OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
dalam menyelesaikan tugas mata kuliah PENYULUHAN VETERINER dengan judul
"PENYULUHAN AYAM TIREN".
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ada manfaatnya untuk masyarakan ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......2
Bab I Pendahuluan
1.10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 7
Lampiran 1 ................................................................................................................ 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
Daging ayam telah menjadi sumber protein hewani terpenting dari subsektor
peternakan. Peran daging ayam selain sebagai substitusi daging sapi yang lebih mahal
harganya juga untuk meningkatkan gizi rakyat dengan meningkatkan konsumsi protein
hewani. Kasus penjualan ayam tiren (mati kemaren) beberapa tahun terakhir marak
terjadi di beberapa daerah. Informasi yang terbatas menyebabkan kasus ini tidak banyak
diketahui oleh masyarakat terutama konsumen daging ayam. Ayam tiren pada dasarnya
adalah ayam bangkai yaitu ayam yang mati bukan karena disembelih pada saat masih
hidup melainkan ayam yang sebelumnya telah mati disebabkan daya tahan yang kurang
baik selama perjalanan atau terkena penyakit kemudian sengaja disembelih untuk dijual
di pasar (Nareswari, 2006).
Sehubungan dengan hal-hal tersebut kita ingin mengetahui lebih jauh tentang bahaya,
ciri-ciri serta dampak yang ditimbulkan terhadap konsumsi ayam tiren.
1. Bagaimana cara membedakan ayam tiren dengan ayam yang segar dan sehat ?
2. Macam-macam pengawet apa yang digunakan dalam pengawetan ayam tiren?
3. Akibat apa yang ditimbulkan jika mengkonsumsi ayam tiren ?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui cara membedakan ayam tiren dengan ayam yang segar dan
sehat.
3. Untuk mengetahui macam-macam pengawet yang digunakan dalam
pengawetan ayam tiren.
4. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan jika mengkonsumsi ayam tiren.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Daging ayam tiren atau mati kemarin merupakan istilah yang biasa digunakan
masyarakat umum untuk menyebut daging ayam yang mati tidak melalui proses
penyembelihan sehingga darah mengendap di dalam daging ayam kedaluwarsa yang
dijual di pasar atau dijual ke pengusaha rumah makan/warung.
Daging ayam yang jika tidak dibekukan segera, setelah dipotong akan
menurun kualitasnya, yang ditandai dengan warna kulit yang memucat serta berbau
tidak segar.Daging ayam tersebut agar terlihat segar kembali dibubuhi tawas dan
pemutih sehingga terlihat segar dan menarik. Penjualan ayam tak layak konsumsi tak
berhenti dengan menjual sebagai ayam segar. Daging ayam tiren justru dijadikan
daging olahan, menggunakan bumbu giling dan pewarna pakaian. Agar proses
memasak lebih cepat obat sakit kepala dicampurkan dalam olahan itu.Beredarnya
daging ayam tiren sangat meresahkan masyarakat. Berbagai cara ditempuh oleh pada
pedagang ini. Masalah bau diatasi dengan perebusan dengan kunyit. Bahkan kalau
perlu ditambah bahan pewarna.
Daging ayam tiren memiliki kualitas yang sangat buruk, sehingga daging ini
tidak baik bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan kandungan gizinya yang kurang,
banyak bakteri serta racun berada pada daging tersebut dan juga terdapat darah yang
umumnya mengandung uric acid yang merupakan racun berbahaya bagi kesehatan.
Uric acid yang ada di dalam tubuh akan dibawa darah yang kemudian akan dibuang
ke luar tubuh melalui ginjal. Kandungan mikroorganisme pada daging ini pun
meningkat dratis dari kondisi aman untuk dikonsumsi. (Ulilalbab, 2012)
5
2.2 Macam-macam Pengawet yang Digunakan untuk Ayam Tiren
1. Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan desinfektan
untuk peralatan rumah sakit serta pengawet mayat. Formaldehida atau formalin
awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksander Butlerov pada 1859, tapi
diidentifikasi oleh Hoffman pada 1867.
