Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KELUARGA BINAAN REMAJA

DI JALAN PARWITAYASA LK. V KELURAHAN TANJUNG GUSTA


KECAMATAN MEDAN HELVETIA

Disusun Oleh:
Zakiul Ifkar Hamsi 133307010169

PEMBIMBING:
Prof. dr. Nerseri Barus, MPH
dr. Masdalena Nasution, M.Kes

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis dapat
menyelesaikan laporan keluarga binaan Remaja guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Prima
Indonesia.
Dalam proses penulisan laporan keluarga binaan Remaja ini dapat terselesaikan atas
bimbingan dan mengucapkan Terimakasih kepada Prof.dr. Nerseri Barus, MPH dan dr.
Masdalena, M.Kes.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan keluarga binaan Remaja ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan keluarga binaan Remaja ini. Semoga laporan ini
berguna bagi kita semua.

Medan, Juni 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan Kegiatan ......................................................................... 3
1.2.1. Tujuan Umum .................................................................. 3
1.2.1. Tujuan Khusus ................................................................. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1.Definisi Remaja ....................................................................................... 4
2.2 Perkembangan Dan Pertumbuhan Remaja............................................... 4
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Mental Emosional Remaja..5
2.3.1 Faktor Intrinsik ..................................................................................... 5
2.3.2 Faktor Ekstrinsik .................................................................................. 7
2.6 Perkembangan Fisik Pada Remaja ........................................................... 9

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Jadwal Kunjungan Home Visit ............................................................... 12
3.2 Keluarga 1 ...................................................................................... 13
3.3 Keluarga 2 ...................................................................................... 16
3.4 Keluarga 3 ...................................................................................... 19
3.5 Keluarga 4 ...................................................................................... 23
3.6 Keluarga 5 ...................................................................................... 24

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 26
4.1 Saran ...................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….28
DOKUMENTASI…………………………………………………………29

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Masa remaja adalah fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu.
Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan
percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial yang berlangsung pada dekade
kedua masa kehidupan (Pardede, 2008). Pada masa tersebut remaja ingin mencari identitas
dirinya dan lepas dari ketergantungan dengan orang tuanya, menuju pribadi yang mandiri
(Gunarsa, 2006). Proses pemantapan identitas diri ini tidak selalu berjalan mulus, tetapi sering
bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode ini sebagai masa-masa storm and
stress (Irwanto, 2002). Suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Dengan demikian remaja mudah terkena pengaruh dari lingkungan
(Gunarsa, 2006).
Masa remaja awal berada pada masa puber yaitu suatu tahap dalam perkembangan di
mana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Gejala pubertas
ini dapat ditandai dengan “menarche” atau haid pertama pada anak perempuan. Variasi pada usia
saat terjadinya pubertas menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak. Hal ini
sebagai akibat dari ketidakmatangan sosial dan kognitif (daya pikir) mereka, dihubungkan
dengan perkembangan fisik yang lebih awal (Hurlock, 2005).
Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak. Hubungan
orang tua-anak yang salah sering merupakan sumber gangguan penyesuaian diri. Kegagalan
remaja dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi, akan menimbulkan 2 rasa
rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku asosial ataupun antisosial, bahkan
lebih ekstrim bisa menyebabkan gangguan jiwa (Maramis, 2005). Komunikasi orang tua dan
anak adalah suatu proses hubungan antara orang tua (ibu dan ayah) dan anak yang merupakan
jalinan yang mampu memberi rasa aman bagi anak melalui suatu hubungan yang memungkinkan
keduanya untuk saling berkomunikasi sehingga adanya keterbukaan, percaya diri dalam
menghadapi dan memecahkan masalah (Gunarsa dan Gunarsa, 2004). Pola asuh orang tua juga
berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Kondisi keluarga yang harmonis, saling

1
terbuka, akrab, memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan remaja (Gunarsa,
2006).

2
1.2.Tujuan Home Visit
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui status kesehatan dasar agar dapat membuat suatu usaha untuk
meningkatkan status kesehatan Kesehatan yang menjadi keluarga binaan.

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui keterangan struktur rumah tangga.
2. Mengetahui pemeliharaan hygiene dan sanitasi
3. Mengetahui perilaku beresiko dalam keluarga
4. Mengetahui kondisi fisik bangunan rumah
5. Mengetahui pemanfaatan fasilitas kesehatan keluarga
6. Mengetahui tentang permasalahan dini pertumbuhan Remaja
- Pemeriksaan Fisik
7. Mengetahui tentang Prilaku Remaja
- Anamnesis Kebiasaan Kebiasaan Remaja
- Edukasi kearah yang positive

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Remaja

Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam kehidupan seorang
individu. Masa yang merupakan periode transisi dari masa anak ke dewasa ini ditandai dengan
percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial dan berlangsung pada dekade kedua
masa kehidupan. ¹
WHO mendefinisikan remaja merupakan anak usia 10 – 19 tahu Sedangkan Undang-
Undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak mengatakan remaja adalah individu
yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Menurut Undang-Undang Perburuhan,
remaja adalah anak yang telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai
tempat tinggal sendiri. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menganggap remaja jika sudah
berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah menengah.¹
Menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap remaja bila sudah
cukup matang untuk menikah yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun unuk
anak laki-laki. Menurut Hurlock remaja adalah anak dalam rentang usia 12-18 tahun.
Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan rentang usia remaja sangat bervariasi, akan tetapi
awal dari masa remaja relatif sama sedangkan masa berakhirnya masa remaja lebih bervariasi.
Awal usia masa remaja berkisar 10 tahun dan akhir masa remaja berkisar 21 tahun.1 Dalam
penelitian remaja yang akan diteliti berada pada rentang usia 13-15 tahun.²

2.2 Perkembangan Dan Pertumbuhan Remaja


Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Remaja pada masa ini
mengalami masa pubertas yaitu terjadinya pertumbuhan yang cepat, timbul ciri-ciri seks
sekunder, dan tercapai fertilitas. Perubahan psikososial yang menyertai pubertas disebut
adolesen, Adolesen adalah masa dalam kehidupan seseorang dimana masyarakat tidak lagi
memandang individu sebagai seorang anak, tetapi juga belum diakui sebagai seorang dewasa
dengan seggala hak dan kewajibanya.
Tumbuh kembang adalah peristiwa yang terjadi sejak masa pembuahan sampai masa
dewasa. Pertumbuhan merupakan suatu proses biologis yang menyebabkan perkembangan fisik

4
yang dapat diukur. Perkembangan merupakan suatu proses seorang individu dalam aspek
ketrampilan dan fungsi yang kompleks. Individu berkembang dalam pengaturan neuromuskuler,
ketrampilan menggunakan anggota tubuh, serta perkembangan kepribadian, mental, serta emosi.
Perkembangan remaja dalam perjalananya dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase remaja
awal , fase pertengahan , dan fase akhir.¹ ³

a. Remaja awal (10-14 tahun)


Remaja pada masa ini mengalami pertumbuhan fisik dan seksual dengan cepat.
Pikiran difokuskan pada keberadaanya dan pada kelompok sebaya. Identitas terutama
difokuskan pada perubahan fisik dan perhatian pada keadaan normal.
Perilaku seksual remaja pada masa ini lebih bersifat menyelidiki, dan tidak
membedakan. Sehingga kontak fisik dengan teman sebaya adalah normal. Remaja pada
masa ini berusaha untuk tidak bergantung pada orang lain. Rasa penasaran yang tinggi
atas diri sendiri menyebabkan remaja membutuhkan privasi.
b. Remaja pertengahan (15-17 tahun)
Remaja pada fase ini mengalami masa sukar baik untuk dirinya sendiri maupun
orang dewasa yang berinteraksi dengan dirinya. Proses kognitif remaja pada masa ini
lebih rumit. Melalui pemikiran oprasional formal, remaja pertengahan mulai
bereksperimen dengan ide, memikirkan apa yang dapat dibuat dengan barang barang
yang ada, mengembangkan wawasan, dan merefleksikan perasaan kepada orang lain.
Remaja pada fase ini berfokus pada masalah identitas yang tidak terbatas pada
aspek fisik tubuh. Remaja pada fase ini mulai bereksperimen secara seksual, ikut serta
dalam perilaku beresiko, dan mulai mengembangkan pekerjaan diluar rumah. Sebagai
akibat dari eksperimen beresiko, remaja pada fase ini dapat mengalami kehamilan yang
tidak diinginkan, kecanduan obat, dan kecelakaan kendaraan bermotor. Usaha remaja
fase pertengahan untuk tidak bergantung, menguji batas kemampuan, dan keperluan
otonomi mencapai maksimal mengakibatkan berbagai permasalahan yang dengan orang
tua, guru, maupun figur yang lain.³

5
c. Remaja akhir (18-21 tahun )
Remaja pada fase ini ditandai dengan pemikiran oprasional formal penuh,
termasuk pemikiran mengenai masa depan baik itu pendidikan, kejuruan, dan seksual.
Remaja akhir biasanya lebih berkomitmen pada pasangan seksualnya dari pada remaja
pertengahan. Kecemasan karena perpisahan yang tidak tuntas dari fase sebelumnya dapat
muncul pada fase ini ketika mengalami perpisahan fisik dengan keluarganya.
Dalam perjalanan kehidupanya, remaja tidak akan lepas dari berbagai macam
konflik dalam perkembanganya. Setiap tingkatan memiliki konflik sesuai dengan kondisi
perkembangan remaja pada saat itu. Konflik yang sering dihadapi oleh remaja semakin
kompleks seiring dengan perubahan yang mereka alami pada berbagai dimensi kehidupan
dalam diri mereka yaitu dimensi biologis, dimensi kognitif, dimensi moral dan dimensi
psikologis. 4

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Mental Emosional Remaja


Perkembangan mental emosional remaja dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai macam
faktor yang dapat meningkatkan maupun menurunkan resiko masalah psikiatri. Berdasarkan teori
yang diungkapkan sebelumnya, maka dapat dilakukan identifikasi lanjut mengenai faktor resiko
dan faktor protektif yang berpengaruh terhadap perkembangan mental emosional remaja dengan
menggunakan sudut pandang faktor intrinsik dan ekstrinsik dari individu. ³
Faktor-faktor intrinsik merupakan hal-hal yang lebih mengacu pada apa yang ada dalam
diri seorang anak sedangkan faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar, yaitu lingkungan.
Lingkungan dalam pertumbuhan seorang anak dapat dibagi menjadi lingkungan mikro, mini,
meso dan makro. 4
2.3.1 Faktor Intrinsik
Faktor biologis yang berpengaruh terhadap perkembengan mental adalah genetik, jenis
kelamin, dan usia. Kemajuan dalam ilmu saraf membuktkan bahwa masalah mental dapat
tercipta karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Hampir semua gangguan
mental dan perilaku umum berhubungan dengan komponen genetik. Studi tentang cara penularan
gangguan mental dalam keluarga dan studi yang membandingkan risiko gangguan mental pada
anak kembar menghasilkan kesimpulan bahwa risiko gangguan mental secara genetik merupakan
suatu interaksi yang sangat kompleks.

6
Jenis kelamin berpengaruh terhadap perkembangan masalah mental. Pada beberapa
penelitian menunjukkan bahwa remaja perempuan cenderung lebih menunjukkan gejala masalah
mental daripada laki-laki. Penelitian lain menunjukkan bahwa perempuan menunjukkan gejala
depresi dan keinginan bunuh diri yang lebih tinggi sedangkan laki laki cenderung lebih
menunjukkan tindakan kekerasan.
Perkembangan masalah mental emosional juga dipengaruhi oleh usia. Suatu penelitian
menunjukkan bahwa masalah mental emosional pada usia remaja lebih tinggi dari pada masa
kanak-kanak. Masalah mental emosional banyak terjadi pada usia 24-49 tahun, awal dari
munculnya masalah mental emosional dimulai di usia sekitar tujuh tahun.
Remaja begitu memperhatikan penampilan fisik, komposisi tubuh ideal merupakan
dambaan bagi para remaja, budaya untuk mengurangi menggunakan obat-obatan dan muntah
sering dilakukan oleh para remaja untuk mengurangi berat badan. Ketidakpuasan terhadap
komposisi tubuh dapat menyebabkan gangguan emosional. Beberapa permasalahan yang umum
terjadi pada remaja diantaranya adalah obesitas, anoreksia, dan bulemia nervosa. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat menyebabkan status depresi dan depresi dapat
menyebabkan obesitas.
Masa remaja identik dengan masa penentangan atau pemberontakan, terkait dengan
berbagai perubahan yang harus dihadapi oleh remaja dibandingkan dengan masa-masa
sebelumnya. Tahapan perkembangan yang harus remaja hadapi adalah kemampuan untuk
berpikir lebih dewasa dan rasional serta memiliki pertimbangan yang lebih matang dalam
menyelesaikan masalah. Kemampuan tersebut disebut kemampuan kognitif. Dengan kemampuan
tersebut sering menimbulkan konflik antar remaja dengan orang tua, sekolah dan lingkungannya.

2.3.2 Faktor Ekstrinsik


Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan
remaja. Lingkungan dalam tumbuh kembang dibagi menjadi lingkungan mikro, mini, meso, dan
makro.
2.3.2.1 Lingkungan mikro
Lingkungan mikro merupakan lingkungan terkecil bagi seorang individu. Ibu
merupakan unsur utama yang paling berperan dalam lingkungan mikro. Hubungan ibu
dan anak dapat terjalin sangat erat. Dalam lingkungan mikro, peran ibu adalah

7
memberikan kecukupan gizi anak pada awal kehidupan, sehingga anak dapat mencapai
pertumbuhan yang optimal. Pengetahuan, keterampilan dan sikap ibu dalam mencukupi
kebutuhan biopsikososial yaitu asuh, asih, dan asah sangat berpengaruh dalam
perkembangan anak, termasuk perkembangan mental dan emosional anak.

2.3.2.2 Lingkungan mini


Lingkungan mini merupakan lingkungan keluarga, dimana unsur anggota
keluarga yaitu ayah, saudara, nenek atau kakek dan orang lain yang tinggal dalam satu
atap. Pengetahuan, sikap, dan ketrampilan anggota keluarga dalam membentuk
lingkungan keluarga yang baik dalam memberikan kebutuhan biopsikososial, sangat
besar pengaruhnya terhadap tumbuh kembang individu. Tugas seorang ayah dalam
keluarga salah satunya adalah memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Kondisi keluarga
dan ekonomi yang baik dapat memberikan dampak postif dalam tumbuh kembang
seorang anak, termasuk dalam perkembangan mental.
Remaja mulai memiliki pikiran yang rasional, dengan dasar pemikiran yang di
temukan dalam lingkungan remaja mulai bereksperimen di luar rumah, akan tetapi
kondisi emosi yang labil, dan sikap mudah menyerah dari remaja dapat menimbulkan
suatu masalah. Penanaman nilai-nilai yang baik oleh keluarga sebelum remaja keluar
menuju lingkungan yang lebih luas sangat penting untuk dilakukan, agar remaja tidak
salah dalam menyerap nilai-nilai dari lingkungan yang dapat menimbulkan masalah
mental emosional.
2.3.2.3 Lingkungan Meso
Lingkungan meso terdiri dari lingkungan yang berada di luar rumah. Unsur
lingkungan meso yang dapat berpengaruh dalam tumbuh kembang seorang anak antara
lain teman sebaya, pendidikan sekolah, sarana bermain, dan lingkungan tetangga.
Memasuki masa remaja, anak mulai melepaskan diri dari ikatan emosi dengan orang
tuanya dan menjalin sebuah hubungan yang akrab dengan teman-teman sebayanya.
Kelompok sebaya memberikan dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dimana
nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh
teman seusianya.

8
Apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang
negatif, akan lebih berbahaya apabila kelompok sebaya ini cenderung tertutup (closed
group), dimana setiap anggota tidak dapat terlepas dari kelompok nya dan harus
mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan kelompok, sikap, pikiran, perilaku,
dan gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup kelompoknya. Demikian pula bila
anggota kelompok mencoba minum alkohol, rokok atau zat adiktif lainnya, maka remaja
cenderung mengikuti tanpa mempedulikan akibatnya.
2.3.2.4 Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang sangat luas, sehingga secara tidak
langsung memberikan dampak bagi perkembangan anak dan remaja. Unsur yang
termasuk dalam lingkungan makro diantaranya adalah kebijakan pemerintah, sosial
budaya masyarakat, lembaga non pemerintah, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lingkungan masyarakat yang berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja
meliputi lingkungan media massa dan sosial budaya. Budaya lokal dan budaya nasional
mulai tertembus oleh budaya global, dengan demikian terjadi pergeseran nilai kehidupan.

2.4 Perkembangan Fisik Pada Remaja


perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris,
dan keterampilan motorik. Beberapa pendapat lain menambahkan bahwa perubahan pada tubuh
ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan
kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-
kanak menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak
strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Pada masa remaja itu,
terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk di dalamnya
pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang
ditunjukkan.
Dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi pada
pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda-tanda sebagai berikut:

a. Tanda-tanda seks primer


Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat
kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11
9
atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.
Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya
haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan
jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira
setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause.
Menopause bisa terjadi pada usia sekitar lima puluhan.
b. Tanda-tanda seks sekunder
tanda-tanda seks sekunder pada wanita antara lain:
 Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja
laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan
payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah
tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus
dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih
gelap dan agak keriting.
 Panggul
Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal
ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak
di bawah kulit.
 Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan
puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan
berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi
lebih besar dan lebih bulat.
 Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal,
pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada
wanita tetap lebih lembut.

10
 Kelenjar Lemak Dan Kelenjar Keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat
dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.

 Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita.
 Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.

Empat pertumbuhan tubuh yang paling menonjol pada perempuan ialah pertambahan
tinggi badan yang cepat, menarche, pertumbuhan buah dada, dan pertumbuhan rambut kemaluan.

11
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Jadwal Kunjungan Home Visit

Hari /
No Kegiatan
Tanggal Kegiatan

Senin Mendatangi / home visit sekaligus melakukan


1
6 Agustus 2018 edukasi kepada keluarga Remaja A

Selasa Mendatangi / home visit sekaligus melakukan


2
7 Agustus 2018 edukasi kepada keluarga Remaja B

Rabu Mendatangi / home visit sekaligus melakukan


3
8 Agustus 2018 edukasi kepada keluarga Remaja C

Kamis Mendatangi / home visit sekaligus melakukan


4
9 Agustus 2018 edukasi kepada keluarga Remaja D

Jumat K Mendatangi / home visit sekaligus melakukan


5
10 Agustus 2018 edukasi kepada keluarga Remaja E

12
3.2.Keluarga A

a. Keterangan Rumah Tangga

Keluarga Remaja Pertama adalah keluarga dari Remaja A di Jalan Parwitayasa lk


IV Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Remaja A
berumur 16 tahun dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 162 cm, beragama Islam,
pendidikan terakhir SMP, dan Remaja Abekerja sebagai Siswa. Remaja A tinggal dengan
orang tuanya, mempunyai 2 orang adik dan 1 orang kakak.

Remaja A berpenampilan bersih serta dapat melakukan aktivitas sendiri tanpa


perlu dibantu oleh orang lain. Pada saat dilakukan wawancara, Remaja A tampak Senang,
sangat kooperatif, serta cukup antusias dalam menjawab setiap ertanyaan yang dilontar
kan kepada remaja A.

b. Pemeriksaan Fisik (Remaja A)

1. Tanda – tanda vital :

T/D : 120/80 mmHg pada Kunjungan ke-1

120/90 mmHg pada Kunjungan ke-2

RR : 24x/menit

HR : 88x/menit

Suhu : 36,5º C

2. Inspeksi

Kepala dan Leher : Dalam batas normal

Mata : Tidak ada kelainan

Telinga/Hidung/Rongga Mulut : Dalam batas normal

Thorax : Simetris

Abdomen : Simetris

Ekstermitas Atas : Tidak ada kelainan

Ekstermitas Bawah : Tidak ada kelainan

13
3. Palpasi

Paru : Dalam Batas Normal

Jantung : Ictus Cordis teraba

Abdomen : Dalam Batas Normal

Ekstremitas Atas : Tidak ada kelainan

Ekstermitas Bawah : Tidak ada kelainan

4. Perkusi

Paru : Sonor

Jantung : - Batas kanan atas : ICS II Linea Parasternalis Dextra

- Batas kanan Bawah : ICS IV Linea Parasternalis


Dextra

- Batas kiri atas : ICS II Linea Parasternalis Sinistra

- Batas kanan Bawah :ICS IV Linea Medio Clavicularis

Abdomen : Timpani

5. Auskultasi

Paru : Vesikuler (normal)

Jantung : Reguler (normal)

Abdomen : Peristaltik (+) Normal

Diagnosis : Tidak ada kelainan (sehat)

14
c. Keadaan Bangunan Rumah

Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu A, didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Atap terluas : Seng

2. Jenis plafon terluas : Asbes

3. Jenis dinding terluas : Tembok

4. Jenislantai terluas : Semen

5. Fasilitas tempat mandi : Sendiri (-)

6. Fasilitas buang air besar : Sendiri (-)

7. Sumber penerangan : Listrik PLN

8. Sumber air minum : Sumur bor

9. Tempat pembuangan akhir tinja : Tangki

10. Tempat penampungan air limbah : Langsung ke got/sungai

11. Sarana pembuangan limbah : Dengan saluran tertutup

12. Keadaan air selokan disekitar rumah : Lancar

13. Cara pembuangan sampah : Diangkat petugas (-)

d. Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi


Seluruh anggota keluarga Remaja A mencuci tangan sebelum makan, Sesudah
BAK dan BAB, Mencebok dengan menggunakan air bersih, sumber air dari sumur bor,
sumber air minum juga dari air sumur bor yang dimasak, Tempat pembuangan akhir
(TPA) tinja tangki, tempat penampungan air tertutup, keadaan selokan lancar, dan cara
pembuangan sampah setiap hari dibakar oleh Keluarga Remaja A.

15
e. Perilaku Beresiko

Remaja A mengatakan prilaku yang beresiko baginya adalah pengaruh teman –


temannya yang selalu mengajak pada hal yang negative seperti merokok.

f. Identifikasi Masalah

Remaja A mengeluh dengan teman temannya yang mengajak pada hal Negative

g. Edukasi

Edukasi yang diberikan kepada keluarga A, antara lain :

- Tetap semangat dengan remaja sehat tanpa rokok

- Hiraukan semua yang berbau merugikan diri sendiri

- Menjauhi teman teman yang membuat rugi untuk diri

h. Kesimpulan

Remaja A tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan bersama 2 adik dan 2
kakaknya. Hygene Keluarga Remaja A cukup baik. Selokan disekitar rumah tidak
tergenang sehingga tidak adanya sarang nyamuk, tetapi sebagai kendala utama adalah
pengaruh dari teman – temanRemaj A yang selalu mengajak pada hal yang Negative.

3.3 Keluarga B

a. Keterangan Rumah Tangga


Keluarga Remaja Pertama adalah keluarga dari Remaja B di Jalan Parwitayasa lk
V Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Remaja B
berumur 18 tahun dengan berat badan 67 kg dan tinggi badan 169 cm, beragama Katolik,
pendidikan terakhir SMP, dan Remaja B bekerja sebagai Siswa SMA. Remaja B tinggal
dengan orang tuanya,Remaja B adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara.

Remaja A berpenampilan agak ngasal atau bisa dibilang acak acakan serta dapat
melakukan aktivitas sendiri tanpa perlu dibantu oleh orang lain. Pada saat dilakukan
wawancara, Remaja B tampak Senang, tetapi kurang kooperatif, serta kurang antusias
dalam menjawab setiap ertanyaan yang dilontar kan kepada remaja B.

16
b. Pemeriksan Fisik

1. Tanda – tanda vital :

T/D : 120/70 mmHg pada Kunjungan ke-1

120/80 mmHg pada Kunjungan ke-2

RR : 22x/menit

HR : 88x/menit

Suhu : 36,5º C

2. Inspeksi

Kepala dan Leher : Dalam batas normal

Mata : Tidak ada kelainan

Telinga/Hidung/Rongga Mulut : Dalam batas normal

Thorax : Simetris

Abdomen : Simetris

Ekstermitas Atas : Tidak ada kelainan

Ekstermitas Bawah : Tidak ada kelainan

3. Palpasi

Paru : Dalam Batas Normal

Jantung : Ictus Cordis teraba

Abdomen : Dalam Batas Normal

Ekstremitas Atas : Tidak ada kelainan

Ekstermitas Bawah : Tidak ada kelainan

17
4. Perkusi

Paru : Sonor

Jantung : - Batas kanan atas : ICS II Linea Parasternalis Dextra

- Batas kanan Bawah : ICS IV Linea Parasternalis


Dextra

- Batas kiri atas : ICS II Linea Parasternalis Sinistra

- Batas kanan Bawah :ICS IV Linea Medio Clavicularis

Abdomen : Timpani

5. Auskultasi

Paru : Vesikuler (normal)

Jantung : Reguler (normal)

Abdomen : Peristaltik (+) Normal

Diagnosis : Tidak ada kelainan (sehat)

c. Keadaan Bangunan Rumah

Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu A, didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Atap terluas : Seng

2. Jenis plafon terluas : Asbes

3. Jenis dinding terluas : Tembok

4. Jenislantai terluas : Semen

5. Fasilitas tempat mandi : Sendiri (-)

6. Fasilitas buang air besar : Sendiri (-)

18
7. Sumber penerangan : Listrik PLN

8. Sumber air minum : Sumur bor

9. Tempat pembuangan akhir tinja : Tangki

10. Tempat penampungan air limbah : Langsung ke got/sungai

11. Sarana pembuangan limbah : Dengan saluran tertutup

12. Keadaan air selokan disekitar rumah : Lancar

13. Cara pembuangan sampah : Diangkat petugas (-)

d. Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi


Seluruh anggota keluarga Remaja B mencuci tangan sebelum makan, Sesudah
BAK dan BAB, Mencebok dengan menggunakan air bersih, sumber air dari sumur bor,
sumber air minum juga dari air sumur bor yang dimasak, Tempat pembuangan akhir
(TPA) tinja tangki, tempat penampungan air tertutup, keadaan selokan lancar, dan cara
pembuangan sampah setiap hari dibakar oleh Keluarga Remaja B.

e. Perilaku Beresiko

Remaja B mengatakan prilaku yang beresiko baginya Tidak ada sejauh ini

f. Identifikasi Masalah

Remaja B tidak terlalu terbuka dimasalah pribadinya

g. Edukasi

Edukasi yang diberikan kepada keluarga A, antara lain :

- Tetap semangat dengan remaja sehat tanpa Narkoba

- Hiraukan semua yang berbau merugikan diri sendiri

- Menjauhi teman teman yang membuat rugi untuk diri

h. Kesimpulan

Remaja B tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan kakaknya dia adalah
anak kedua dari 2 bersaudara. Hygene Keluarga Remaja B cukup baik. Selokan disekitar
rumah tidak tergenang sehingga tidak adanya sarang nyamuk, tetapi sebagai kendala

19
utama adalah remaja B agak susah untuk terbuka masalah pribadinya dan menyimpan
beban itu sendiri

2.3 Keluarga C

a. Keterangan Rumah Tangga


Keluarga Remaja Pertama adalah keluarga dari Remaja C di Jalan Parwitayasa lk
V Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Remaja C
berumur 16 tahun dengan berat badan 57 kg dan tinggi badan 159 cm, beragama Katolik,
pendidikan terakhir SMP, dan Remaja C bekerja sebagai Siswi SMA. Remaja C tinggal
dengan orang tuanya,Remaja C adalah anak pertama dari 3 bersaudara, Remaja
membpunyai 1 adek alki-laki dan 1 adek perempuan.

Remaja C berpenampilan rapid an bersih serta dapat melakukan aktivitas sendiri


tanpa perlu dibantu oleh orang lain. Pada saat dilakukan wawancara, Remaja C tampak
Senang, sedikit kooperatif, serta sedikit antusias dalam menjawab setiap pertanyaan yang
dilontar kan kepada remaja C.

b. Pemeriksan Fisik

1. Tanda – tanda vital :

T/D : 120/70 mmHg pada Kunjungan ke-1

120/80 mmHg pada Kunjungan ke-2

RR : 22x/menit

HR : 88x/menit

Suhu : 36,5º C

2. Inspeksi

Kepala dan Leher : Dalam batas normal

Mata : Tidak ada kelainan

Telinga/Hidung/Rongga Mulut : Dalam batas normal

Thorax : Simetris

Abdomen : Simetris

Ekstermitas Atas : Tidak ada kelainan

20
Ekstermitas Bawah : Tidak ada kelainan

3. Palpasi

Paru : Dalam Batas Normal

Jantung : Ictus Cordis teraba

Abdomen : Dalam Batas Normal

Ekstremitas Atas : Tidak ada kelainan

Ekstermitas Bawah : Tidak ada kelainan

4. Perkusi

Paru : Sonor

Jantung : - Batas kanan atas : ICS II Linea Parasternalis Dextra

- Batas kanan Bawah : ICS IV Linea Parasternalis


Dextra

- Batas kiri atas : ICS II Linea Parasternalis Sinistra

- Batas kanan Bawah :ICS IV Linea Medio Clavicularis

Abdomen : Timpani

5. Auskultasi

Paru : Vesikuler (normal)

Jantung : Reguler (normal)

Abdomen : Peristaltik (+) Normal

Diagnosis : Tidak ada kelainan (sehat)

c. Keadaan Bangunan Rumah

Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu A, didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Atap terluas : Seng

21
2. Jenis plafon terluas : Asbes

3. Jenis dinding terluas : Tembok

4. Jenislantai terluas : Semen

5. Fasilitas tempat mandi : Sendiri (-)

6. Fasilitas buang air besar : Sendiri (-)

7. Sumber penerangan : Listrik PLN

8. Sumber air minum : Sumur bor

9. Tempat pembuangan akhir tinja : Tangki

10. Tempat penampungan air limbah : Langsung ke got/sungai

11. Sarana pembuangan limbah : Dengan saluran tertutup

12. Keadaan air selokan disekitar rumah : Lancar

13. Cara pembuangan sampah : Diangkat petugas (-)

d. Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi


Seluruh anggota keluarga Remaja B mencuci tangan sebelum makan, Sesudah
BAK dan BAB, Mencebok dengan menggunakan air bersih, sumber air dari sumur bor,
sumber air minum juga dari air sumur bor yang dimasak, Tempat pembuangan akhir
(TPA) tinja tangki, tempat penampungan air tertutup, keadaan selokan lancar, dan cara
pembuangan sampah setiap hari dibakar oleh Keluarga Remaja C.

e. Perilaku Beresiko

Remaja C mengatakan prilaku yang beresiko baginya Tidak ada sejauh ini

f. Identifikasi Masalah

Remaja C tidak terlalu terbuka dimasalah pribadinya

g. Edukasi

Edukasi yang diberikan kepada keluarga A, antara lain :

- Tetap semangat dengan remaja sehat tanpa Narkoba

- Hiraukan semua yang berbau merugikan diri sendiri


22
- Menjauhi teman teman yang membuat rugi untuk diri

h. Kesimpulan

Remaja C tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan adik-adiknya dia
adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Hygene Keluarga Remaja C cukup baik. Selokan
disekitar rumah tidak tergenang sehingga tidak adanya sarang nyamuk, tetapi sebagai
kendala utama adalah remaja C agak susah untuk berkomunikasi dengan baik.

2.4 Keluarga D
a. Keterangan Rumah Tangga

Keluarga Remaja Keempat adalah keluarga dari Remaja D di Jalan Parwitayasa lk


V Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Remaja D
berumur 16 tahun dengan berat badan 62 kg dan tinggi badan 157 cm, beragama Islam,
pendidikan terakhir SMP, dan Remaja D bekerja sebagai Siswi SMA. Remaja C tinggal
dengan orang tuanya,Remaja D adalah anak satu satunya.

Remaja D berpenampilan agak ngasal atau bisa dibilang acak acakan serta dapat
melakukan aktivitas sendiri tanpa perlu dibantu oleh orang lain. Pada saat dilakukan
wawancara, Remaja D tampak Senang, cukup kooperatif, serta antusias dalam menjawab
setiap pertanyaan yang dilontar kan kepada remaja D.

b. Pemeriksan Fisik

1. Tanda – tanda vital :

T/D : 120/70 mmHg pada Kunjungan ke-1

120/80 mmHg pada Kunjungan ke-2

RR : 22x/menit

HR : 88x/menit

Suhu : 36,5º C

2. Inspeksi

Kepala dan Leher : Dalam batas normal

23
Mata : Tidak ada kelainan

Telinga/Hidung/Rongga Mulut : Dalam batas normal

Thorax : Simetris

Abdomen : Simetris

Ekstermitas Atas : Tidak ada kelainan

Ekstermitas Bawah : Tidak ada kelainan

3. Palpasi

Paru : Dalam Batas Normal

Jantung : Ictus Cordis teraba

Abdomen : Dalam Batas Normal

Ekstremitas Atas : Tidak ada kelainan

Ekstermitas Bawah : Tidak ada kelainan

4. Perkusi

Paru : Sonor

Jantung : - Batas kanan atas : ICS II Linea Parasternalis Dextra

- Batas kanan Bawah : ICS IV Linea Parasternalis


Dextra

- Batas kiri atas : ICS II Linea Parasternalis Sinistra

- Batas kanan Bawah :ICS IV Linea Medio Clavicularis

Abdomen : Timpani

5. Auskultasi

Paru : Vesikuler (normal)

Jantung : Reguler (normal)

Abdomen : Peristaltik (+) Normal

24
Diagnosis : Tidak ada kelainan (sehat)

c. Keadaan Bangunan Rumah

Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu A, didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Atap terluas : Seng

2. Jenis plafon terluas : Asbes

3. Jenis dinding terluas : Tembok

4. Jenislantai terluas : Semen

5. Fasilitas tempat mandi : Sendiri (-)

6. Fasilitas buang air besar : Sendiri (-)

7. Sumber penerangan : Listrik PLN

8. Sumber air minum : Sumur bor

9. Tempat pembuangan akhir tinja : Tangki

10. Tempat penampungan air limbah : Langsung ke got/sungai

11. Sarana pembuangan limbah : Dengan saluran tertutup

12. Keadaan air selokan disekitar rumah : Lancar

13. Cara pembuangan sampah : Diangkat petugas (-)

d. Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi


Seluruh anggota keluarga Remaja D mencuci tangan sebelum makan, Sesudah
BAK dan BAB, Mencebok dengan menggunakan air bersih, sumber air dari sumur bor,
sumber air minum juga dari air sumur bor yang dimasak, Tempat pembuangan akhir
(TPA) tinja tangki, tempat penampungan air tertutup, keadaan selokan lancar, dan cara
pembuangan sampah setiap hari dibakar oleh Keluarga Remaja D.

e. Perilaku Beresiko

Remaja D mengatakan prilaku yang beresiko baginya Tidak ada sejauh ini

25
f. Identifikasi Masalah

Remaja D pernah merokok sekali dalam beberapa waktu ini dan dia merasa
nyaman dengan mencoba itu

g. Edukasi

Edukasi yang diberikan kepada keluarga D, antara lain :

- Tetap semangat dengan remaja sehat tanpa Narkoba

- Hiraukan semua yang berbau merugikan diri sendiri

- Menjauhi teman teman yang membuat rugi untuk diri

h. Kesimpulan

Remaja D tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dia adalah anak satu
satunya. Hygene Keluarga Remaja D cukup baik. Selokan disekitar rumah tidak
tergenang sehingga tidak adanya sarang nyamuk, tetapi sebagai kendala utama adalah
remaja D Sudah pernah merokok diam diam tetapi hanya sekali dan dia merasa enak.

26
BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
1. Dari 4 orang di dalam 4 keluarga binaan, 1 Remaja sudah hamper terpengaruh ke
lingkungan sekitar berupa merokok.
2. Dari 4 orang di dalam 4 keluarga binaan, terdapat 1 orang yang mempunyai perilaku
berisiko yaitu merokok (keluarga D).
3. Status gizi seluruh anggota dalam kelima keluarga adalah baik.
4. Dari 4 rumah yang dikunjungi, semua rumah memiliki hyeginitas yang baik
5. Dari pemeriksaan fisik tidak ada didapati kelainan.

4.2 Saran
1. Bagi Remaja A yang mengalami pengaruh buruk dari temennya agar dia dapat menjauhi
temen yang berpengaruh negative kepada dirinya dan dia dapat membuat komunitas
baru kepada temen temen yang agak baik lagi supaya dia tidak terpengaruh kepada hal
yang negative tersebut.

2. Bagi Remaja B dikarenakan kekurangan bergaul kepada temen temen sebayanya


jadinya dia sedikit menjadi pemalu dan menutup diri kepada orang lain sebaiknya orang
tua dari remaja ini dapat bias memberikan contoh bergaul kepada anaknya sehingga
anaknya dapat bergaul sebagaimana mestinya.

3. Untuk remaja C sudah cukup baik dengan pergaulan nya dan dia mempunyai
perkumpulan yang membawanya kearah yang positive.

4. Untuk Remaja D sudah agak berat karena dia sudah mencoba merokok dan dia nyaman
pada keadaan dan satu satunya cara untuk memberhentikannya adalah pengawasan dari
orangtuanya yang ditingkatkan dan merubah pola lingkungan yang ada

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Akbar.R & Hawadi (2002). Psikologi perkembangan Anak. Jakarta:PT Grasindo

2. Alatas.A. (2004). Remaja Pribadi Baik. Jakarta: PT Mizan Publica

3. Yudit.O. 2008 Jurnak Elektronik. Konsep Diri Anak Jalanan Usia Remaja.
http://www.jurnal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/292. diperoleh tanggal
08 Agustus 2018

4. Deuster et. 2001. Biological, social and behavioral Factors Associated with premenstrual
syndrome, http://www.archfammed.com diperoleh tanggal 08 Agustus 2018

5. Amran.F. 2010 peran kerjasama guru dan orang tua dalam menumbuhkan motivasi
belajar bagi remaja. Joural of kuality http://www.jtpunimus-gdl-umunaliahn-6517-
daftar-a. diperoleh tanggal 08 Agustus 2018

28
DOKUMENTASI

29
30
31

Anda mungkin juga menyukai