Anda di halaman 1dari 12

Tugas Makalah

“BERPACARAN”

Disusun

Oleh Kelompok 2

Nama Kelompok : 1. Helena Suryani Tanjung

2. Teza Harun

3. Tania Wihelmina Lumban Gaol

4. Yosafat Maringan Sianturi

Mata Kuliah : Etika-2

Semester : III (Tiga)

Dosen Pengampu : Vernando Purba M.Pd.K.

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA ARASTAMAR RIAU

(STT STAR)
T.A 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya kepada
penyusun, sehingga penyusun dapat membahas makalah tentang “Berpacaran” ini diselesaikan
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamya,penyusunan berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Apa itu berpacaran,
Ciri-Ciri berpacaran, aspek-aspek berpacaran. Makalah ini kami buat berdasarkan referensi yang
penyusun temukan dari berbagai sumber-sumber yang ada.

Dalam makalah ini menjelaskan tentang Apa itu berpacaran, ciri-ciri berpacaran, aspek-aspek
dalam berpacaran, masalah-masalah dalam berpacaran serta pandangan alkitab tentang
berpacaran dan Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika-2 dengan
dosen pengampu bapak Vernando Purba M.Pd.K di Sekolah Tinggi Teologi ARASTAMAR
RIAU (STT STAR).

Demikian sedikit pengantar dari penyusun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penyusun
dalam pembuatan makalah ini,dan penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah-makalah yang akan penyusun buat di masa yang akan mendatang.

Pekanbaru, Agustus 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4

Latar Belakang.............................................................................................................................................4

A. Rumusan Masalah...............................................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6

A. Pengertian Berpacaran....................................................................................................................6

B. Ciri-ciri berpacaran..........................................................................................................................7

C. Aspek-aspek dalam berpacaran.......................................................................................................7

D. Masalah atau penyimpangan dalam berpacaran.............................................................................8

E. Pandangan Alkitab tentang berpacaran..........................................................................................9

BAB III................................................................................................................................................10

PENUTUP...........................................................................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................................................10

B. Saran..........................................................................................................................................11

Daftar Pustaka...................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masa remaja seringkali dianggap sebagai masa yang paling indah yang penuh mimpi,
angan-angan, cita-cita, potensi, energy, gairah, pergolakan dan pemberontakan. Remaja yang
dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin : adolescere, yang artinya
tumbuh untuk mencapai kematangan. Menurut Sarwono, masa remaja merupakan masa
transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. 1

Perubahan dari masa remaja dapat dilihat melalui perubahan baik itu perubahan secara
fisik maupun psikis. Perubahan fisik pada remaja selama pubertas menyebabkan munculnya
dorongan seksual dalam diri remaja. Remaja akan mencoba mengekspresikan diri dalam
berbgai bentuk tingkah laku seksual. Salah satunya adalah berpacaran (dating). Pada zaman
ini, pacaran bukanlah suatu hal yang tabu lagi untuk dibahas. Dikalangan remaja, pacaran
menjadi sebuah identitas yang sangat dibanggakan. Seorang remaja akan merasa bangga dan
percaya diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya, remaja yang tidak memiliki pacar
dianggap tidak gaul, tidak keren, dsb. Secara umum, pacaran adalah sebuah proses untuk
saling mengenal satu sama lain antara laki-laki dan perempuan. Adapun ciri-ciri dalam
berpacaran, aspek-aspek dalam berpacaran, masalah-masalah yang terjadi dalam berpacaran
dan pandangan alkitab tentang berpacaran akan dibahas dalam makalah ini.

A. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan apa itu berpacaran?


2. Menguraikan ciri-ciri berpacaran?
3. Mengguraikan aspek-aspek dalam berpacaran?
4. Menjelaskan masalah-masalah apa saja dalam berpacaran?
5. Menjelaskan tentang pandangan Alkitab tentang berpacaran?

1
Wahyuni Sri Dr, PSIKOLOGI REMAJA PENANGGULANGAN KENAKALAN REMAJA, Luwuk Banggai, Pustaka Star’s
Lub, tahun 2021, hal 15
A. Tujuan
1. Tujuan TeoritisUntuk mengetahui pengertian berpacaran
2. Untuk mengetahui ciri –ciri berpacaran
3. Untuk mengetahui fase –fase dalam berpacaran
4. Untuk mengetahui masalah-masalah dalam berpacaran
5. Untuk mengetahui tentang pandangan Alkitab tentang berpacaran
6. Untuk memenuhi tugas mata Kuliah Etika-2 dengan dosen pengampu bapak Vernando
Purba M.Pd.K
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berpacaran

Secara umum, pacaran merupakan sebuah proses untuk saling mengenal antara laki-laki
dan perempuan sebelum masuk ke jenjang pernikahan. Menurut KBBI, pacaran adalah
kekasih atau lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan batin berdasarkan cinta kasih.
Berpacaran adalah bercintaan, berkasih-kasih dengan sang pacar.

Menurut Helen : Berpacaran adalah sebuah hubungan yang didasari dengan cinta kepada
lawan jenis yaitu antara laki-laki dan perempuan yang menimbulkan tindakan menerima dan
memberi.

Menurut Teza : Berpacaran merupakan suatu hubungan yang dijalin oleh laki-laki dan
perempuan dimana timbulnya rasa suka dan menimbulkan tindakan yang romantis

Menurut Yosafat : Berpacaran adalah adanya respon yang kuat antara laki-laki dan
perempuan, ketertarikan melalui pandangan yang melanjut ke tahap selanjutnya dan akhirnya
meresmikan suatu hubungan yang didasari oleh cinta.

Menurut Tania : Berpacaran merupakan suatu tindakan yang hubungan antara perempuan
dan laki –laki yang saling menimbulkan suka dan duka yang saling mencintai sesama diri
sendiri

Kesimpulan Kelompok :

B. Ciri-ciri berpacaran

1. Keinginan untuk menciptakan orang yang dicintai


2. Selalu merasa bahagia saat bersama orang yang dicintai
3. Pengakuan dan penghargaan untuk orang yang dicintai
4. Membahagiakan pasangan dengan memberikan sesuatu baik secara material maupun
non-material
5. Memberi dukugan dan semangat kepada orang yang dicintai
6. Menjalin hubungan komunikasi yang baik terhadap orang yang dicintai
C. Aspek-aspek dalam berpacaran

1. Pacaran merupakan hubungan pra-nikah


Pacaran merupakan hubungan pra-nikah. Artinya sebelum menikah sangat dibutuhkan
sebuah hubugan yang bertujuan untuk mengenal antara satu sama lain.
2. Kedewasaan (Emotional)

Dalam menjalin sebuah hubungan kematangan diri sangatlah dibutuhkan. Setiap


pasangan harus memiliki kedewasaan yang seimbang. Beberapa ciri-ciri dalam sebuah
hubungan yang dewasa yaitu mampu mengelola suatu konflik yang terjadi, mampu
mengambil keputusan dengan baik dan mampu menempatkan emosi dengan baik dalam
segala situasi dan kondisi.

3. Motivasi (Motivation)
Dalam membangun sebuah hubungan sangat dibutuhkan motivasi atau tujuan yang benar.
Agar hubungan dapat berjalan dengan baik maka tujuan sangat dibutuhkan. Karna
tidaklah baik apabila kita melangkah tanpa memahami dan mengetahui tujuan dan
motivasi.
4. Keyakinan (Faith)

Dalam memilih pasangan kita harus memilih yang seiman dengan kita karena dalam
pemahaman hidup dan parktiknya sangatlah berbeda dengan kita.

5. Kendalikan situasi

Dalam menjalin sebuah hubungan kita harus mampu menghindari kegiatan yang
merangsang sebuah dorongan seks terjadi. Dengan cara menjaga satu sama lain. 2

6. Komitmen

Dalam membangun sebuah hubungan, komitmen sangat dibutuhkan. Saling menjaga


perasaan satu sama lain dan setia. Artinya bahwa ia hanya memihak terhadap satu orang

2
Sengge Jevin&Harefa Yunus, INDAH TAPI TAK MUDAH, Yogyakarta, Diandra Kreatif, tahun 2018, hal 78-80
saja. Komitmen juga dapat diartikan sebagai suatu keputusan yang dibuat oleh seseorang
untuk dapat bertahan dengan orang yang dicintai.3

D. Masalah atau penyimpangan dalam berpacaran

Dalam berpacaran sering kali terjadi penyimpangan-penyimpangan yakni pacaran yang tidak
sehat. Salah satu penyimpangan yang sering terjadi adalah Phone Sex. Phone sex merupakan
gaya pacaran yang tidak sehat yang terjadi saat ini. Ketika kepuasan seksual tidak tercapai,
phone sex merupakan cara alternative untuk memuaskannya. Phone sex merupakan suatu praktek
memuaskan hasrat seksual melalui telepon, yang bekerja melalui rangsangan suara, video call
atau gamnar porno pasangannya. Secara biologis, otak manusia memiliki saraf yang disebut saraf
cermin. Saraf ini bekerja dalam otak yang membuat bereaksii seakan seseorang tersebut adalah
pelaku yang melakukan hal tersebut dalam video porno yang dilakukan. Dan seakan mereka
sedang melakukan hubungan yakni bersetubuh padahal tidaklah demikian. Hal ini bekerja
melalui suara, gambar serta sentuhan yang dilakukan sendiri pada bagian tubuh tertentu yang
merangsang seksual dirinya sendiri. Jadi, saat seorang pasangan yang melakukan phone-sex
mereka akan merasa seperti sedang melakukan hubungan seksual secara nyata. Setiap pasangan
mengaku bahwa praktik phone-sex adalah suaru hal yang salah. Phone-sex membuat seseorang
pasangan untuk memuaskan hawa nafsu pasangan. Keuntungannya adalah phone-sex tidak akan
berisiko seperti kehamilan seperti melakukan hubungan intim secara langsung. Mereka yang
melakukannya secara langsung sangat sulit untuk melepaskan diri. Mereka akan menjadi
kecanduan. 4

E. Pandangan Alkitab tentang berpacaran

Hal yang harus dibahas tentang pacaran adalah sikap yang tepat terhadap pacaran dan
kehidupan rohani.yang tepat harus membawa pacaran kepada Allah dan meminta petunjuk
Allah. Kita harus menjadikan pacaran kita sebagai bagian dari persembahan hidup yang
dalam segala aspek kehidupan kita harus tunduk melakukan perintah Allah. Pacaran
berkaitan dengan perasaan dan kebutuhan yang kuat . sering sekali kita menemukan ketika
kita berpacaran hubungan kita dan relasi kita dengan Tuhan berkurang ketika pacarannya
mulai berkembang. Alkitab mengajarkan bahwa pernikahan adalah investasi yang penting

3
Awaru Tenri Octamaya A, Sosiologi Keluarga, Jawa Barat, Media Sains Indonesia, tahun 2021
4
Ibid,.
dalam kehidupan dan begitu juga dengan berpacaran. Untuk itu, sangat penting bertanya
kepada Allah mengenai posisi dalam pacaran dan pernikahan dalam hidupmu. Untuk itu
dalam berpacaran kita harus mengungkapkan diri juga secara rohani. Adapun aspek
kehidupan rohani yang harus dibawa dalam relasi hubungan adalah kisah perjalanan iman,
nilai-nilai, pergumulan, kemandirrian rohani dan pertemananmu.

Dalam alkitab Pl dan Pb dari Kejadian-wahyu tidak pernah ditemukan kata tentang
berpacaran. Akan tetapi alkitab memberikan penjelasan tentang persahabatan. Dalam
persahabatan kita dapat mengasihi dan juga bersahabat dengan seorang laki-laki dan
perempuan. Istilah berpacaran sering sekali dikaitkan denganhal-hal yeng membangkitkan
hawa nafsu seperti berciuman, berpelukan, dsb. Oleh karena itu, alkitab mengingatkan bahwa
tubuh kita adalah bait Roh kudus, sehingga remaja Kristen harus menjaga kekudusan hidup
dengan menjauhi hal-hal yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.

Adapun standar atau batasan yang harus kita lakukan dalam menjalin sebuah hubungan
adalah :

1. Menyadari bahwa tubuh kita adalah milik Allah tempat Roh kudus berdiam diri (1
Korintus 6:9)
2. Melakukan yang benar (1 Korintus 6:12)
3. Melakukan hidup kudus dengan menjalankan hidup kudus (1 Petrus 1:15)
4. Menjauhi perbuatan cabul (1 Tesalonika 4:3)

Berpacaranlah dengan seseorang yang mempunyai sikap yang baik. Ada dalam Alkitab,
“Semoga Allah, yang memberikan ketabahan dan penghiburan kepada manusia, menolong
kalian untuk hidup dengan sehati, masing-masing dengan sikap Kristus terhadap satu sama
lain.” (Roma 15:5-6, TLB). Berpacaranlah dengan seseorang yang mendorong anda dan
menyokong anda. Ada dalam Alkitab, “Kalian kuat, karena kalian bersatu dengan Kristus.
Sehingga Roh Allah telah membuat kalian hidup erat dan rukun satu sama lain dan saling
mengasihi serta menaruh belas kasihan satu sama lain.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
Daftar Pustaka

Wahyuni Sri Dr, PSIKOLOGI REMAJA PENANGGULANGAN KENAKALAN REMAJA, Luwuk


Banggai, Pustaka Star’s Lub, tahun 2021, hal 15

Sengge Jevin&Harefa Yunus, INDAH TAPI TAK MUDAH, Yogyakarta, Diandra Kreatif, tahun
2018, hal 78-80

Awaru Tenri Octamaya A, Sosiologi Keluarga, Jawa Barat, Media Sains Indonesia, tahun 2021

https://www.google.co.id/books/edition/Boundaries_in_Dating_Batasan_Batasan_dal/
18XsDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=pacaran+dalam+perspektif+agama+kristen&pg=PA47&printsec=frontcover

https://www.google.co.id/books/edition/Indah_Tapi_Tak_Mudah/kZNTDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=pengertian+phone+sex&printsec=frontcover

Cloud Henry Dr&Townsend John Dr, BOUNDARIES IN DATING, Jawa Timur, Literatur
Perkantas, tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai