Anda di halaman 1dari 33

Irene Dhealista

200110190238

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIKA DASAR P-1
KETIDAKPASTIAN DALAM PENGUKURAN
(P – 1)

Nama : Irene Dhealista

NPM : 200110190238

Partner :

NPM :

Fakultas / Departemen : Peternakan


F
Kelas / Kelompok
Tanggal
:E/4

: Maret 2020
A
Hari / Jam
Nama Asisten
: Senin, 13.30-16.00

:
P
E
T
LABORATORIUM FISIKA DASAR
PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
Irene Dhealista
200110190238

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Irene Dhealista


NPM : 200110190238
PARTNER :

NPM :
DEPARTEMEN/FAKULTAS : Peternakan
JADWAL PRAKTIKUM : Senin, 13.30-16.00

KOLOM NILAI

Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, 13 Maret 2020


Asisten

___________________________
NPM
Irene Dhealista
200110190238

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan praktikum 1 fisika dasar dengan judul


percobaan “Pengukuran Dasar dan Ketidakpastian dalam Pengukuran”
dilaksanakan di Laboratorium Fisika Dasar, Pusat Pelayanan Basic Science
(PPBS). Praktikum ini diharapkan praktikan dapat menggunakan alat-alat dasar,
menentukan hasil pengukuran alat-alat dasar, menentukan ketidakpastian dalam
pengukuran dan menuliskannya dengan baik dan benar. Dalam praktikum ini
dilakukan tiga kegiatan pengukuran. Pertama, mengukur dimensi balok sebanyak
5 kali menggunakan jangka sorong dan mistar. Kedua, mengukur dimensi pelat
sebanyak 5 kali dengan menggunakan mikrometer sekrup dan mistar. Ketiga,
menimbang massa balok dan pelat dengan menggunakan neraca sebanyak 3 kali.
Pengukuran panjang,massa ,waktu membutuhkan ketelitian dan kerjasama yang
baik antar praktikan agar bisa melanjutkan tujuan bersama. Data hasil pengukuran
menunjukan bahwa alat-alat ukur dasar dapat digunakan untuk menentukan
panjang, lebar, dan tinggi suatu benda serta dapat menentukan diameter suatu
benda pejal , hasil yang di laporkan semakin tepat jika dilakukan berulang kali
dengan nilai kesalahan yang relatif kecil.

Kata Kunci : Alat Ukur Dasar, Ketidakpastian, Pengukuran, Ketelitian,


Panjang
Irene Dhealista
200110190238

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran adalah membandingkan besaran yang diukur dengan


besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan, dalam fisika merupakan
kegiatan membandingkan kualitas fisik tertentu kepada kenyataan fisik
sebenarnya.Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi
juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda bisa
dibayangkan, seperti tingkat kepastian. Dalam mengukur panjang suatu
benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan
jenis dan macam benda yang akan di ukur.

Dalam pengukuran, istilah ketelitian (presisi) dan keakuratan


(akurasi) sangat berhubungan dengan pengukuran. Ketelitian atau
presisiadalah istilah untuk menggambarkan tingkat kebebasan alat ukur
darikesalahan acak yang disebabkan adanya nilai skala terkecil dari alat
ukur.Sedangkan keakuratan atau akurasi adalah beda atau kedekatan
(closeness) antara nilai yang terbaca dari alat ukur dengan nilai
sebenarnya. Presisi yang tinggi tidak mempunyai implikasi terhadap
akurasi pengukuran. Alat ukur yang mempunytai presisi tinggi belum tentu
alat ukur tersebut mempunyaiakurasi yang tinggi. Akurasi rendah dari alat
ukur yang mempunyai opresisi yang tinggi pada umumnya disebabkan
oleh bias dari pengukuran, yang bias dihilangkan dengan kalibrasi.

Pada bidang Peternakan aplikasi pengukuran sering dilakukan


untuk membuat kandang, menimbang daging dan ransum atau pakan,
mengukur massa dari hewan ternak.

1.2 Tujuan Percobaan


1.2.1 Praktikan dapat menggunakan alat-alat ukur dasar
1.2.2 Praktikan dapat menentukan hasil pengukuran dan alat ukur dasar
1.2.3 Menentukan ketidakpastian dalam pengukuran
1.2.4 Menuliskan hasil pengukuran secara benar
Irene Dhealista
200110190238

BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Fungsi

2.1.1 Jangka Sorong


Alat yang digunakan untuk mengukur diameter bola,silinder dan tabung,
dan mengukur kedalaman suatu lubang
2.1.2 Mikrometer Sekrup
Alat yang berfungsi untuk mengukur diameter kawat dan mengukur
ketebalan tipis seperti kertas
2.1.3 Mistar
Alat yang berfungsi untuk mengukur panjang dan lebar
2.1.4 Neraca Ohauss
Alat yang berfungsi sebagai mengukur atau menimbang massa benda
2.1.5 Balok Besi
Alat yang berfungsi sebagai media ukur atau benda yang diukur
2.1.6 Pelat Alumunium
Alat yang berfungsi sebagai media ukur atau benda yang diukur

2.2 Prosedur Percobaan

2.2.1 Diukur panjang, lebar, dan tinggi dari balok masing-masing


5 kali menggunakan jangka sorong dan mistar
2.2.2 Diukur panjang, lebar, tebal dan diameter lubang dari
pelat masing-masing 5 kali menggunakan mikrometer sekrup dan mistar
2.2.3 Ditimbang massa balok dan pelat masing-masing 3 kali
Irene Dhealista
200110190238