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan
kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah
diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta
dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Formalin
merupakan larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam
formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan
metanol hingga 15% sebagai pengawet. Nama lain dari formalin adalah sebagai
berikut :Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl
oxide,Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith,
Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform,
Tetraoxymethylene, dan Trioxane.
Sebenarnya formalin digunakan untuk :
Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal,
gudang, dan pakaian.
Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain
Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan
bahanpeledak.
Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin
dan kertas.
Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras
kuku, pembuatan produk parfum
Pencegah korosi untuk sumur minyak, dan untuk
insulasi busa
Bahan perekat untuk produk kayu lapis
(plywood).
6
Cairan pembalsam ( pengawet mayat ).
Dalam konsentrasi yang sangat kecil ( < 1% ) digunakan sebagai pengawet
untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan
pemcuci piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih
karpet.
Formalin wajib diwaspadai. Sebab formalin merupakan bahan beracun
dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi,
akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga
menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan
keracunan pada tubuh. Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh
juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan
kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta
orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing
bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran
darah.
Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan
bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan
mata. Dampaknya bagi kesehatan manusia :
Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : seperti iritasi, alergi,
kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing.
Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka
waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair,
gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat,
menstruasi, dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker
sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).
(Anonymous1, 2012)
2. Boraks
Boraks atau asam borat biasanya dipakai untuk
bahan pembuat deterjen dan bersifat antiseptik. Boraks
ini berbentuk kristal putih yang mengandung unsur
boron, tidak berbau, stabil pada suhu tekanan normal,
mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, PH:
7
9,5. Boraks banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya
industri keras, gelas, pengawet kayu, anti septik kayu, keramik dan pengontrol
kecoa.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat
buruk, namun sifatnya terakumulasi sedikit-sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga diserap melalui
kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikeluarkan
melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks tidak
hanya mengganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga mengganggu alat
reproduksi pria. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala
pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.Jika
dicampur dalam makanan, maka akan berdampak akut terhadap manusia yang
memakannya, seperti menyebabkan sakit perut, merusak syaraf, kanker, dan
tampak terlihat bodoh. (Anonymous2, 2012)
3. Pewarna Makanan
Pewarna makanan merupakan benda berwarna yang mengandungi bahan
kimia terhadap makanan yang di warnainya. Tujuan pemberian warna agar
makanan terlihat lebih berwarna sehingga menarik perhatian pengguna. Bahan
pewarna umumnya dalam bentuk cair dan serbuk yang larut di air.
Beberapa kajian ilmiah telah mengaitkan penggunaan pewarna buatan
dengan hiperaktif pada anak-anak. Hiperaktif adalah suatu keadaaan di mana
anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian dan mengawal perilaku
mereka. Sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal media terkemuka
Lancet mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan
tingkat hiperaktif kanak-kanak usia 3-9 tahun. Anak-anak yang mengambil
makanan yang mengandungi pewarna buatan selama bertahun-tahun lebih
berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif,
sekelompok sangat kecil dari populasi kanak-kanak (sekitar 0,1%) juga
mengalami kesan sampingan lain seperti: ruam, mual, asma, migrain dan mudah
pitam.
Berikut adalah beberapa jenis pewarna buatan dan kesan samping yang
ditimbulkan:
a. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
8
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam
makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas
anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang , tartrazine menimbulkan
efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler),
asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini
tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif
terhadap aspirin. (Anonymous3, 2012)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan
minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia,
Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko
hiperaktivitas dan serangan asma. (Anonymous4, 2011)
9
minyak jagung. Produsen bisa jadi tidak bersalah, yang ditambahkan pada
makanan kemasan memang bukan MSG, melainkan bentuk lain, bernama lain,
namun hasil dan efek sampingnya bisa jadi sama dengan MSG. (Jenie, 2012)
Beberapa penelitian menyebutkan MSG dapat menyebabkan timbulnya
berbagai masalah kesehatan seperti kegemukan, kerusakan otak, kerusakan sistem
syaraf, depresi sampai kanker. Hal tersebut dikarenakan glutamat yang ada dalam
makanan segar seperti daging dan beberapa sayuran ada dalam bentuk terikat
dengan asam amino lain membentuk protein. Sedangkan glutamat dalam bentuk
bebas seperti MSG merupakan senyawa exitotoxin atau beracun. (Maryam, 2006)
Seperti yang telah dijelaskan di atas glutamat dalam bentuk bebas seperti
MSG merupakan senyawa beracun yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
diantaranya:
a. Menurunnya Fungsi Otak
b. Kanker
c. Hipertensi
d. Chinese restaurant syndrome
10
lain-lain yang mengandung logam berat,yang bisa menyebabkan kanker dan
sering disebut karsinogenik.(Anonymous5, 2012)
11
dipertimbangkan sebagai bagian dari informasi yang harus disampaikan kepada
konsumen melalui label kemasan.
12
Konsumsi lemak trans yang tinggi akan meningkatkan kolesterol LDL (jahat)
dan menurunkan kolesterol HDL (baik)
Lemak trans mengganggu konversi asam lemak esensial linoleat menjadi
arakidonat dalam sintesa lemak tubuh yang juga menyebabkan system reaksi
enzimatik dalam metabolism lemak terganggu. Terganggunya sistem
enzimatik akan berpengaruh juga dalam perkembangan sistem saraf.
(Anonymous6, 2012)
13
BAB III
PEMBAHASAN
Daging ayam telah menjadi sumber protein hewani terpenting dari subsektor
peternakan. Peran daging ayam selain sebagai substitusi daging sapi yang lebih mahal
harganya juga untuk meningkatkan gizi rakyat dengan meningkatkan konsumsi protein
hewani. Kasus penjualan ayam tiren (mati kemaren) beberapa tahun terakhir marak
terjadi di beberapa daerah. Informasi yang terbatas menyebabkan kasus ini tidak banyak
diketahui oleh masyarakat terutama konsumen daging ayam. Ayam tiren pada dasarnya
adalah ayam bangkai yaitu ayam yang mati bukan karena disembelih pada saat masih
hidup melainkan ayam yang sebelumnya telah mati disebabkan daya tahan yang kurang
baik selama perjalanan atau terkena penyakit kemudian sengaja disembelih untuk dijual
di pasar (Nareswari, 2006).
1. Warna kulit kasar dan terdapat bercak bercak darah pada bagian kepala, ekor,
punggung, sayap, dan dada.
4. Serabutototberwarnakemerahan.
8. Ayam setelah di cabuti bulunya jika dimasukkan plastic akan keluar cairan
memerah dalam plastik.
10. Daging ayam setelah digoreng bila diumpankan kekucing tidak mau dimakan.
14
Ayam tiren yang dijual dipasaran
Daging ayam mati kemarin, kerap dikaitkan dengan daging berformalin, karena
kebutuhannya untuk diawetkan. Beberapa ciri ayam berformalin antaralain :
15
Kualitas daging dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu
hewan masih hidup maupun setelah dipotong.Faktor penentu kualitas daging pada
waktu hewan hidup adalah cara pemeliharaan, yang meliputi:
pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan, dan perawatan kesehatan. Kualitas
daging juga dipengaruhi oleh pengeluaran darah pada waktu hewan dipotong dan
kontaminasi sesudah hewan dipotong.
Kriteria yang dipakai sebagai pedoman untuk menentukan kualitas daging yang
layak konsumsi adalah :
1. Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat. Semakin tua usia hewan
susunan jaringan ikat semakin banyak sehingga daging yang dihasilkan semakin liat. Jika
ditekan dengan jari daging yang sehat akan memiliki konsistensi kenyal.
