Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TENTANG PERGAULAN YANG BAIK

OLEH :

NAMA : 1. HASMADANAH G.F KEDAH

2. NAOMI MAGDALENA LETIK

3. INKKA VICTORYA NDOEN

KELAS : 2B

TAHUN PENYELESAIAN : 2021

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................3
BAB 1...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
BAB 3.........................................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pergaulan Yang Baik“ dengan tepat waktu. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu memberikan informasi dan
mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Kristen. Penulis telah berusaha dengan maksimal untuk menyempurnakan makalah ini.
Namun apabila pembaca menemukan kesalahan di dalamnya, Penulis mengharapkan kritik dan
saran guna pengembangan pengetahuan dan keterampilan menulis yang lebih baik lagi. Penulis
berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.

Kupang, 4 Februari 2021

Penulis

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk sosial. Jadi manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam
menjalankan kehidupannya, seorang manusia selalu membutuhkan pergaulan dengan manusia
lainnya agar dapat mencapai taraf tingkah laku sebagai manusia.

Tak jarang pada saat ini banyak manusia yang mengabaikan cara bergaulnya dengan
sesamanya, sehingga banyak manusia yang mengalami permasalahan dalam berinteraksi sosial.
Awalnya manusia dilahirkan dengan keadaan suci, tetapi akibat pergaulan yang salah, semakin
dia dewasa maka ia semakin mengenal dosa. Disebutkan didalam Alkitab dalam Injil 1 Korintus
15 ayat ke 33 yaitu bahwa “…. Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”

Untuk menghindari permasalahan dalam beriteraksi (bergaul) kepada sesama manusia


dibutuhkan sebuah teknik atau cara untuk bergaul yang baik agar dapat bergaul dengan benar.
Oleh karena itu, penulis mengangkat judul makalah yaitu “Pergaulan Yang Baik”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah makalah ini adalah :

1. Bagaimana cara bergaul yang baik ?


2. Bagaimana prinsip pergaulan yang baik menurut alkitab ?
3. Apa saja suka duka dalam pergaulan ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini , yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana cara bergaul yang baik


2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip pergaulan yang baik menurut alkitab
3. Untuk mengetahui apa saja suka duka dalam pergaulan

1.4 Manfaat
Adapun Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Bagi Penulis yaitu untuk mengetahui bagaimana bergaul dengan baik dan semestinya serta
dapat mencoba memperluas pergaulan.
2. Bagi pembaca yaitu untuk menambah wawasan tentang pergaulan yang benar serta dapat
mencoba memperluas pergaulan.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Menelusuri Konsep Seni Bergaul

Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa hubungan dengan orang lain. Oleh sebab
itu, adanya individu-individu lain merupakan suatu keharusan. Manusia diciptakan
sebagai makhluk sosial yang selalu akan hidup dalam suatu hubungan keterikatan dengan
individu lainnya. Seorang manusia selalu membutuhkan pergaulan dengan manusia
lainnya agar dapat mencapai taraf tingkah laku manusia. Dalam perkembangan usia, pola
hubungan seseorang juga berkembang. Pola itu jelas pada usia remaja dan terus bertahan
sampai usia lanjut.
Pola itu terdiri atas lima dimensi (Ismail 2007, 109).
1. Dimensi persamaan.
Kita memilih teman yang mempunyai persamaan dalam kepribadian, nilainilai hidup,
perilaku, minat dan latar belakang.
2. Dimensi timbal balik.
Kita mencari teman yang bisa saling mengerti, saling percaya, saling tolong, saling
mengakui keunggulan dan saling memaklumi kelemahan masingmasing.
3. Dimensi kecocokan.
Kita berteman karena merasa cocok dan senang berada bersama dia.
4. Dimensi struktur.
Kita mencari teman yang berjarak dekat, mudah dihubungi dan bisa bertahan.
5. Dimensi model.
Kita berteman karena kita respek dan mengagumi kualitas kepribadiannya.

Dengan teman segolongan usia, kita bisa saling ikut merasakan dan saling menopang
dalam suka maupun duka. Sedangkan dengan teman yang lebih muda, kita bisa menjadi
sumber hikmat dan bijak dalam menghadapi persoalan seharihari, karena kita telah
mengalami semua Itu. Ada pergaulan yang menggambarkan 4 hubungan reaktif saja,
seolah-olah antara dua individu atau lebih hanya terjalin hubungan bagaikan tanya jawab
saja. Ada pula pergaulan yang individuindividunya aktif dan kreatif menciptakan
hubungan, masing-masing individu saling memajukan taraf kehidupannya, dan saling
menyempurnakan martabatnya.
Seni bergaul adalah cara bagaimana membuat diri kita disukai oleh sesama (Selan
1991, 103). Keinginan untuk disukai merupakan kodrat manusia. Oleh sebab itu, manusia
mencurahkan segenap akal budinya untuk menemukan cara-cara yang jitu agar dirinya
disukai oleh banyak orang. Faktor utama dalam memupuk seni bergaul adalah pengertian
dari kita sendiri tentang pribadi orang lain. Sering terjadi kita tidak menyenangi
seseorang, karena kita salah mengerti motif, kemampuan, sikap dan kepribadian orang
5
tersebut. Hubungan antar pribadi yang baik akan meningkatkan nilai dan arti dari
seseorang. Hubungan tersebut akan menghasilkan kepuasan bagi mereka yang tahu seni
bergaul.
Untuk meningkatkan seni bergaul, Anda perlu memerhatikan empat belas pedoman
berikut ini (Selan 1991, 104-105).
1. Dalam pergaulan pada setiap individu perlu adanya keterbukaan diri melalui
pertimbangan menerima apa yang diberikan oleh orang lain dalam bentuk pendapat dan
pandangan. Keterbukaan mengharuskan kita berhubungan dengan orang lain tanpa
bersembunyi di balik topeng. Keterbukaan merupakan kunci menuju persahabatan
(Kesler 1994, 975).
2. Melihat seseorang sebagaimana Tuhan memandangnya.
3. Mengenal individu lain sebagai seorang individu yang lain yang tidak sama
dengan diri kita sendiri. Mengenal individu lain berarti berusaha mengetahui sifat-sifat,
sikap, pandangan dan latar belakangnya yang telah membentuk individu lain itu dan yang
mendasari kepribadiannya maupun tingkah lakunya.
4. Mengerti bahwa individu lain memiliki ciri khas, sifat khusus dan latar belakang
masing-masing. Adanya perbedaan ini tidak berarti bahwa perbedaan tersebut perlu
diubah dengan maksud agar orang lain dipaksa menyamakan dirinya dengan diri kita.
5. Memerhatikan orang lain dalam berbagai keadaan.
6. Ambillah waktu untuk bersahabat dengan dia dan membiarkan dia berbicara
tentang hobinya serta problemnya, teman temannya dan pokok-pokok yang menarik
baginya.
7. Memahami faktor psikologis yang mendorong kelakuannya. Dengan mengerti
keadaan psikologisnya, kita lebih dapat menerima orang lain sebagaimana adanya.
8. Berusaha untuk menghindari sifat atau sikap yang kurang menyenangkan
seseorang.
9. Perbuatlah apa yang menurut pendapat Anda harus diperbuat orang lain kepada
Anda.
10. Setiap orang mendambakan pujian. Usaha manusia yang terbesar adalah untuk
mendapatkan pujian. Alasannya, tentu saja, adalah bahwa pujian yang tulus membuat kita
merasa diterima, menambah keyakinan diri kita dan membantu menghilangkan keragu-
raguan kita. Pujian adalah ungkapan penghargaan yang diberikan secara tulus, tanpa
pamrih untuk kepentingan pribadi. Memberikan pujian selalu lebih efektif daripada kritik.
Pujian menghasilkan banyak perbuatan baik daripada keluhan.
11. Hindarilah perbantahan. Anda terlalu bijaksana untuk terseret dalam perbantahan
yang sia-sia, yang tidak seorang pun akan menang.
12. Jangan merusak kesenangan orang lain. Salam yang hangat, pujian atau
penghargaan dapat memberikan kesenangan dan membuat seseorang merasa enak
sepanjang hari.
13. Bersahabatlah dengan pemuda atau pemudi yang akan membawa Anda ke hidup
yang baik, jangan yang jahat.
6
14. Pupuklah rasa humor. Rasa humor dapat membuat suasana gembira dan santai.
Banyak konflik dan ketegangan dalam pergaulan dapat diatasi dengan sikap yang suka
humor. Humor haruslah yang sopan, dan tidak berkesan menghina, menyindir, atau
mengejek orang lain.

Berikut ini ada beberapa hal praktis yang dapat menolong Anda mendapatkan
sahabat dengan mudah:
1. Memusatkan perhatian Anda pada orang lain. Pikirkanlah tentang bagaimanakah
Anda dapat menolong mereka. Jika berbicara dengan orang lain, janganlah berbicara
tentang diri Anda. Tunjukkanlah bahwa Anda menikmati kehadiran mereka.
2. Menghargai orang lain. Belajarlah untuk membuat orang lain berharga.
Perlakukanlah mereka sebagai gambar dan rupa Allah yang sama dengan Anda.
Penampilan, kedudukan sosial dan keadaan ekonomi bukanlah dasar penghargaan kita.
Hargailah mereka sebagai ciptaan Allah.
3. Mengubah cara berpikir tentang orang lain. Kecurigaan adalah senjata yang ampuh
untuk melumpuhkan atau memutuskan tali persahabatan. Berpikiran negatif tentang
orang lain akan mendorong tindakan yang negatif pula.
4. Mencari orang yang terlantar dan sedih. Dunia penuh dengan orang yang tidak
mempunyai teman, orang yang menderita kesakitan dan yang menjadi korban kekejian
orang lain sehingga mereka penuh dengan dendam.

2. Menjadi Sahabat Sejati

Setiap orang pasti membutuhkannya dan senantiasa berusaha mendapatkan sahabat,


bahkan bila orang tersebut telah memilikinya, ia akan senantiasa memeliharanya. Menjadi
sahabat bagi orang lain dan mempunyai seorang sahabat adalah sesuatu yang sangat berarti dan
berharga dalam hidup seseorang, karena memang Sang Pencipta menata manusia untuk hidup
bersama dengan orang lain. Bagi orang Inggris, arti seorang sahabat diungkapkan dalam sebuah
pepatah: a friend in need is a friend indeed, artinya sahabat yang sejati ialah sahabat yang selalu
siap menolong ketika seseorang memerlukannya.

Alasan utama mengapa orang sulit menjalin persahabatan adalah kenyataan bahwa
mereka tidak pernah benar-benar menerima diri mereka sendiri. Jika kita tidak menerima diri kita
sendiri, kita akan mendapatkan kesulitan untuk menerima orang lain, dan kebiasaan negatif ini
akan tercermin dalam hubungan kita.

Untuk membangun persahabatan ada tujuh prinsip berikut ini yang perlu diperhatikan.

1. Perhatikan setiap orang baru di sekitar Anda.

2. Kembangkan ekspresi yang membuat suasana ceria.

7
3. Berlatih menyapa orang dengan nama.

4. Ajukan pertanyaan yang tepat.

5. Menjadi pendengar yang baik.

6. Jangan congkak dan merasa lebih baik dari orang lain.

7. Sopan santun dalam tingkah laku.

Adapun ciri-ciri persahabatan yang baik adalah sebagai berikut.

1. Persahabatan yang baik tidak mementingkan diri sendiri.

Amsal 17:17 mengatakan bahwa “seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan
menjadi seorang saudara dalam kesukaran” Seorang sahabat yang berkata, “Aku
mengasihimu jika ...” atau “Aku mengasihimu bila ...” bukan sahabat seperti yang
dilukiskan oleh Alkitab. Sahabat sejati akan berkata, “Aku mengasihimu setiap waktu.”
Kasihku tidak bersyarat dan tidak mementingkan diri sendiri.

2. Persahabatan sejati bersifat teguh.

Jika Anda ingin sungguh-sungguh mengetahui berapa banyak sahabat yang Anda
miliki dan siapa mereka, buatlah kesalahan dan lihatlah apa yang terjadi. Setelah Anda
mengalami kesulitan, coba lihat berapa banyak sahabat Anda yang masih setia kepada
Anda? Persahabatan sejati itu teguh.

3. Persahabatan sejati bersedia berkorban.


Kalau Anda ingin menjadi sahabat, Anda harus hidup dengan bersedia berkorban
bagi orang yang menerima persahabatan Anda.

4. Persahabatan sejati bersifat menyucikan.


Amsal 27:17 berkata, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.”
Seorang sahabat sejati akan menjadikan Anda orang yang lebih baik. Persahabatan
sejati membuat hidup Anda lebih maju, mempertajam kecerdasan Anda dan membuat
Anda lebih giat. Alkitab berkata dalam Amsal 27:6, “Seorang kawan memukul
dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah limpah.” Kita
harus membangun persahabatan dengan orang-orang non-Kristen juga. Ini hendaknya
tidak merupakan hubungan dengan maksud penginjilan (persahabatan demi satu
jiwa), melainkan persahabatan karena kita benar-benar mengasihi orang-orang
tersebut. Bila Anda mempunyai sahabat orang orang non- Kristen, Anda perlu
bertanya kepada diri Anda sendiri, apakah persahabatan ini memungkinkan Anda
tetap dekat dengan Tuhan atau dapat memisahkan Anda dari Tuhan. Jikalau Anda

8
mulai melihat bahwa persahabatan Anda dengan seorang non-Kristen tertentu
menjauhkan Anda dari Tuhan, Anda harus melakukan sesuatu.
5. Jangan jadikan sahabat kita sebagai saingan terberat Anda.
Hilangkan perasaan iri atas keberhasilan sahabat kita. Jadikanlah rasa iri tersebut
sebagai cambuk bagi Anda agar berbuat lebih baik lagi. Lalu, jangan lupa ikutlah
berbahagia dengan keberhasilan yang telah dicapainya.
6. Jangan pernah ragu untuk minta maaf pada sahabat saat Anda melakukan sebuah
kesalahan padanya. Setelah itu, berusahalah perbaiki kesalahan Anda.
Begitu pula sebaliknya, berikanlah maaf dan lupakan kesalahan sahabat Anda jika
ia bersalah.

2. Menggali Sumber Alkitab Tentang Pergaulan

Dalam 1 Korintus 5:9-11 tersebut, Paulus melarang jemaat di Korintus untuk bergaul
dengan orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu. Apa
maksud dan makna perkataan Paulus yang terdapat dalam 1 Korintus 5:9-11 “Dalam suratku
telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. Yang
aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau
dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika
demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah,
supaya kamu jangan bergaul dengan orang yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah
orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang
demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.”

Ada dua bahaya yang menyangkut hubungan kita dengan teman-teman kita. Bahaya
pertama adalah keeksklusifan, yaitu kecenderungan untuk menolak orangorang dari kalangan
tertentu. Mungkin orang itu ditolak karena suku bangsanya, kemiskinannya, dianggap bodoh
atau terlalu pintar, atau karena alasan yang lain. Sikap itu mengembangkan kesombongan
dalam hati orang-orang yang menolak. Kesombongan itu merusak kepribadian seseorang.
Karena kesombongannya, orang yang lemah lembut dapat menjadi keras hati dan kejam.
Allah bekerja untuk mempersatukan orang-orang. Ia mengasihi semua orang. Kasih kita
perlu mencerminkan kasih Allah yang sangat inklusif itu.
Kedua, yang menyangkut hubungan kita dengan teman-teman ialah tekanan untuk
menyesuaikan diri dengan pendapat dan perbuatan yang tidak baik. Sering orang-orang
membenarkan suatu perbuatan yang diragukan benar salahnya dengan berkata, “Semua orang
berbuat demikian.” Kalau kebanyakan orang dalam kalangan kita sudah berbuat demikian,
seseorang akan dianggap kolot bila ia berkata, “Aku tidak boleh berbuat demikian”. Kalau
kebanyakan orang dalam suatu kelas menyontek, orang yang tidak menyontek dianggap
aneh. Kalau semua orang di kantor menerima suap, orang yang tidak menerima suap

9
dihindari. Sering orangorang menyerah kepada dorongan-dorongan dari teman-temannya,
walaupun dorongan-dorongan itu bertentangan dengan suara hati mereka. Kalau demikian,
kebutuhan untuk diterima oleh teman-teman menjadi lebih penting daripada iman dan
pendirian diri sendiri. Pemuda-pemuda yang memiliki kebebasan untuk mengambil
keputusannya sendiri tanpa tekanan dari orang tua atau lembagalembaga sering dengan rela
membuang kebebasan itu untuk mengikuti keinginan teman-temannya. Penyesuaian dengan
orang lain dapat menjadi ganti bagi pikiran.

Di dalam Amsal 18:24 dikatakan, “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi
ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.” Ada sahabat yang lebih baik
daripada saudara sendiri. Ayat di atas bukan mengajak kita hanya bersahabat dengan orang
Kristen saja. Siapa saja boleh menjadi sahabat kita. Dengan kata lain, pergaulan Kristen
bukanlah eksklusif pada orang Kristen saja. Sebaliknya, pergaulan Kristen juga bukan “asal
bergaul” sehingga dapat merusak kehidupan dan kesaksian kita, melainkan harus
memerhatikan prinsip bergaul yang benar. Pergaulan yang berprinsip bukan pergaulan yang
eksklusif. Tetapi pergaulan yang bertanggung jawab, beretiket dan pergaulan yang sesuai
dengan prinsip Firman Tuhan.

Motif dalam pergaulan Kristen adalah “kasih yang sudah kita terima dari Kristus, bukan
‘kasih yang sekuler’.” misalnya kasih yang dikuasai oleh hawa nafsu, kasih yang materialistis
atau kasih yang egoistis. Beberapa prinsip pergaulan yang berdasarkan kasih Kristus dan
yang sesuai dengan kebenaran Alkitab adalah sebagai berikut.
1. Kemuliaan bagi Allah Motif tertinggi yang patut dimiliki orang yang menyebut dirinya
anak anak Allah ialah melakukan segala sesuatu demi kemuliaan Allah. Hanya Dialah yang
layak beroleh pujian tertinggi. Di dalam 1 Korintus 10:31 dikatakan,”Jika engkau melakukan
sesuatu yang lain, lakukanlah semua itu untuk kemuliaan Allah.” Selain itu, di dalam Kolose
3:23 dikatakan, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
2. Demi kebaikan orang lain Dalam 1 Korintus 10:24 dikatakan, “Jangan seorang pun
yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap- tiap orang mencari keuntungan
orang lain.” Jadi dalam pergaulan kita tidak boleh merugikan sesama, melainkan melakukan
sesuatu yang mendatangkan berkat bagi sesama.
3. Kebaikan bagi diri sendiri Dalam 1 Korintus 10:23 dikatakan, “Segala sesuatu
diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. Segala sesuatu diperbolehkan.
Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.” Manusia memang diberi Tuhan kebebasan,
tetapi harus diingat bahwa tidak semua yang boleh dan dapat kita lakukan, berguna bagi
sesama dan diri kita sendiri. Oleh karena itu, kalau hendak melakukan sesuatu hendaklah
yang bermanfaat bagi manusia.
4. Saling mempercayai Sikap saling mempercayai ini akan membangun persahabatan
yang baik. Sebaliknya, sikap saling mencurigai akan menghancurkan persahabatan. Sikap

10
“saling curiga” membuat seseorang menjadi terlalu sensitif, cemburu buta, penyebar gosip,
atau tidak jujur. Hindarilah sikap saling curiga.
5. Saling menghargai Sikap saling menghargai menghasilkan sifat suka menghormati
orang lain, lebih banyak mendengar daripada berbicara, toleransi, berani menerima pendapat
orang lain dan tidak suka memperalat orang lain. Sebaliknya, orang yang “suka menghina”
akan terlihat dari sifatnya yang kurang menghargai pribadi orang lain, suka mencela,
emosinya tidak stabil, ceroboh, kasar, pemarah, dan terlalu agresif.
6. Saling mengasihi Kasih yang benar adalah kasih yang berasal dari Kristus. Kasih yang
seperti itu terlihat dari sifat tenggang rasa, tidak suka perhitungan dengan teman, tahan diri
untuk tidak selalu membicarakan diri sendiri, rela berkorban dan suka mengalah untuk
menang. Kasih yang seperti itu mendasari pergaulan yang menjadi sahabat lebih baik
daripada saudara, karena orang yang seperti itu rela menerima sahabatnya sebagaimana dia
adanya. Dalam keadaan bagaimanapun, pada saat kapanpun dan di mana pun tempatnya, dia
tetap menjadi “sahabat yang baik.”

4. Membangun Argumen Tentang Suka dan Duka Pergaulan


Oleh para ahli sosiologi, pergaulan disebut interaksi. Interaksi bisa bersifat luas (bergaul
dengan banyak orang) atau bersifat frekuen (sering bergaul dengan orang). Dua orang yang
bersahabat secara kental tidak bergaul secara luas tetapi frekuen, sedangkan seorang
ekstrovert bergaul secara luas tetapi hanya sebentar saja. Sejak dilahirkan manusia memang
sudah mempunyai naluri untuk hidup berkumpul dengan orang-orang lain. Bahkan pada
suatu saat orang tadi dipisahkan dari orangorang lain, kemungkinan besar keseimbangan
jiwanya akan mengalami gangguan.
Manusia mempunyai naluri untuk hidup berkumpul dengan orang-orang lain, karena
memang manusia itu tidak diperlengkapi dengan alat-alat yang cukup untuk dapat hidup
sendiri di dunia. Oleh karena itu, gejala yang wajar jika manusia selalu akan mencari teman.
Orang yang ekstrovert mempunyai bakat bergaul. Selain itu, orang yang mempunyai
bakat bergaul biasanya adalah orang yang menyukai keramaian dan suka bertemu dengan
banyak orang. Sebaliknya, orang yang tidak bisa bergaul dengan orang lain adalah orang yang
bertipe introvert. Orang yang tidak bisa bergaul dengan orang lain biasanya kalau bertemu
orang lain merasa tegang dan membenci keramaian. Di samping itu, perlu diperhatikan juga
adanya beberapa sifat yang menghalangi pergaulan, seperti sikap sombong, egois, cerewet,
kecenderungan suka memaksa orang lain dan sebagainya. Suka dan duka dalam pergaulan
tentu saja ada, bahkan boleh dikatakan banyak.
Contoh sukanya adalah sebagai berikut. Anda sedang sendirian di rumah karena anggota
keluarga yang lain sedang pergi. Sendiri adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Tiba-tiba
datang seorang teman dan akhirnya anda asyik ngobrol. Dengan bergaul anda juga dapat
mencari jalan untuk memecahkan persoalan yang anda hadapi bersama dengan teman.
Mengatasi kesulitan bersama-sama tentu lebih mudah daripada mengatasi sendirian. Sukanya
bergaul yang lain adalah saat anda sakit. Teman-teman anda akan mengunjungi anda dengan

11
segera. Selain itu, ketika anda dalam keadaan sedih dan susah, teman dapat menghibur dan
memberikan nasihat-nasihat.
Pergaulan mendatangkan banyak keuntungan. Misalnya, setelah anda mulai bergaul lebih
dekat dengan teman-teman kuliah, anda memeroleh keterangan bahwa dahulu mereka
menganggap bahwa anda merupakan pribadi yang sombong, lebih senang bermain dengan
teman yang sama sekali tidak setingkat dengan anda. Keuntungan yang lain adalah bergaul
dengan teman-teman sangat menyenangkan sebab dengan bergaul anda dapat menghilangkan
kekesalan yang ada dalam hati anda. Anda dapat bergembira bersama, bertukar pendapat dan
dapat juga menambah pengetahuan tentang hal-hal yang ada dalam masyarakat.
Anda butuh teman juga untuk menumpahkan seluruh isi hati anda yang memang belum
tentu teman anda dapat membantu, tetapi minimal anda merasa seolah-olah bebas bila anda
telah mencurahkan isi hati anda.
Dalam pergaulan anda tidak boleh terlalu acuh atau akrab sebab dalam pergaulan ada
duka. Misalnya, anda telah akrab dengan seseorang. Apabila terjadi perselisihan dengan
orang tersebut, rahasia anda bisa dibongkar semua. Sikap tersebut tidaklah benar bagi
persahabatan. Adapun duka pergaulan yang lain yang bisa anda alami ialah jika seseorang
dari teman-teman anda menjauhi anda dengan alasan yang tidak jelas, mungkin iri atau yang
lain yang anda sendiri tidak tahu pasti. Duka lain, misalnya, ada teman yang mulai
mengucapkan fitnah supaya nama anda menjadi jelek dan dijauhi oleh teman lain. Duka
pergaulan yang lain lagi adalah terjadi salah paham dalam pergaulan antara anda dengan
teman dan mengakibatkan hubungan menjadi agak terganggu. Ada pula yang mau
menghargai teman yang bermobil saja, kaya raya dan sebagainya, tetapi tidak mau
menghargai teman yang kurang mampu sehingga dalam pergaulan, anda dapat melihat
adanya kelompok-kelompok dalam pergaulan. Yang kaya dengan yang kaya, sedangkan yang
miskin dengan yang miskin. Di dalam bergaul, kita juga sering mendapat kesukaran karena
tidak semua orang mempunyai sifat yang sama, ada yang sombong, ada yang genit, ada yang
egois dan sebagainya.

5. Mendeskripsikan Tahap Tahap Pergaulan

Tulus Tu’u (1988, 33-36) membagi pergaulan muda-mudi ke dalam lima tahap.

1. Sifatnya terbatas pada persahabatan biasa

Seseorang dapat bergaul dengan siapa saja. Tahap pertama ini adalah persahabatan
biasa baik dengan teman-teman sejenis maupun teman-teman lawan jenis. Pergaulan
tahap ini dapat terjadi di sekolah, di gereja, di rumah teman-teman dan di tempat-tempat
yang lain. Di dalam persahabatan ini, kita bertukar pikiran, bekerja sama dan mengalami
saat-saat biasa dan istimewa dengan orang-orang lawan jenis tanpa hubungan asmara.

12
2. Persahabatan yang lebih istimewa

Hubungan ini berdasarkan keinginan untuk lebih mengenal seorang atau beberapa orang
lawan jenis karena kita merasa tertarik kepada mereka. Kita berusaha untuk mengenal
mereka dengan lebih baik dengan bercakap-cakap bersama di gereja, di kampus pada waktu
santai. Pada tahap ini pertemuan-pertemuan tidak selalu terjadi secara kebetulan saja, tetapi
berdasarkan usaha dan rencana untuk bertemu. Namun, pertemuan-pertemuan ini tidak
mengikat dua orang yang bertemu. Pada tahap persahabatan yang lebih istimewa ini tidak ada
kemesraan yang intim. Pada tahap ini pertemuan diadakan dalam kelompok, bukan sebagai
pasangan yang terlepas dari kelompok. Misalnya, malam ini di pertemuan pemuda gereja,
Budi dapat bercakap-cakap dengan Tini dan Dewi. Besok di sekolah ia bercakap-cakap
dengan Yuli. Pada hari Sabtu, ia akan berenang dengan rombongan pemuda. Ia mengetahui
bahwa Tini juga akan mengikuti rombongan itu, dan ia mempunyai harapan untuk berbicara
dengan Tini, walaupun ia juga akan bergaul dengan kawankawannya yang lain. Dengan
pertemuan-pertemuan seperti ini, ia dapat lebih mengenal beberapa orang tanpa membentuk
hubungan erat yang mengikat. Hubungan-hubungan pada tahap ini masih dicurigai oleh
banyak orang. Tahap ini sangat perlu dikembangkan oleh pemuda-pemudi yang memerlukan
kesempatan untuk mengenal baik lebih banyak orang dari lawan jenis.

3. Pacaran

Pergaulan tahap ini sepasang pemuda pemudi melakukan suatu persetujuan bahwa
mereka akan mengadakan hubungan khusus dan akan menghentikan semua hubungan khusus
dan akrab yang lain dengan orang-orang dari lawan jenisnya. Mereka masih ingin saling
mengenal dengan lebih baik, tetapi sekarang ada unsur yang baru. Mereka masih bebas untuk
memutuskan hubungan mereka, tetapi sekarang tindakan putus itu perlu disertai pembicaraan
bersama dan keterangan bersama yang lebih dalam daripada yang diperlukan pada tahap-
tahap sebelumnya. Karena tujuan pokok tahap ini adalah lebih mengenal pacar, mereka perlu
banyak berbicara bersama dan banyak menjalankan aktivitas-aktivitas bersama. Tahap ini
perlu makan waktu yang cukup lama sehingga mereka dapat mengetahui apakah mereka
benar-benar tepat untuk meneruskan hubungan mereka ke tahap yang lebih dalam. Tahap
pacaran ini tidak selamanya diakhiri dengan perkawinan. Mungkin juga terjadi perpisahan
apabila ternyata ada ketidak cocokan yang hakiki. Oleh sebab itu, prinsip yang berlaku dalam
pacaran adalah tidak melangkah jauh kepada kemesraan yang membuat tidak dapat
mengendalikan diri, harus menjaga kesucian diri masing-masing dan dapat menahan diri
tidak terbuai oleh cinta berahi. Karena hubungan pacaran jelas masih dapat putus.

4. Bertunangan

Berbeda dengan semua tahap sebelumnya, pertunangan biasanya berdasar atas perjanjian
resmi yang diumumkan kepada orang-orang lain. Perjanjian ini berbunyi bahwa sepasang
pemuda-pemudi akan menuju pernikahan. Tahap ini merupakan masa ujian. Mereka

13
memperdalam hubungan mereka dengan menguji apakah mereka tepat menikah atau cocok
membangun suatu rumah tangga. Ada persetujuan bahwa mereka akan menikah kecuali kalau
ternyata suatu alasan kuat untuk tidak menikah. Pertunangan dapat dibatalkan, tetapi
pembatalan harus disertai dengan alasan-alasan yang penting yang penuh tanggung jawab.
Biasanya pertunangan akan berakhir dalam pernikahan. Bila ternyata bahwa mereka
sebaiknya tidak menikah, mereka sebaiknya berpisah sebelum pernikahan mereka terjadi.

5 . Pernikahan

Pada tahap ini, ada dua unsur baru. Pertama, hubungan antara dua orang itu sekarang
tidak boleh diceraikan. Menurut ajaran Kristen mereka yang telah menikah tidak boleh
dipisahkan kecuali oleh kematian. Kedua, mereka mulai hidup bersama dan bersenggama.
Unsur kedua berhubungan erat dengan unsur pertama, karena senggama hanya tepat kalau
dilindungi oleh hubungan yang tidak dapat dihentikan. Sebaiknya, pernikahan di catatan sipil
diadakan pada waktu yang sama atau hampir sama dengan pemberkatan pernikahan oleh
gereja. Bila pemberkatan dua orang ditunda sesudah pernikahan di catatan sipil, timbul
kebingungan tentang status hubungan mereka dalam mata orang banyak dan mungkin juga
dalam pikiran mereka sendiri.

14
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia diciptakan sebagai mahluk sosial dimana manusia itu tidak dapat hidup sendirian. Oleh
sebab itu, manusia membutuhkan pergaulan. Pergaulan itu sendiri merupakan hubungan antara
dua orang atau lebih yang biasanya terbentuk oleh beberapa faktor, seperti faktor kesamaan.
Dalam membangun pergaulan hendaklah kita tidak memandang orang dari luarnya saja, sama
seperti Tuhan yang mengasihi semua manusia tanpa pandang bulu. Tak hanya itu saja, pergaulan
umat kristen bukanlah pergaulan yang eksklusif dengan orang kristen saja. Kita boleh bergaul
dengan semua orang asalkan pergaulan itu merupakan pergaulan yang benar dan
bertanggungjawab. Pergaulan itulah yang akan menjadi hubungan persahabatan yang sejati.
Persahabatan sejati adalah persahabatan yang teguh sama seperti hubungan Tuhan dan manusia.
Hubungan Tuhan dan manusia adalah perwujudan dari persahabatan sejati. Dan kita sebagai
mahluk sosial hendaklah dapat membangun pergaulan yang baik yang nantinya dapat menjadi
hubungan persahabatan yang sejati.

3.2 Saran
Sebagai Mahasiswa dan Pengikut Kristus, kita boleh bergaul dengan semua orang, tetapi dengan
pergaulan yang benar sesuai Firman Tuhan serta pergaulan yang bertanggung jawab.

15
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan


Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan
Agama Kristen Diambil dari: https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://edukasi.p
ajak.go.id/images/perguruan_tinggi/Kristen.pdf&ved=2ahUKEwia1c_oloXm
AhUpzDgGHZb7Bj0QFjAMegQIAxAB&usg=AOvVaw1uW2gN2nWAIQR8xS xbjO8h ( 25
November 2019)

Kesler, Jay. 1994. “Keterbukaan: Kunci Menuju Persahabatan” dalam Kesler, Jay (ed.) 1994.
Pola Hidup Kristen. Malang: Gandum Mas (hal.975977). Osborne, Cecil G. 1996. Seni Bergaul.
Jakarta: BPK Gunung Mulia. Renaldy.2018.

Cara Bergaul Yang Baik Menurut Alkitab. Diambil dari:


https://www.scribd.com/document/391009665/Cara-Bergaul-Yang-BaikMenurut-Alkitab (25
November 2019)

16

Anda mungkin juga menyukai