Anda di halaman 1dari 10

Efisiensi

Insert or Drag and Drop your Image

Reproduksi
Kelompok III
Mentari Raenang Albar
Armawati Anwarputri
Rahmat
Muh. Ikhsan Mr
Musawwir
Ferry Andrew M
Pendahuluan
Permintaan daging sapi di Indonesia cenderung terus meningkat,
sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat.Twinning cattle atau sapi
lahir kembar merupakan salah satu program unggulan dalam
upaya mengatasi kekurangan pasokan daging dan memperbaiki
kondisi ketahanan pangan nasional sehingga pada waktunya nanti
swasembada daging dapat terwujud. Aplikasi teknologi transfer
embrio untuk program twinning bisa mendukung tercapainya
swasembada daging nasional. Melalui pemberdayaan bioteknologi
reproduksi, seekor sapi betina dapat diatur agar mampu bunting
dan melahirkan pedet kembar untuk mempercepat peningkatan
populasi.
Efisiensi reproduksi adalah ukuran kemampuan
seekor sapi untuk bunting dan menghasilkan Apa yang
keturunan yang layak. Menurut Hafez (1993) dimaksud
efisiensi reproduksi adalah penggunaan secara efesiensi
maksimum kapasitas reproduksi. Salah satu reproduksi
tujuan pemberdayaan dan penerapan 
bioteknologi reproduksi antara lain adalah
memperoleh efisiensi dan efektifitas siklus
reproduksi yaitu menghasilkan keturunan.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi reproduksi terutama
melalui penerapan bioteknologi atau
mengembangkan teknologi praktis dan praktek-
praktek manajemen yang dapat meningkatkan
efisiensi reproduksi .
Insert or Drag and Drop your Image

Manajemen perkawinan ternak yang baik juga merupakan hal


yang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi reproduksi
termasuk perbaikan keturunan. Salah satu cara memperbaiki
manajemen ternak adalah dengan inseminasi buatan (IB). Teknik
lainnya untuk meningkatkan efisiensi reproduksi adalah dengan
embrio transfer (TE). Teknik ini biasanya dilakukan secara
bersamaan dengan superovulasi. Dengan teknik superovulasi,
betina yang berkualitas baik yang dipakai sebagai donor embrio
dipacu agar dapat mengovulasikan banyak sel telur, setelah sel-
sel telur itu dibuahi dan berkembang menjadi zigot-zigot. Zigot-
zigot tersebut ditransfer pada beberapa resipien. Dengan hal ini
berarti meningkatkan efisiensi reproduksi pada hewan donor
tersebut.
Insert or Drag and Drop your Image

Kemajuan bioteknologi untuk meningkatkan efisiensi reproduksi


yaitu pembuatan chimera dan kloning. Pembuatan chimera
memungkinkan embrio dari seekor hewan dititipkan pada hewan
lain yang berlainan spesiesnya. Dengan teknik chimera, maka
embrio yang akan dititipkan tersebut telah dimanipulasi sel-selnya
sehingga tidak dikenal sebagai embrio asing dan akhirnya akan
dapat berkembang sampai lahir tanpa adanya penolakan dari
induk yang dititipi. Teknik ini sangat bermanfaat meningkatkan
populasi hewan-hewan yang hampir punah. Pada
pembuatan kloning juga dilakukan manipulasi embrio. Dengan
teknik kloning memungkinkan diproduksi hewan dengan
karakteristik genetik dan performan yang dikehendaki secara
besar-besaran.
Kebuntingan
Kebuntingan merupakan suatu peristiwa semenjak terjadinya
pembuahan sampai masa kelahiran. Kelahiran kembar
kadang-kadang banyak terjadi pada hewan
unipara/monotoksa (ovarium melepaskan satu ovum sewaktu
ovulasi). Kejadian ini lebih sering pada domba dari pada sapi.
Kelahiran kembar pada domba/kambing 60-70%, sebagian
besar disebabkan karena status nutrisi pada saat ovulasi
selain karena keturunan. Sedangkan kejadian pada sapi
sekitar 0,5-4%. Dilihat dari asal usul zigot, dikenal dua jenis
kelahiran kembar: fraternal (dizigotik) dan identik
(monozigotik).
Jens Martensson 6
Kembar dizigotik Kembar monozigotik
• umum terjadi pada vertebrata • hal yang jarang dijumpai, manusia memiliki
• dikenal sebagai kembar non- kemampuan ini
identik, terjadi karena zigot yang • terjadi ketika sel telur tunggal terbuahi dan
terbentuk berasal dari sel telur membentuk satu zigot.
yang berbeda. • Zigot membelah menjadi embrio yang
• Terdapat lebih dari satu sel telur berbeda. Kedua embrio berkembang
yang melekat pada dinding rahim menjadi janin yang berbagi rahim yang
yang terbuahi oleh sel-sel sperma sama.
pada saat yang bersamaan. • kembar identik bukan monoamniotik dapat
• secara genetik tidak berbeda dari berbagi plasenta yang sama atau tidak.
saudara biasa dan berkembang Berbagi amnion yang sama dapat
dalam amnion dan plasenta yang menyebabkan komplikasi dalam kehamilan.
terpisah. • Tingkat kemiripan sangat tinggi
• memiliki jenis kelamin yang
berbeda atau sama Jens Martensson 7
Tabel 1. Frekuensi kelahiran kembar pada berbagai ras sapi

No. Jenis Sapi Kelahiran kembar (%)


1. Sapi perah 1,0
2. Sapi potong 0,5
3. Brown swiss 2,7-8.9
4. Holstein 3,1-3,3
5. Ayrshire 2,8
6. Guernsey 1,0

Jens Martensson 8
Kelahiran kembar dapat terjadi karena superfetasi dan superovulasi.
Kembar superfetasi terjadi karena sapi betina yang sudah kawin dan bunting
kemudian pada umur ke 7-14 hari kebuntingannya kembali menunjukkan tanda-
tanda berahi. Sapi betina bunting muda dan birahi kembali ini dikawinkan dan
mengalami kebuntingan susulan inilah yang disebut kembar superfetasi.
frekuensi berahi kembali pada bunting muda dapat mencapai 1-2% dari total
kebuntingan. Kembar superovulasi terjadi karena terdapat dua atau lebih sel telur
yang matang dan dibuahi dalam satu siklus berahi. Kelahiran kembar dari
peristiwa superovulasi disebut juga kembar fraternal. Pada peristiwa
kembar superfetasi dan superovulasi, pembuahan sel telur terjadi oleh
spermatozoa yang berbeda sehingga jenis kelamin pedet yang dilahirkan dapat
saja sama yaitu keduanya jantan atau keduanya betina atau satu jantan dan satu
betina. Jika pedet kembar superovulasi dengan jenis kelamin yang berbeda,
maka pedet betina pada waktu dewasa cenderung menjadi mandul. Peristiwa ini
disebut freemartin disebakan terjadinya pencampuran hormon kelamin jantan
dan betina pada awal pertumbuhan embrio yang menggangu pertumbuhan organ
kelamin dari embrio yang betina.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai