I.2. Tujuan
Sistem perkawinan pada ternak adalah mempelajari tentang berbagai macam metode
perkawinan yang diterapkan pada ternak yang bertujuan untuk mengatur meningkatkan mutu
ternak, menjaga purebreed, meningkatkan produksi ternak serta mempertahankan ciri khas
suatu ternak.
II.4. Outbreeding
Silang luar adalah sisitem yang paling banyak digunakan dalam kelompok ternak bibit
dari ternak besar di banyak negara di dunia. Juga digunakan pada hampir semua kelompok
ternak niaga bila telah diputuskan untuk menggunakan satu bangsa tunggal dari pada suatu
program perkawinan silang. Outbreeding adalah system perkawinan hewan dari jenis yang
sama tetapi yang tidak memiliki hubungan yang lebih dekat dari sedikitnya 4-6 generasi.
Silang luar (biak-luar) yang dikombinasikan dengan pemilihan adalah suatu teknik
sangat bermanfaat dalam perbaikan keturunan yang mencakup kepada ciri-ciri yang turun
temurun yang sangat bermanfaat (Warwick, 1984). Dari penjelasan di atas, dapat dilihat
kesimpulannya di kemukakan oleh Pane (1980) yang mengatakan bahwa Istilah biak-luar
sebenarnya kebalikan dari biak-dalam. Membiak-luar adalah perkawinan ternak yang
hubungan keluarganya kurang dari hubungan kekeluargaan rata-rata ternak dari mana mereka
berasal, Atau untuk mudahnya dari ternak yang tidak mempunyai leluhur bersama selama
paling sedikit empat generasi. perkawinan mempunyai keuntungan yang berikut.
(1) Metoda ini adalah sangat efektif karena karakter-karakter yang sebagian besar di
bawah kendali dari gen-gen dengan pengaruh penambahan seperti; produksi susu, laju
pertumbuhan di dalam ternak, seperti pada daging sapi, dll.
(2) sistim yang efektif untuk perbaikan genetika jika dikombinasikan dengan seleksi.
Membiak-luar adalah suatu metode standar untuk memperbesar variasi populasi, biak
secara fenotip atau genotip. Keadaan heterozigot dari populasi akan meningkat dan sebagai
akibatnya kesegaran/ketahanan dan daya adaptasi ternak terhadap lingkungan juga akan
meningkat. Mastur dan M. Dohi (1996) memberikan contoh Untuk meningkatkan populasi
dan produktivitas kambing pada usaha tani lahan kering guna meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan Petani maka perlu diambil langkah-langkah upaya pengembagan salah satunya
penyediaan bibit unggul. Menurut mereka, bila dipandang perlu dapat pula mendatangkan
bibit kambing yang berasal dari daerah-daerah kering seperti Afrika yang cukup banyak
terdapat, bangsa-bangsa kambing dengan pertumbuhan yang baik seperti kambing Mudian.
Pejantan kambing ini dapat mencapai bobot badan 50 – 60 Kg.
Persilangan merupakan perkawinan dari dua individu dengan keturunan yang berbeda.
Hal ini secara luas digunakan dalam komersial produksi daging sapi karena manfaat yang
ditawarkan produsen sapi. Perbaikan efisiensi dapat didramatisir jika kombinasi persilangan
dapat digunakan secara tepat. Persilangan tidak dapat menghilangkan kebutuhan sapi ras
yang tinggi dikarenakan sistem yang efisien yang baik ditandai dengan dihasilkannya sapi
ras unggul. Persilangan di sapi potong tidak menerima persetujuan luas sampai beberapa
dekade terakhir, namun sebagian besar perusahaan komersial saat ini menghasilkan sapi
persilangan .
Persilangan merupakan salah satu jenis dari kelas yang lebih besar dari sistem
perkawinan yang disebut outbreeding. Outbreeding memiliki efek yang berlawanan dari
perkawinan sedarah dan didefinisikan sebagai kawin dari individu-individu yang relatif tidak
berhubungan. Bentuk lain dari outbreeding meliputi, linecrossing, yang yang kawin dengan
anggota keluarga yang berbeda, grading-up, yang merupakan pejantan kawin dari generasi
yang diberikan kepada betina dari jenis tertentu dan keturunan perempuan mereka untuk
setiap generasi, dalam rangka untuk memberikan keturunan yang beragam dan hibridisasi
yang merupakan perkawinan individu dari spesies yang berbeda .
IV. GRADING UP
Grading Up adalah suatu sistem breeding dimana pejantan darah murni (biasanya
didatangkan dari tempat lain) dikawinkan dengan betina lokal yang memiliki mutu genetik
kurang baik. Sesudah itu keturunannya yang betina dikawinkan pula dengan pejantan murni
itu. Hasil-hasil anakan yang jantan terus disingkirkan sampai pada titik tingkat genetik
tertentu, sehingga hasil akhir akan diperoleh betina dan pejantan unggul (Hardjosubroto,
1994).
KPI KPI/G5
Menutrut program grading up ini, perkawinan antara kuda-kuda G3-G4 atau G4-G4
lah yang sebenarnya harus dilakukan saat ini, sedangkan persilangan kuda G1-G2-G3
sebaiknya jangan dilakukan karena tidak akan menghasilkan kuda-kuda yang lebih baik. G1
dan G2 harus terus ke program grading up dengan mengawinkannya hanya dengan kuda
thoroughbred. Menurut program ini pula kuda grading up lanjutan sampai G5 ternyata tidak
memiliki nilai lebih dibanding dari G4 ditinjau dari teori genetik, biaya dan waktu yang
dikeluarkan (Soehardjono, 1990).
Out crossing adalah persilangan antara ternak dalam satu bangsa atau strain tetapi
tidak mempunyai hubungan kekerabatan. Tujuan utama out crossing adalah untuk menjaga
kemurnian bangsa ternak. Dianggap sebagai suatu sistem yang diharapkan untuk
menghasilkan kemajuan terus menerus (walaupun sering lambat) dengan resiko minimum
mendapatkan hasil yang tidak diinginkan.
Contoh: sapi Brahman dikawinkan dengan sapi Brahman tetapi keduanya tidak memiliki
hubungan kekerabatan.
DAFTAR PUSTAKA
Warwick, E.J, J.Maria Astuti dan W. Hardjosubroto. 1990. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Lestari, dkk. 1997. Bobot Badan dan Ukuran- Ukuran Tubuh Sapi Bali dan persilangannya
Pada Umur sapih dan Umur Setahun. (Bovine Vol 6 No 16 Maret1997
FAPET,UNRAM)
Suhaemi, Zasmeli. 2008. Diktat ilmu pemuliaan ternak. Universitas Taman Siswa. Padang.
Imron, Harry W., Dinar S., dan Komar S. 2010. Pengaruh Tipe Persilangan Terhadap
Sintasan dan Pertumbuhan Populasi Benih Udang Galah
(Macrobrachiumrosenbergii). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur.
Subang.