Nindia Febianti
05031281823081
1.2. Tujuan
2.2. Penggaris
Penggaris merupakan alat ukur panjang dan alat bantu gambar untuk
menggambar garis lurus. Alat ukur yang satu ini banyak sekali digunakan secara
universal, baik untuk keperluan pengukuran atau hal lainnya. Mistar hanya dapat
mengukur ketinggian. Pada umumnya, penggaris atau yang biasa disebut mistar
memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar mempunyai ketelitian
pengukuran 0,5 mm, yaitu sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh
mistar Ada berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang
berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku ).
Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, kayu. Penggaris bentuknya sejajar
digunakan untuk menggaris baris, tetapi biasanya penggaris juga berisi garis
dikalibrasi untuk mengukur jarak. Unit pengukuran pada alat ini adalah inch,
milimeter, dan centimeter Didalam penggaris terdapat bagian-bagian yang
menunjang penggaris diantaranya, Satuan millimeter, Satuan inci, Satuan
centimeter. Cara penggunaan mistar adalah, yaitu pertama Impitkan skala nol
pada mistar dengan salah satu ujung benda yang akan diukur.Lalu Lihat posisi
ujung lain benda tersebut. Baca skala mistar yang berimpit dengan ujung lain
benda. Secara umum akan teramati ujung benda tidak tepat berimpit dengan salah
satu skala millimeter pada mistar. Oleh karena itu laporan pengukuran adalah nilai
terbaca ± ketidakpastian pengukuran (x ± Δx) (Permana, 2011).
4.1. Hasil
Hasil yang didapatkan dalam praktikum ketidakpastiaan dalam pengukuran
adalah :
Tabel 1. Hasil pengamatan praktikum ketidakpastian dalam pengukuran
Kel Bahan Alat Ukur
Jangka Sorong Penggaris
Rata-rata(mm) sesatan(mm) rata-rata (mm) sesatan (mm)
1. Buku Note 1,75 0,03 1,3 0,43
2. Spidol 1,09 0,02 6,8 0,22
3. Pena 0,80 0,023 7,33 4,43
4. Penghapus 1 ,7 0,16 13,33 0,123
5. Spidol Papan 1,35 0,06 13,5 0,33
Tulis
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini digunakan dua buah alat yaitu jangka sorong dan mistar,
dan dalam hal ini di gunakan bahan bahan yang berbeda untuk mengetahui
sebagaimana keakuratan dari masing masing alat ukur tersebut. Mengukur berarti
membuat taksiran terhadap suatu benda. Hasil pengukuran yang kita lakukan tidak
dapat langsung diterima karena harus dapat kita pertanggungjawabkan
kebenarannya dan keakuratannya. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm
sehingga dapat mengukur benda yang memiliki ketebalan yang tipis sekali pun,
sedangkan pada mistar hanya memiliki ketelitian 0,1 cm sehingga penukuran pada
benda-benda yang agak tipis sangat terbatas. Jangka sorong terdiri dari rahang
tetap dan rahang geser. Pengukuran langsung dibedakan atas pengukuran sekali
dan pengukuran berulang. Nilai sesatan taksiran pada suatu pengukuran
tergantung pada resolusi dan keberanisan dalam pengukuran untuk memberi
jaminan. Jangka sorong memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi daripada
mistar. Mistar hanya dapat mengukur ketinggian sedangkan jangka sorong bisa
digunakan untuk menentukan diameter suatu benda, mengukur ketinggian,
mengukur kedalaman dan mengukur lebar suatu benda. Penentuan ketidakpastian
hasil dari suatu data pengukuran dapat dilakukan dengan cara analisis statistik.
Analisis ini meliputi harga rata-rata, simpangan, harga sesatan rata-rata dan
definisi rata-rata pada mistar dan diameter pada jangka sorong.
Pengulangan pada masing-masing bahan dilakukan sebanyak tiga kali,
tiap-tiap pengulangan memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukuran yang berbeda-
beda tersebut bisa dikarenakan karena kesalahan perhitungan atau kesalahan dari
pengamat karena cara pandang pengamat. Kesalahan dari pengamat diantaranya
kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian
instumen yang tidak sesuai, serta kesalahan penaksiran. Kesalahan karena
kekurangan-kekurangan alat itu sendiri seperti kerusakan pada alat atau adanya
bagian-bagian yang ada pengaruh lingkungan terhadap alat tersebut ataupun
pemakaiannya. Kesalahan oleh penyebab-penyebab yang tidak langsung diketahui
sebab perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak
antara Mistar dan jangka sorong yang memiliki ketelitian yang cukup tinggi yaitu
jangka sorong dengan ketelitiannya yaitu 0,01 mm.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Data hasil pengamatan, pembahasan, dan percobaan yang telah dilakukan
maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1. Mistar termasuk alat ukur panjang dengan ketelitian 0,1 cm dengan
ketidakpastian 0,05 cm
2. Pengukuran dapat terjadi kesalahan yaitu kesalahan bersistem dan kesalahan
random, serta kesalahan lain-lain.
3. Jangka sorong memiliki ketelitian 0.01mm.
4. Tingkat ketelitian jangka sorong lebih baik daripada mistar atau penggaris.
5. Jangka sorong dapat juga di gunakan untuk mengukur kedalaman suatu
benda.
DAFTAR PUSTAKA
Zaelani., Ahmad., dan C. Cunayah., 2010. Fisika Dasar. Bandung: Yrama Widya.
LAMPIRAN TABEL
2 14 186
3 13,5 182,25
∑ Xi ∑ Xi2=
= 40,5 537,25
i Xi Xi 2
1 1,35 1,82
2 1,35 1,82
3 1,36 1,84
X N= ∑ Xi = 40 = 13,5
N 3
( X N ) = (13,33)2 = 182,25
2 2
∑ X = S XN = ∑ Xi −N X N
√ N ( N−1)
537,25−3 X 182,5
=
√ 3(3−1)
533,5−533,0667 0,4333
=
√ 6
=
√ 6
=√ 0,08 = 0,28
XN = ∑ Xi = 4,06 = 1,35
N 3
( X N ¿ = (1,35)2=1,82
∑ Xi2−NXi 2
∑ X = S XN =
√ N ( N −1)
8,765−3 X 2,89
=
√ 3(3−1)
8,765−8,67 0,095
=
√ 6
=
6 √
= √ 0,02 = 0,14