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data dan Pengolahan Data

1. Ketidakpastian Balok

Tabel 1. Diukur menggunakan mistar dengan ketelitian 1 mm (0,1 cm)


∆x = ½ . 0,1
= 0,05 cm

No P L T P ± ∆P L ± ∆L T ± ∆T
1 3,9 2,0 1,0 3,9 ± 0,05 2,0 ± 0,05 1,0 ± 0,05
2 3,8 2,0 0,9 3,9 ± 0,05 2,0 ± 0,05 0,9 ± 0,05
3 3,9 1,9 0,9 3,9 ± 0,05 1,9 ± 0,05 0,9 ± 0,05
4 3,9 1,9 1,0 3,9 ± 0,05 1,9 ± 0,05 1,0 ± 0,05
5 3,9 1,9 0,9 3,9 ± 0,05 1,9 ± 0,05 0,9 ± 0,05

No P L T P ± ∆P L ± ∆L T ± ∆T
1 3,9 1,9 0,9 3,9 ± 0,005 1,9 ± 0,005 0,9 ± 0,005
2 3,9 1,9 0,9 3,9 ± 0,005 1,9 ± 0,005 0,9 ± 0,005
3 3,9 1,9 0,9 3,9 ± 0,005 1,9 ± 0,005 0,9 ± 0,005
4 3,9 1,9 0,9 3,9 ± 0,005 1,9 ± 0,005 0,9 ± 0,005
5 3,9 1,9 0,9 3,9 ± 0,005 1,9 ± 0,005 0,9 ± 0,005
Tabel 2. Diukur menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm
(0,01 cm)
∆x = ½ . 0,01
= 0,005 cm

Tabel 3. Diukur menggunakan mikrometer sekrup dengan ketelitian 10


0,01 mm (0,001 cm/ 10 -3 cm)
∆x = ½ .10-3
= 5 x 10-4 cm

No P L T P ± ∆P L ± ∆L T ± ∆T
1 - 2,03 1,02 - 2,03 ± 5 x 10-4 1,02 ± 5 x 10-4
Irene Dhealista
200110190238

2 - 2,04 1,04 - 2,04 ± 5 x 10-4 1,04 ± 5 x 10-4


3 - 2,06 1,06 - 2,06 ± 5 x 10-4 1,06 ± 5 x 10-4
4 - 2,04 1,04 - 2,04 ± 5 x 10-4 1,04± 5 x 10-4
5 - 2,08 1,06 - 2,08 ± 5 x 10-4 1,06± 5 x 10-4

2. Ketidakpastian Pelat

Tabel 1. Diukur menggunakan mistar dengan ketelitian 1 mm (0,1 cm)


∆x = ½ . 0,1
= 0,05 cm

No P L Tb D P ± ∆P L ± ∆L Tb ± ∆T D ± ∆D
1 4,6 1,9 0,3 0,6 4,6 ± 0,05 1,9 ± 0,05 0,3 ± 0,05 0,6 ± 0,05

2 4,6 1,9 0,3 0,7 4,6 ± 0,05 1,9 ± 0,05 0,3 ± 0,05 0,7 ± 0,05

3 4,6 1,9 0,3 0,6 4,6 ± 0,05 1,9 ± 0,05 0,3 ± 0,05 0,6 ± 0,05

4 4,6 1,8 0,3 0,7 4,6 ± 0,05 1,8 ± 0,05 0,3 ± 0,05 0,7 ± 0,05

5 4,6 1.8 0,3 0,7 4,6 ± 0,05 1,8 ± 0,05 0,3 ± 0,05 0,7 ± 0,05

Tabel 2. Diukur menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm (0,01 cm)
∆x = ½ . 0,01
= 0,005 cm ≈ 5 x 10-3 cm

No P L Tb D P ± ∆P L ± ∆l Tb ± ∆T D ± ∆D
1 4,6 1,9 0,3 0,64 4,6 ± 5 x 10-3 1,9 ± 5 x 10-3 0,3 ± 5 x 10-3 0,64 ± 5x10-3
2 4,6 1,9 0,31 0,64 4,6 ± 5 x 10-3 1,9 ± 5 x 10-3 0,31 ± 5 x 10-3 0,64 ±5x10-3
3 4,6 1,9 0,31 0,64 4,6 ± 5 x 10-3 1,9 ± 5 x 10-3 0,31 ± 5 x 10-3 0,64 ±5x10-3
Irene Dhealista
200110190238

4 4,6 1,9 0,31 0,64 4,6 ± 5 x 10-3 1,9 ± 5 x 10-3 0,31 ± 5 x 10-3 0,64 ± 5x10-3
5 4,6 1,9 0,31 0,64 4,6 ± 5 x 10-3 1,9 ± 5 x 10-3 0,31 ± 5 x 10-3 0,64 ± 5x10-3

