Anda di halaman 1dari 15

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BAHAN PAKAN TERNAK

PENGASAMAN

Dosen Pengampu Dr.Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc., IPU.,ASEAN Eng

Disusun Oleh :

Kelompok 4

WYNONA ADELIA JA`FAR 205050101111097


SHAFIRA SAEPUTRI 205050101111114
SYAIFULLAH ABDUL AZIZ 205050101111123
MEIDIA AISYAH ANDINI 205050101111136
KHAIRIDA NIKMAH 205050101111139
DELA DAFISTA 205050101111156
NURAENI 205050101111165

Kelas A

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keberhasilan dari suatu usaha peternakan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu bibit,
pakan, dan manajemen. Pakan merupakan faktor yang memiliki biaya yang paling besar,
lebih kurang 60-70% dari total biaya produksi. Oleh karena itu perlu dilakukan
penekanan biaya dengan memanfaatkan bahan pakan lokal dan juga limbah seperti
limbah hasil samping produk pengolahan, limbah pertanian, dan juga limbah industri
(Natsir dkk, 2019).
Pakan ternak terutama ruminansia bisa diperoleh dari hijauan dan konsentrat. Dan
biasanya pakan ternak ruminansia bisa didapat dari lingkungan sekitar. Namun ada
permasalahan yang dihadapi dalam pengadaan pakan hijauan adalah ketersediaanya tidak
sepanjamg tahun dan juga nilai nutrisi yang dimiliki hijauan cukup rendah. Oleh karena
itu, selain menggunakan bahan pakan lokal juga diperlukan pemanfaatan teknologi
pengolahan bahan pakan agar nilai nutrisinya dapat ditingkatkan (natsir dkk, 2019) dan
(Gaina dkk, 2019).
Faktor nutrisi dalam pakan merupakan faktor yang penting dalam menyusun
komposisi karkas, terutama kadar lemak. Oleh karena itu, manipulasi nutrisi pakan akan
menentukan hasil akhir komposisi karkas. Dalam pemanfaatan limbah terutama pertanian
seperti jerami padi sebagai pakan ternak di Indonesia masih belum maksimal, yang
berkisar 31-39%, sedangkan sisanya yaitu 36-62% dibiarkan sebagai limbah yang tidak
diolah (Gaina dkk, 2019).
Peternak dalam memberikan atau memanfaatkan limbah pertanian seperti jerami
padi yang secara kuantitas sangat melimpah ketika musim penghujan namun secara
kualitas jerami padi memiliki kandungan nutrisi yang rendah, seperti protein yang
berkisar antara 3-4%. Selain itu, jerami juga memiliki nilai kecernaan bahan kering dan
bahan organik yang rendah, sedangkan kemampuan ternak mengkonsumsi bahan kering
hanya sekitar 2% dari bobo badannya (Gaina dkk, 2019).
Pola pemeliharaan ternak sapi tanpa adanya upaya sentuhan teknologi akan
menyebabkan peternak mengalami kerugian. Yang mana pada dasarnya teknologi
dikembangkan atau dimanfaatkan untuk menjawab kebutuhan baik yang sydah nyata
maupun yang diinginkan. Selain itu teknologi pengolahan pakan ternak juga diperlukan
untuk menjaga ketersediaan pakan ternak sepanjang tahun (Manalu, 2020).
Teknologi pengolahan bahan pakan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya secara mekanis, fisis, mikrobiologis, dan juga kimia. Dalam perlakuan secara
mekanis menghasilkan ukuran pakan yang lebih kecil dari ukuran semula. Perlakuan
secara biologis dengan menambahkan mikroorganisme untuk membantu mengolah pakan
terutama hijauan. Dan dalam perlakuan secara kimia ditujukan untuk mengubah struktur
dalam pati dan memecah matriks protein (Natsir dkk, 2019).

1.1 Rumusan Masalah


a. Bagaimana cara mengetahui salah satu teknologi pengolahan pakan ternak dengan
metode pengasaman?
b. Bagaimana karakteristik pakan dengan metode pengasaman?
c. Apa efek yang ditimbulkan pada ternak yang diberikan pakan menggunakan metode
pengasaman?

