Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METODE PENGAWETAN DAN PENGOLAHAN


RANSUM RUMINANSIA

DISUSUN OLEH :

ARMAWATI ANWARPUTRI
45 17 035 006

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas

berkah dan rahmat-Nya saya berhasil menyusun makalah tentang metode

pengawetan dan pengolahan ransum ruminansia. Semoga hasil karya ini

dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan ilmunya.

Penyusunan makalah ini memerlukan waktu, pikiran dan tenaga.

Penulis menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan

yang maksimal, makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan

baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunannya. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak

yang membantu proses penyusunan makalah ini.

Makassar, April 2020

Penulis
Armawati Anwarputri
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii


3

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Tujuan......................................................................................... 3

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................ 4

A. Pengertian dan Tujuan Pengolahan Pakan................................ 4


B. Cara Pengolahan Pakan............................................................. 5

BAB III. PENUTUP............................................................................... 12

A. Kesimpulan................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakan merupakan setiap  bahan yang dapat dimakan , disukai, dicerna

dan tidak membahayakan bagi kesehatan ternak. Agar bahan dapat

disebut dengan pakan maka harus memenuhi persyaratan tersebut.

Pakan  adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan diserap baik

secara keseluruhan atau sebagian dan tidak menimbulkan keracunan atau

tidak mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsinya (Kamal,

1998 dalam Subekti, 2009). Sedangkan yang dimaksud dengn  ransum

adalah campuran dari beberapa bahan pakan yang disusun untuk

memenuhi kebutuhan ternak dalan waktu 24 jan sehingga zat gizi yang

dikandungnya seimbang sesuai kebutuhan ternak  (Indah dan Sobri, 2001

dalam Subekti, 2009).

Bahan-bahan  pakan yang diberikan untuk ternak dapat dibedakan

menjadi pakan asal tanaman  dan  pakan asal hewan. Bahan pakan asal

hewan seperti tepung ikan, tepung tulang, tepung daging, tepung darah,

tepung bulu dan tepung udang. Bahan-bahan asal tanaman seperti

hijauan dan biji-bijian.

Bahan pakan asal hijauan dapat dibedakan menjadi  rumput dan

leguminosa. Hijauan pakan atau disebut forage merupakan tanaman

pakan yang berasal dari rumput dan kacang-kacangan yang diambil

hijauannya sebagai bahan pakan (Purbajanti, 2012). Pakan hijauan tidak


2

terjamin sepanjang tahun secara kuantitatif dan kualitatif, pada saatmusim

hujan hijauan yang tersedia sangan melimpah sedangkan saat tiba musim

kemarau atau panas hijauan pakan sangat sulit penyediaannya untuk

memenuhi kebutuhan ternak terutama ternak ruminansia. Oleh karena itu

perlu dilakukan pengolahan atau pengawetan hijauan agar supaya hijaua

pakan selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut.

Tujuan utama dalam pengawetan  hijauan adalah untuk memelihara

atau mempertahankan kualitas dan kuantitas nutrisi hijauan dengan

meminimalkan kehilangan pada saat pemanenan dan penyimpanan

(Rotzdan Muck, 1994 dalam Mansyur et al., 2007). Sedangkan

keuntungan dari  pengawetan hijauan adalah dapat dipertahankan

kualitasnya atau komposisi nutriennya hingga berakhirnya masa

penyimpanan (Sugiri et ai., 1981 dalam Subekti et al., 2013).

Pengolahan dan pengawetan bahan pakan dapat dilakukan dengan

cara fisik atau mekanik, kimiawi, biologis dan kobinasinya. Perlakuan

secara fisik dapat dilakukan dengan cara penjemuran, pencacah atau

pemotongan, penggiling, penghancuran serta pembuatan pelet (Wahyono

dan Hardiyanto, 2004). Perlakuan secara kimiawi dilakukan dengan cara

menanbahkan bahan kimia seperti amoiasi. Amoniasi merupakan  salah

satu perlakuan bahan pakan secara kimiawi yang   bersifat alkalis

sehingga dapat melarutkan hemiselulosa dan memutuskan ikatan atara

lignin dan selulosa atau emiselulosa (Klopfenstein, 1987 dalam

Pprastyawan at al., 2012). 


3

Perlakuan secara biologis dapat dilskukan dengan cara fermentasi

dengan menggunakan mikroba starter, proses fermentasi ini bermanfaat

untuk menurunkan kadar serat kasar, meningkatkan kecernaan dan

meningkatkan kadar protin bahan pakan (Tampoebolon, 1997 dalam

Pprastyawan at al., 2012).  Dan perlakuan secara kombinasi dapat

dilakukan dengan cara gabungan dari fisik-kimia, fisik-biologi dan atau

biologi-kimia. 

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan tujuan pengolahan pakan?

2. Bagaimana cara pengolahan pakan?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan tujuan pengolahan pakan.

2. Mengetahui cara pengolahan pakan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Pengolahan Pakan


4

Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah

pakan tunggal atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan

olahan. Bahan pakan baru yang dihasilkan dari proses pengolahan

diharapkan mengalami peningkatan kualitas. Proses pengolahan pakan ini

mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah :

1. Untuk meningkatkan kualitas bahan

Bahan pakan yang kualitasnya rendah (kandungan serat kasarnya

tinggi dan kandungan protein kasarnya rendah) dapat ditingkatkan

kualitasnya melalui pengolahan baik secara mekanik, fisik, biologi,

kimia, maupun gabungan cara pengolahan.

2. Memudahkan penyimpanan

Pengolahan pada bahan pakan dapat menjadikan suatu bahan

pakan lebih kecil ukurannya dan lebih homogen sehingga

memudahkan dalam penyimpanan.

3. Pengawetan

Pengolahan dapat digunakan untuk tujuan pengawetan sehingga

dapat mempertahankan kualitas dari bahan pakan.

4. Meningkatkan palatabilitas

Palatabilitas pakan dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan

pakan yang sesuai dengan jenis, umur dan fase hidup ternak.

5. Meningkatkan efisiensi pakan


5

Peningkatan kualitas pakan melalui proses pengolahan akan

meningkatkan produktivitas ternak yang mencerminkan peningkatan

efisiensi pakan.

6. Memudahkan handling dan mixing pada pembuatan pakan jadi

Pembuatan pakan jadi meliputi tahapan persiapan bahan pakan,

penimbangan bahan pakan, penggilingan bahan pakan, pencampuran 

dan pengemasan pakan jadi. Pengaturan tahapan proses pengolahan

pakan tersebut akan menghasilkan kualitas pakan jadi yang

meningkat.

B. Cara Pengolahan pakan

Pemilihan terhadap cara pengolahan yang tepat terhadap bahan

pakan perludilakukan sehingga pengolahan yang dilakukan akan benar-

benar bermanfaat meningkatkan kualitas nutrisinya. Secara

umum, pengolahan pakan dapat dilakukan melalui lima macam cara:

1. Pengolahan mekanik

Pengolahan mekanik merupakan suatu upaya untuk mengubah

sifat pakan melalui proses mekanik. Pengolahan mekanik mencakup :

a. Dehulling 

Dehulling adalah proses pengolahan untuk melepaskan atau

memecahkan kulit luar biji-bijian, kacang-kacangan, atau buah-

buahan. Bahan pakan yang telah mengalami proses dehulling akan

terpisah antara kulit dengan bijinya. Kulit yang

dihasilkan dari proses dehulling ini merupakan limbah pertanian


6

yang berpotensi sebagai bahan pakan, hanya saja kualitasnya

yang rendah memerlukan cara pengolahan lebih lanjut untuk dapat

dipergunakan sebagai bahan pakan.

b. Grinding 

Grinding adalah pengolahan pakan dengan cara memperkecil

partikel-partikel bahan sehingga dapat meningkatkan luas

permukaan bahan. Ukuran partikel yang diperoleh sesuai dengan

ukuran saringan yang dipakai pada mesin grinder. Tipe mesin

grinder yang biasa dipakai adalah diskmikll, hammermill dan

rollermill. Perbedaan ketiga tipe mesin yang digunakan terletak

pada bentuk dan cara penghancuran bahan.

Diskmill mempunyai alat penghancur berupa lempengan yang

dapat menggerus dan mengoyak bahan pakan sehingga hancur.

Hammermill berbentuk palu yang memukul bahan pakan sehingga

hancur. Sedangkan rollermill berbentuk silinder yang menekan

bahan pakan.

c. Rolling 

Rolling adalah proses menekan bahan ke dalam pencetak

berbentuk silinder. Proses pengolahan pakan dengan cara rolling

tanpa penambahan uap air disebut dryrolling. Proses

pengolahan pakan dengan cara rolling dan diberi uap air selama 1-

8 menit disebut steam rolling. Fungsi dari cara pengolahan ini

adalah memperlunak bahan dan meningkatkan palatabilitas.


7

d. Chopping

Chopping adalah proses pengolahan bahan pakan (biasanya

hijauan untuk ternak ruminansia) dengan cara pencacahan atau

pemotongan dengan panjang antara 2-5 cm. Fungsi dari

chopping adalah memperkecil ukuran bahan dan menghindari sifat

memilih dari ternak.

2. Pengolahan fisik

Pengolahan fisik merupakan upaya mengubah sifat pakan melalui

proses atau perlakuan perubahan temperatur sehingga pakan pada

akhir proses akan mengalami penurunan kandungan air.

Besarnya temperatur dan lama proses pengolahan harus diperhatikan

untuk mencegah hal-hal sebagai berikut :

a. Terjadinya kerusakan asam amino esensial (terutama Lysin dan

Methionin),

b. Perubahan sifat kimia dan fisik pati menjadi bentuk

seperti gelatin

c. Merusak vitamin yang thermolabil (vitamin B dan C)

d. Merusak ikatan lemak tak jenuh.

Keuntungan pengolahan fisik ini adalah memperpanjang masa

simpan bahan pakan, menginaktifkan beberapa zat anti nutrisi

(contoh antitrypsin dalam kedelai mentah dan HCN dalam ubi kayu).

Tipe pengolahan fisik ada dua, yaitu alami dan buatan (artificial).

Tipe pengolahan alami dengan menggunakan kekuatan alam yaitu


8

panas matahari dan angin (sun drying). Keuntungan tipe pengolahan

ini adalah proses pengeringan dengan biaya murah dan memperoleh

sinar ultra violet yang dapat membantu mengurangi pertumbuhan

mikrobia yang merugikan (pada proses yang sesuai). Intensitas

panas matahari yang optimal kurang lebih 400-500 pada pukul 09.00 –

15.00 (khusus terik). Kelemahan tipe pengolahan ini adalah proses

tergantung cuaca, perlu banyak tenaga, tempat yang luas dan waktu

yang lama.

Tipe pengolahan buatan dengan bantuan mesin pengering (oven,

pengeringt erowongan (tunnel), pengering berputar dan lainnya).

Kelebihan tipe pengolahan ini adalah hemat tempat, waktu dan tenaga.

Kelemahan yang perlu diperhatikan dalam tipe pengolahan ini adalah

hilangnya zat-zat yang sifatnya volatile, terjadinya perubahan sifat fisik

dan kimia bahan, kemungkinan hilangnya vitamin yang thermolabil.

3. Pengolahan kimia

Pengolahan kimia merupakan upaya mengubah sifat pakan melalui 

penambahan bahan kimia. Pengolahan kimia dapat dilakukan dengan 

penambahan alkali, dan penambahan asam.

a. Penambahan alkali

Perlakuan alkali menyebabkan suasana basa dengan pH > 7

dengan menggunakan bahan kimia alkali seperti NaOH, KOH,

Ca(OH)2, ammonia anhydrous (gas atau cairan), urea, garam

ammonium ataupun bahan lain (manure ayam, feses, urine, abu


9

gosok). Perlakuan alkali diperlukan pada bahan pakan limbah

pertanian dengan kandungan serat kasar yang tinggi selain adanya

ikatan β-1,4 glycosida juga terjadi lignifikasi dari bagian selulosa

yang menyebabkan sukar dicerna.

Terdapat dua cara perlakuan kimia dengan alkali, yaitu cara

basah (cara perendaman) dan cara kering (cara penyemprotan).

Pengolahan dengan penambahan alkali mampu meningkatkan

koefisien cerna, disebabkan larutnya sebagian silikat dan lignin,

bengkaknya jaringan akibat lepasnya sebagian ikatan hydrogen

diantara molekul selulosa, terhidrolisisnya ikatan ester pada

gugus asam uronat diantara selulosa dan hemiselulosa yang

memudahkan penetrasi enzim pencernaan.

Pengolahan alkali dapat juga dilakukan dengan penambahan

amonia yang digunakan sebagai fungsidal dan bakterisida

sehingga dapat berfungsi sebagai pengawet. Amonia dapat

berikatan dengan gugus asetat dari bahan pakan (jerami) menjadi

garam ammonium asetat dan dapat menjadi sumber nitrogen bagi

mikrobia rumen.

Keuntungan dari proses amoniasi yaitu

menambah kandungan protein kasar (ekivalen 3-10%) dalam

bentuk nitrogen bukan protein (NPN), meningkatkan jumlah zat

makanan tercerna (TDN = Total Digestible Nutrient sebesar 3-


10

23%), eningkatkan konsumsi pakan 20-27%, mencegah tumbuhnya

jamur, tidak ada residu mineral pada produk amoniasi.

b. Penambahan asam

Perlakuan asam menyebabkan suasana basa dengan pH < 5,0

dengan menggunakan bahan kimia asam (asam kuat, asam

organic, dll).

Keuntungan perlakuan asam, yaitu meningkatkan kualitas

bahan pakan yang rendah kualitasnya, mampu

merenggangkan/memecah ikatan serat kasar dan protein kasar

yang sulit dicerna, meningkatkan konsumsi pakan konsentrat

berkualitas rendah (meningkat dari 10% menjadi 5%),

meningkatkan potensi kecernaan dinding sel pakan

konsentrat sumber energy.

Kelemahan perlakuan asam adalah bahan kimia

yang digunakan bersifat korosif, kadang -kadang bersifat toksik dan

adanya residu mineral, produk yang dihasilkan bersifat asam

sehingga perlu diangin-anginkan sebelum diberikan ke ternak.

4. Pengolahan biologi

Pengolahan bahan pakan secara biologi dilakukan dengan enzim

melalui bantuan mikrobia yang sesuai yang disebut proses fermentas.

Umumnya mikrobia yang digunakan adalah mikrobia selulolitik (untuk

mendegradasi serat kasar), mikrobia yang dapat mendegradasi keratin


11

(protein sulit dicerna), atau mikrobia yang mampu mengeliminasi zat

antinutrisi (tannin, mimosin dan lainnya).

Kelebihan perlakuan secara biologis ini adalah waktu singkat dan

efisien, tidak tergantung cuaca tetapi perlu kondisi yang optimum bagi

pertumbuhan mikrobia (suhu, kelembaban, pH dan lainnya).

Pengolahan secara biologi juga dapat dilakukan dengan

penambahan preparat enzim langsung. Penambahan enzim secara

langsung biasanya dilakukan dengan menggunakan enzim kasar

(Crude enzim) sehingga waktu yang dibutuhkan singkat dan efisien

tetapi preparat enzim yang digunakan mahal.

5. Gabungan dari keempat cara diatas

Pengolahan gabungan adalah pengolahan yang dilakukan dengan

menggabungkan beberapa cara pengolahan (mekanik, fisik, kimia dan 

biologi). Pengolahan gabungan ini dilakukan pada bahan pakan yang

kualitasnya sangat rendah dan atau bahan yang kandungan zat

nutrisinya tinggi. Contoh perlakuan awal penggilingan pada bahan

pakan akan memperluas permukaan bahan yang kemudian jika

dilakukan pengolahan secara biologi (fermentasi) akan sangat

memudahkan penetrasi enzim mikroba.


12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan pengolahan pakan yaitu pengawetan pakan, penyesuaian

ukuran dengan kebutuhan, mengatur kadar air bahan, menjadikan limbah

lebih kompak, meningkatkan palatabilitas, meningkatkan/menstabilkan

nilai nutrisi, mengurangi bau, jamur, salmonella, suplementasi dan

proteksi nutrisi.

Strategi pengolahan pakan yaitu pengolahan mekanik,

pengolahan fisik, pengolahan kimia, pengolahan biologi, dan gabungan

dari keempat cara di atas.

B. Saran

Pengaruh ukuran partikel terhadap kecernaan ransum harus lebih di

teliti lagi agar dapat mengetahui tingkat kecernaanya yang jelas dan

terperinci agar dapat menjadi acuan dalam pemberian pakan 


13

DAFTAR PUSTAKA

Nista, D., Hesty Natalia dan A. Taufik. 2007. Teknologi Pengolahan


Pakan. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Bina Produksi
Peternakan Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Dwiguna dan
Ayam, Sembawa.

Rianto, E., Deasy Anggalina, Sularno Dartosukarno dan Agung


Purnomoadi. 2006. Pengaruh Metode Pemberian Pakan Terhadap
Produktivitas Domba Ekor Tipis. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner : 361-365.

Santoso, B.  Dan B. Tj. Hariadi. 2008. Komposisi Kimia, Degradasi Nutrien


dan Produksi Gas Metana in VitroRumput Tropik yang Diawetkan
dengan Metode Silase dan Hay. Media Peternakan Vol. 31 No. 2:
128-137

Subekti,  Endah. 2009. Ketahanan Pakan Ternak Indonesia. Mediagro


Vol. 5 No. 2 :  63 – 71.

Subekti, G., Suwarno dan Nur Hidayat. 2013. Penggunaan Beberapa


Aditif Dan Bakteri Asam Laktat Terhadap Karakteristik Fisik Silase
Rumput Gajah Pada Hari Ke- 14. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3):
835–841.

Ternak Purbajanti Endang Dwi. 2012. Rumput Dan Legum; Sebagai


Hijauan Makanan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Wina, Elizabeth. 2008. Manfaat Senyawa Karotenoid Dalam Hijauan


Pakan Untuk Sapi Perah. Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi
Perah Menuju Perdagangan Bebas – 2020 : 124-129.

Anda mungkin juga menyukai