Tabel 3. Diukur menggunakan mikrometer sekrup dengan ketelitian 0,01 mm


(0,001 cm/10-3 cm)
∆x = ½ .10-3
= 5 x 10-4 cm

No P L Tb D P ± ∆P L ± ∆L T ± ∆T D ± ∆D
1 - 1,9 0,3 0,44 - 1,9 ± 5 x 10-4 0,3 ± 5x 10-4 0,44 ± 5 x10-4
2 - 1,9 0,3 0.6 - 1,92 ± 5 x 10-4 0,3 ±5x 10-4 0,6 ± 5 x 10-4
3 0,32 ± 5x 10-
- 1.9 0,32 0.6 - 1,9 ± 5 x 10-4 4 0,6 ± 5 x 10-4
4 0,32 ± 5x 10-
- 1,9 0,32 0,6 - 1,93 ± 5 x 10-4 4 0,6 ± 5 x10-4
5 0,32 ± 5x 10-
- 1,9 0,32 0,6 - 1,93 ± 5 x 10-4 4 0,6 ± 5 x10-4

3. Ketidakpastian massa balok dan massa pelat

Ditimbang menggunakan neraca ohauss dengan ketelitian 0,1 gram


∆mx = ½ 0,1
= 5 x 10-2 gram
Tabel 1. Massa balok Tabel 2. Massa Pelat
No mp mp ± ∆mp
1 6,4 6,5 ± 5 x 10-2
2 6,5 6,5 ± 5 x 10-2
3.2 Menghitung Rata-Rata 3 6,5 6,5 ± 5 x 10-2
Hasil Pengukuran
Rumus :

1. Rata-Rata Balok

Tabel 1. Rata-rata hasil pengukuran panjang diukur menggunakan


mistar (dalam cm)
Irene Dhealista
200110190238

No P1 │P1 - Ṕ│2
1 3,9 4 x 10-4 19,4
Ṕ = = 3,88
2 3,8 6,4 x 10-3 5

3 3,9 4 x 10-4 ∆ Ṕ =
-4
4 3,9 4 x 10 √104 x 10−2
5 3,9 4 x 10-4 5(5−1)
=
∑ 19,4 104 x 10-2
√104 x 10−2
20
= 7,3 x 10-1 cm

Tabel 2. Rata-rata hasil pengukuran lebar yang diukur menggunakan


mistar (dalam cm)
No l1 │ l 1 - ĺ│2
9,7
ĺ = 1 2 3,6 x 10-3 = 1,94
5
2 2 3,6 x 10-3
∆ ĺ =
√1,2 x 10−2
3 1,9 1,6 x 10-3 5 (5−1)
=
4 1,9 1,6 x 10-3 √1,2 x 10−2
5 1,9 1,6 x 10-3 20
∑ 9,7 1,2 x 10-2 = 4,8 x 10-
1
cm

Tabel 3. Rata-rata hasil pengukuran tinggi yang diukur menggunakan


mistar (dalam cm)
No T1 │ T1 - T́ │2
4,7
T́ = 1 1 3,6 x 10-3 = 0,94
5
2 0,9 1,6 x 10-3
∆T́ =
√1,2 x 10−2
3 0,9 1,6 x 10-3 5 (5−1)

4 1 3,6 x 10-3
5 0,9 1,6 x 10-3
∑ 4,7 1,2 x 10-2
Irene Dhealista
200110190238

= √1,2 x 10−2
20
= 4,8 x 10-1 cm

Tabel 4. Rata-rata hasil pengukuran panjang yang diukur


menggunakan jangka sorong (dalam cm)
No P1 │P1 - Ṕ│2
19,5
Ṕ = 1 3,9 0 = 3,9
5
2 3,9 0
√0
3 3,9 0 ∆ Ṕ =
5(5−1)
4 3,9 0
=
√0
5 3,9 0 20
= 0 cm
∑ 19,5 0

Tabel 5. Rata-rata hasil pengukuran lebar yang diukur menggunakan


jangka sorong (dalam cm)
No l1 │ l 1 - ĺ│2
9,5
ĺ = 1 1,9 0 = 1,9
5
2 1,9 0 √0
∆ ĺ =
5(5−1)
3 1,9 0
=
√0
4 1,9 0 20
5 1,9 0 = 0 cm
∑ 9,5 0

Tabel 6. Rata-rata hasil pengukuran tinggi yang diukur menggunakan


jangka sorong (dalam cm)
No T1 │ T1 - ĺ│2
4,5
T́ = 1 0,9 0 = 0,9
5
2 0,9 0 √0
∆T =
5(5−1)
3 0,9 0
4 0,9 0
5 0,9 0
∑ 4,5 0
Irene Dhealista
200110190238

=
√0
20
= 0 cm

Tabel 7. Rata-rata hasil pengukuran lebar yang diukur menggunakan


mikrometer sekrup (dalam cm)
No l1 │ l1 - ĺ│2
1 2,03 4 x 10-4 10,25
ĺ = = 2,05
2 2,04 1 x 10-4 5

3 2,06 1 x 10-4 ∆ ĺ =
√ 1 x 10−3
5 (5−1)
4 2,04 1 x 10-4
=√
1 x 10−3
5 2,08 3 x 10-4 20

∑ 10,25 1 x 10-3
= 7 x 10-3
cm

Tabel 8. Rata-rata hasil pengukuran tinggi yang diukur menggunakan


mikrmeter sekrup (dalam cm)
No T1 │ T1 - T́ │2
1 1,02 1 x 10-4 9,58
T́ = = 1,91
2 1,04 1 x 10-4 5

3 1,06 1 x 10-4 ∆T =
√7 x 10−4
5(5−1)
4 1,04 2 x 10-4
=√
7 x 10−4
5 1,06 2 x 10-4 20

∑ 5,2 7 x 10-4
= 5,9 x 10-
2
cm

2. Rata-Rata Pelat

Tabel 1. Rata-rata hasil pengukuran panjang pelat yang diukur


menggunakan mistar (dalam cm)
Irene Dhealista
200110190238

No P1 │P1 - Ṕ│2
1 4,6 0 23
Ṕ = = 4,6
2 4,6 0 5

3 4,6 0 √0
∆ Ṕ =
4 4.6 0 5(5−1)
5 4,6 0 =
√0
20
∑ 23 0 = 0 cm

Tabel 2. Rata-rata hasil pengukuran lebar pelat yang diukur


menggunakan mistar (dalam cm)

No l1 │ l 1 - ĺ│2
9,3
ĺ = 1 1,9 4 x 10-4 = 1,86
5
2 1,9 4 x 10-4
∆ ĺ =
√7,6 x 10−2
3 1,9 4 x 10-4 5(5−1)
=
4 1,8 36 x 10-3 √7,6 x 10−2
5 1,8 36 x 10-3 20
∑ 9,3 7,6 x 10-2 = 1,9 x 10-
1
cm

Tabel 3. Rata-rata hasil pengukuran diameter pelat yang diukur


menggunakan mistar (dalam cm)
No D │D - D́ │2
3,3 1 0,6 3,6 x 10-2
D́ = = 0,66
5 2 0,7 1,6 x 10-2
3 0,6 3,6 x 10-2 ∆ D́ =
√1,2 x 10−1
5 (5−1)
-2
4 0,7 1,6 x 10 =
5 0,7 1,6 x 10-2 √1,2 x 10−1
20
∑ 3,3 1,2 x 10-1
= 2,4 x 10-
1
cm
Irene Dhealista
200110190238

Tabel 4. Rata-rata hasil pengukuran tebal pelat yang diukur


menggunakan mistar (dalam cm)
No Tb ´ │2
│Tb - Tb
1 0,3 0 1,5
´ =
Tb = 0,3
2 0,3 0 5
´ = √0
3 0,3 0 ∆Tb
5(5−1)
4 0,3 0 =
√0
20
5 0,3 0
= 0 cm
∑ 1,5 0

Tabel 5. Rata-rata hasil pengukuran panjang pelat yang diukur


menggunakan jangka sorong (dalam cm)
No P1 │P1 - Ṕ│2
1 4,6 0 23
Ṕ = = 4,6
2 4,6 0 5

3 4,6 0 √0
∆ Ṕ =
4 4.6 0 5(5−1)
5 4,6 0 =
√0
20
∑ 23 0 = 0 cm

Tabel 6. Rata-rata hasil pengukuran lebar pelat yang diukur


menggunakan jangka sorong (dalam cm)
No l1 │ l 1 - ĺ│2
9,5
ĺ = 1 1,9 0 = 1,9
5
2 1,9 0 √0
∆l =
5(5−1)
3 1,9 0
=
√0
4 1,9 0 20
5 1,9 0 = 0 cm
∑ 9,5 0
Irene Dhealista
200110190238

Tabel 7. Rata-rata hasil pengukuran tebal pelat yang diukur


menggunakan jangka sorong (dalam cm)
No Tb ´ │2
│Tb - Tb
1 0,31 0 1,55
´ =
Tb = 0,31
2 0,31 0 5
´ = √0
3 0,31 0 ∆Tb
5(5−1)
4 0,31 0 =
√0
20
5 0,31 0
= 0 cm
∑ 1,55 0

Tabel 8. Rata-rata hasil pengukuran diameter pelat yang diukur


menggunakan jangka sorong (dalam cm)
No D │D - D́ │2
3,2 1 0,64 0
D́ = = 0,64
5 2 0,64 0
√0
3 0,64 0 ∆ D́ =
5(5−1)
4 0,64 0 =
√0
20
5 0,64 0
= 0 cm
∑ 3,2 0

Tabel 9. Rata-rata hasil pengukuran lebar pelat yang diukur


menggunakan mikrmeter sekrup (dalam cm)
No l1 │ l1 - ĺ│2
9,58 1 1,9 1 x 10-4
ĺ = = 1,91
5 2 1,92 1 x 10-4
3 1,9 1 x 10-4 ∆ ĺ =
√7 x 10−4
5(5−1)
-4
4 1,93 2 x 10
=√
7 x 10−4
5 1,93 2 x 10-4 20

∑ 9,58 7 x 10-4
= 5,9 x 10-
2
cm
Irene Dhealista
200110190238

Tabel 10. Rata-rata hasil pengukuran panjang pelat yang diukur


menggunakan mikrometer sekrup (dalam cm)
No P1 │P1 - Ṕ│2
1 0,3 1 x 10-4 1,57
Ṕ = = 0,31
2 0,3 1 x 10 -4 5

3 0,32 1 x 10-4
∆ Ṕ =
√6 x 10−4
4 0,32 1 x 10-4 5(5−1)
=√
5 0,33 2 x 10-4 6 x 10−4
20
∑ 1,57 6 x 10-4
= 7 x 10-3
cm

Tabel 11. Rata-rata hasil pengukuran diameter pelat yang diukur


menggunakan mikrometer sekrup (dalam cm)
No D │D - D́ │2
1 0,44 14,4 x 10-1 2,84
D́ = = 0,56
2 0,6 9,6 x 10-2 5
∆ D́ =
3 0,6 9,6 x 10-2
√52,8 x 10−1
4 0,6 9,6 x 10-2 5 (5−1)
5 0,6 9,6 x 10-2 =
√52,8 x 10−1
∑ 2,84 52,8 x 10-1 20

= 5,1 x 10-1 cm
Irene Dhealista
200110190238

3. Rata-Rata Massa Balok dan Massa Pelat


Tabel 1. Massa Balok (dalam gram)

No mb ´ │2
│mb - mb
1 65 497,29
2 70 745,29
3 70 745,29
∑ 128 1987,87

´ = 128 = 42,66
mb
3
´ = √ 1987,87 = √ 1987,87
∆mb = 17,644 gram
3 (3−1) 6

Tabel 2. Massa Pelat (dalam gram)

No Mp │mp - mp
´ │2

1 6,4 9 x 10-4
2 6,5 4,9 x 10-2
3 6,5 4,9 x 10-2
∑ 19,3 10,7 x 10-1

19,3
mp
´ = = 6,43
3
´ = √
10,7 x 10−1 √10,7 x 10−1
∆mp =
6
= 4,1 x 10 -1gram
3 (3−1)
Irene Dhealista
200110190238

3.3 Menghitung V ± ∆V Balok dan Pelat


Rumus : V́ b = ṕ x ĺ x t́

[√(| |) (| |) (| |) ] . V
2 2 2
∆ p̅ ∆ l̅ ∆ t̅
∆Vbalok = + + b
p̅ l̅ t̅

1. Volume Balok
a. Menggunakan Mistar
v́ = 3,88 x 1,94 x 0,94
= 7,075 cm3

[√(| |) ]
2 2 2
7,3 x 10−1 4,8 x 10−1 4,8 x 10−1
Δ v́ =
3,88 |) (| +
1,94 |) (| +
0,94
. 7,075

= √ ( 32,4 ×10−3 ) +(57,6 × 10−3 )+(26,01 x 10−2 ¿ ) ¿ . 7,075


= 5,9 x 10-1 . 7,075
= 0, 417 cm3
´
v́ ± Δv=7,075± 0,417 cm3

b. Menggunakan Jangka Sorong


v́ = 3,9 x 1,9 x 0,9
= 6,669 cm3

[√(| |) (| |) (| |) ] . 6,669
2 2 2
Δ v́ = 0 0 0
+ +
3,9 1,9 0,9

= √ ( 0 ) +(0)+(0) . 6,669
= 0 cm3
´
v́ ± Δv=6,669± 0 cm3
Irene Dhealista
200110190238

2. Volume Pelat
Vp = [ ( p̅ . l̅ . T̅ ) – ( π r̅ 2 T̅ ) ]

∆Vpelat =
[√(| ∆ p̅
p̅ | | | | | ) ( | | | | ) ]. V
+
2
∆ l̅

+
2
∆ T̅

2
−2
∆ r̅

+
∆ T̅

2
pelat

Vpelat ± ∆Vpelat

a. Menggunakan Mistar
Vp = [ ( p̅ . l̅ . T̅b ) – ( π r̅ 2 T̅b )]
= (4,6 . 1,86 . 0,3) – (3,14 (0,33)2 0,3)
= (2,56) – (0,101)
= 2,459 cm3
∆Vp = ¿. 2,453
= √ ¿ ¿ . 2,453
= 6,044 cm3
´ = 2,459 ± 6,044 cm3
v́ p ± Δvp

b. Menggunakan Jangka sorong


Vp = [ ( p̅ . l̅ . T̅b ) – ( π r̅ 2 T̅b )]
= (4,6 . 1,9 . 0,31) – (3,14 (0,32)2 0,31)
= (2,70) – (0,099)
= 2,601 cm3

∆Vpelat =
[√(| 0
4,6| | | | | ) ( | | | | )]. 2,601
2
+
0
1,9
+
2
0
0,31
−2
0
+
2
0
0,32 0,32
2

= 0 . 2,601
= 0 cm3
v́ p ± Δ́v p = 2,601 ± 0 cm3
Irene Dhealista
200110190238
Irene Dhealista
200110190238

3.4 Menghitung Massa Jenis



ρ =
V

[√| | | |].ρ
2 2
∆ρ = ∆ m̅ ∆V
+
m̅ V

ρ ± ∆ρ
1. Balok
a. Menggunakan v́ dari pengukuran mistar
42,66 gr
ρ = = 6,029 gr/cm3
7,075 cm3

[√| | | | ] . 6,029
2 2
∆ρ = 17,644 0,417
+
42,66 7,075

= √ 0,170+3,3 x 10−2 . 6,029


= 0,416 . 6,029 = 2,50 gr/cm3
ρ ± ∆ρ = 6,029 ± 2,50 gr/cm3
b. Menggunakan v́ dari pengukuran jangka sorong
42,66 gr
ρ = = 6,40 gr/cm3
6,66 cm 3

[√| | | | ] . 6,40
2 2
∆ρ = 17,644 0
+
42,66 6,66

= √ 0,170+0 . 6,40
= 0,412 . 6,40 = 2,63 gr/cm3
ρ ± ∆ρ = 6,40 ± 2,63 gr/cm3

2. Pelat
a. Menggunakan v́ dari pengukuran mistar
6,43 gr
ρ = = 2,62 gr/cm3
2,453 cm3
2
∆ρ =
[√| 4,1 x 10−2
6,43
+| | |]
6,044
2,453
2
. 2,62

= √ 6,3 10−2 +6,06 . 2,62


Irene Dhealista
200110190238

= 2,462 . 2,62 = 6,45 gr/cm3


ρ ± ∆ρ = 2,62 ± 6,45 gr/cm3

b. Menggunakan v́ dari pengukuran jangka sorong


6,43 gr 3
ρ = 3 = 2,472 gr/cm
2,601cm
2

[√| | | |]
2
∆ρ = 4,1 x 10−2 0 . 2,472
+
6,43 2,601

= √ 6,3 10−2 +0 . 2,472


= 0,079 . 2,472 = 0,195 gr/cm3
ρ ± ∆ρ = 2,472 ± 0,195 gr/cm3

3.5 Menghitung KSR dan KP

Rumus : KSR = | ρ hitung− ρliteratur


ρliteratur |.100%
KP = 100% - KSR

ρbesi = 8.7 gr/cm3


ρalum = 2.8 gr/cm3
1. Balok

a. ρdi dapat dari dengan v dari pengukuran menggunakan mistar
V

KSR = |6,029−8,7
8,7 |.100%
= 3,0 %
KP = 100% - 3,0%
= 97,0%

b. ρdi dapat dari dengan v dari pengukuran menggunakan jangka
V
sorong
Irene Dhealista
200110190238

KSR = |6,029−8,7
8,7 |.100%
= 26,4 %
KP = 100% - 26,4%
= 73,6%

2. Pelat

a. ρdi dapat dari dengan v dari pengukuran menggunakan mistar
V
2,62−2,8
KSR = | 2,8 | .100%

= 6,4 %
KP = 100% - 6,4%
= 93,6%


b. ρdi dapat dari dengan v dari pengukuran menggunakan jangka
V
sorong

KSR = |2,47−2,8
2,8 |
.100%

= 11,7 %
KP = 100% - 11,7%
= 88,3%
Irene Dhealista
200110190238

3.6 Analisis Data


Ketika melakukan pengukuran, kita bisa menggunakan mistar,
meteran, miktometer sekrup, jangka sorong, dan neraca ohuass. Pada
praktikum ini kita melakukan pengukuran menggunakan alat jangka sorng,
mikrometer sekrup, dan neraca ohauss. Alat pengukuran tersebut memiliki
kegunaan dan fungsi yang berbeda serta meliki ketelitian yang berbeda
juga. Pada alat jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu
benda, diameter suatu benda, baik diameter dalam maupun  diameter luar.
Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong memiliki skala
utama dan skala nonius. Micrometer sekrup memiliki fungsi untuk
mengukur panjang benda dengan sangat teliti. Mikrometer sekrup
memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup memiliki skala utama
dan skala putar. Sedangkan neraca ohauss berfungsi untuk mengukur
massa suatu benda. Neraca ohauss memiliki berbagai macam bentuk, yaitu
neraca tiga lengan dan neraca empat lengan. Prinsip kerja neraca atau
timbangan menggunakan prinsip tuas.
Pengukuran yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah pengukuran
berulang yang dilakukan lebih dari satu kali. Pengukuran berulang lebih
baik dilakukan dengan pengukuran tungga, karena semakin banyak
pengulangan pada pengukuran berulang ketidakpastiannya lebih bisa
dibuktikan. Dalam menentukan ketidakpastian ketelitian dalam alat ukur
sangat berpengaruh, semakin kecil ketelitian alat ukur maka semakin baik
ketidakpastiannya sebab angka desimal dibelakang koma lebih terhitung.
Dari ketidakpastian tersebut akan didapat KSR yaitu kesalahan realtif dari
hasil pengukuran, tingkat kebenaran dari hasil pengukuran semakin baik
dan benar.
Pada saat pengukuran sebaiknya posisi mata tegak lurus terhadap alat
ukur agar mengurangi kesalahan data pengukuran, karena ketika
pengukuran dapat terjadi kesalahan atau keidakpastian seperti :
1. Kesalahan Kalibrasi
Cara memberi nilai skala pada waktu pembuatan alat tidak tepat
sehingga berakibat setiap kali alat digunakan, suatu ketidakpastian
akan ada pada hasil pengukuran. Kesalahan ini dapat diketahui dengan
cara membandingkan alat tersebut dengan alat baku.
2. Kesalahan titik-nol
Titik nol skala, alat tidak berimpit dengan titik nol jarum petunjuk atau
jarum tidak kembali tepat pada angka nol. Sehingga terjadi kesalahan
dalam menunjukkan nilai yang tepat
3. Paralaks
Kesalahan pada saat pembacaan skala,yaitu pada saat membaca skala,
mata tidak lurus terhadap skala, hal ini bisa menyebabkan kesalahan
hasil pengukuran yang kurang tepat.
Irene Dhealista
200110190238

BAB V
TUGAS AKHIR

1. Tuliskan data hasil pengamatan beserta ketidakpastiannya


A. Ketidakpastian balok
a. Dengan Mistar
 Panjang
1. 3,9 ± 0,05 cm
2. 3,9 ± 0,05 cm
3. 3,9 ± 0,05 cm
4. 3,9 ± 0,05 cm
5. 3,9 ± 0,05 cm

 Lebar
1. 2,0 ± 0,05 cm
2. 2,0 ± 0,05 cm
3. 1,9 ± 0,05 cm
4. 1,9 ± 0,05 cm
5. 1,9 ± 0,05 cm

 Tinggi
1. 1,0 ± 0,05 cm
2. 0.9 ± 0,05 cm
3. 0,9 ± 0,05 cm
4. 1,0 ± 0,05 cm
5. 0,9 ± 0,05 cm

b. Dengan jangka sorong


 Panjang
1. 3,9 ± 0,005 cm
2. 3,9 ± 0,005 cm
3. 3,9 ± 0,005 cm
4. 3,9 ± 0,005 cm
5. 3,9 ± 0,005 cm

 Lebar
1. 1,9 ± 0,005 cm
2. 1,9 ± 0,005 cm
3. 1,9 ± 0,005 cm
4. 1,9 ± 0,005 cm
5. 1,9 ± 0,005 cm

 Tinggi
1. 0,9 ± 0,005 cm
2. 0,9 ± 0,005 cm
Irene Dhealista
200110190238

3. 0,9 ± 0,005 cm
4. 0,9 ± 0,005 cm
5. 0,9 ± 0,005 cm

c. Dengan Mikrometer Sekrup


 Lebar
1. 2,03 ± 5 x 10-4 cm
2. 2,04 ± 5 x 10-4 cm
3. 2,06 ± 5 x 10-4 cm
4. 2,04 ± 5 x 10-4 cm
5. 2,08 ± 5 x 10-4 cm

 Tinggi
1. 1,02 ± 5 x 10-4 cm
2. 1,04 ± 5 x 10-4 cm
3. 1,06 ± 5 x 10-4 cm
4. 1,04 ± 5 x 10-4 cm
5. 1,06 ± 5 x 10-4 cm

B. Ketidakpastian pelat
a. Dengan mistar
 Panjang
1. 4,6 ± 0,05 cm
2. 4,6 ± 0,05 cm
3. 4,6 ± 0,05 cm
4. 4,6 ± 0,05 cm
5. 4,6 ± 0,05 cm

 Lebar
1. 1,9 ± 0,05 cm
2. 1,9 ± 0,05 cm
3. 1,9 ± 0,05 cm
4. 1,8 ± 0,05 cm
5. 1,8 ± 0,05 cm

 Tebal
1. 0,3 ± 0,05 cm
2. 0,3 ± 0,05 cm
3. 0,3 ± 0,05 cm
4. 0,3 ± 0,05 cm
5. 0,3 ± 0,05 cm

 Diameter
1. 0,6 ± 0,05 cm
2. 0,7 ± 0,05 cm
3. 0,6 ± 0,05 cm
Irene Dhealista
200110190238

4. 0,7 ± 0,05 cm
5. 0,7 ± 0,05 cm

b. Dengan Jangka Sorong


 Panjang
1. 4,6 ± 5 x 10-3 cm
2. 4,6 ± 5 x 10-3 cm
3. 4,6 ± 5 x 10-3 cm
4. 4,6 ± 5 x 10-3 cm
5. 4,6 ± 5 x 10-3 cm

 Lebar
1. 1,9 ± 5 x 10-3 cm
2. 1,9 ± 5 x 10-3 cm
3. 1,9 ± 5 x 10-3 cm
4. 1,9 ± 5 x 10-3 cm
5. 1,9 ± 5 x 10-3 cm

 Tinggi
1. 0,3 ± 5 x 10-3 cm
2. 0,31 ± 5 x 10-3 cm
3. 0,31 ± 5 x 10-3 cm
4. 0,31 ± 5 x 10-3 cm
5. 0,31 ± 5 x 10-3 cm

 Diameter
1. 0,64 ± 5x10-3 cm
2. 0,64 ± 5x10-3 cm
3. 0,64 ± 5x10-3 cm
4. 0,64 ± 5x10-3 cm
5. 0,64 ± 5x10-3 cm

c. Dengan Mikrometer Sekrup


 Lebar
1. 1,9 ± 5 x 10-4 cm
2. 1,92 ± 5 x 10-4 cm
3. 1,9 ± 5 x 10-4 cm
4. 1,93 ± 5 x 10-4 cm
5. 1,9 3± 5 x 10-4 cm

 Tinggi
1. 0,3 ± 5x 10-4 cm
2. 0,3 ± 5x 10-4 cm
3. 0,32 ± 5x 10-4 cm
4. 0,32 ± 5x 10-4 cm
5. 0,32 ± 5x 10-4 cm
Irene Dhealista
200110190238

 Diameter
1. 0,44 ± 5 x10-4 cm
2. 0,6 ± 5 x10-4 cm
3. 0,6 ± 5 x10-4 cm
4. 0,6 ± 5 x10-4 cm
5. 0,6 ± 5 x10-4 cm

C. Ketidakpastian Massa Balok dan Massa Pelat


 Massa Balok
1. 65 ± 5 x 10-2 gr
2. 70 ± 5 x 10-2 gr
3. 70 ± 5 x 10-2 gr

 Massa Pelat
1. 6,5 ± 5 x 10-2 gr
2. 6,5 ± 5 x 10-2 gr
3. 6,5 ± 5 x 10-2 gr

2. Hitunglah panjang, lebar, dan tinggi rata-rata balok beserta


ketidakpastiannya
A. Dengan Mistar
 Panjang
Ṕ = 3,88 cm
∆ Ṕ = 7,3 x 10-1 cm

 Lebar
ĺ = 1,94 cm
∆ ĺ = 4,8 x 10-1 cm

 Tinggi
T́ = 3,9 cm
∆T́ = 4,8 x 10-1 cm

B. Dengan Jangka Sorong


 Panjang
Ṕ = 3,9 cm
∆ Ṕ = 0 cm

 Lebar
ĺ = 1,9 cm
∆ ĺ = 0 cm

 Tinggi
Irene Dhealista
200110190238

T́ = 0,9 cm
∆T́ = 0 cm

C. Dengan Mikrometer Sekrup


 Lebar
ĺ = 2,05 cm
∆ ĺ = 7 x 10-3 cm

 Tinggi
T́ = 1,91 cm
∆T́ = 5,9 x 10-2 cm

3. Hitunglah panjang, lebar, tebal dan diameter rata-rata untuk pelat beserta
ketidakpastiannya
A. Dengan Mistar
 Panjang
Ṕ = 4,6 cm
∆ Ṕ = 0 cm

 Lebar
ĺ = 1,86 cm
∆ ĺ = 1,9 x 10-1 cm

 Tebal
´ = 0,3 cm
Tb
´ = 0 cm
∆Tb

 Diameter
D́ = 0,66 cm
∆ D́ = 2,4 x 10-1 cm

B. Dengan Jangka Sorong


 Panjang
Ṕ = 4,6 cm
∆ Ṕ = 0 cm

 Lebar
ĺ = 1,9 cm
∆ ĺ = 0cm

 Tebal
´ = 0,31 cm
Tb
Irene Dhealista
200110190238

´ = 0 cm
∆Tb

 Diameter
D́ = 0,64 cm
∆ D́ = 0 cm

C. Dengan Mikrometer Sekrup


Panjang
Ṕ = 0,31 cm
∆ Ṕ = 7 x 10 -3cm

Lebar
ĺ = 1,91 cm
∆ ĺ =5,9 x 10-2 cm

Diameter
D́ = 0,56 cm
∆ D́ = 5,1 x 10-1 cm

4. Hitunglah massa rata-rata untuk balok dan pelat beserta ketidakpastiannya


A. Massa Balok
´ = 42,66 gr
mb
∆mb´ = 17,644 gr

B. Massa Pelat
mp
´ = 6,43 gr
´ = 4,1 x 10 -1gr
∆mp

5. Hitunglah Volume Balok dan Pelat beserta ketidakpastiannya


A. Volume Balok
a. Dengan Mistar
´ = 7,075 cm3
vb
´ = 0,417 cm3
Δvb
b. Dengan Jangka Sorong
v́ b = 6,669 cm3
´ b = 0 cm3
Δv

B. Volume Pelat
a. Dengan Mistar
vp
´ = 2,459 cm3
Irene Dhealista
200110190238

´ = 6,044 cm3
Δvp
b. Dengan Jangka Sorong
v́ p = 2,601 cm3
´ p = 0 cm3
Δv

6. Hitunglah massa jenis Balok dan Pelat beserta ketidakpastiannya


A. Massa Jenis Balok
a. Menggunakan v́ dari pengukuran mistar
ρ = 6,029 gr/cm3
∆ρ = 2,50 gr/cm3
b. Menggunakan v́ dari pengukuran jangka sorong
ρ = 6,40 gr/cm3
∆ρ = 2,63 gr/cm3

B. Massa Jenis Pelat


a. Menggunakan v́ dari pengukuran mistar
ρ = 2,62 gr/cm3
∆ρ = 6,45 gr/cm3
b. Menggunakan v́ dari pengukuran jangka sorong
ρ = 2,472 gr/cm3
∆ρ = 0,195 gr/cm3
7. Bandingkan massa jenis balok dan pelat terhadap massa jenis literatur
A. Balok

a. ρdi dapat dari dengan v dari pengukuran menggunakan mistar
V
KSR = 3,0 %
KP = 97,0 %


b. ρdi dapat dari dengan v dari pengukuran menggunakan jangka
V
sorong
Irene Dhealista
200110190238

KSR = 26,4 %
KP = 73,6 %
B. Pelat

a. ρdi dapat dari dengan v dari pengukuran menggunakan mistar
V
KSR = 6,4 %
KP = 93,6 %


b. ρdi dapat dari dengan v dari pengukuran menggunakan jangka
V
sorong
KSR = 11,7 %
KP = 88,3 %
Irene Dhealista
200110190238

V
KESIMPULAN

5.1 Dapat menggunakan alat-alat dasar


5.2 Dapat menentukan hasil pengukuran dari alat ukur dasar
5.3 Dapat menentukan ketidakpastian dalam pengukuran
5.4 Dapat menuliskan hasil pengukuran secara benar
Irene Dhealista
200110190238

DAFTAR PUSTAKA

Putra, I., Sujarwanto, & Eko. (2011). Alat Ukur dan Pengukuran Fisika. Jombang:
Fakultas Pertanian Universitas KH. A Wahab Hasbullah.
Ruwanto, D. (2006). Asas-Asas Fisika 1A. Jakarata: Yudistira.
Sasmito, T. (2010). Pengukuran, Besaran dan Satuan. Jakarta: Erlangga.
Yanti, K. D. (2020, Maret 14). Laporan Praktikum Fisika Dasar. Retrieved from
Academia.edu: https://www.academia.edu/37559103

Anda mungkin juga menyukai