1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui salah satu teknologi pengolahan pakan ternak dengan metode
pengasaman.
b. Untuk mengetahui karakteristik pakan dengan metode pengasaman
c. Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan pada ternak yang diberikan pakan
menggunakan metode pengasaman

1.3 Manfaat
a. Dapat mengetahui salah satu teknologi pengolahan pakan ternak dengan metode
pengasaman.
b. Dapat mengetahui karakteristik pakan dengan metode pengasaman
c. Dapat mengetahui efek yang ditimbulkan pada ternak yang diberikan pakan
menggunakan metode pengasaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Pakan Ternak


Bahan pakan ternak adalah segala bahan yang dapat dimakan, disukai, dicerna,
dan bermanfaat bagi ternak, dengan arti bahwa tidak beracum ataupun menggagu
kesehatan ternak. Bahan pakan terdiri dari beberapa macam campuran bahan pakan
seperti biji-bijian, bungkil, limbah pertanian ataupun peternakan, vitamin dan mineral.
Pakan tersebut kemudian akan diformulasikan agar menjadi balace feed, yang
merupakan pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ternak selama satu hari guna
mendukung produktifitasnya (Natsir dkk 2017).
A. Klasifikasi Bahan Pakan
Natsir dkk, 2017 mengungkapkan bahwa ada berbagai ragam bahan pakan
ternak yang sudah dikenal dan digunakan sebagai bahan baku pakan penyusun pakan
jadi guna memenuhi kebutuhan/kelangsunanhidup, pertumbuhan, reproduksi maupun
produksi ternak. Bahan pakan ternak memiliki klasifikasi sebagai berikut:
1. Klasifikasi berdasarkan bentuk fisik
Klasifikasi ini didasari oleh bentuk dari fisik bahan pakan maupun pakan jadi,
sehingga yang menjadi pertimbangannya adalah bentuk apa bahan pakan ternak
tersebut akan diberikan. Diantaranya yaitu:
a. Berbentuk butiran, misalnya jagung, gandum dan kacang-kacangan.
b. Berbentuk tepung, misalnya bekatul, tepung ikan, tepung darah dan lainnya.
c. Berbentuk cairan, misalnya minyak ikan, minyak kedelain dan lainnya.
d. Berbentuk pellet, pakan jadi yang berbentuk silinder.
e. Berbentuk crumble, pakan jadi yang berbentuk remahan.
f. Berbentuk potongan hijauan, berupa ijauan yang sudah dichopper.
2. Klasifikasi berdasarkan frekuensi pemberian
Berdasarkan frekuensi penggunaan sebagai bahan pakan penyusun
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pakan konvensional, misalnya jagung, bungkil kedelai, hijauan dan lainnya
b. Pakan non-konvensional, misalnya limbah bir, limbah kopi dan lainnya.
3. Klasifikasi berdasarkan kebutuhan industi pakan ternak
Pabrik pakan ternak biasanya dalam membuat formulasi didasarkan pada enam
jenis bahan pakan sebagai berikut:
a. Bahan pakan sumber karbohidrat asal tanaman.
b. Bahan pakan sumber protein asal tanaman.
c. Bahan pakan sumber protein asal hewan.
d. Lemak atau minyak.
e. Vitamin dan mineral.
f. Bahan tambahan.
Dalam prinsip pembuatan pakan ternak, antara ternak ruminansia dengan
ternak unggas ataupun ternak non-ruminansia adalah bahwa pakan ternak ruminansia
memerlukan pakan dengan kandungan serat kasar yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan pakan ternak unggas atau non-ruminansia.
2.2 Teknologi Pengolahan Bahan Pakan
Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan tunggal atau
campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan baru yang
dihasilkan dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan kualitas (Info
Ternak, 2019). Proses pengolahan pakan mempunyai beberapa tujuan, yaitu;
1. Untuk meningkatkan kualitas bahan
Bahan pakan yang kualitasnya rendah (kandungan serat kasarnya tinggi dan
kandungan protein kasarnya rendah) dapat ditingkatkan kualitasnya melalui
pengolahan baik secara mekanik, fisik, biologi, kimia maupun gabungan berbagai
cara pengolahan
2. Memudahkan penyimpanan
Pengolahan pada bahan pakan dapat menjadikan suatu bahan pakan lebih kecil
ukurannya dan lebih homogen sehingga memudahkan dalam penyimpanan.
3. Pengawetan
Pengolahan dapat digunakan untuk tujuan pengawetan sehingga dapat
mempertahankan kualitas dari bahan pakan
4. Untuk meningkatkan palatabilitas
Palatabilitas pakan dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan pakan yang sesuai
dengan jenis, umur dan fase hidup ternak
5. Untuk meningkatkan efisiensi pakan
Peningkatan kualitas pakan melalui proses pengolahan akan meningkatkan
produktivitas ternak yang mencerminkan peningkatan  efisiensi pakan.
6. Untuk memudahkan handling dan mixing pada pembuatan pakan jadi
Pembuatan pakan jadi meliputi tahapan persiapan bahan pakan, penimbangan bahan
pakan, penggilingan bahan pakan, pencampuran dan pengemasan  pakan jadi.
Pengaturan tahapan proses pengolahan pakan tersebut akan menghasilkan  kualitas
pakan jadi yang meningkat.
Info Ternak, 2019 mengungkapkan bahwa secara umum, pengolahan pakan
ternak dapat dilakukan dengan lima macam cara. Dalam pemilihan pengolahan perlu
dilakukan pemilihan cara yang tepat agar hasil olahan yang didapatkan benar-benar
bermanfaat serta meningkatkan kualitas nutrisinya. Berikut lima cara pengolahan pakan
ternak:
1. Pengolahan Mekanik
Pengolahan  mekanik merupakan suatu upaya untuk mengubah sifat pakan melalui
proses mekanik. Pengolahan  mekanik diantaranya;
a. Dehulling
Dehulling adalah proses pengolahan untuk melepaskan atau memecahkan kulit
luar biji-bijian, kacang-kacangan atau buah-buahan. Kulit yang dihasilkan dari
