Disusun Oleh:
Zakiul Ifkar Hamsi 133307010169
PEMBIMBING:
Prof. dr. Nerseri Barus, MPH
dr. Masdalena Nasution, M.Kes
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis dapat
menyelesaikan laporan keluarga binaan Remaja guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Prima
Indonesia.
Dalam proses penulisan laporan keluarga binaan Remaja ini dapat terselesaikan atas
bimbingan dan mengucapkan Terimakasih kepada Prof.dr. Nerseri Barus, MPH dan dr.
Masdalena, M.Kes.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan keluarga binaan Remaja ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan keluarga binaan Remaja ini. Semoga laporan ini
berguna bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan Kegiatan ......................................................................... 3
1.2.1. Tujuan Umum .................................................................. 3
1.2.1. Tujuan Khusus ................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….28
DOKUMENTASI…………………………………………………………29
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa remaja adalah fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu.
Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan
percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial yang berlangsung pada dekade
kedua masa kehidupan (Pardede, 2008). Pada masa tersebut remaja ingin mencari identitas
dirinya dan lepas dari ketergantungan dengan orang tuanya, menuju pribadi yang mandiri
(Gunarsa, 2006). Proses pemantapan identitas diri ini tidak selalu berjalan mulus, tetapi sering
bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode ini sebagai masa-masa storm and
stress (Irwanto, 2002). Suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Dengan demikian remaja mudah terkena pengaruh dari lingkungan
(Gunarsa, 2006).
Masa remaja awal berada pada masa puber yaitu suatu tahap dalam perkembangan di
mana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Gejala pubertas
ini dapat ditandai dengan “menarche” atau haid pertama pada anak perempuan. Variasi pada usia
saat terjadinya pubertas menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak. Hal ini
sebagai akibat dari ketidakmatangan sosial dan kognitif (daya pikir) mereka, dihubungkan
dengan perkembangan fisik yang lebih awal (Hurlock, 2005).
Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak. Hubungan
orang tua-anak yang salah sering merupakan sumber gangguan penyesuaian diri. Kegagalan
remaja dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi, akan menimbulkan 2 rasa
rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku asosial ataupun antisosial, bahkan
lebih ekstrim bisa menyebabkan gangguan jiwa (Maramis, 2005). Komunikasi orang tua dan
anak adalah suatu proses hubungan antara orang tua (ibu dan ayah) dan anak yang merupakan
jalinan yang mampu memberi rasa aman bagi anak melalui suatu hubungan yang memungkinkan
keduanya untuk saling berkomunikasi sehingga adanya keterbukaan, percaya diri dalam
menghadapi dan memecahkan masalah (Gunarsa dan Gunarsa, 2004). Pola asuh orang tua juga
berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Kondisi keluarga yang harmonis, saling
1
terbuka, akrab, memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan remaja (Gunarsa,
2006).
2
1.2.Tujuan Home Visit
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui status kesehatan dasar agar dapat membuat suatu usaha untuk
meningkatkan status kesehatan Kesehatan yang menjadi keluarga binaan.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam kehidupan seorang
individu. Masa yang merupakan periode transisi dari masa anak ke dewasa ini ditandai dengan
percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial dan berlangsung pada dekade kedua
masa kehidupan. ¹
WHO mendefinisikan remaja merupakan anak usia 10 – 19 tahu Sedangkan Undang-
Undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak mengatakan remaja adalah individu
yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Menurut Undang-Undang Perburuhan,
remaja adalah anak yang telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai
tempat tinggal sendiri. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menganggap remaja jika sudah
berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah menengah.¹
Menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap remaja bila sudah
cukup matang untuk menikah yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun unuk
anak laki-laki. Menurut Hurlock remaja adalah anak dalam rentang usia 12-18 tahun.
Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan rentang usia remaja sangat bervariasi, akan tetapi
awal dari masa remaja relatif sama sedangkan masa berakhirnya masa remaja lebih bervariasi.
Awal usia masa remaja berkisar 10 tahun dan akhir masa remaja berkisar 21 tahun.1 Dalam
penelitian remaja yang akan diteliti berada pada rentang usia 13-15 tahun.²
4
yang dapat diukur. Perkembangan merupakan suatu proses seorang individu dalam aspek
ketrampilan dan fungsi yang kompleks. Individu berkembang dalam pengaturan neuromuskuler,
ketrampilan menggunakan anggota tubuh, serta perkembangan kepribadian, mental, serta emosi.
Perkembangan remaja dalam perjalananya dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase remaja
awal , fase pertengahan , dan fase akhir.¹ ³
5
c. Remaja akhir (18-21 tahun )
Remaja pada fase ini ditandai dengan pemikiran oprasional formal penuh,
termasuk pemikiran mengenai masa depan baik itu pendidikan, kejuruan, dan seksual.
Remaja akhir biasanya lebih berkomitmen pada pasangan seksualnya dari pada remaja
pertengahan. Kecemasan karena perpisahan yang tidak tuntas dari fase sebelumnya dapat
muncul pada fase ini ketika mengalami perpisahan fisik dengan keluarganya.
Dalam perjalanan kehidupanya, remaja tidak akan lepas dari berbagai macam
konflik dalam perkembanganya. Setiap tingkatan memiliki konflik sesuai dengan kondisi
perkembangan remaja pada saat itu. Konflik yang sering dihadapi oleh remaja semakin
kompleks seiring dengan perubahan yang mereka alami pada berbagai dimensi kehidupan
dalam diri mereka yaitu dimensi biologis, dimensi kognitif, dimensi moral dan dimensi
psikologis. 4
6
Jenis kelamin berpengaruh terhadap perkembangan masalah mental. Pada beberapa
penelitian menunjukkan bahwa remaja perempuan cenderung lebih menunjukkan gejala masalah
mental daripada laki-laki. Penelitian lain menunjukkan bahwa perempuan menunjukkan gejala
depresi dan keinginan bunuh diri yang lebih tinggi sedangkan laki laki cenderung lebih
menunjukkan tindakan kekerasan.
Perkembangan masalah mental emosional juga dipengaruhi oleh usia. Suatu penelitian
menunjukkan bahwa masalah mental emosional pada usia remaja lebih tinggi dari pada masa
kanak-kanak. Masalah mental emosional banyak terjadi pada usia 24-49 tahun, awal dari
munculnya masalah mental emosional dimulai di usia sekitar tujuh tahun.
Remaja begitu memperhatikan penampilan fisik, komposisi tubuh ideal merupakan
dambaan bagi para remaja, budaya untuk mengurangi menggunakan obat-obatan dan muntah
sering dilakukan oleh para remaja untuk mengurangi berat badan. Ketidakpuasan terhadap
komposisi tubuh dapat menyebabkan gangguan emosional. Beberapa permasalahan yang umum
terjadi pada remaja diantaranya adalah obesitas, anoreksia, dan bulemia nervosa. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat menyebabkan status depresi dan depresi dapat
menyebabkan obesitas.
Masa remaja identik dengan masa penentangan atau pemberontakan, terkait dengan
berbagai perubahan yang harus dihadapi oleh remaja dibandingkan dengan masa-masa
sebelumnya. Tahapan perkembangan yang harus remaja hadapi adalah kemampuan untuk
berpikir lebih dewasa dan rasional serta memiliki pertimbangan yang lebih matang dalam
menyelesaikan masalah. Kemampuan tersebut disebut kemampuan kognitif. Dengan kemampuan
tersebut sering menimbulkan konflik antar remaja dengan orang tua, sekolah dan lingkungannya.
7
memberikan kecukupan gizi anak pada awal kehidupan, sehingga anak dapat mencapai
pertumbuhan yang optimal. Pengetahuan, keterampilan dan sikap ibu dalam mencukupi
kebutuhan biopsikososial yaitu asuh, asih, dan asah sangat berpengaruh dalam
perkembangan anak, termasuk perkembangan mental dan emosional anak.
8
Apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang
negatif, akan lebih berbahaya apabila kelompok sebaya ini cenderung tertutup (closed
group), dimana setiap anggota tidak dapat terlepas dari kelompok nya dan harus
mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan kelompok, sikap, pikiran, perilaku,
dan gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup kelompoknya. Demikian pula bila
anggota kelompok mencoba minum alkohol, rokok atau zat adiktif lainnya, maka remaja
cenderung mengikuti tanpa mempedulikan akibatnya.
2.3.2.4 Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang sangat luas, sehingga secara tidak
langsung memberikan dampak bagi perkembangan anak dan remaja. Unsur yang
termasuk dalam lingkungan makro diantaranya adalah kebijakan pemerintah, sosial
budaya masyarakat, lembaga non pemerintah, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lingkungan masyarakat yang berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja
meliputi lingkungan media massa dan sosial budaya. Budaya lokal dan budaya nasional
mulai tertembus oleh budaya global, dengan demikian terjadi pergeseran nilai kehidupan.
10
Kelenjar Lemak Dan Kelenjar Keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat
dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita.
Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
Empat pertumbuhan tubuh yang paling menonjol pada perempuan ialah pertambahan
tinggi badan yang cepat, menarche, pertumbuhan buah dada, dan pertumbuhan rambut kemaluan.
11
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hari /
No Kegiatan
Tanggal Kegiatan
12
3.2.Keluarga A
RR : 24x/menit
HR : 88x/menit
Suhu : 36,5º C
2. Inspeksi
Thorax : Simetris
Abdomen : Simetris
13
3. Palpasi
4. Perkusi
Paru : Sonor
Abdomen : Timpani
5. Auskultasi
14
c. Keadaan Bangunan Rumah
Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu A, didapatkan hasil sebagai berikut :
15
e. Perilaku Beresiko
f. Identifikasi Masalah
Remaja A mengeluh dengan teman temannya yang mengajak pada hal Negative
g. Edukasi
h. Kesimpulan
Remaja A tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan bersama 2 adik dan 2
kakaknya. Hygene Keluarga Remaja A cukup baik. Selokan disekitar rumah tidak
tergenang sehingga tidak adanya sarang nyamuk, tetapi sebagai kendala utama adalah
pengaruh dari teman – temanRemaj A yang selalu mengajak pada hal yang Negative.
3.3 Keluarga B
Remaja A berpenampilan agak ngasal atau bisa dibilang acak acakan serta dapat
melakukan aktivitas sendiri tanpa perlu dibantu oleh orang lain. Pada saat dilakukan
wawancara, Remaja B tampak Senang, tetapi kurang kooperatif, serta kurang antusias
dalam menjawab setiap ertanyaan yang dilontar kan kepada remaja B.
16
b. Pemeriksan Fisik
RR : 22x/menit
HR : 88x/menit
Suhu : 36,5º C
2. Inspeksi
Thorax : Simetris
Abdomen : Simetris
3. Palpasi
17
4. Perkusi
Paru : Sonor
Abdomen : Timpani
5. Auskultasi
Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu A, didapatkan hasil sebagai berikut :
18
7. Sumber penerangan : Listrik PLN
e. Perilaku Beresiko
Remaja B mengatakan prilaku yang beresiko baginya Tidak ada sejauh ini
f. Identifikasi Masalah
g. Edukasi
h. Kesimpulan
Remaja B tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan kakaknya dia adalah
anak kedua dari 2 bersaudara. Hygene Keluarga Remaja B cukup baik. Selokan disekitar
rumah tidak tergenang sehingga tidak adanya sarang nyamuk, tetapi sebagai kendala
19
utama adalah remaja B agak susah untuk terbuka masalah pribadinya dan menyimpan
beban itu sendiri
2.3 Keluarga C
b. Pemeriksan Fisik
RR : 22x/menit
HR : 88x/menit
Suhu : 36,5º C
2. Inspeksi
Thorax : Simetris
Abdomen : Simetris
20
Ekstermitas Bawah : Tidak ada kelainan
3. Palpasi
4. Perkusi
Paru : Sonor
Abdomen : Timpani
5. Auskultasi
Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu A, didapatkan hasil sebagai berikut :
21
2. Jenis plafon terluas : Asbes
e. Perilaku Beresiko
Remaja C mengatakan prilaku yang beresiko baginya Tidak ada sejauh ini
f. Identifikasi Masalah
g. Edukasi
h. Kesimpulan
Remaja C tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan adik-adiknya dia
adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Hygene Keluarga Remaja C cukup baik. Selokan
disekitar rumah tidak tergenang sehingga tidak adanya sarang nyamuk, tetapi sebagai
kendala utama adalah remaja C agak susah untuk berkomunikasi dengan baik.