2. Kandungan lemak (marbling) adalah lemak yang terdapat diantara serabut otot
(intramuscular). Lemak berfungsi sebagai pembungkus otot dan mempertahankan
keutuhan daging pada wkatu dipanaskan. Marbling berpengaruh terhadap cita rasa.
3. Warna daging bervariasi tergantung dari jenis hewan secara genetic dan usia, misalkan
daging sapi potong lebih gelap daripada daging sapi perah, daging sapi
muda lebih pucat daripada daging sapi dewasa. Rasa dan Aroma dipengaruhi
oleh jenis pakan. Daging berkualitas baik mempunyai rasa gurih dan aroma yang sedap.
Bau dan rasa tidak normal akan segera tercium sesudah hewan dipotong.
1. Hewan sakit terutama yang menderita radang bersifat akut pada organ dalam yang
akan menghasilkan daging berbau seperti mentega tengik.
16
3. Warna daging tidak normal tidak selalu membahayakan kesehatan, namun akan
mengurangi selera konsumen.
3.2 Solusi
Agar terhindar dari bahaya daging ayam tiren saat membeli dipasar adalah selalu
waspada dan teliti sebelum membeli daging ayam, untuk lebih memudahkan perbedaan
daging ayam yang segar dan daging ayam tiren dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Ciri karkas ayam normal/ sehat Ciri karkas terindikasi ayam tiren
17
Luka sayatan leher tidak rata / luka Bekas potongan leher rata /rapih
sayatan tidak teratur.
Daging ayam yang sehat terlihat Daging ayam "tiren" dijual di dalam ember atau
segar dan dijual di atas meja. bak. Ayam dijual setengah matang, yang
diwarnai. kuning. Untuk mengecek nya cukup
membuka kulit ayam kuning tersebut. "Kalau
yang 'tiren', biasanya di antara kulit dan daging
terlihat bercak-bercak darah yang telah
membeku. Kalau dimakan, rasanya aneh dan
hambar," Harga nya murah, umumnya direndam
formalin dan menggunakan pewarna kuning.
Hati ayam coklat muda Hati ayam berwarna hitam pekat serta bagian
pantat tampak memerah, biasanya dijual pada
malam hari.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Daging ayam tiren atau mati kemarin merupakan istilah yang biasa digunakan
masyarakat umum untuk menyebut daging ayam yang mati tidak melalui proses
penyembelihan sehingga darah mengendap di dalam daging ayam kedaluwarsa yang
dijual di pasar atau dijual ke pengusaha rumah makan/warung.
Dan juga beberapa ayam tiren ditemui mengandung bahan pengawet misalnya
borak, formalin, pewarna kain, MSG, dan lain sebagainya, bahan-bahan tersebut
berbahaya bagi tubuh apabila dikonsumsi dengan jangka panjang karena terdapat zat
yang dapat menimbulkan kanker (karsinogenik).
Untuk mengatasi konsumen terutama kaum hawa yang hendak membeli daging
ayam dipasaran perlu diperhatikan ciri-ciri daging ayam yang segar dan daging ayam
tiren misalnya warna karkas ayam segar akan berwarna putih sedang kan ayam tiren
berwarna kemerahan atau kebiruan.
4.2 Saran
Adapun saran dari penulis adalah selalu berhati-hati dan juga teliti saat membeli
daging ayam dipasar terutama di pasar tradisional, karena kita tidak mengetahui
oknum atau penjual yang menjual daging ayam tiren oleh karena itu pembeli
diharapkan bisa mengerti dan mengetahui ciri-ciri daging ayam yang segar dan daging
ayam tiren serta dimohon dengan adanya pengawasan dan penanggung jawab dari
instansi yang terkait untuk mencegah penyebaran daging ayam tiren di kalangan
masyarakat.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Ulilalbab, Arya. 2012. Ayam Tiren. http://aryaulilalbab-
fkm12.web.unair.ac.id/artikel_detail-61152-Ilmu%20Pangan-
Ayam%20TIREN%20(maTI%20kemaREN).html. Diakses pada Rabu, 16 April
2014
21