NIM : 05031281924099
Berikut ini akan dibahas berbagai pemanfaatan tebu dan buangan atau hasil samping
pengolahannya yang dapat dikembangkan.
a. Pemanenan Tebu
Dari proses pemanenan tebu dihasilkan limbah berupa daun tebu kering yang disebut
klethekan atau daduk, pucuk tebu, dan sogolan (pangkal tebu). Pucuk tebu bisa diolah
jadi pakan ternak (sapi) dengan harga jual antara Rp 300~400 per kg dan harga ekspor
0,5 dollar AS. Jumlah limbah pucuk tebu ini mencapai 15 persen dari total tanaman,
ditambah sogolan dua persen.
b. Ampas Tebu
Ampas tebu merupakan limbah selulosik yang banyak sekali potensi
pemanfaatanya. Selain yang telah disebutkan di atas, yaitu untuk makanan ternak;
bahan baku pembuatan pupuk, pulp, particle board; dan untuk bahan bakar boiler di
pabrik gula, masih banyak lagi pemanfaatannya yang lain. Ampas tebu dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kanvas rem, furfural, sirup glukosa, etanol,
CMC (carboxymethil cellulose), dan bahan penyerap (adsorben) zat warna. Bahkan
di Kuba, ampas tebu telah pula dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik yang
dapat memenuhi 30 persen kebutuhan listrik di Kuba. Pabrik yang memanfaatkan
ampas tebu sebagai bahan baku pembuatan particle board dan kanvas rem, telah
beroperasi di Indonesia. Tetapi untuk pembuatan furfural belum ada; selama ini
Indonesia masih mengimpor furfural dari Cina (J.A. Witono, 2003). Sedangkan
untuk pembuatan etanol, CMC, dan adsorben masih dalam taraf penelitian.
d. Blotong
Selama ini blotong dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Hasil limbah
produksinya yaitu blotong, abu, tetes, dan ampas yang dicampur dengan kotoran
hewan, menjadi pupuk kompos unggul (fine compost) yang punya nilai tinggi..
e. Abu
Limbah abu boiler (ketel) yang seringkali menjadi bahan protes masyarakat karena
mencemari lingkungan, dapat dicampur dengan beberapa zat lain untuk dimanfaatkan
menjadi pupuk mixed (fine compost).
Diagram Alir Pengolahan Limbah Industri Tebu Zero Waste