proses dehulling merupakan limbah pertanian yang berpotensi sebagai bahan
pakan, namun kualitasnya yang rendah memerlukan cara pengolahan lebih lanjut
untuk dapat dipergunakan sebagai bahan pakan.
b. Grinding
Grinding adalah pengolahan pakan dengan cara memperkecil partikel-partikel
bahan sehingga dapat meningkatkan luas permukaan bahan. Ukuran partikel yang
diperoleh sesuai dengan ukuran saringan yang dipakai pada mesin grinder.
c. Rolling
Rolling adalah proses menekan bahan ke dalam pencetak berbentuk silinder.
Proses pengolahan pakan dengan cara rolling tanpa penambahan uap air disebut
dry rolling. Proses pengolahan pakan dengan cara rolling  dan diberi  uap air
selama 1 – 8 menit disebut steam rolling. Fungsi dari cara pengolahan ini adalah
untuk memperlunak bahan dan meningkatkan palatabilitas.
d. Chopping
Chopping adalah proses pengolahan bahan pakan (biasanya hijauan untuk ternak
ruminansia) dengan cara pencacahan atau pemotongan dengan panjang antara 2 –
5 cm. Fungsi dari Chopping adalah memperkecil ukuran bahan dan menghindari
sifat memilih dari ternak.
2. Pengolahan Fisik
Pengolahan fisik merupakan upaya mengubah sifat pakan  melalui proses atau
perlakuan perubahan temperatur sehingga pakan pada akhir proses akan mengalami
penurunan kandungan air.
Tipe pengolahan fisik ada 2, yaitu:
a. Alami
Tipe pengolahan alami dengan menggunakan kekuatan alam yaitu panas
matahari dan angin (Sun drying). Keuntungan tipe pengolahan ini adalah
proses pengeringan dengan biaya murah dan memperoleh sinar ultraviolet
yang dapat membantu mengurangi pertumbuhan mikrobia yang merugikan
(pada proses yang sesuai). Intensitas panas  matahari yang optimal kurang
lebih 40C sampai 50C pada pukul 09.00 sampai dengan 15.00 (kondisi
terik). Kelemahan tipe pengolahan ini adalah proses tergantung cuaca, perlu
banyak tenaga, tempat yang luas dan waktu yang lama.
b. Buatan
Tipe pengolahan buatan dengan bantuan mesin pengering (oven, pengering
terowongan (tunnel), pengering berputar dan lainnya). Kelebihan tipe
pengolahan ini  adalah hemat tempat, waktu dan tenaga. Kelemahan yang
perlu diperhatikan dalam tipe pengolahan ini adalah :
 Hilangnya zat-zat yang sifatnya volatile
 Terjadinya perubahan sifat fisik dan kimia bahan
 Kemungkinan hilangnya vitamin yang thermolabil
3. Pengolahan Kimia
Perlakuan secara kimia pada umumnya dilakukan pada pakan kasar (roughage)
dengan tujuan untuk meningkatkan kecernaan dan konsumsi pakan bebas dengan cara
memecah komponen‐komponen dinding sel atau memecah ikatan lignin dengan
senyawa karbohidrat yang terdapat pada sel tanaman. Berbagai macam perlakuan
kimia sudah banyak dilakukan guna meningkatkan ketersediaan substansi selulosa
yang dapat dicerna oleh mikroba rumen. Perlakuan secara kimia dapat menyebabkan
pemecahan ikatan lignin‐karbohidrat, oksidasi senyawa fenol termasuk lignin dan
hidrolisis polisakarida menjadi gula. Secara garis besar perlakuan secara kimiawi
dikelompokkan menjadi tiga yaitu secara alkali, asam dan oksidasi (Marjuki, 2013
dalam Rinrin, 2017).
a. Penambahan alkali
Perlakuan alkali menyebabkan suasana basa dengan pH > 7,0 dengan
menggunakan bahan kimia alkali seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, ammonia
anhydrous (gas atau cairan), urea, garam ammonium ataupun bahan lain (manure
ayam, feses, urine, abu gosok). Perlakuan alkali diperlukan pada bahan pakan
limbah pertanian dengan kandungan serat kasar yang tinggi selain adanya ikatan -
1,4 glycosida juga terjadi lignifikasi dari bagian selulosa yang menyebabkan sukar
dicerna.
b. Penambahan asam
Perlakuan asam menyebabkan suasana basa dengan pH < 5,0 dengan menggunakan
bahan kimia asam (asam kuat, asam organic dll).
c. Perlakuan Oksidatif
Proses oksidatif dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan kimiawi
seperti SO2, ozon (O3) dan hidrogen peroksida (H2O2). Ozon dan peroksida dapat
memecah ikatan glikosidik antara karbohidrat dengan lignin, sedangkan oksidasi
dengan SO2 dapat melarutkan lignoselulosa sehingga lebih mudah dicerna oleh
sistem enzim mikroba rumen (Ginting, 2012).
4. Pengolahan Biologi
Pengolahan bahan pakan secara biologi dilakukan dengan enzim melalui 
bantuan mikrobia yang sesuai yang disebut proses fermentasi. Umumnya mikrobia
yang digunakan adalah mikrobia selulolitik (untuk mendegradasi serat kasar),
mikrobia yang dapat mendegradasi keratin (protein sulit dicerna), atau mikrobia yang
mampu mengeliminasi zat antinutrisi (tannin, mimosin dan lainnya). Kelebihan
perlakuan secara biologis ini adalah waktu singkat dan efisien, tidak tergantung cuaca
tetapi perlu kondisi yang optimum bagi pertumbuhan mikrobia (suhu, kelembaban,
pH dan lainnya).
Pengolahan secara biologi juga dapat dilakukan dengan penambahan preparat
enzim langsung. Penambahan enzim secara langsung biasanya dilakukan dengan
menggunakan enzim kasar (Crude enzim) sehingga waktu yang dibutuhkan singkat
dan efisien tetapi preparat enzim yang digunakan mahal.
5. Pengolahan Secara gabungan
Pengolahan gabungan adalah pengolahan yang dilakukan dengan
menggabungkan beberapa cara pengolahan (mekanik, fisik, kimia dan biologi).
Pengolahan gabungan ini dilakukan pada bahan pakan yang kualitasnya sangat rendah
dan atau bahan yang kandungan zat antinutrisinya tinggi.
2.3 Asd
2.4 Sadas
2.5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengolahan Menggunakan Asam


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwasannya pengolahan pakan
menggunakan asam menyebabkan suasana asam dengan pH < 5,0 dengan
menggunakan bahan kimia asam (asam kuat, asam organic dll) (Info Ternak, 2019).
Amilum apabila diberi asam encer akan mengalami hidrolisis menjadi molekul
glukosa. Asam sulfat pekat bertindak baik sebagai pengoksidasi dan agen dehidrasi.
Sebagai senyawa kimia yang sangat penting, asam sulfat digunakan di dalam proses
pembuatan beberapa bahan kimia terkenal termasuk asam klorida, asam nitrat, asam
fosfat dan banyak masih bahan kimia industri lainnya. Hidrolisis ini terjadi karena
masuknya molekul-molekul air kedalam pati. Agar proses ini terjadi maka diperlukan
bantuan katalis diantaranya enzim atau senyawa-senyawa asam (Arwandah, 2016
dalam Rinrin, 2017).
Asam (asam sulfat, asam klorida, asam nitrat, dan asam perklorat)
menghidrolisis polisakarida menjadi monosakarida secara acak, yaitu tidak ada  pola
tertentu dalam pemutusan ikatan glikosidik pada polisakarida. Proses hidrolisis asam
menghasilkan monomer gula dari polimer selulosa dan hemiselulosa (Fengel dan
Wegener, 1995 dalam Rinrin, 2018). Fungsi H2SO4 sebagai pemutus rantai glikosidik
1,4. Apabila Asam masuk ke dalam O yang ada pada rantai glikosidik  polisakrida
polisakrida (pati) maka rantai polisakarida itu sendiri akan putus dan menjadi polimer-
polimer monosakarida. Oleh sebab itu, bahan pakan jadi mudah dicern karena enzim
pencernaan dapat masuk ke dalam rantai yang telah dirombak (Hendrasarie, 2007
dalam Rinrin, 2017).
3.2 Keuntungan Pengolahan Menggunakan Asam
A. Meningkatkan kualitas bahan pakan yang rendah kualitasnya, mampu
merenggangkan/ memecah ikatan serat kasar dan protein kasar yang sulit dicerna.
B. Meningkatkan konsumsi pakan konsentrat berkualitas rendah (meningkat dari 10%
menjadi 50%).
C. Meningkatkan potensi kecernaan dinding sel pakan konsentrat sumber energy.
3.3 Kekurangan Pengolahan Menggunakan Asam
A. Bahan kimia yang digunakan bersifat korosif,  kadang –kadang bersifat toksik dan
adanya residu mineral
B. Produk yang dihasilkan bersifat asam sehingga perlu diangin-anginkan sebelum
diberikan ke ternak
3.4
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Gaina, A. D., F. U. Datta, Maxs. U. E. Sanam, M. M. Laut, T. R. M. R. Simarmata, dan F. A.