2.4 Keluarga D
a. Keterangan Rumah Tangga
Remaja D berpenampilan agak ngasal atau bisa dibilang acak acakan serta dapat
melakukan aktivitas sendiri tanpa perlu dibantu oleh orang lain. Pada saat dilakukan
wawancara, Remaja D tampak Senang, cukup kooperatif, serta antusias dalam menjawab
setiap pertanyaan yang dilontar kan kepada remaja D.
b. Pemeriksan Fisik
RR : 22x/menit
HR : 88x/menit
Suhu : 36,5º C
2. Inspeksi
23
Mata : Tidak ada kelainan
Thorax : Simetris
Abdomen : Simetris
3. Palpasi
4. Perkusi
Paru : Sonor
Abdomen : Timpani
5. Auskultasi
24
Diagnosis : Tidak ada kelainan (sehat)
Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu A, didapatkan hasil sebagai berikut :
e. Perilaku Beresiko
Remaja D mengatakan prilaku yang beresiko baginya Tidak ada sejauh ini
25
f. Identifikasi Masalah
Remaja D pernah merokok sekali dalam beberapa waktu ini dan dia merasa
nyaman dengan mencoba itu
g. Edukasi
h. Kesimpulan
Remaja D tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dia adalah anak satu
satunya. Hygene Keluarga Remaja D cukup baik. Selokan disekitar rumah tidak
tergenang sehingga tidak adanya sarang nyamuk, tetapi sebagai kendala utama adalah
remaja D Sudah pernah merokok diam diam tetapi hanya sekali dan dia merasa enak.
26
BAB 4
4.1. Kesimpulan
1. Dari 4 orang di dalam 4 keluarga binaan, 1 Remaja sudah hamper terpengaruh ke
lingkungan sekitar berupa merokok.
2. Dari 4 orang di dalam 4 keluarga binaan, terdapat 1 orang yang mempunyai perilaku
berisiko yaitu merokok (keluarga D).
3. Status gizi seluruh anggota dalam kelima keluarga adalah baik.
4. Dari 4 rumah yang dikunjungi, semua rumah memiliki hyeginitas yang baik
5. Dari pemeriksaan fisik tidak ada didapati kelainan.
4.2 Saran
1. Bagi Remaja A yang mengalami pengaruh buruk dari temennya agar dia dapat menjauhi
temen yang berpengaruh negative kepada dirinya dan dia dapat membuat komunitas
baru kepada temen temen yang agak baik lagi supaya dia tidak terpengaruh kepada hal
yang negative tersebut.
3. Untuk remaja C sudah cukup baik dengan pergaulan nya dan dia mempunyai
perkumpulan yang membawanya kearah yang positive.
4. Untuk Remaja D sudah agak berat karena dia sudah mencoba merokok dan dia nyaman
pada keadaan dan satu satunya cara untuk memberhentikannya adalah pengawasan dari
orangtuanya yang ditingkatkan dan merubah pola lingkungan yang ada
27
DAFTAR PUSTAKA
3. Yudit.O. 2008 Jurnak Elektronik. Konsep Diri Anak Jalanan Usia Remaja.
http://www.jurnal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/292. diperoleh tanggal
08 Agustus 2018
4. Deuster et. 2001. Biological, social and behavioral Factors Associated with premenstrual
syndrome, http://www.archfammed.com diperoleh tanggal 08 Agustus 2018
5. Amran.F. 2010 peran kerjasama guru dan orang tua dalam menumbuhkan motivasi
belajar bagi remaja. Joural of kuality http://www.jtpunimus-gdl-umunaliahn-6517-
daftar-a. diperoleh tanggal 08 Agustus 2018
28
DOKUMENTASI
29
30
31