Anda di halaman 1dari 4

Nama : Irene Dhealista

NPM : 200110190238

Produksi Ternak Perah Kelas E

REVIEW REPRODUKSI DAN PEMULIAAN

1. Pengertian dan Peranan Pemuliaan Ternak Perah


Secara umum yang dimaksud dengan pemuliaan ternak adalah aktivitas
perbaikan mutu genetik ternak dalam suatu usaha peternakan melalui seleksi dan atau
sistem perkawinan yang kemudian diikuti dengan pengafkiran (culling), sedangkan
tujuannya adalah untuk mendapatkan ternak yang baik dan unggul mutu genetiknya
yang akan dijadikan sebagai bibit atau tetua bagi generasi selanjutnya.
Metoda pemuliaan ternak melalui sistem perkawinan dapat dilakukan dengan
cara inbreeding, crossbreeding, grading up, out breeding atau crisscrossing,
sedangkan melalui seleksi dapat dilakukan dengan seleksi individu atau seleksi
massa. Pemuliaan ternak adalah usaha jangka panjang suatu tantangan utama yaitu
memperkirakan ternak macam apa yang menjadi permintaan di masa mendatang serta
merencanakan untuk menghasilkan ternak – ternak yang diharapkan tersebut
(Warwick dkk. 1990). Pemuliaan ternak adalah usaha jangka panjang suatu tantangan
utama yaitu memperkirakan ternak macam apa yang menjadi permintaan di masa
mendatang serta merencanakan untuk menghasilkan ternak – ternak yang diharapkan
tersebut (Warwick dkk. 1990)
2. Tujuan Pemuliaan
Tujuan pemuliaan dalam kegiatan produksi ternak sangat penting di
antaranya untuk menghasilkan ternak efisien dan adaptif terhadap lingkungan.
Produksi ternak yang efisien pada memperhitungkan memandu sistem manajemen,
makan, kontrol penyakit dan perbaikan genetik.

3. Silsilah Sapi Perah

Silsilah adalah catatan mengenai asal usul keturunan ternak yang meliputi
nama, nomor dan performan dari ternak dan tetua penurunnya atau garis keturunan
suatu hubungan kelurga antara satu individu sapi perah dengan individu lainnya.

 Collateral Relationship (Hubungan Kolateral) : Hubungan kolateral adalah


hubungan keluarga antara dua individu ternak yang diturunkan oleh salah satu
tetua yang sama.
 Direct Relationship (Hubungan Langsung) : Hubungan langsung adalah
hubungan keluarga antara satu individu ternak dengan individu lain dalam
suatu silsilah keturunan.

 Koefisien Inbreeding : Koefisien Inbreeding adalah suatu nilai yang


mencerminkan besarnya derajat hubungan darah antara satu individu ternak
dengan individu lain dalam suatu perkawinan yang mempunyai pertalian keluarga
dekat maka homozigositas akan meningkat sedangkan hetero-zigositas menurun
yang ditandai dengan me- ningkatnya nilai koefisien inbreeding.

4. Macam – Macam Perkawinan

 Inbreeding adalah perkawinan antar ternak yang memiliki hubungan kekerabatan


relatif lebih dekat dibandingkan dengan rataan hubungan kekerabatan dengan
ternak-ternak lain dalam suatu populasi.

 Crossbreeding/ kawin silang dilakukan untuk memperbaiki pertumbuhan,


reproduksi, kualitas daging dan adaptabilitas sapi.

 Grading up adalah tipe breeding dimana pejantan pure bred dipakai untuk
meningkatkan breed native dengan jalan mengawinkan anak-anak betina hasil
persilangan kedua breed, dari generasi ke generasi dengan pejantan murni
tersebut.

 Crisscrossing disini induk-induk breed A dikawinkan dengan pejantan breed B.


Crossbred diseleksi lalu dikawinkan kembali dengan pejantan breed A, dari hasil
silangan betinabetina diseleksi lalu dikawinkan dengan pejantan breed B dan
seterusnya.

 Out breeding adalah perkawinan antara ternak-ternak yang hubungan


keluarganya jauh atau tidak ada (unrelated). Ternak-ternak yang unrelated bila
ternak tersebut tidak mempunyai ancestor yang sama sebelu generasi keenam.

5. Sifat Heritabilitas Dan Ripitabilitas

 Heritabilitas kekuatan suatu sifat tetua yang diturunkan kepada anaknya


derajat kemiripan turunan dengan tetuanya dari sebah sifat.
 Ripitabilitas kemampuan individu atau kelompok ternak sapi perah untuk
mengurangi produksi selama hidupya.
6. Perbedaan Sifat Kualitatif dan Kuantitatif
Perbedaan sifat kualitatif dan kuantitatif terletak pada aspek kajian
mengenai sifat yang diatur oleh gena, yakni sifat yang tidak dipengaruhi oleh
lingkungan (kualitatif) dan sifat yang dipengaruhi oleh lingkungan (kuantitatif).

7. Beberapa Sifat Genetis yang Merugikan pada Sapi Perah


 Lethal : Sifat lethal adalah sifat genetis yang menyebabkan kematian dari individu
saat dilahirkan atau sesudah individu dilahirkan di dalam keadaan pemeliharaan
(manajemen) yang baik dan normal. Sifat-sifat lethal ini timbul karena telah
terjadi perubahan keadaan dari prenatal ke postnatal mengenai: berat jantung,
berat paru-paru, mekanisme tractus digestivus atau mekanisme pengaturan
temperatur.

 Sub Lethal : Pada keadaan sub lethal telah terjadi perubahan fisiologis dan
anatomis sewaktu hewan dilahirkan. Hewan kemudian mati karena tidak
mendapatkan makanan yang cukup, misalnya karena pergelangan kaki yang
bengkak pada FH.

 Semi Lethal : Semi lethal misalnya terjadi hernia yang dalam beberapa keadaan
tertentu dapat menyebabkan kematian. Usus dari hewan masuk ke dalam kantong
hernia dan tergencet.

Anda mungkin juga menyukai