Amalo. 2019. Pemanfaatan Teknologi Pengolahan Pakan untuk Mengatasi Masalah
Pakan Ternak Sapi Di Desa Camplong II. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Peternakan. 4(1) : 71-84.

Ginting, Simon P. 2012. Prospek Penerapan Teknologi Proses Pakan Berbasis Hasil Samping
Industri Perkebunan pada Ruminansia Kecil. WARTAZOA. 22(2) : 53-64.

Info Ternak. 2019. Teknik Pengolahan Pakan Ternak.


http://ternak.blitarkab.go.id/2019/12/teknik-pengolahan-pakan-ternak.html. Diakses
pada 27 Novemver 2021.

Manalu, Radot. 2020. Pola Peran Aktor dalam Keberhasilan Implementasi Teknologi
Pengolahan Pakan Ternak Sapi. INOVASI. 16(1) : 42-50.

Natsir, M. H., E. Widodo, dan O. Sjofjan. 2017. Industri Pakan Ternak. Malang: UN Press.

Natsir, M. H., Mashudi, O. Sjofjan, A. Irsyamawati, dan Hartutik. 2019. Teknologi


Pengolahan Bahan Pakan Ternak. Malang: UB Press.

Rinrin, S. Al. 2017. Teknologi Pengolahan Pakan Tipus Pengolahan Kimiawi.


https://id.scribd.com/document/366077966/teknologi-pengolahan-pakan-tipus-
pengolahan-kimiawi. Diakses pada 27 November 2021.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai