap Bergaul Yang Baik.....................................................................................
G. Apa Upaya Untuk Mewujudkan Pola Pergaulan Yang Baik.................................
H. Pengertian Etika...................................................................................................
I. Prinsip –Prinsip Etika Pergaulan............................................................................
J. Pergaulan Sehari-Hari Remaja Kristen...................................................................
K.Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja..........................................................
L.Pandangan Alkitab Terhadap Remaja....................................................................
M. Penyebab Pergaulan Bebas...................................................................................
N. Dampak Negatif Pergaulan Bebas Pada Remaja...................................................
O. Pengaruh Negatif Dalam Pergaulan......................................................................
P. Beberapa Pandangan Dari Alkitab Tentang Berteman Yang Baik.........................
Q. Hukum Kasih……………………………………………………………………..

BAB III Penutup


A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
karena atas perkenanan dan tuntunan-NYA telah memberikan hikmat serta
kekuatan-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak bisa
menyelesaikan dengan baik.

Dengan dibuatnya makalah ini kami diharapkan mampu untuk lebih


memahami tentang etika dalam bergaul yang baik yang kami sajikan berdasarkan
informasi dari berbagai macam sumber.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami sadar, sebagai seorang


mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Kasih Karunia Kristus Yesus menyertai dan memberkati kita semua. Amin.

Palangka Raya, 21 Mei 2018

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia diciptakan bukan saja sebagai makhluk individu, tetapi juga
sebagai makhluk sosial (Kejadian 2:18; 3:8). Artinya manusia tidak dapat hidup
sendiri, tetapi harus juga bergaul satu dengan yang lain. Pergaulan juga
merupakan alat sosialisasi bagi manusia, yang melaluinya kita dipersiapkan untuk
hidup bermasyarakat. Ternyata, hubungan antar manusia (human relation) ini
sangat menentukan keberhasilan dalam kehidupan seseorang, baik dalam bidang
pekerjaan maupun dalam hidup berumahtangga. Karena itu penting sekali kita
mempelajari seni bergaul yang baik.
"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yoh 15:13).

Sejak awal terjadinya manusia, sejak Kejadian 1, Allah telah memerintahkan


manusia untuk menundukkan alam dan segala binatang-binatang. Dalam
kehidupan manusia seseorang tidak akan terlepas dengan orang lain karena
manusia diciptanakan berpasangan seperti Adam dan Hawa. Manusia perlu
pertolongan orang lain dalam menjalani hidupnya dan bantuan orang lain
kemudian dalam bergaul. Pergaulan yang berarti hidup bermasyarakat perlu
latihan sejak dini, bahkan sejak seseorang mengenal orang lain di luar dirinya
sendiri. Sejak usia anak-anak hingga menjadi orang dewasa, bahkan orang tua
sekalipun dalam kehidupannya tidak lepas dari apa yang disebut dengan
pergaulan. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan, yaitu
kemungkinan diterima secara baik atau ditolak oleh kelompok, lingkungan,
bahkan di dalam masyarakat luas pada umumnya. Jika seseorang di dalam bergaul
dapat diterima dengan baik di dalam komunitasnya, maka seseorang itu akan lebih
percaya diri, timbul semangat untuk lebih berkarya dan berprestasi. Harga diri
akan meningkat dengan sendirinya. Penghargaan demi penghargaan akan
diperoleh dan kepercayaan akan terus meningkat yang datang dari komunitasnya.
Rumusan Masalah
 Apa definisi Bergaul?
 Apa Dampak dari Pergaulan?
 Apa Jenis - jenis Bergaul?
 Bagaimana cara berteman yang baik?
 Bagaimana Hubungan bergaul/berteman dalam Alkitab?

Tujuan
 Mengerti definisi bergaul
 Untuk mengetahui cara-cara bersikap dalam pergaulan.
 Untuk mengetahui jenis-jenis pergaulan.
 Untuk mengetahui apa saja dampak dari pergaulan.
 Untuk mengetahui upaya mewujudkan pola pergaulan yang sehat.
 Mengerti Pengertian cara berteman yang baik dalam Agama Kristen
 Mengerti Hubungan berteman dengan Agama Kristen

Manfaat
 Menambahwawasan
 Mengetahui cara berteman yang baik
 Cara pertemanan yang lebih baik
 Sebagaiacuandalambergaul/bersahabat dengan baik
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI BERGAUL

Dalam kamus besar bahasa indonesia Bergaul adalah hidup berteman


(bersahabat)Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang
dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi
saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari
proses interaksi sosial yang terjalin antara individu dalam lingkungan sosialnya.
Kuat lemahnya suatu interaksi sosial mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang
terjalin. Seorang anak yang selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain
dalam jangka waktu relatif lama akan membentuk pergaulan yang lebih. Beda
dengan orang yang hanya sesekali bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial
secara tidak langsung.
Dalam kehidupan sosial ada berbagai bentuk pergaulan, ada yang sehat
ada pula yang dikategorikan pergaulan yang tidak sehat. Pergaulan sehat adalah
pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian
seseorang. Sebaliknya pergaulan tidak sehat mengarah kepada pola perilaku yang
merugikan bagi perkembangan dirinya sendiri maupun dampaknya bagi orang
lain. Interaksi sosial asosiatif merupakan interaksi yang sifatnya persekutuan.
Interaksi seperti ini biasanya memicu terbentuknya persatuan atau integrasi sosial.
Proses Asosiatif adalah suatu bentuk interaksi sosial yang bisa meningkatkan
hubungan kesolidaritasan sesama manusia. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif,
yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan)
seperti : kerja sama, akomodasi / penyesuaian, asimilasi dan akulturasi.
Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya
memisahkan atau menerapakan proses oposisi. Interaksi disosiatif lebih mengarah
pada upaya untuk melawan seseorang atau kelompok untuk tujuan tertentu. Proses
disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat
merenggangkan/menyempitkan hubungan solidaritas antar individu. Interaksi
sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk
pertentangan atau konflik, seperti : persaingan, kontravensi dan konflik.
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah kepada pembentukan
kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma sosial, kesusilaan dan kesopanan
yang berlaku.
Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan
sosialnya, bisa bersifat luas yakni pergaulan dengan banyak orang atau sering
bergaul dengan orang lain.Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah
kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma sosial,
kesusilaan dan kesopanan yang berlaku.Etika pergaulan adalah sopan santun atau
tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak
melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat,
hukum dan lain-lain.Dunia bergaul identic dengan dunia remaja pada umumnya.
Sering kita dengar istilah “kuper” atau kurang pergaulan. Remaja dianggap kuper
apabila remaja tersebut kurang bahkan kemungkinan sekali tidak pernah bergaul
setidaknya dengan teman-teman sebaya, di sekolah maupun dei luar sekolah
sehingga menjadi bahan tertawaan karena ketinggalan berita.Dalam bergaul, kita
juga sebaiknya pandai menempatkan diri dan dapat membedakan bagaimana sikap
kita terhadap orang yang lebih tua dan yang lebih muda. Orang yang lebih tua
atau yang dituakan harus kita hormati, yang sebaya harus dihargai dan yang lebih
muda harus kita sayangi.

. B. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PEMBENTUKAN


KARAKTER

1. Pola asuh orang tua


Memperkembangkan keseluruhan eksistensi si anak merupakan
tanggung jawab dari orang tua. Tanggung jawab orang tua antara lain
memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak baik dari sudut organisasi maupun
psikologisnya, kebutuhan akan perkembangan intelektual melalui pendidikan,
kebutuhan atas ketakwaan (kerohanian), serta kebutuhan akan rasa dikasihi,
dimengerti dan rasa aman melalui perawatan, asuhan, ucapan-ucapan dan
perlakuan-perlakuan yang baik. Dengan demikian si anak akan dapat tumbuh
dan berkembang kearah pribadi yang baik, tahu memilih yang terbaik dalam
hidupnya dan yang paling penting si anak takut akan Tuhan.

2. Norma masyarakat
Kehidupan manusia dapat berlangsung oleh hubungan-hubungannya
yang terus menerus dan timbal-balik dengan lingkungan hidupnya, dengan
alam sekelilingnya. Dalam hubungan timbali-balik dengan lingkungan ini,
manusia dipengaruhi dan bisa mempengaruhi lingkungan tempat ia berada.
Adakalanya manusia bisa berbuat semena-mena terhadap sesuatu yang terdapat
di lingkungan demi kebutuhan pribadinya. Dilain pihak kebebasan tingkah laku
ini dibatasi oleh adanya batas-batas atau norma-norma. Batas atau norma-
norma ini sengaja dibuat untuk mengatur kehidupan manusia sebagai pribadi
masyarakat dan Negara, dan dapat memungkinkan manusia hidup dengan tata
cara dan petunjuk-petunjuk yang benar dan teratur.

3. Teman sebaya
Pertimbangan dari teman-teman sebaya mengenai pakaian, makanan,
musik dan bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting. Mereka cenderung
lebih menghargai pandangan yang diberikan oleh teman-temannya. Teman-
teman merupakan bagian penting dari usaha seseorang remaja untuk tumbuh
menuju kedewasaan.

4. Keteladanan dari tokoh Alkitab


Keteladanan dari tokoh-tokoh Alkitab juga dapat berperan dalam
pembentukan pribadi para anak atau para remaja kristen. Salah satu tokoh
Alkitab yang juga sangat memberi motivasi dan penuh teladan bagi kita adalah
Daud. Daud adalah raja Israel yang besar. Ia sudah menerima panggilan Illahi,
diurapi, dan mengukir sejarah kemenangan pada masa remajanya. Daud
memiliki keunggulan hati dihadapan Tuhan. Daud adalah seorang pekerja yang
tekun, bertanggung jawab dan pekerja keras. Daud adalah pemazmur bagi
Tuhan yang sangat diurapi. Karena dari pada itu Daud memiliki kekuatan
rohani yang patut diteladani oleh remaja kristen.
C. BAGAIMANA BERSIKAP DALAM PERGAULAN

Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan,
seseorang perlu bersikap antara lain:
1. Perhatian terhadap orang lain.
2. Menghormati orang yang lebih tua atau yang dituakan, teman
sebaya harus dihargai dan yang lebih muda harus kita sayangi.
3. Mengetuk pintu jika akan memasuki suatu ruangan.
4. Memberi salam jika berjumpa seseorang.
5. Mohom maaf jika melakukan kesalahan.
6. Melakukan perintah dengan wajah cerah.
7. Dapat menempatkan diri.
8. Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan.
9. Rendah hati dan tidak ingin menang sendiri.
10. Siap memberi bantuan sesuai dengan batas kemampuan.
11. Mengucapkan terima kasih jika menerima bantuan dari orang
lain.
12. Tidak membeda-bedakan sesama dalam pergaulan.

D. JENIS BERGAUL DARI FAKTOR – FAKTOR

Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor,


yaitu faktor umur, pekerjaan, keterikatan, lingkungan dan sebagainya.
a. Faktor umur
Faktor umur menentukan bentuk hubungan sosialisasi pelaku. Usia
anak-anak berbeda dengan usia remasa, usia dewasa, usia orang tua, usia
lanjut dan sebaginya. Dapat dikatakan baik, apabila bentuk pergaulan itu
dilakukan oleh dan untuk umur sebaya.
b. Faktor pekerjaan
Faktor pekerjaan berpengaruh juga terhadap bentuk pergaulan.
Perilaku pergaulan antara orang-orang kantor akan berbeda dengan orang-
orang di lapangan, pekerja pabrik, pekerja bangunan, pekerja di terminal
dan sebagainya.
c. Faktor keterikatan
Faktor keterikatan, misalnya pelaku organisasi sosial, organisasi
partai politik, peserta didik tentu cara bergaulnya juga akan berbeda.
d. Faktor lingkungan
Pergaulan dalam lingkungan masyarakat yang macam pendidikan,
kegiatan, status sosialnya sangat berbeda-beda, dan heterogen memerlukan
penyesuaian yang sangat ekstra hati-hati.

E. MANFAAT DAN DAMPAK PERGAULAN

Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan


sosialnya. Melalui pergaulan diperoleh manfaat sebagai berikut:

a. Lebih mengenal nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku sehingga


mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam
melakukan sesuatu.
b. Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari
bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai.
c. Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang
sehingga mampu meningkatkan rasa percaya diri.
d. Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai
lapisan sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu
yang pantas diteladani.

Memilih pergaulan yang tepat memang tidaklah mudah, sebab


kadangkala pergaulan yang negatif justru lebih menyenangkan sehingga
mudah terlena dan sulit menyadari bahwa apa yang dilakukan menyimpang.
Beberapa dampak negatif yang terbentuk akibat pergaulan yang salah antara
lain:
e. Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas serta menyukai hal-hal
yang melanggar norma sosial.
f. Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misal:
kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kriminal dan sebagainya.
g. Dijauhi masyarakat sekitar akibat dari pola perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.
h. Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif yang terlanjur
mencemari diri individu antara lain:

a. Membangkitkan kesadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang


telah ia lakukan adalah menyimpang.
b. Memutuskan rantai yang menghubungkan antara individu dengan
lingkungan yang menyebab ia berperilaku menyimpang.
c. Melakukan pengawasan sebagai control secara terus menerus agar
terhindar dari perilaku yang menyimpang.
d. Melakukan kegiatan konseling atau pemberian nasihat secara persuasif,
sehingga anak tidak merasa bahwa ia di bawah proses pembimbingan.

F. SIKAP BERGAUL YANG BAIK

Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika


pergaulan, seseorang perlu bersikap antara lain:
a. Perhatian terhadap orang lain.
b. Menghormati orang yang lebih tua atau yang dituakan, teman sebaya harus
dihargai dan yang lebih muda harus kita sayangi.
c. Mengetuk pintu jika akan memasuki suatu ruangan.
d. Memberi salam jika berjumpa seseorang.
e. Mohom maaf jika melakukan kesalahan.
f. Melakukan perintah dengan wajah cerah.
g. Dapat menempatkan diri.
h. Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan.
i. Rendah hati dan tidak ingin menang sendiri.
j. Siap memberi bantuan sesuai dengan batas kemampuan.
k. Mengucapkan terima kasih jika menerima bantuan dari orang lain.
l. Tidak membeda-bedakan sesama dalam pergaulan.

G. APA UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN POLA PERGAULAN YANG


BAIK

Salah satu upaya untuk mewujudkan pola pergaulan yang sehat dan
bermanfaat adalah dengan berpegang pada prinsip sebagai berikut.

1. Jadilah Humas untuk Diri Sendiri, Langkah ini penting agar orang lain
mengenal, mengetahui kemampuan dan prestasi anda. Sebarkan
informasi ini saat anda bertemu relasi baru tetapi buanglah jauh-jauh
sikap menyombongkan diri.
2. Bidik Sasaran yang Tepat, Saat butuh sesuatu anda haru tahu kemana
mencari batuan. Pikirkan tujuan yang ingin anda capai. Setelah itu buka
daftar jaringan anda. Pilihlah relasi yang tepat yang bisa memberi hasil
cepat. Mengorek informasi juga butuh kesabaran. Jika relasi tidak
memberi solusi instan, anda haruss sedikit sabar. Tunggu samapi kapan
ia menghubungi anda.
3. Berbagi Hal yang Menyenangkan, Buatlah rekan anda merasa senang dan
merasa nyaman bekerja atau berhubungan dengan anda.
4. Bersosialisasi, Jangan terlalu banyak tenggelam ke belakang meja kerja.
Sesekali hirup udara segar di luar sana. Temui orang-orang yang
mempunyai potensi tinggi untuk memajukan karir anda.
5. Biarkan Mereka Bicara, Jadilah pendengar yang baik. Waktu berbicara
perhatikan isi pembicaraannya, dengarkan dengan sabar, jangan sampai
terlihat anda sedang ‘menunggu giliran’ untuk berbicara. Biarkan ada
sedikit jeda untuk menanggapi lawan bicara. Makin banyak anda bisa
membuat relasi bicara, makin banyak informasi yang anda dapatkan.
6. Buang Sikap Angkuh, Jangan pernah memandang rendah atau sebelah
mata terhadap orang yang berposisi lebih rendah dari pada anda.
7. Buat Mereka Merasa Penting, Buat relasi anda menjadi orang penting
dengan mengingat beberapa detail pribadi.
8. Bergabunglah dalam Berbagai Kegiatan, Banyak perkumpulan, organisasi
atau klub professional yang didirikan dengan tujuan untuk membangun
jaringan. Cobalah bergabung di salah satu perkumpulan yang paling
sesuai dengan anda. Ini merupakan cara efektif untuk bertemu,
berkenalan dan melakukan kontak dengan orang-orang yang bisa
membantu perkembangan karir anda.

H. PENGERTIAN ETIKA

Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang
artinya watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika berkaitan erat
dengan kata moral yang merupakan istilah bahasa latin yaitu mos, dan bentuk
jamaknya mores, yang berarti adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan
yang buruk.

Etika dan moral kurang lebih sama pengertiannya. Tetapi dalam kegiatan
sehari-hari terdapat perbedaan: moral untuk memberi penilaian terhadap
perbuatan yang dilakukan seseorang sedangkan etika untuk pengkajian sistem
nilai /adat kebiasaan yang seharusnya berlaku.

Pengertian etika dan etiket juga seringkali dicampuradukkan, padahal


kedua istilah tersebut mengandung arti yang berbeda meski terdapat persamaan.
Persamaannya adalah etika maupun etiket sama-sama berkaitan dengan perilaku
manusia secara normatif yang etis. Perbedaannya adalah etiket berkaitan dengan
nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Artinya memberikan
pedoman atau norma-norma tertentu sebagaimana seharusnya seseorang
melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan.
I. PRINSIP –PRINSIP ETIKA PERGAULAN

Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua
kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas.
Semestinya lebih di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk
mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah
wawasan.

Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan dan merasa


paling benar. Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti akan
membutuhkan manusia lain. Keadaan ini harus kita sadari betul, supaya kita
tidak menjadi manusia paling egois.

a) Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak

Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling


menguntungkan. Saya yakin anda tidak suka di rugikan demikian
sebaliknya orang lain juga tidak suka kita rugikan. Dari itulah salah satu
dasar pergaulan sehat yang lain adalah simbiosis mutualisme. Jangan
sampai kita berpikir untuk merugikan orang lain

b) Saling menghormati dan menghargai

Satu kata yang selalu saya ingat jika kita ingin di harga dan di
hormati orang lain, maka kita harus lebih dulu bisa menghargai dan
menghormati orang lain. Mengahargai dan menghormati orang lain ini
bisa di lakukan dengan banyak hal seperti menghargai dan menghormati
pendapat orang lain, menghargai dan menghormati cara beribadah orang
lain, menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai
dan menghormati cara berpikir orang lain dan sebagainya.

c) Tidak berprasangka buruk

Agama menapun jelas melarang seseorang untuk berprasangka


buruk kepada orang lain. Karena prasangka buruk hanya akan
mendatangkan masalah dan permusuhan antara kita dengan orang lain.
d) Saling memahami perbedaan

Manusia di lahirkan dengan berbagai macam perbedaan, baik itu dari segi
fisik, psikologis, ras, suku, budaya dan lain-lain. Setiap manusia itu
memiliki keunikan tersendiri, karena hal inilah kita harus memahami
perbedaan tersebut.

e) Saling memberikan nasihat

Orang bijak berkata teman yang baik adalah teman yang selalu
mengajak ke jalan yang baik dan mencegah ke jalan yang tidak baik. Ini
juga salah satu prinsip pergaulan yang sehat. Dengan saling memberikan
nasehat, kita secara tidak langsung, menjalin hubungan yang lebih sehat
bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk akhirat kelak.

Dengan memiliki etika pergaulan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka akan
tercipta hubungan yang harmonis dengan orang-orang di lingkungan tempat
kita berada.

Selain 6 hal diatas, dalam memahami prinsip-prinsip etika yang baik maka
perlu juga untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Hak dan kewajiban

Hak kita memang layak untuk kita tuntut, tetapi juga jangan
sampai meningglkan kewajiban kita sebagai makhluk social.

2. Tertib dan Disiplin

Selalu tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktifitas.


Disiplin waktu supaya tidak keteteran dalam membagi waktu yang
kita punya.
3. Kesopanan

Senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman


sebaya atau orang tua dan juga guru dimanapun dan kapan pun

4. Kesederhanaan

Bersikaplah sederhana dan menurut ajaran agama yg kita


anut dianut masing-masin.

5. Kejujuran

Jujur akan membawa kita kedalam kebenaran. Bersikaplah


jujur walaupun itu pahit

6. Keadilan

Senantiasa bersikap adil dalam pergaulan. Tidak membeda-


bedakan teman.

7. Cinta Kasih

Saling mencintai dan menyayangi teman agar ita terhindar


dari permusuhan.

8. Suasana dan Tempat Pergaulan Kita

Ini sangat penting juga bagi kita dan harus menjadi bahan
pertimbangan serta menjadi perhatian kita semua.

J. PERGAULAN SEHARI-HARI REMAJA KRISTEN

Keberhasilan para remaja melalui masa transisi sangat dipengaruhi


oleh faktor biologis, kognitif, psikologis, maupun faktor lingkungan.
Dalam seharinya, remaja khususnya remaja kristen tidak lepas dari
pergaulan dengan remaja lain. Remaja dituntut memiliki keterampilan
sosial untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi,
menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat/keluhan
dari orang lain, menerima/memberi kritik, bertindak sesuai dengan norma
dan lain-lain. Zaman sekarang banyak remaja bahkan dalam kalangan
remaja kristen terjerumus dalam hal yang tidak baik, padahal ada dalam
firman tertulis “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik” (1 Kor 15:33).

K. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA

Banyaknya faktor yang menyebabkan kenakalan para remaja, antara lain :


1. Kurangnya kasih sayang orang tua;
2. Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya maupun teman yang
mendatangkan pengaruh buruk;
3. Peran dari perkembangan Iptek yang berdampak negatif;
4. Tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah;
5. Dasar-dasar agama yang kurang; dan
6. Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya.

L. PANDANGAN ALKITAB TERHADAP REMAJA

Alkitab mengajarkan bahwa sebagai remaja kristen, tubuh kita adalah


bait Allah yang hidup. Paulus amat memperhatikan perbuatan dan tingkah
laku orang kristen. Ia berkata kepada orang-orang kristen di Korintus
demikian “ Tidak taukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa
Roh Allah diam didalam kamu?” (1Kor 3:16). Kemudian ia berkata lebih
lanjut “Atau tidak taukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam didalam kamu, Roh kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa
kamu bukan milik kamu sendiri?” (1Kor 6:19). Bagi remaja dunia, tubuh
adalah alat untuk melampiaskan nafsu. Tetapi bagi remaja kristen, tubuh
ialah bait Allah yang kudus sehingga remaja kristen sepatutnya hidup dalam
kekudusan. Ketika kita percaya Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, kita
dimetraikan oleh Roh Kudus. Kita dipanggil untuk meninggalkan semua
kebiasaan yang dapat memperhamba kita tetap hidup dalam dosa, supaya kita
dapat hidup dalam kekudusan. Apakah ada dosa-dosa yang membelenggu
kita seperti pesta-pora, mabuk, judi, narkoba? . kita perlu memohon kepada
Tuhan agar kuasa Roh Kudus memampukan kita untuk lepas dari perbuatan-
perbuatan dosa yang memperhamba kita. Menurut remaja dunia, pesta-pora,
mabuk, judi dan narkoba selayaknya adalah hal yang normal atau biasa-biasa
saja. Tetapi menurut Alkitab semua itu memperbudak kehidupan kita
sehingga kita hidup dalam belenggu dosa. Remaja Kristen yang pada
umumnya takut akan Tuhan yang pada dasarnya hidup dalam terang yang
diharapkan akan senantiasa menjadi terang dan garam di lingkungan di mana
kita berada seperti perintah atau kehendak Tuhan.

M. PENYEBAB PERGAULAN BEBAS

Penyebab dan Dampak Negatif Pergaulan Bebas Pada Remaja


1. Orang Tua
Faktor yang memengaruhi remaja memilih pergaulan bebas bisa
diakibatkan oleh orang tua, seperti konflik antar orang tua ataupun
kebiasaan orang tua yang kurang baik. Tak sedikit orang tua yang sibuk
bekerja dan melupakan waktu bersama anak. Hubungan yang kaku antara
orang tua dan anak membuat anak bertanya-tanya dan tak sedikit di antara
mereka mencari perhatian dengan melakukan hal-hal yang dilarang bahkan
bisa saja anak mengikuti gaya hidup orang tuanya yang memang sudah
terlibat dalam pergaulan bebas.

2. Lingkungan
Lingkungan akan memengaruhi anak untuk melakukan hubungan
bebas. Lingkungan yang tidak sehat akan mendukung anak untuk
melakukan hal-hal yang negatif. Apabila lingkungannya sehat, anak akan
malu melakukan hal negatif karena terdapat hukum atau norma yang tidak
tertulis di lingkungan tersebut. Maka, terciptalah budaya malu yang
penting untuk diterapkan.

3. Media Massa
Pengaruh media massa yang terus menjamur seiring semakin
terbukanya kebebasan berekspresi. Peran media dalam mengampanyekan
pergaulan bebas melalui budaya pacaran dan berganti-ganti pasangan
sangat besar.

4. Kurangnya Pendidikan Kesehatan Reproduksi


Pendidikan kesehatan reproduksi sering dianggap tabu untuk
dibicarakan di rumah maupun di sekolah. Sehingga akhirnya anak remaja
tersebut mencari tahu sendiri. Padahal, informasi tentang kesehatan
reproduksi yang dicarinya rata-rata tidak dengan sumber yang dapat
dipercaya.

5. Keagamaan dan Lunturnya Adat Ketimuran


Religiusitas memang tidak menjamin seseorang untuk tidak
melakukan pergaulan bebas. Tetapi, dengan arahan yang tepat rasa
keagamaan dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan yang tidak
bermanfaat. Selain itu, adat ketimuran seperti sopan santun, ramah tamah,
dan etika menjadi hal yang langka.

N. DAMPAK NEGATIF PERGAULAN BEBAS PADA REMAJA

Ada beberapa dampak negatif pergaulan bebas yang ditimbulkan ketika


muda-mudi berkumpul dalam satu ruangan. Dampak negatif pergaulan bebas
tersebut antara lain

1. Kehamilan yang Tidak Diinginkan


Ini merupakan salah satu dampak negatif pergaulan bebas akibat hamil
di luar pernikahan. Biasanya, remaja yang mengalami ini akan mencari cara
untuk menggugurkan (aborsi) kandungannya yang lebih banyak dilakukan
oleh bukan tenaga kesehatan. Akibatnya, terjadi masalah kesehatan seperti
sulit memiliki anak ketika menikah nanti ataupun kematian.

2. Putus Sekolah
Hal ini merupakan dampak negatif pergaulan bebas. Karena mereka
lebih mengutamakan ego ketimbang akal sehat dan realita yang ada.
Akibatnya, meningkatnya kemiskinan karena kurangnya pendidikan dan
semakin bodohnya masyarakat menjadi hal yang sering terjadi.
3. Kriminalitas Tinggi
Pergaulan bebas memicu meningkatnya kriminalitas. Tentu saja
dampak negatif pergaulan bebas ini memicu angka kriminalitas. Pendidikan
yang rendah, kemiskinan, dan kebutuhan akan hal-hal kesenangan seperti
penggunaan narkoba dan zat adiktif memicu seseorang untuk melakukan
kriminalitas seperti mencuri, merampok, memperkosa, atau membunuh
seseorang.

4. Penyakit Sosial
Dampak negatif pergaulan bebas selanjutnya adalah meningkatnya
penyakit sosial. Rasa empati dan belas kasih sudah tidak dianggap ada lagi.
Diganti dengan rasa egoisme, tidak peduli asalkan senang, sifat hedonisme,
dan melakukan segala cara buruk untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

5. Masalah Kesehatan Secara Global


Dampak negatif pergaulan bebas selanjutnya adalah terjadinya
masalah kesehatan. Penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis, dan
penyakit kelamin menjadi pemandangan yang dapat dijumpai. Padahal,
hingga saat ini, penyakit ini tidak ada obatnya dan menimbulkan masalah
kesehatan lain seperti kemandulan atau bahkan kematian.

O. PENGARUH NEGATIF DALAM PERGAULAN

Pergaulan yang tidak tepat akan menjerumuskan seseorang dalam jurang


kenistaan dan kehancuran. Memang tidaklah mudah memilih pergaulan yang
tepat, sebab kadangkala pergaulan yang negatif justru lebih menyenangkan.
Pergaulan semacam ini lebih mengasyikkan dan sulit menyadari bahwa apa
yang dilakukan menyimpang.
Beberapa dampak negatif yang terbentuk akibat pergaulan yang salah, yaitu
sebagai berikut:
1. Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal
yang melanggar norma social.
2. Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya:
kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak criminal dan sebagainya.
3. Dijauhi masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan
nilai/norma social yang berlaku.
4. Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
P. BEBERAPA PANDANGAN DARI ALKITAB TENTANG BERTEMAN
YANG BAIK

Amsal 18:24 : Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga
sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.

 Mungkin banyak dari Anda yang mengeluhkan bahwa ada beberapa teman
anda yang berteman dengan anda hanya karena kekayaan yang anda punya.
Lalu, jika demikian bagaimana bila suatu hari nanti anda jatuh miskin?

Amsal 19 : 4 : Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin


ditinggalkan sahabatnya

 Dalam Amsal 19:6-7 berkata bahwa banyak orang yang bersahabat hanya
karena ingin mendapat untung. Ini adalah gambaran dunia persahabatan yang
sesungguhnya saat ini. Maka tidak heran, banyak orang kaya yang memang
memiliki banyak teman, dibanding orang miskin.

Amsal 19 : 6-7 : Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap
orang bersahabat dengan sipemberi. Orang miskin dibenci oleh semua
saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar
mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak adalagi”.

Lalu, bagaimanakah seharusnya setiap orang bersahabat?

Amsal 17:17 :Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi
seorang saudara dalam kesukaran”.

 Ketika anda bersahabat dengan orang lain, kriteria yang ideal adalah anda
harus menaruh kasih setiap waktu. Seorang sahabat tidak mengenal suka saja.
Namun dalam setiap duka, anda harus mengusap setiap air mata sahabat anda.
Itulah persahabatan sesungguhnya.

Bagaimanakah agar bisa memiliki sahabat yang istimewa?

Amsal 22:11 : Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis
bicaranya menjadi sahabat raja.

 Anda harus memiliki ketulusan hati dalam bersahabat, tidak mengharapkan


apapun. Itu yang terutama. Yang kedua anda harus berbicara manis kepada
sahabat anda. Tentunya ini bukan berarti“ serigala berbulu domba” manis di
depan tapi busuk di belakang. Bukan demikian. Namun, artinya ketika anda
berbicara kepada teman anda, nasihat-nasihat anda harus manis. Manis adalah
tujuannya. Tujuan anda memberikan nasihat-nasihat tentunya untuk kebaikan
sahabat anda.

Bagaimana memilih teman yang baik?

Amsal 22 : 24-25 :

 Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan
seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah
lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.

Ayat ini dengan jelas berkata bahwa anda tidak boleh berteman dengan orang
yang pemarah. Mengapa Alkitab melarang? Karena pergaulan yang buruk
bisa merusak kebiasaan yang baik. Jika awalnya anda bukan orang yang
permarah, namun ketika anda berteman dalam beberapa waktu, anda bisa
berubah menjadi orang yang pemarah. Ini adalah penyakit yang memang
pasti tertular.
1 Korintus 15:33: Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik.

 Percayalah persahabatan hanya bisa kekal hanya di dalam Yesus. Mengapa


dalam Yesus? Karena Yesus memiki Kasih tanpa alasan. Ketika beribu-ribu
orang yang ingin bersahabat dengan anda karena berbagai alasan. Namun,
ketika anda bersahabat dalam Yesus, Tuhan akan menaruhkan sahabat yang
tulus hati untuk bersahabat dengan anda.

Q. HUKUM KASIH

The Good Samaritan. Perumpamaan orang Samaria yang merefleksikan Hukum Kasih.

Yesus memberi perumpaan mengenai orang Samaria yang murah hati, sebagai
gambaran, siapakah sesamaku itu.

Orang Samaria bukanlah orang yang terhormat bagi bangsa Yahudi, mereka tidak
bergaul satu sama lain, namun justru orang Samarialah yang menunjukkan belas
kasihan kepada orang Yahudi yang dirampok dan dianiaya itu, tanpa memandang
latar belakang dan etnisnya. Dia malah mau bersusah-susah membalut luka-
lukanya, membawanya ke penginapan dan membayar biaya penginapan dan biaya
perawatan
Hukum yang terutama :
Hukum ini diungkapkan Yesus ketika ada orang-orang Farisi yang ingin mencobai
Yesus dan menanyakan "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum
Taurat?" (Matius 22:36)
"Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang
terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40)

Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama adalah bagian yang tak terpisahkan,
seseorang tidak dapat mengatakan dia mengasihi Allah apabila tidak mengasihi
manusia. Namun dalam kenyataannya, mengasihi sesama mengalami degradasi,
kita biasanya mengasihi sesama kita kalau itu segolongan dengan kita atau paling
tidak, hal itu bisa menguntungkan kita, atau paling tidak kita disebut sebagai
orang yang baik.

Paulus menjabarkan, kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak
memegahkan diri dan tidak sombong, ia tidak melakukan yang tidak sopan dan
tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain, ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena
kebenaran, ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan
segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak mengenal batas
dan sekat.

Tuhan Yesus sendiri berkata, “Tetapi Aku berkata kepadamu; kasihilah musuhmu
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Jangankan musuh, saudara
kita sendiri saja seringkali kita benci, kita jauhi, padahal Yesus mengajarkan kita
untuk mengasihi mereka. Dan dalam mengasihi ada unsur mengampuni,
lakukanlah itu

Tuhan Yesus memberkati


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas kami menyimpulkan:

1. Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang
sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang
berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
2. Cara yang baik bersikap dalam pergaulan adalah bagaimana seseorang
tersebut mengutamakan perilaku yang sopan santun saat berhubungannya
dengan setiap orang.
3. Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
faktor umur, pekerjaan, keterikatan, lingkungan dan sebagainya.
4. Dampak positif dari pergaulan adalah Mampu membentuk kepribadian yang
baik yang bisa diterima di berbagai lapisan sehingga bisa tumbuh dan
berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani.
5. Dampak negatif dari pergaulan adalah tumbuh menjadi sosok individu dengan
kepribadian yang menyimpang.
6. Salah satu upaya untuk mewujudkan pola pergaulan yang sehat dan
bermanfaat adalah dengan jadilah humas untuk diri sendiri, membidik sasaran
yang tepat, berbagi hal yang menyenangkan, bersosialisasi, buang sikap
angkuh, biarkan mereka bicara, buat mereka merasa penting dan bergabunglah
dalam berbagai kegiatan.

SARAN – SARAN
A. Harus lebih memperhatikan lingkungan pergaulan agar tidak masuk atau bergaul
dengan kelompok-kelompok yang dapat “merusak diri kita sendiri”. Belajar
tentang ilmu agama agar kita tidak melakukan hal-hal yang menyimpang dari
agama, mengetahui hal yang baik dan jahat untuk dilakukan dan tidak dilakukan,
baik bagi diri sendiri, keluarga maupun lingkungannya seperti yang sudah Tuhan
ajarkan kepada umat-Nya.

B. Saran Biarlah pergaulan kita berfondasikan firman Tuhan agar supaya iman kita tidak goyah
dan kita tidak akan menyimpang dari apa yang menjadi kehendak Tuhan karena seperti
Mazmur 1:1 mengatakan “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang
fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh”. Sudah jelas, dan dapat kita pahami bahwa ketika kita tetap ada dalam lintasan
yang tepat, kita akan selalu berbahagia dan itupun adalah janji Tuhan kepada kita yang taat dan
setia kepada-Nya. Dan hendaklah kita selalu berpegang teguh kepada-Nya sehingga kita dapat
disebut “Generasi penakluk” yang dapat menaklukan segala bentuk kuasa kegelapan yang ingin
menjatuhkan kita, dan kiranya kita dapat menjadi “Generasi Penikmat Janji Tuhan” karena
Tuhan takan pernah ingkar janji dan janji-Nya adalah janji yang murni seperti isi dari Mazmur
12:7-8 “Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimu rnikan
dalam dapur peleburan ditanah. Engkau, Tuhan, yang akan menepatinya, Engkau akan menjaga
kami senantiasa terhadap angkatan ini”. Dan biarlah kita menjadi seorang yang teladan seperti
yang dikatakan dalam firman Tuhan “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena
engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (1 Tim 4:12).
DAFTAR PUSTAKA

BUKU 2005, Alkitab Terjemahan Baru (Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta)


GFresh edisi Mei 2003 No. 36, Temuan Ilmiah di Alkitab.
Prof. James Barr, Alkitab di Dunia Modern, ( BPK Gunung Mulia: 1979, Jakarta
Pusat).
http://justposting-mk.blogspot.in/2014/05/makalah-pergaulan-remajas
kristen.html?m=1

https://deamilendalo.wordpress.com/2015/09/10/makalah-pergaulanremaja
Afandi Kusuma .Etika Pergaulan Dalam Masyarajat.Diakses pada 25 April 2018.
http://afand.abatasa.com/post/detail/2543/etika-pergaulan-dalam-masyarakat

Sriwanidiyati.Etika Pergaulan.Diakses pada 25 April 2018.

http://sriichwaniwidiyati.wordpress.com/2011/10/28/memelihara-etika pergaulan
Universitas Ciputra. Etika Pergaulan yang Sehat di Segala Aspek. Diakses pada
25 April 2018.

http://www.ciputra-uceo.net/blog/2015/6/18/etika-per

Anda mungkin juga menyukai