Anda di halaman 1dari 13

PACARAN SEHAT DAN MEDIA KOMUNIKASINYA

OLEH
KELOMPOK 1:

NAFA TRYANTI MUHTAR (J1A119158) ANITA(J1A119095)


NANA ADRIANI (J1A119159) MEGAWATI(J1A119146)
INCE UMMI KALSUM (J1A119132) FIRDA NURLYAN (J1A119120)
NUR ANISA BOLANG (J1A119156) HERNIATI(J1A119125)
MIMI KASMIATI (J1A119150) DINAR QODRIANISA(J1A119108)
MUH. FERDYANSAH (J1A119154) DEWIANA GARU(J1A119105)
NUR NISA SAFITRI (J1A119167) IDUL SAPUTRA(J1A119128)
NOFHY HASMA LINDA (J1A119162) ASRI NUR AMALIA(J1A119099)
NUR ANDINI DWI WAHYUNI (J1A119164)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan
rahmatnya lah dan karunianya lah makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Shlawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani
Dalam makalah ini kami membahas mengenai ”pacaran sehat dan media
komunikasinya“ pada mata kuliah “KOMUNIKASI KESEHATAN” dan dosen
pengajar Ruwiah, SP.,M.Kes., yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran
kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan mendasar pada makalah
ini .oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun makalah kami. Kritik yang bersifat membangun sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini .
Akhir kata semoga makalah ini dapat member manfaat bagi kita sekalian
sebagai mahasiswa.

Kendari, 20 September 2019

Penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 ...................................................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat penulisan ............................................................................................ 2
BAB 2 ...................................................................................................................................
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Pacaran ................................................................................................. 3
2.2 Pengertian Pacaran Sehat ...................................................................................... 3
2.3 Ciri-Ciri Pacaran yang Sehat................................................................................. 5
2.4 Tahap-Tahap Pacaran Sehat ................................................................................. 6
2.5 Aspek-Aspek Pacaran yang Sehat ......................................................................... 7
2.6 Media Komunikasi .................................................................................................. 8
BAB 3 ...................................................................................................................................
PENUTUP.......................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 9
3.2 Saran ........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Hurlock (1980), masa remaja adalah masa peralihan dari anak-
anak menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
fisik. Keegoisan, rasa ingin tahu, dan haus akan popularitas merupakan hal yang
seringkali terjadi dikalangan remaja. Remaja dituntut untuk berproses untuk
menjadi diri sendiri. Oleh sebeb itu, diperlukan pengembangan diri untuk menjalin
sebuah hubungan yaitu kematangan mental, emosional, dosial, dan fisik harus
benar-benar diperhatikan, karena apabila hal-hal tersebut tidak dimiliki remaja
dalam menjalin masa berpacaran, akan menimbulkan masalah-masalah dalam
hubungan pacaran itu seperti kekerasan dalam berpacaran, berbicara kotor, dan hal-
hal yang merugikan salah satu pasangan.
Banyak hal yang terjadi di masa remaja, salah satunya adalah trend
berpacaran. Berpacaran sudah sangan umum terjadi di masyarakat. Pengalaman
romantis pada masa remaja dipercaya memainkan peran penting dalam
perkembangan identitas dan keakraban. Berpacaran di masa remaja membantu
individu dalam membentuk hubungan romantis salanjutnya dan bahkan pernikahan
pada masa dewasa. Berpacaran di masa remaja yang hanya berbekal cinta dan
dorongan seks menyebabkan meningkatnya masalah-masalah seperti kahamilan
remaja diluar nikah, seks bebas, depresi, dan pengguguran kandungan, merupakan
pembuktian cinta kepada lawan jenis dan keingintahuan seksualitas remaja.
Oleh sebab itu, sosialisasi mengenai pacaran sehat perlu dilakukan di
lingkuan remaja agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari,
selain itu sosialisasi juga bertujuan agar para remaja memahami apa arti dari
pacaran itu sebenarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari pacaran?
1.2.2 Apa pengertian dari pacaran sehat?
1.2.3 Bagaimana ciri-ciri dari pacaran sehat?
1.2.4 Bagaimana aspek-aspek dalam pacaran sehat?
1.2.5 Apa saja tahap-tahap yang dilalui dalam pacaran sehat?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari pacaran
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pacaran yang sehat
1.3.3 Untuk mengetahui ciri-ciri pacaran yang sehat
1.3.4 Untuk mengetahui aspek-aspek pacaran sehat
1.3.5 Untuk mengetahui tahap-tahap dari pacaran sehat

1.4 Manfaat penulisan


1.4.1 Agar para remaja mengetahui apa sebenarnya pengertian dari pacaran itu
1.4.2 Agar para remaja mengetahui bagai sebenarnya pacaran yang sehat itu
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pacaran

Lies (2004) mengemukakan pacaran adalah suatu proses penjajakan antara


dua individu yang berbeda jenis untuk kemungkinan dikekalkan dalam
pernikahan. Proses penjajakan tersebut termaksud saling mengerti, memahami,
saling mengisi kekurangan, saling percaya, saling setia serta hal-hal yang dapat
menunjang hubungan tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pacar adalah kekasih atau teman
lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih.
Berpacaran adalah bercinta; (atau) menadikan laki-laki atau perempuan sebagai
pacar.
Jadi, secara umum pacaran adalah sebuah hubungan romantis atau
hubungan hasil kombinasi antara perasaan kedekatan secara fisik dan
emosional. Hubungan pacar berarti tahap saling mengenal antara seorang
pemuda dan pemudi yang saling tertarik dan berniat untuk mengadakan
hubungan yang eksklusif (terpisah, sendiri, istimewa). Pacaran memang
diarahkan untuk suatu hubungan yang lebih lanjut, kemungkinan pasangan yang
berelasi semakin dekat dan akhirnya menemukan kecocokan satu sama lain,
untuk melanjutkan hidup bersama dalam hubungan resmi yaitu pernikahan.

2.2 Pengertian Pacaran Sehat


Pacaran yang sehat merupakan proses untuk mengenal lawan jenis secara
lebih dalam, agar menemukan pasangan yang benar-benar cocok untuk menjadi
pasangan yang akan dinikahi. Pacaran yang sehat dilakukan remaja untuk bisa
saling memberikan semangat dan motivasi sehingga diantara pasangan
mendapatkan manfaat dari pacaran yang sehat tersebut, dengan demikian jangan
sampai pacaran membuat hidup menjadi kacau dan prestasi menurun. Berdasarkan
hal tersebut pacaran yang sehat memiliki tujuan sehat secara fisik, emosional,
sosial, dan seksual.
Santrock (2003) mengungkapkan ada beberapa alasan mengenai perilaku
berpacaran pada remaja, diantaranya adalah:
 Suatu bentuk rekreasi
Remaja yang berpacaran terlihat sangat menikmatinya dan melihat pacaran
sebagai sumber dari kesenangan dan rekreasi.
 Pacaran merupakan sumber dari status dan keberhasilan
Sebagai bagian dari proses perbandingan sosial yang juga melibatkan proses
pengevaluasian atas status seseorang yang mereka jadikan pacar memiliki
penampilan terbaik, termaksud orang-orang yang populer dan seterusnya.
 Proses sosialisasi
Pacaran merupakan bagian dari proses sosialisasi pada masa remaja, menolong
para remaja untuk belajar bagaimana cara untuk berteman dengan orang lain
dan membentu dalam pembelajaran atas sikap dan tingkah laku yang sesuai
dengan soaial.
 Pacaran meliputi proses belajar tentang keakraban
Pacaran dapat memberikan kesempatan untuk menciptakan hubungan yang
unik dan berarti dengan seseorang dari jenis kelamin.
 Pacaran dapat menjadi sarana untuk eksperimen dan penggalian hal-hal seksual
Pacaran menjadi lebih berorientasi seksual dengan adanya peningkatan jumlah
kaum muda yang semakin tertarik untuk melakukan hubungan intim.
 Pacaran dapat memberikan kebersamaan dalam berinteraksi dan melakukan
aktivitas bersama-sama dalam hubungan dengan jenis kelamin yang berlainan.
 Pengalaman berpacaran memberikan kontribusi untuk mengenali proses
pembentukan dan perkembangan identitas, pacaran membantu para remaja
untuk memperjelas perkembangan identitas mereka dan untuk membedakan
dari keluarga mereka.
 Pemilihan teman hidup
Pacaran dapat menjadi alat untuk memilih dan menyeleksi pasangan, sehingga
juga tetap memainkan fungsi awalnya sebagai masa perkenalan untuk
hubungan yang lebih jauh.
2.3 Ciri-Ciri Pacaran yang Sehat
Ciri-ciri pacaran yang sehat menurut Hatyarsa (2011) sebagai berikut:
 Menjadikan pacar sebagai sahabat
Remaja yang melakuka aktivitas berpacaran mempunyai tujuan menjadikan
pacar sebagai sahabat apabila hal ini terjadi di dalam pacaran yang sehat maka
hubungan yang akan dijalin akan nyaman untuk dijalani, karena menjadikan
pacar sebagai sahabat lebih nyaman untuk menceritakan semua yang sedang
dialami.
 Tidak melakukan hubungan badan sebelum menikah
Pacaran sehat yang dilakuakan para remaja untuk melakukan hubungan badan
sebelum menikah, hal ini mengajarkan dalam pacaran yang sehat tidak
melakukan perbuatan yang tidak seharusnya belum dilakukan oleh remaja,
serta mengerti akibat yang akan didapatkan.
 Tidak melakukan kekerasan terhadap pasangan
Saling menghargai dan tidak melakukan kegiatan yang merugikan yaitu tidak
melakukan tindak kekerasan terhadap pasangan, hal ini mengajarkan kepada
remaja untuk tidak melukai sesama manusia dan harus mencintai orang lain
sama seperti diri sendiri.
 Adanya kesederajatan antara pasangan kakasih
Hal ini menunjukkan bahwa antara laki-laki dan perempuan mempunyai
derajat yang sama, jadi sebagai laki-laki tidak boleh memperlakukan wanita
semena-mena.
 Adanya keharmonisan antara sepasang kakasih
Keharmonisan antara sepasang kekasih dalam pacaran yang sehat akan terjalin
apabila tidak membeda-bedakan suku bangsa, kebudayaan maupun agama.
Dan menganggap perbedaan sebagai suatu keunikan dalam menjalin
keharmonisan.
 Adanya musyawarah untuk mencapai mufakat
Setiap menghadapi masalah pasangan kekasih mau untuk membicarakan
masalah yang sedang terjadi dengan tenaga tanpa adanya kekerasan,
mendengarkan apa yang menjadi keinginan masing-masing pasangan,
sehingga tercapailah apa yang diinginkan sehingga dalam menjalin pacaran
yang sehat, mereka dapat berkelanjutan ke enjang pernikahan.
 Adanya keadilan dalam pacaran yang sehat
Aktifitas berpacaran bagi remaja dapat mengajarkan masing-masing pasangan
untuk memperlakuakn satu sama lain secara adil.

2.4 Tahap-Tahap Pacaran Sehat


Menurut Hardjana (2002), ada empat tahap dalam berpacaran yaitu:
 Tahap Pekenalan
Pada tahap ini, calon pasangan berusaha saling mengenal satu sama lain.
Bagi laki-laki dan perempuan yang sudah saling mengenal sebelumnya, proses
perkenalan ini akan berjalan lebih cepat.
 Tahap Penjajakan
Pada tahap ini calon pasangan saling melihat tanda-tanda apakah mereka
akan melangkah lebih lanjut dalam hubungan. Dalam tahap penjajakan mereka
berusaha saling mengenal kebiasaan hidup, sifat-sifat, nilai-nilai hidup yang
dipegang, pandangan atau visi tentang diri sendiri, hidup, manusia, dunia seta
masyarakat dan Tuhan.
 Tahap Pendekatan
Tahap ini merupakan tahap penentuan pilihan calon pacar sebelum sampai
pada tahap selanjutnya. Gejala-gejala yang menyertai pada tahap ini adallah
rasa saling merindu, ingin bertemu, dekat, dan berada di samping masing-
masing. Rasa-rasa itu diungkapkan melalui komunikasi.
 Tahap Kesepakatan
Pada tahap ini merupakan tahap dimana pasangan memiliki kesediaan untuk
saling mengucapkan dan saling menerima menjadi pacar. Ini menandai bahwa
hubungan mereka bukan lagi sekedar teman biasa, tetapi sebagai pacar atau
calon suami/istri.
2.5 Aspek-Aspek Pacaran yang Sehat
Pacaran adalah usaha untuk memadukan dua pribadi yang berbeda dengan
tujuan agar pasangan mendapatkan kesempatan untuk saling mengenal lebih
mendalam dan saling membina kecocokan yang kemudian dilanjutkan ke jenjang
pernikahan yang didasarkan pada cinta dan komitmen.
Pacaran yang baik adalah pacaran yang sehat. Menurut Hutagalung (2008)
aspek pacaran sehat meliputi:
 Sehat fisik
Sehat fisik yaitu menghindari aktivitas-aktivitas fisik yang mengakibatkan
gairah seksual, menghindari tindak kekerasan dalam berpacaran yang
menimbulkan cedera fisik.
 Sehat emosional
Sehat emosional yaitu berhubungan dalam berpacaran akan terjalin dengan
baik, apabila individu yang menjalinnya mampu saling berempati, serta
mengugkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik, ada rasa nyaman,
saling pengertian dan keterbukaan.
 Sehat sosial
Sehat sosial jika aktivitas pacaran tersebut tidak bersifat saling mengikat
atau mengisolasi satu sama lain. Artinya walaupun remaja putra dan putri
terikat dalam komitmen pacaran, namun hubungan sosial masing-masing
mereka dengan individu lain tetap harus dijaga dan sebaiknya remaja putra dan
putri tidak hanya terfokus pada pacar atau pasangannya saja.
 Sehat seksual
Secara biologis seseorang remaja mengalami perkembangan dan
kematangan seks, dalam berpacaran tertapi dalam hal ini remaja belum
sepenuhnya mengetahui tentang perkembangan dan kematangan seks yang ada
di dalam diri masing-masing individu. Tanpa disadari pacara dapat
mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik dapat
memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik apabila tidak dapat
mengontrol dirisendiri.
2.6 Media Komunikasi
 Poster
Poster merupakan salah satu media cetak yang sering digunakan dalam
lampanye komunikasi. Pester adalah selember kertas atau karton yang diberi
suatu ilistrasi dan beberapa kata sederhana.
Spanduk tentunya lebih menarik perhatian dibandingkan denga surat kabar
dan sejenisnya karena mampunyai gambar yang menari dan kata-katanya
relatif singkat namun mempunyai arti yang mendalam. Oleh sebab itu poster
bisa digunakan sebagai salah satu media komunikasi yang efektif dikarenakan
akan mendapatkan perhatian lebih dibanding surat kabar dan sejenisnya.
 Papan pengumuman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, papan pengumuman
adalah papan untuk mengumumkan hal-hal yang perlu diketahui oleh banyak
orang. Dengan kata lain, papan pengumuman adalah papan yang digunakan
untuk mengirimkan pesan kepada publik atau masyrakat umum.
Di semua sekolah pasti mempunyai papan pengumuman yang dengan
adanya fasilitas ini bisa dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan para siswa
terutama dengan para remaja di tingkat sekolah menengah atas.
 Internet (SOSMED)
Di era globalisasi seperti sekarang, internet telah menjadi sumber utama
informasi dari berbagai belahan dunia. Derasnya alus informasi yang dapat
diakses dengan mudah oleh konsumen akibat kehadiran internet sebagai media
komunikasi telah menjadikan konsumen belajar untuk mencari informasi yang
benar-benar valid dan dapar dipertanggung jawabkan.
Perkembangan teknologi komunikasi menyebar keberbagai aspek
kehidupan, salah satu contohnya adalah komunikasi menggunakan media
online atau internet seperti video call yang memungkinkan orang yang terpisah
jauh untuk berbicara den melihat satu sama lain. Internet masa kini
memungkinkan semua orang untuk dapat saling berkomunikasi dengan cepat
dan mudah. Internet menawarkan potensi komunikasi yang lebih demokratis
dibandingkan yang ditawarkan oleh media komunikasi lainnya.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pacaran adalah sesuatu yang khas dengan dunia remaja. Mereka mulai
mengenal cinta setelah pubertas. Tetapi pacaran pada anak remaja harus bersifat
sehat dan positif.Pacaran yang sehat merupakan proses untuk mengenal lawan jenis
secara lebih dalam, agar menemukan pasangan yang benar-benar cocok untuk
menjadi pasangan yang akan dinikahi. Pacaran yang sehat dilakukan remaja untuk
bisa saling memberikan semangat dan motivasi sehingga diantara pasangan
mendapatkan manfaat dari pacaran yang sehat tersebut, karena dengan pacaran
yang sehat mereka tidak akan tersesat dalam gaya hidup bebas.Pacaran dapat
memberikan dampak yang positif bagi remaja, akan tetapi dilain pihak sisi
negatifnya juga banyak. Maka untuk itu kita harus mengkondisikan agar remaja
berpacaran yang sehat agak menghindari dampak negatif tadi.Untuk itu
diperlukan kerja sama dari berbagai pihak agar remaja tidak terjerumus kedalam
pacaran yang tidak sehat yang mengarah pada freeseks.

3.2 Saran

Dalam melakukan hubungan pada saat remaja seperti berpacaran,


hendaknya seorang remaja seperti kita hanya focus untuk belajar saja dan meraih
cita-cita, menyadari dalam berpacaran usia seperti kita ini selayaknya belum
mencukupi dan belum matang untuk hubungan yang lebih serius karena belum
siap dalam berbagai aspek hal yang dibutuhkan.

Sebagai remaja yang baik dan berpendidikan, kita harus dapat


membedakan yang mana yang baik dan buruk, yang betul dan salah, serta yang
positif dan negatif. Ini semua demi diri kita dan masa depan kita nanti. Jangan
pernah coba-coba sesuatu yang belum tentu baik, apalagi yang sudah jelas tidak
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Pola Pacaran Sehat di Kota Bandung.


https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=252496. (diakses pada 20
September 2019).

Hertians Yhagie, 2013. Pacaran pada Remaja.


https://senyumindinesia86.blogspot.com. (Diakses pada 20 September
2019).

Ranny Yohanna, 2016. Deskripsi Perilaku Pacaran Sehat Dikalangan Siswa-Siswi


SMA dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Layanan
Bimbingan Pribadi Sosial. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai