Anda di halaman 1dari 43

Nama: Randy Wijaya

NIM : 05031281924099
Kelas : METIL THP Indralaya
N InformasiJurnal Informasi yang diekstrak Informasi yang dirujuk Keterangan
o.
1. Judul Artikel: Rumusan Masalah: Dalam proses produksi, Kabupaten Temanggung Pendahulu
Review: mitra (kelompok Tunas Muda) menghadapi merupakan daerah penghasil an
PENINGKATAN MUTU permasalahan yaitu: 1) Proses produksi yang kopi terbesar di Jawa Tengah
PROSES PRODUKSI DAN tidak efisien, alat produksi manual sehingga yakni menyumbang 40%
KEMASAN KOPI tidak hemat energi dan waktu, serta hasilnya produksi kopi Jawa Tengah.
BUBUK BAGI bubuk yang kasar; 2) Keterbatasan Produksi kopi di Kabupaten
MASYARAKAT KLASTER pengetahuan mengenai teknik dan jenis Temangung pada tahun 2014
KOPI DI DESA BANSARI pengemasan kopi bubuk ; 3) Kurangnya sebesar 11,560.27 ton dengan
KECAMATAN BANSARI pengetahuan dan ketrampilan mengenai Good luas areal tanam 9,536.37 ha.
TEMANGGUNG manufacturing practice (GMP) untuk produk
kopi bubuk..
Nama dan Informasi Jurnal:
Jurusan Akuntansi, Politeknik Hipotesis: Kegiatan pengabdian berjalan
Negeri Semarang.Jurnal dengan lancar,mitra sangat antusias mengikuti
DIANMAS, Volume 8, kegiatan dan mesin pulper kopi sudah
Nomor 2, September 2019. dimanfaatkan dan berdampak pada peningkatan
produksi mitra.
Penulis:
Sam’ani, Mustika Widowati, Pendahuluan: Kabupaten Temanggung
dan Sartono. merupakan daerah penghasil kopi terbesar di
Jawa Tengah yakni menyumbang 40%
produksi kopi Jawa Tengah. Produksi kopi di
Kabupaten Temangung pada tahun 2014
sebesar 11,560.27 ton dengan luas areal tanam
9,536.37 ha (BPS, 2015).

Hasil dan Pembahasan: Pengemasan


bertujuan untuk mempertahankan aroma dan
citarasa kopi bubuk yang akan didistribusikan.
Beberapa faktor yang dapat berpengaruh
terhadap keawetan kopi bubuk selama
dikemas adalah kondisi penyimpanan, tingkat
sangrai, kadar air kopi bubuk, kehalusan
bubuk, dan kandungan oksigen di dalam
kemasan. Kemasan yang mengandung terlalu
banyak oksigen dapat menyebabkan aroma dan
citarasa kopi berkurang karena proses oksidasi.
Sedangkan kandungan air yang terlalu banyak
di dalam kemasan akan dapat menghidrolisa
senyawa kimia yang ada di dalam kopi bubuk
dan menyebabkan bau apek.
2 Judul Artikel: Rumusan Masalah:. Kopi Arabika memiliki Pendahulu
Review: Penelitian ini difokuskan pada karakterisasi karakteristik dan cita rasa an
KARAKTERISTIK KOPI kopi bubuk Arabika hasil fermentasi yang lebih superior
BUBUK ARABIKA (Coffea menggunakan Saccharomyces cerevisiae. dibandingkan dengan kopi
arabica L) Parameter yang diamati meliputi kadar air, sari robusta
TERFERMENTASI kopi dan kadar kafein. Parameter penunjang
Saccharomyces cerevisiae lainnya, yaitu pH seduhan kopi bubuk dan uji
fitokimia. Selain itu, selama proses fermentasi
Nama dan Informasi Jurnal: diamati pH fermentasi, kadar gula pereduksi
Jurnal Sains Natural dan uji kualitatif etanol.
Universitas Nusa Bangsa. Vol.
9, No.1, Januari 2019, 37 – 46. Hipotesis: Dengan mengetahui karakteristik
kopi bubuk arabika dapat menambah minat
Penulis: Mia Azizah, RTM konsumen.
Sutamihardja, dan Nova
Wijaya. Pendahuluan:
Kopi Arabika memiliki karakteristik dan cita
rasa yang lebih superior dibandingkan dengan
kopi robusta (Najiyati dan Danarti, 2001). Kopi
banyak digunakan sebagai minuman penyegar
karena memiliki cita rasa yang khas, sehingga
digemari oleh berbagai lapisan masyarakat di
seluruh dunia. Minuman kopi dibuat dari
seduhan produk olahan kopi yang sering
dijumpai contohnya kopi bubuk (Bina UKM,
2011).

Hasil dan Pembahasan: Berdasarkan hasil


penelitian yang telah dibandingkan dengan SNI
Syarat Karakteristik Kopi Bubuk Arabika hasil
fermentasi menggunakan S. cerevisiae dengan
konsentrasi 0%, 1%, 2%, 3% dan 4% sesuai
dengan syarat karakteristik kopi berdasarkan
SNI Kopi Bubuk 01-3542-2004 dengan nilai
kadar air 2,33–1,68% b/b, sari kopi 30,74–
30,35% b/b dan kadar kafein 1,18–1,01% b/b.
Pada proses fermentasi terjadi penurunan nilai
pH fermentasi dan gula pereduksi serta
terbentuknya etanol.
3 Judul Artikel: Rumusan Masalah:. Salah satu hasil perkemunan Pendahulu
Review: Pada makanan dan minuman sering terdapat yang memiliki nilai ekonomis an
ANALISIS CEMARAN unsur-unsur yang tidak mempunyai nilai tinggi dan berperan sebagai
LOGAM (Cu dan Zn) nutrisi. Adanya unsur-unsur tersebut selalu suber devisa adalah kopi
PADA KOPI BUBUK dihubungkan dengan sifat-sifat yang tidak (Rahardjo, 2012).
diinginkan dan kadang-kadang beracun
sehingga membahayakan kesehatan konsumen.
Nama dan Informasi Jurnal: Oleh karena itu, diperlukan syarat-syarat untuk
Jurnal Agroscience Vol. 10 industri makanan dan minuman agar
No. 1 Tahun 2020. produksinya tidak membahayakan bagi
konsumen, sehingga dilakukan pengujian
Penulis: Windy Widowaty, cemaran logam sesuai dengan SNI. Analisis
Akhmad Zakaria, dan Tia yang dilakukan yaitu penentuan kadar cemaran
Yura Nurfiana. logam Cu dan Zn yang kemungkinan
terkandung dalam kopi bubuk dengan
menggunakan alat Spektrofotometer Serapan
Atom.

Hipotesis: Dengan mengetahui kandungan


cemaran logam pada bubuk kopi membuat
masyarakat semakin berhati-hati dalam
mengolah kopi.

Pendahuluan: Salah satu hasil perkemunan


yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan
berperan sebagai suber devisa adalah kopi
(Rahardjo, 2012). Hasil olahan kopi banyak
diminati oleh masyarakat. Nilai nutrisi yang
terkandung dalam biji kopi diantaranya
karbohidrat sebesar 60%, protein sebasar 13%,
asam linoleat sebesar 39%, asam stearat
sebesar 13.1%, asam oleat sebesar 17.2%, asam
arachidat sebesar 4.2%, asam palmitat sebesar
25.3%, asam behenat sebesar 1%, kandungan
senyawa kafein pada jenis arabika sebesar
1,0% sementara pada jenis robusta sebesar
2,0% (Simanjutak, 2011).

Hasil dan Pembahasan:


Hasil penelitian menunjukan kadar logam Cu
dan Zn dari dua belas sampel kopi bubuk
berkisar antara 0,851 mg/kg sampai 1,259
mg/kg dan untuk kadar Zn berkisar antara
1,242 mg/kg sampai 1,826 mg/kg sehingga
tidak melebihi syarat maksimum kadar Cu
menurut SNI 01-2983-1994, yaitu sebesar 30
mg/kg.
4 Judul Artikel: Rumusan Masalah: mengetahui karakteristik Menurut Siswoputranto Pendahulu
Review: fisik bubuk kopi arabika dengan bahan (2001), proses pencampuran an
KARAKTERISTIK FISIK tambahan jagung dan beras yang digiling kopi dengan beras dan jagung
BUBUK KOPI ARABIKA secara mekanis. sebesar 15-20%, campuran ini
HASIL PENGGILINGAN disangrai dan digiling secara
MEKANIS DENGAN Hipotesis: bersamaan. Proses
PENAMBAHAN JAGUNG Penggilingan mekanis dengan menggunakan pencampuran ini dilakukan
DAN BERAS KETAN penggiling disc mill menghasilkan bubuk kopi untuk menambahkan cita rasa
yang memiliki fraksi halus yang lebih banyak dari bubuk kopi yang
Nama dan Informasi Jurnal: jika dibandingkan dengan penggilingan rasannya lebih enak dan
Jurnal Teknologi dan Industri menggunakan hammer mill. nikmat.
Pertanian Indonesia Vol. (5)
No.1, 2013.
Pendahuluan: Ada salah satu proses yang
Penulis: banyak diaplikasi oleh masyarakat dalam
membuat kopi bubuk adalah pencampuran biji
Hendri Syah, Yusmanizar, kopi dengan bahan tambahan seperti beras
dan Oki Maulana. ketan, pinang, dan jagung. Salah satu alasan
yang digunakan adalah untuk menambah bobot
kopi bubuk yang dihasilkan. Menurut
Siswoputranto (2001), proses pencampuran
kopi dengan beras dan jagung sebesar 15-20%,
campuran ini disangrai dan digiling secara
bersamaan. Proses pencampuran ini dilakukan
untuk menambahkan cita rasa dari bubuk kopi
yang rasannya lebih enak dan nikmat.

Hasil dan Pembahasan:


Rendemen penggilingan dengan menggunakan
disc mill lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan hammer mill. Bubuk kopi
dengan dan tanpa bahan campuran memiliki
kadar air yang masih memenuhi standar SNI
yaitu maksimal 7%. Densitas curah bubuk kopi
yang digiling menggunakan disc mill lebih
tinggi dibandingkan dengan menggunakan
hammer mill, sedangkan nilai angle of repose
bubuk kopi pada masing-masing percobaan
menunjukkan nilai yang hampir sama dan
tergolong kedalam bahan dengan kohesivitas
yang sedang. Penggilingan mekanis dengan
menggunakan penggiling disc mill
menghasilkan bubuk kopi yang memiliki fraksi
halus yang lebih banyak jika dibandingkan
dengan penggilingan menggunakan hammer
mill.

5 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kopi Java Robusta Robusta dan Arabika Pendahulu
Review: merupakan salah satu jenis kopi lokal yang memiliki kadar kafeina yang an
EKSTRAKSI KAFEINA mempunyai kadar kafeina tertinggi yang cukup tinggi. Biji kopi jenis
DARI SERBUK KOPI memiliki dampak negatif bagi konsumen. Robusta misalnya memiliki
JAVA ROBUSTA DENGAN Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, kadar kafeina sekitar 2,4%
PELARUT MINYAK maka dibutuhkan cara untuk mengurangi kadar berat kering setelah
JAGUNG kafeina yaitu dengan cara ekstraksi. mengalami proses sangrai.
Sedangkan, biji kopi
Nama dan Informasi Jurnal: Hipotesis: Dari hasil penelitian dapat jenis Arabika memiliki kadar
Jurnal WIDYA TEKNIK Vol. disimpulkan bahwa semakin besar kafeina sedikit lebih rendah
12, No. 1, 2013 (1-10). perbandingan massa serbuk kopi dengan yaitu sekitar 2,3% berat
volume pelarut minyak jagung dan semakin kering setelah melalui proses
Penulis: lama waktu ekstraksi, semakin banyak kafeina sangrai.
Dimas Rizky Widagdyo, yang terekstrak.
Velina Agustien Budiman,
Aylianawati, dan Nani Pendahuluan: Dewasa ini, telah banyak
Indraswati. dikenal berbagai jenis minuman kopi baik
dalam bentuk bubuk maupun instan. Dari
berbagai jenis minuman kopi tersebut, kafeina
merupakan senyawa utama yang terkandung di
dalamnya. Sebagian besar masyarakat tidak
menyadari bahwa kafeina sebenarnya memiliki
dampak negatif yang cukup besar bagi tubuh
jika dikonsumsi secara berlebihan. Kenyataan
tersebut dapat mengganggu kenyamanan
masyarakat dalam menikmati secangkir kopi.

Hasil dan Pembahasan:


Dari hasil penelitian ekstraksi kafeina dari
serbuk kopi Java Robusta dengan pelarut
minyak jagung pada suhu sekitar 100oC dapat
disimpulkan bahwa semakin lama waktu
ekstraksi dan semakin besar perbandingan
jumlah serbuk kopi dengan volume pelarut
minyak jagung, maka semakin banyak jumlah
kafeina yang terekstrak. Sedangkan kondisi
proses ekstraksi yang menghasilkan jumlah
kafeina terekstrak terbanyak adalah pada waktu
ekstraksi 90 menit dan perbandingan serbuk
kopi dengan pelarut minyak jagung 1:15 g/mL.
6 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Pada umumnya, kopi Pendahulu
Review: Dalam proses produksi klaster (mitra) dikonsumsi oleh masyarakat an
menghadapi permasalahan yaitu: 1. Proses dalam bentuk bubuk yang
PENINGKATAN MUTU produksi yang tidak efisien, karena penggunaan diseduh menggunakan air
PROSES PRODUKSI KOPI alat produksi (penggiling dan sangrai biji kopi) panas. Pembuatan kopi bubuk
BUBUK BAGI yang mengharuskan proses berulang-ulang banyak dilakukan oleh
MASYARAKAT KLASTER sehingga tidak hemat energi dan waktu, 2. masyarakat baik diindustri
KOPI DI DESA GAJAH Ketidaktahuan mengenai cara pengemasan kecil maupun besar yang
KUMPUL KECAMATAN yang baik produk mereka, 3. Memerlukan dilakukan secara manual
BATANGAN PATI tambahan pengetahuan dan ketrampilan maupun mekanis.
mengnai Good manufacturing practice (GMP)
Nama dan Informasi Jurnal: untuk produk kopi bubuk, 4. Kurangnya
Jurnal Inovasi Teknik Kimia, wawasan mengenai manajemen usaha kecil, 5.
Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. Ketidaktahuan mengenai prosedur memperoleh
01-05 ijin edar produk dari Dinas kesehatan.
.
Penulis:
Indah Riwayati,
Hipotesis:
Suwardiyono, dan Helmy Dari permasalahan tersebut ditawarkan solusi
Purwanto. kepada mitra berupa : Perbaikan proses Alat
penggiling dan sangrai biji kopi menjadi kopi
bubuk, Pelatihan Good Manufacturing
Practices (GMP) produk makanan, Pelatihan
tentang pengemasan produk makanan,
Pelatihan Manajemen Usaha kecil, Pelatihan
prosedur perijinan produk UKM dan sertifikasi
halal. Solusi yang telah dilakukan tersebut
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi mitra sehingga mitra dapat lebih
mengembangkan usahanya.

Pendahuluan: Pada umumnya, kopi


dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk
bubuk yang diseduh menggunakan air panas.
Pembuatan kopi bubuk banyak dilakukan oleh
masyarakat baik diindustri kecil maupun besar
yang dilakukan secara manual maupun
mekanis. Produksi kopi bubuk dimulai dari
proses penyangraian dan diakhiri dengan
pengecilan ukuran, dimana penyangraian kopi
bertujuan untuk mengembangkan rasa, aroma,
warna dan kadar air (Syah dkk., 2013).

Hasil dan Pembahasan:


Sebelum kopi dipergunakan sebagai bahan
minuman, terlebih dahulu dilakukan proses
roasting. Flavor kopi dihasilkan selama proses
roasting tergantung pada jenis kopi hijau yang
dipergunakan, cara pengolahan biji kopi,
penyangraian, penggilingan, penyimpanan dan
metode penyeduhan. Cita rasa kopi akan
ditentukan oleh cara di pabrik-pabrik.
Penyangraian biji kopi akan mengubah secara
kimiawi kandungan-kandungan dalam biji
kopi, disertai susut bobotnya, bertambah
besarnya ukuran biji kopi dan perubahan warna
bijinya. Kopi biji setelah disangrai akan
mengalami perubahan kimia yang merupakan
unsur cita rasa yang lezat (Hayati dkk., 2003).
7 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Pemanfaatan limbah kulit Pendahulu
Review: Seiring dengan kemajuan zaman, kehidupan manggis sekarang ini masih an
PEMBUATAN MINUMAN masyarakat ikut berubah segala sesuatunya kurang optimal, sehingga
SERBUK KOPI (Arabica) menginginkan serba cepat atau instan. inovasi pembutatan minuman
INSTAN DENGAN Termasuk dengan minuman kopi yang sudah
PENAMBAHAN EKSTRAK serbuk kopi instan dengan
mulai serba instan sehingga minuman serbuk penambahan ekstrak kulit
KULIT MANGGIS
instan dari kopi dapat menjadi solusi yang tepat manggis ini diharapkan dapat
Nama dan Informasi Jurnal: bagi masyarakat. meningkatkan nilai ekonomis
bagi masyarakat.
JOM FAPERTA UR Vol. 3 Hipotesis:
No. 2 Oktober 2016 Pembutatan minuman serbuk kopi instan
dengan penambahan ekstrak kulit manggis ini
Penulis: diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis
Fitria Ulfah Apriani1, bagi masyarakat.
Raswen Efendi, dan Evy
Rossi Pendahuluan:
Tingginya minat masyarakat Indonesia dalam
mengkonsumsi kopi yang mudah disajikan
menyebabkan produsen kopi tertarik
melakukan inovasi pengembangan produk baru
dari olahan kopi dengan penambahan cita rasa
dan kaya akan senyawa antioksidan pada kopi
seperti inovasi minuman serbuk instan kopi
yang ditambahkan ekstrak kulit manggis.

Hasil dan Pembahasan:


Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
dapat disimpulkan sebagai berikut : Perlakuan
terpilih berdasarkan parameter yang diuji
adalah serbuk instan kopi kulit manggis pada
perlakuan K1M1 (ekstrak kopi : ekstrak kulit
manggis 90:10) yang memiliki kadar air
2,18%, kadar abu 6,30%, derajat keasaman
(pH) 5,50, aktivitas antioksidan 33,2946 μg/ml,
kadar kafein 1,72% dan uji sensori secara
hedonik rasa, aroma dan warna minuman
serbuk instan kopi kulit manggis disukai.
8 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Robusta memiliki kandungan Pendahulu
Review: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kafein yang cukup tinggi, bila an
PROSES PENGINSTANAN data dan informasi tentang paket teknologi dilakukan proses
AGLOMERASI KERING pengolahan produk kopi berbahan baku robustapenginstanan seperti pada
DAN dengan cepatnya waktu kristalisasi terkait penelitian ini akan
PENGARUHNYA dengan karakteristik kopi instan yang menurunkan kadar kafein
TERHADAP SIFAT dihasilkan termasuk penurunan kadar kafein. cukup signifikan. Penurunan
FISIKO KIMIA KOPI
BUBUK ROBUSTA (Coffea kadar kefein ditentukan pula
robusta Lindl. Ex De Will) Hipotesis: oleh lamanya
Penggunaan kopi robusta sebagai bahan baku kristalisasi/pengeringan
dalam proses pembuatan kopi instan (proses aglomerasi)
Nama dan Informasi Jurnal:
merupakan salah satu alternatif dalam
melakukan proses hilirisisasi kopi terutama
Jurnal Dinamika Penelitian
bagi industri kecil dan menengah dengan
Industri Vol. 29 No 2. Tahun
kualitas yang cukup baik.
2018. Hal. 165 – 171.

Pendahuluan:
Penulis:
Suatu produk hilir kopi yang sifatnya mudah
Patoni A. Gafar
larut dengan air (soluble) serta tidak
manghasilkan ampas adalah kopi instan.
Pembuatan kopi instan pada prinsipnya adalah
pembuatan kopi yang manggunakan proses
pemekatan seduhan (ekstrak) kopi yang
selanjutnya dikeringkan . Bagian kopi bubuk
yang dapat diekstraksi merupakan bagian yang
dapat larut dalam air/soluble (Gafar, 2017).

Hasil dan Pembahasan:


Dari hasil pengujian parameter yang dilakukan
terhadap rendemen,
kadar kafein, kadar abu, kadar air, kelarutan
dan keadaan hasilnya sesuai dengan SNI
2983:2014. Rendemen kopi instan yang
dihasilkan sebesar 24%, dengan kadar kafein
rata-rata 0,70% serta kadar air dan abu masing-
masing 2,72% dan 1,15%. Secara visual hasil
pengamatan warna antara coklat sampai hitam
kecoklatan dengan bau dan rasa normal.
9 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Penyang-raian biji kopi akan Pendahulu
Review: Banyak sekali peminat dari kopi arabika, mengubah secara kimiawi an
SIFAT KIMIA DAN namun banyak orang yang belum mengetahui kandungan-kandungan dalam
EVALUASI SENSORI sifat kimia dan evaluasi sensori bubuk kopi biji kopi, disertai susut
BUBUK KOPI ARABIKA arabika tersebut, oleh karena itu dilakukanlah bobotnya, bertambah
penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah besarnya ukuran biji kopi dan
Nama dan Informasi Jurnal: untuk mengetahui sifat kimia dan evaluasi perubahan warna bijinya.
sensori bubuk kopi arabika. Hasil penelitian Kopi biji setelah disangrai
Jurnal Floratek 7: 66 – 75
yang diperoleh merupakan informasi penting akan mengalami perubahan
dari kopi arabika yang dikembangkan di Gayo, kimia yang merupakan unsur
Penulis: Bener Meriah. cita rasa yang lezat.
Rita Hayati, Ainun Marliah,
dan Farnia Rosita. Hipotesis: Dengan diketahui sifat kimia dan
evaluasi sensori bubuk kopi arabika dapat
meningkatkan minat konsumen.

Pendahuluan:
Sebelum kopi dipergunakan sebagai bahan
minuman, terlebih dahulu dilakukan proses
roasting. "Flavor" kopi yang dihasilkan selama
proses roasting tergantung pada jenis kopi hijau
yang dipergunakan, cara pengolahan biji kopi,
penyangraian, penggilingan, penyimpanan dan
metode penyeduhannya.

Hasil dan Pembahasan:


Kadar air berbeda nyata di antara bubuk kopi
varietas Gayo I (V2), varietas P 88 (V1) dan
Bergendal (V3). Varietas Gayo I (V2) kadar
airnya lebih tinggi dibandingkan dengan
varietas P 88 (V1) dan Bergendal (V3). Kadar
lemak bubuk kopi berbeda nyata di antara
varietas. Pada varietas Gayo 1 (V2) kandungan
lemak lebih tinggi dibandingkan dengan
varietas P 88 (V1) dan Bergendal (V3). Kadar
kafein di antara semua varietas juga berbeda
nyata. Panelis memilih varietas Gayo 1
diterima secara keseluruhan berdasarkan
atribut-atribut yang telah disepakati oleh
panelis.
10 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kafein memiliki efek Pendahulu
Review: Penikmat kopi biasanya minum kopi 3-4 farmakologis yang an
ANALISIS KAFEIN cangkir setiap hari. Hal ini menyebabkan bermanfaat secara klinis,
DALAM KOPI BUBUK DI seseorang dapat ketergantungan minuman kopi.
seperti menstimulasi susunan
KOTA MANADO Ketergantungan tersebut disebabkan oleh
kandungan kafein dalam kopi. syaraf pusat, relaksasi otot
MENGGUNAKAN polos terutama otot polos
SPEKTROFOTOMETRI
UV-VIS Hipotesis: Hasil identifikasi menunjukkan bronkus dan stimulasi otot
bahwa seluruh 6 sampel kopi bubuk yang ada jantung.
di kota Manado mengandung kafein.
Nama dan Informasi Jurnal:
Pendahuluan: Kafein adalah salah satu jenis
Jurnal Ilmiah Farmasi – alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi,
UNSRAT Vol. 2 No. 04 daun teh, dan biji coklat (Coffeefag, 2001).
November 2013
Kafein memiliki efek farmakologis yang
bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi
susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos
Penulis:
terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot
Rialita Kesia Maramis,
jantung (Coffeefag, 2001). Berdasarkan efek
Gayatri Citraningtyas, dan
farmakologis tersebut, kafein ditambahkan
Frenly Wehantouw.
dalam jumlah tertentu ke minuman. Efek
berlebihan (over dosis) mengkonsumsi kafein
dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor,
insomnia, hipertensi, mual dan kejang
(Farmakologi UI, 2002).

Hasil dan Pembahasan:


Kadar kafein dari masing-masing kopi bubuk
yang beredar di Kota Manado dalam berat 1 g
yaitu sampel A 13,81 mg, sampel B 13,63 mg,
sampel C 12,33 mg, sampel D 10,10mg,
sampel E 10,13 mg, dan sampel F 9,53 mg.
Jumlah maksimum kopi bubuk yang dapat
dikonsumsi masyarakat tiap hari berdasarkan
SNI adalah 9 g kopi bubuk.
11 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Masyarakat di Kota Kopi merupakan jenis Pendahulu
Review: Banda Aceh kurang memahami efek kafein tumbuhan yang mengandung an
ANALISIS KANDUNGAN dari kopi. kafein dan dapat diolah
KAFEIN PADA KOPI menjadi minuman lezat. Saat
SEDUHAN WARUNG Hipotesis: Kafein tidak berbahaya bagi ini kopi menjadi minuman
KOPI DI KOTA BANDA kesehtan jika dikonsumsi secara tidak paling disukai masyarakat
ACEH berlebihan. dunia setelah air dan teh.
Selain itu, kopi juga
Nama dan Informasi Jurnal: Pendahuluan: merupakan salah satu hasil
Lantanida Journal, Vol. 8 No. Kopi merupakan jenis tumbuhan yang perkebunan yang memiliki
1 (2020) 1-95. mengandung kafein dan dapat diolah menjadi nilai ekonomis yang cukup
minuman lezat. Saat ini kopi menjadi minuman tinggi di antara tanaman
Penulis: paling disukai masyarakat dunia setelah air dan perkebunan lainnya dan
teh (Cornelis, 2019). Selain itu, kopi juga berperan penting sebagai
Elfariyanti, Ernita Silviana, dan merupakan salah satu hasil perkebunan yang sumber devisa Negara.
Mela Santika. memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di
antara tanaman perkebunan lainnya dan
berperan penting sebagai sumber devisa negara
(Aprilia, dkk.,2018). Kopi Arabika dan kopi
Robusta adalah dua spesies utama yang
diproduksi di Indonesia (Wachamo, 2017).
Kopi jenis Arabika tumbuh pada dataran tinggi
dengan ketinggian antara 1000–2000 m
sedangkan jenis Robusta tumbuh di dataran
rendah antara 400–700 m (Erdiansyah, 2012).

Hasil dan Pembahasan:


Setelah dilakukan pengujian dapat disimpulkan
bahwa rata-rata kadar kafein pada Gayo lebih
tinggi dibandingkan pada kopi Sareng. Kadar
kafein pada kopi Gayo dari sepuluh sampel
yang diuji ada dua sampel tidak memenuhi
syarat yang ditetapkan SNI yaitu sampel 2 dan
4, dengan kadar masing-masing sampel dalam
1 porsi berturut-turut sebesar 126,9 mg; 197,1
mg; 134,3 mg; 174,6 mg; 109,2 mg; 51 mg;
119,5 mg; 88,8 mg; 446,5 mg dan 367,6 mg.
Adapun hasil pengujian yang dilakukan pada
kopi Sareng dari 10 sampel semuanya masih
memenuhi syarat SNI, dengan kadar masing-
masing sampel dalam satu porsi berturut-turut
adalah sebesar 124,7 mg; 64,4 mg; 131,9 mg;
138,3 mg; 103,9 mg; 110,1 mg; 35,3 mg; 117,5
mg; 125,7 mg dan 36,2 mg.
12 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kopi bubuk mempunyai Pendahulu
Review: Untuk menjelaskan proses keputusan keunggulan dalam aroma an
ANALISIS SIKAP pembelian terhadap kopi bubuk lokal dan harum khas kopi. Kelemahan
KONSUMEN TERHADAP kopi instan di kota Pematangsiantar, untuk dari kopi bubuk yaitu
KOPI BUBUK LOKAL menganalisis bagaimana sikap konsumen memiliki ampas apabila
DAN KOPI INSTAN DI terhadap kopi bubuk lokal dan kopi instan di diminum. Kopi instan dalam
KOTA kota Pematangsiantar, untuk menganalisis penyajiannya mudah dan
PEMATANGSIANTAR hubungan karakteristik konsumen dengan sikap praktis untuk dikonsumsi.
konsumen terhadap kopi bubuk lokal dan kopi
Kopi instan juga tidak
Nama dan Informasi Jurnal: instan di kota Pematangsiantar.
mempunyai ampas apabila
Jurnal Agribisnis Fakultas diminum. Kelemahan dari
Pertanian Universitas Hipotesis:
Sumatera Utara Kopi bubuk lokal memiliki keunggulan pada kopi instan yaitu aroma dan
atribut rasa, aroma, kekentalan, kekuatan keasamannya yang kurang
warna, dan efek setelah meminum sedangkan terasa
Penulis: kopi instan ungul pada atribut harga,
Leo Prima R Tambunan, kepraktisan, informasi kadaluarsa, ketersediaan
Thomson Sebayang, dan produk, merek, kemasan, dan promosi.
Salmiah.
Pendahuluan:
Kopi olahan yang ada di pasaran ada dua, yaitu
kopi bubuk dan kopi instan. Kopi bubuk adalah
kopi yang biasa dijual dalam bentuk bubuk dan
tersedia dalam kemasan kertas sampul dan
plastik. Kopi bubuk mempunyai keunggulan
dalam aroma harum khas kopi. Kelemahan dari
kopi bubuk yaitu memiliki ampas apabila
diminum. Kopi instan merupakan campuran
kopi, gula dan susu, yang dikemas dengan
bahan aluminium foil, toples, maupun botol
dengan berbagai merek. Kopi instan dalam
penyajiannya mudah dan praktis untuk
dikonsumsi. Kopi instan juga tidak mempunyai
ampas apabila diminum. Kelemahan dari kopi
instan yaitu aroma dan keasamannya yang
kurang terasa (Febrianto, 2009).

Hasil dan Pembahasan:


Konsumen menganggap penting semua atribut
kopi, tetapi atribut rasa, aroma, efek setelah
meminum, harga, merek, kekentalan, dan
kemasan dianggap lebih penting dibandingkan
atribut kekuatan warna, informasi kadaluarsa,
kepraktisan, kekasaran butir,ampas,
ketersediaan produk, dan promosi.
Karakteristik konsumen yaitu umur,
pendapatan, dan tingkat pendidikan tidak
memiliki hubungan nyata dengan sikap
konsumen terhadap kopi bubuk lokal
dan kopi instan.
13 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Masyarakat belum Kopi arabika merupakan kopi Pendahulu
Review: mengetahui kandungan kafein dan karakteristik yang memiliki citarasa lebih an
KAJIAN KANDUNGAN seduhankopi jantan. baik dari kopi robusta, karena
KAFEIN KOPI BUBUK, kopi robusta rasanya lebih
NILAI pH DAN Hipotesis: pahit, sedikit asam dan
KARAKTERISTIK Kadar kafein pada kopi bubuk arabika lebih mengandung kafein lebih
AROMA DAN RASA rendah dari kopi bubuk robusta
SEDUHAN KOPI JANTAN tinggi dari pada kopi arabika.
(Pea berry Pendahuluan:
coffee) DAN BETINA (Flat Kopi merupakan bahan minuman tidak saja
beans coffee) JENIS terkenal di Indonesia tapi juga terkenal di
ARABIKA DAN ROBUSTA
seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena kopi
Nama dan Informasi Jurnal: bubuk maupun seduhannya memiliki aroma
Jurnal Jurusan Ilmu dan yang khas yang tidak dimiliki oleh bahan
Teknologi Pangan, Fakultas minuman lainnya (Ridwansyah, 2003). Kopi
Teknologi Pertanian, yang dibudidayakan di Indonesia secara umum
Universitas Udayana ada dua jenis yaitu kopi robusta dan kopi
arabika. Kopi ini memiliki keunikan masing-
Penulis: masing dan pasarnya sendiri. Kopi arabika
I Wayan Aditya, Komang merupakan kopi yang memiliki citarasa lebih
Ayu Nocianitri, dan Ni Luh baik dari kopi robusta, karena kopi robusta
Ari Yusasrini. rasanya lebih pahit, sedikit asam dan
mengandung kafein lebih tinggi dari pada kopi
arabika.

Hasil dan Pembahasan:


Kadar kafein pada kopi bubuk arabika lebih
rendah dari kopi bubuk robusta, yaitu 1,20 %
pada kopi bubuk arabika jantan dan 1,17 %
pada kopi bubuk arabika betina, sedangkan
2,01% pada kopi bubuk robusta jantan dan 1,99
% pada kopi bubuk robusta betina. Nilai pH
pada seduhan kopi arabika lebih rendah dari
seduhan kopi robusta, yaitu kopi arabika jantan
5,23 dan arabika betina 5,16, sedangkan kopi
robusta jantan 5,69 dan robusta betina 5,61.
Citarasa kopi arabika jantan paling baik
dibandingkan dengan rasa kopi arabika betina,
kopi robusta jantan dan kopi robusta betina.
14 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kopi merupakan salah satu Pendahulu
Review: Terdapat perbedaan karakteristik sifat fisik dari hasil komoditi perkebunan an
Karakteristik Sensori Kopi kopi robusta, arabika dengan kopi instan yang memiliki nilai ekonomis
Celup Dan Kopi Instan yang cukup tinggi di antara
Varietas Robusta Dan Arabika tanaman perkebunan lainnya
Hipotesis: dan berperan penting sebagai
Analisa perubahan sifat fisik pada kopi arabika,
Nama dan Informasi Jurnal: sumber devisa negara.
robusta dan kopi instan sehingga peningkatan
kualitas pada kopi harus terus ditingkatkan.
Jurnal Ilmiah INOVASI,
Vol. 17 No. 2 Edisi Mei -
Agustus 2017 Pendahuluan:
Penulis: Kopi merupakan salah satu hasil komoditi
perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang
N. Nurhayati
cukup tinggi di antara tanaman perkebunan
lainnya dan berperan penting sebagai sumber
devisa negara. Kopi tidak hanya berperan
penting sebagai sumber devisa melainkan juga
merupakan sumber penghasilan bagi tidak
kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi
di Indonesia. Keberhasilan agribisnis kopi
membutuhkan dukungan semua pihak yang
terkait dalam proses produksi kopi pengolahan
dan pemasaran komoditas kopi. Upaya
meningkatkan produktivitas dan mutu kopi
terus dilakukan sehingga daya saing kopi di
Indonesia dapat bersaing di pasar dunia
(Rahardjo, 2012).
Hasil dan Pembahasan:
Pamungkas (2016) dalam Nurhayati 2017 :80)
menjelaskan kandungan total padatan terlarut
meliputi zat terlarut (zat organik maupun zat
anorganik) misalnya gula, asam dan garam,
sehingga semakin tinggi penambahan larutan
garam maka akan semakin tinggi nilai total
padatan terlarut yang terbaca. Aroma bubuk
kopi instan timbul karena adanya senyawa-
senyawa yang mudah menguap.

15 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Untuk menghasilkan kopi Pendahulu


Review: Pembuatan kopi instan pada umumnya instan gula kelapa dengan an
SIFAT-SIFAT KOPI berbahan dasar kopi robusta karena dihasilkan sifat-sifat baik, citarasa enak
INSTAN GULA KELAPA rendemen lebih tinggi dibandingkan dengan
dan disukai, serta mudah
DARI BERBAGAI RASIO kopi arabika, sebagian besar produksi kopi
Indonesia berupa kopi Robusta (78,3%) yang tahap kristalisasinya,
KOPI ROBUSTA
pembudidayaannya mudah dan resisten diperlukan rasio yang tepat
ARABIKA DAN GULA
KELAPA-GULA PASIR terhadap serangan hama dan penyakit. antara kopi Robusta dengan
Namun citarasa kopi arabika lebih enak Arabika dan antara gula
Nama dan Informasi Jurnal: dibandingkan dengan kopi robusta. Oleh kelapa dengan gula pasir.
karena itu untuk meningkatkan citarasa kopi
AGROTEK Vol.6, No. 1,
instan dapat dilakukan dengan mencampurkan
2012: 70-77
kopi Arabika. Pencampuran dengan kopi
Arabika perlu dibatasi agar rendemen kopi
Penulis:
instan yang dihasilkan masih tinggi, namun
Yhulia Praptiningsih S,
mempunyai citarasa lebih baik.
Tamtarini, Ismawati, dan Sari
Wijayanti.
Hipotesis:
Diperoleh rasio kopi Robusta-Arabika dan
rasio gula kelapa-gula pasir yang tepat untuk
menghasilkan kopi instan gula kelapa dengan
sifat-sifat baik dan disukai.

Pendahuluan:
Pembuatan kopi instan dapat dilakukan dengan
cara kristalisasi dengan menambahkan gula,
pada umumnya gula pasir (Fellow, 2000). Gula
kelapa mempunyai citarasa khas, sehingga
apabila digunakan dalam pembuatan kopi
instant dapat meningkatkan citarasa kopi yang
dihasilkan. Gula kelapa mempunyai kandungan
sukrosa lebih rendah (77,82%) dibandingkan
dengan gula pasir (97,21%) (Buckle et al.,
1978; Santosa, 1993).

Hasil dan Pembahasan:


Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh
bahwa perlakuan yang tepat untuk
menghasilkan kopi instan gula kelapa dengan
sifat-sifat baik dan disukai adalah pada rasio
kopi Robusta-Arabika 1-2 dengan rasio gula
kelapa-gula pasir 30-70 (A3B1). Kopi instan
gula kelapa yang dihasilkan mempunyai
rendemen 66,64%, nilai warna 30,03, kadar air
2,41%, kadar sari 85,57%, kecepatan melarut
12,64 det/2 g, pH seduhan 6,53, nilai kesukaan
rasa, aroma, warna dan keseluruhan berturut-
turut sebesar 3,68; 3,44; 3,68; 3,64 (agak
suka sampai suka).
16 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Semakin banyaknya produk Pendahulu
Review: PROSES Perusahaan tentunya selalu berupaya untuk yang beredar dipasaran an
PENGAMBILAN mengembangkan berbagai variabel bauran membawa pengaruh terhadap
KEPUTUSAN KONSUMEN pemasaran. Pertama: dari segi produk produsen perilaku konsumen dalam
DAN ATRIBUT PRODUK terus menerus mencari dan mengembangkan mengkonsumsi minuman
KOPI INSTAN DALAM produk yang sesuai dengan keinginan kopi instan dalam sachet.
SACHET konsumen. Kedua: dari segi harga, produsen Untuk itu produsen
berusaha menentukan harga yang terjangkau memerlukan strategi dengan
Nama dan Informasi Jurnal: oleh semua lapisan masyarakat. Ketiga: dari tujuan mencapai keunggulan
Jurnal Teknologi Industri segi distribusi, produsen memberikan bersaing dan memerlukan
dan Hasil Pertanian Volume pelayanan sebaik mungkin, sehingga mudah informasi tentang faktor-
19 No.2, Juli 2014 diperoleh konsumen. Keempat: dari segi faktor yang mempengaruhi
promosi, produsen bisa menyampaikan perilaku konsumen dalam
Penulis:
informasi melalui iklan maupun promosi melakukan pembelian suatu
Wisnu Satyajaya, Azhari
Rangga, Fibra Nurainy, dan penjualan (Kotler, 2000). produk.
Harun Al Rasyid.
Hipotesis:
Atribut kepentingan produk kopi instan sachet
tertinggi adalah rasa 4,34; aroma 4,23; dan
kesegaran 4,11 yang merupakan sifat spesifik
dari karakteristik komoditas kopi.

Pendahuluan:
Perindustrian merupakan sektor yang penting
dalam mensukseskan program Pemerintah.
Salah satu industri yang berkembang dengan
pesat adalah industri kopi dalam kemasan
sachet. Semakin banyaknya produk yang
beredar dipasaran membawa pengaruh terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
minuman kopi instan dalam sachet. Di samping
itu konsumen memiliki kebebasan dalam
memilih produk. Untuk itu produsen
memerlukan strategi dengan tujuan mencapai
keunggulan bersaing dan memerlukan
informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian suatu produk.

Hasil dan Pembahasan:


Proses pembelian kopi instan dalam sachet
melalui tahap-tahap dalam proses keputusan
pembelian, yaitu a). pengenalan kebutuhan:
manfaat utama yang diharapkan kesegaran
kopi, frekuensi minum kopi tertinggi adalah
1x/hari; dan penghalang konsumsi utama
adalah kualitas; b). pencarian informasi:
sumber utama iklan/ promosi; yang menarik
adalah rasa; c). evaluasi alternative : merek
dikonsumsi Torabika, Nescafe, Luwak white
coffee, ABC ; d). Keputusan membeli: alasan
membeli yaitu rasa yang enak; keputusan
pembelian tergantung situasi, banyak
konsumen akan mempengaruhi pembelian dan
yang paling berpengaruh adalah teman. e).
evaluasi pembelian pasca pembelian akan
mencoba dan tetap membeli produk
sebelumnya (44%).
17 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kopi tidak hanya berperan Pendahulu
Review: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis penting sebagai sumber an
TINGKAT SERANGAN hama utama dan produksi tanaman kopi devisa melainkan juga
HAMA UTAMA DAN
PRODUKSI KOPI liberika tungkal komposit (libtukom) (coffea merupakan sumber
LIBERIKA TUNGKAL sp.) di kecamatan Betara kabupaten Tanjung penghasilan bagi tidak kurang
KOMPOSIT (Coffea sp.) DI Jabung Barat. dari satu setengah juta jiwa
KECAMATAN BETARA
KABUPATEN TANJUNG petani kopi di Indonesia.
JABUNG BARAT Hipotesis:
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa jenis
hama utama yang menyerang tanaman kopi
Nama dan Informasi Jurnal: “libtukom” di daerah penelitian adalah hama
Jurnal Media Pertanian Vol. 2 jenis serangga hypothenemus hampei.
No. 1 Tahun 2017 Hal. 1 – 9
Pendahuluan:
Penulis: Kopi merupakan salah satu hasil komoditi
Araz Meiln, Nasamsir dan perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang
Sugeng Riyanto. cukup tinggi diantara tanaman perkebunan
lainnya dan berperan penting sebagai sumber
devisa negara. Kopi tidak hanya berperan
penting sebagai sumber devisa melainkan juga
merupakan sumber penghasilan bagi tidak
kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi
di Indonesia (Rahardjo, 2013).

Hasil dan Pembahasan:


Hama utama yang menyerang buah kopi
liberika tungkal komposit (Libtukom) adalah
spesies Hypothenemus hampei yang dikenal
dengan nama penggerek buah kopi (PBKo).
Rata-rata intensitas serangan hama PBKo di
kecamatan Betara adalah 10,33%. Produksi
kopi libtukom sebesar 0,809 ton tahun-1
dengan produktivitas 0,66 ton ha-1 tahun-1.
18 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Bedasarkan diskusi dari Pendahulu
Review: Prospek pemasaran kopi liberika di Kabupaten beberapa petani, produsen, an
Potensi, Kendala dan Tanjab Barat, khususnya Provinsi Jambi masih pedagang kopi yang ada di
Prospek Pengembangan sangat menjanjikan. Bedasarkan diskusi dari Tanjung Jabung Barat,
Kopi Liberika: Studi kasus beberapa petani, produsen, pedagang kopi yang kendala yang dihadapi untuk
petani kopi liberika ada di Tanjung Jabung Barat, kendala yang pemasaran saat ini adalah
kelurahan mekar jaya dihadapi untuk pemasaran saat ini adalah kekurangan bahan baku yang
kabupaten tanjung jabung kekurangan bahan baku yang saat ini hanya saat ini hanya berasal dari
barat jambi berasal dari Jambi. Dari hasil kajian studi kasus Jambi.
ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam
Nama dan Informasi Jurnal: pengembangan kopi liberika di lahan gambut
Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Kabupaten Tanjung Jabung Barat khususnya
Universitas Jambi Volume 3 Provinsi Jambi.
Nomor 1 Juni 2019
Hipotesis:
Penulis: Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
Suharyon, dan Busyra. potensi pengembangan kopi liberika yang ada
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat khususnya
di Propinsi Jambi.

Pendahuluan:
Secara umum perkebunan kopi di Provinsi
Jambi didominasi oleh perkebunan rakyat.
Adapun penguasaan lahan kopi rakyat petani di
lokasi pengkajian rata-rata adalah 0-2 hektar.
Perkebunan kopi libtukom di Tanjab Barat
Provinsi Jambi sudah tertata cukup baik dengan
produktivitas 583 kg/ha. Ditenggarai rendahnya
produktivitas kopi disebabkan oleh rendahnya
kualitas bibit kopi serta pemeliharaan tanaman
yang belum intensif. Selain itu, kualitas bahan
olahan kopi petani juga masih rendah. Hal ini
terjadi karena teknik penanganan pasca panen
masih sederhana dan masih secara
konvensional.

Hasil dan Pembahasan:


Kopi Liberika belum memiliki pasar khusus,
pemasarannya masih konvensional. Dari petani
kopi dikumpulkan oleh pengumpul, kemudian
dipasarkan lebih keluar daerah luas bahkan ke
Singapura dan Malaysia. Pemerintah
Kabupatensaat ini telah melakukan pembinaan
kepada petani untuk membentuk kopi dalam
pemasaran kopi, sehingga para petani bisa ikut
menentukan harga jual. Saat ini pasarannya
sangat terbuka luas bahkan masih banyak
permintaan daripada produksinya. Prospek
pemasaran kopi liberika (libtukom) di Provinsi
Jambi khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat masih sangat menjanjikan.
19 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Biji salak dapat dijadikan Pendahulu
Review: Selama ini biji salak jarang dimanfaatkan, oleh sebagai bahan tambahan an
SUBTITUSI BUBUK BIJI karena itu penelitian ini bertujuan untuk dalam pembuatan kopi karena
SALAK DAN BUBUK mengetahui kemungkinan subtitusi bubuk biji mengandung gizi yang
KOPI ARABIKA DALAM salak terhadap bubuk kopi arabika yang dapat dibutuhkan oleh tubuh
PEMBUATAN dijadikan alternatif dalam pembuatan kopi sehingga menjadi produk
BUBUK KOPI bubuk. yang fungsional dan aman
bagi kesehatan terutama bagi
Nama dan Informasi Jurnal: Hipotesis: penderita hipertensi.
Jurnal Pendidikan Teknologi Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi
Pertanian, Vol. 3 (2017) : 15- bubuk biji salak terhadap bubuk kopi arabika
24. memungkinkan dilakukan pencampuran,
dimana berdasarkan hasil uji hedonik yang
Penulis: terdiri dari warna, aroma, dan rasa
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 6,12-7,31
Devi Lestari, Kadirman, dan
yang berarti layak dan perlakuan terbaik
Patang
terletak pada pelakuan A (25% bubuk biji salak
dan 75% bubuk kopi arabika).

Pendahuluan:
Biji salak dapat dijadikan sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan kopi karena
mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
sehingga menjadi produk yang fungsional dan
aman bagi kesehatan terutama bagi penderita
hipertensi. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi masyarakat
sekitar dan dunia wirusaha.

Hasil dan Pembahasan:


Subtitusi bubuk biji salak terhadap bubuk kopi
arabika memungkinkan dilakukan
pencampuran, dimana kandungan karbohidrat
paling tinggi, kadar kafein paling rendah, dan
kadar abu paling rendah terletak pada pada
perlakuan D (100% bubuk biji salak),
sedangkan kadar protein tertinggi dan kadar air
terendah terletak pada perlakuan K (100%
bubuk kopi arabika). Hasil uji mutu hedonik
yang terdiri atas warna, aroma, dan rasa yang
terbaik terletak pada perlakuan A (25% bubuk
biji salak dan 75% bubuk kopi arabika) yang
memiliki karbohidrat 64,63%, protein 12,41%,
kadar air 5,6%, kadar abu 3,98%, dan kafein
1,12%.
20 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Bagi masyarakat Indonesia Pendahulu
Review: Saat ini, Indonesia merupakan produsen dan pada umumnya, minum kopi an
FAKTOR-FAKTOR YANG juga sekaligus konsumen penting komoditas telah menjadi bagian dari
MEMPENGARUHI kopi. Provinsi Bengkulu merupakan provinsi kehidupan sehari-hari
KONSUMSI KOPI BUBUK ke 4 di Sumatera dengan jumlah produksi kopi terutama bagi orang-orang tua
1001 DI KOTA BENGKULU
terbanyak, dengan luas lahan 75.922 Ha dan sekarang juga anak-anak
Nama dan Informasi Jurnal: dengan total produksi 56.556 ton. Dari jumlah muda dan remaja.
AGRITEPA, Vol. VI, No.1, tersebut ada yang menjadi berbagai olahan kopi
Juli – Desember 2019 bubuk, adapun salah satu olahan kopi bubuk
yang cukup terkenal di Kota Bengkulu adalah
Penulis: kopi bubuk 1001. Tujuan dari penelitian ini
Herri Fariadi, dan Beni adalah: menganalisis konsumsi kopi bubuk
Saputra. 1001 di Kota Bengkulu dan mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumsi kopi
bubuk 1001 di Kota Bengkulu.

Hipotesis:
Hasil penelitian menunjukkan konsumsi kopi
bubuk 1001 di Kota Bengkulu masih kategori
rendah, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-
rata konsumsi 260 gr/bln.

Pendahuluan:
Saat ini, Indonesia merupakan produsen dan
juga sekaligus konsumen penting komoditas
kopi. Sebagai produsen, Indonesia menempati
urutan keempat setelah Brasil, Vietnam dan
Kolombia, dan sebagai konsumen berada
dalam urutan ketujuh (ICO, 2017). Bagi
masyarakat Indonesia pada umumnya, minum
kopi telah menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari terutama bagi orang-orang tua dan
sekarang juga anak-anak muda dan remaja
(Kementrian Perindustrian, 2017).

Hasil dan Pembahasan:


Konsumsi kopi bubuk 1001 di Kota Bengkulu
masih kategori rendah, hal ini ditunjukkan
dengan nilai rata-rata konsumsi 260 gr/bln.
Hasil uji secara simultan besarnya pengaruh 7
variabel X terhadap konsumsi kopi bubuk 1001
secara bersama-sama berpengaruh signifikan
Sedangkan untuk uji parsial faktor yang
berpengaruh nyata terhadap konsumsi kopi
bubuk 1001 di Kota Bengkulu adalah selera
(X1), harga kopi 1001 (X2), jumlah
tanggungan keluarga (X6) dan Jenis Kelamin.

21 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kopi di Indonesia Pendahulu


Review: Penanganan pasca panen diketahui bahwa diperdagangkan dalam bentuk an
Karakteristik Fisik Buah Kopi, umumnya belum menerapkan cara yang baik biji kopi, kopi sangrai,kopi
Kopi Beras Dan Hasil Olahan dan proses pengolahan kering yang dilakukan bubuk, kopi instan, dan bahan
Kopi Rakyat Di Desa Sindang dapat menyebabkan banyaknya biji hitam, jadi makanan lainnya yang
Jati, Kabupaten Rejang yang diperlukan adalah mengidentifikasi difat mengandung kopi.
Lebong fisik kopi robusta dengan cara analisis Chi-
Square dan uji ANOVA.
Nama dan Informasi Jurnal:
Jurnal Agroindustri, 4(2),64- Hipotesis:
77 Identifikasi sifat fisik kopi robusta yang dapat
mempengaruhi peningkatan kopi segar hasil
Penulis: panen, kopi beras dan kopi bubuk hasil
Sativa et al.,2014. olahannya.
.
Pendahuluan:
Kopi di Indonesia diperdagangkan dalam
bentuk biji kopi, kopi sangrai,kopi bubuk, kopi
instan, dan bahan makanan lainnya yang
mengandung kopi ((Sativa et al.,2014 :66).

Hasil dan Pembahasan:


Cara panen yang berbeda berpengaruh pada
proposi buah yang disortasi pada tiap 1000
gramnya, cara panen di desa Sindang Jati
terdapat tiga cara yaitu panen setengah selektif
dilakukan pada dompolan buah yang sudah
masak/tua saja biasanya kopi yang dipanen
adalah kopi yang berwana kuning kemerahan
dan merah . Dengan buah kopi merah memiliki
perbedaan nyata dengan buah kopi hijau
dengan beda rata-rata 0.17,dan buah kopi
kuning dengan buah kopi merah tidak memiliki
perbedaan nyata dengan rata-rata 0.15 dan
perbedaan spersitas buah kopi merah dengan
buah kopi hiaju yang berbeda nyata dengan
beda rata-rata 0.07, untuk buah kopi merah
dengan buah kopi kuning tidak terdapat
perbedaan yang nyata yaitu dengan beda rata-
rata 0.01.

22 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kopi sangat rentan terhadap Pendahulu


Review: Kualitas bibit yang belum baik, pengolahan serangan hama dan penyakit. an
Pengembangan Budidaya bahan organik sebagai biofertilizer belum
Kopi Robusta Organik pada intensif, pengendalian hama penyakit tanaman
Kelompok Tani Sido Makmur secara terpadu belum maksimal dan proses
Desa Pesangkalan Kabupaten pasca panen yang masih dikerjakan secara
Banjarnegara manual sehingga produksi kopi belum mampu
memenuhi permintaan pasar .
Nama dan Informasi Jurnal: .

Jurnal Ilmiah Pengabdhi, Hipotesis:


(2) : 104 – 110 Pemberian arahan kepada petani kopi
diharapkan akan membantu dalam
Penulis: pengendalian pasca panen, sehingga akan
Rahayu,A., Okti, H.,Ervina, dan membantu meningkatkan kualitas kopi.
D.Rostaman). Pengembangan teknologi dalam pengendalian
diharapkan akan meningkatkan hasil panen dari
petani kopi.

Pendahuluan:
Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan tipe
kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Biji
kopi yang dihasilkan berwarna hijau hingga
merah gelap. Secara umum, kopi ini dapat
tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1.700
m dpl, suhu tumbuh optimalnya adalah 16-
200C‖ (Ramadhani et al.,2019 : 78).

Hasil dan Pembahasan:


Kopi sangat rentan terhadap serangan hama
dan penyakit. apalagi jika kurang dalam
melakukan perawatan, menjaga sanitasi kebun
dan melakukan pemangkasan akan
menyebabkan tanaman kopi akan rusak yang
tentunya mampu menurunkan produktifitas dari
pada kopi tersebut. Teknik pengendalian lain
menggunakan Beauveria bassiana merupakan
jamur/cendawan yang dapat digunakan sebagai
agen pengendali hayati hama PBKo.

23 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Perubahan kadar air biji kopi Pendahulu
Review: Kualitas bibit yang belum baik, pengolahan dipengaruhi lama an
Pola Perubahan Dimensi Biji bahan organik sebagai biofertilizer belum pengeringan yaitu semakin
Kopi Arabika (Coffea arabica) intensif, pengendalian hama penyakit tanaman
secara terpadu belum maksimal dan proses pasca lama pengeringan maka
Selama Proses Pengeringan
panen yang masih dikerjakan secara manual semakin kecil kadar air biji
sehingga produksi kopi belum mampu memenuhi kopi.
Nama dan Informasi Jurnal:
permintaan pasar
Jurnal Agritechno 12 (1) : 78
– 84
Hipotesis:
Pemberian arahan kepada petani kopi
Penulis:
diharapkan akan membantu dalam
Ramadhani,S., Junaedi dan
M.,Mursalim pengendalian pasca panen, sehingga akan
membantu meningkatkan kualitas kopi.
Pengembangan teknologi dalam pengendalian
diharapkan akan meningkatkan hasil panen dari
petani kopi.

Pendahuluan:
Komoditas kopi di Indonesia memegang
peranan penting dalam sektor perekonomian,
baik sebagai sumber pendapatan masyarakat,
pemenuhan kebutuhan kopi domestik maupun
sumber pendapatan devisa negara dari
perdagangan ekspor. Saat ini Indonesia
menempati urutan ke 4 produsen kopi dunia
setelah Kolombia, Vietnam dan Brazil‖
(Rahayu et al., 2019 : 104).

Hasil dan Pembahasan:


Perubahan kadar air biji kopi dipengaruhi lama
pengeringan yaitu semakin lama pengeringan
maka semakin kecil kadar air biji kopi.
Perubahan kadar air biji kopi dipengaruhi oleh
lama pengeringan yaitu semakin lama
pengeringan maka semakin kecil kadar air biji
kopi. Perubahan panjang dipengaruhi oleh lama
pengeringan yaitu semakin lama pengeringan
maka semakin kecil panjang biji kopi
mengikuti pola logarithmic
24 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kandungan kafein yang Pendahulu
Review: Banyak orang yang sangat suka dengan kopi, terdapat pada kopi robusta an
Pemanfaatan Nanas namun kopi memliki kandungan kafein yang sedikit lebih tinggi
bisa berbahaya bagi penderita penyakti
(Ananas Comosus L. Merr) dibandingkan kopi arabika,
hipertensi dll, oleh karena itu penelitian ini
untuk Penurunan Kadar merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sebaliknya jenis arabika lebih
Kafein dan Perbaikan dampak buruk kafein dari kopi tersebut, banyak zat gula dan minyak
Citarasa Kopi (Coffea Sp) sehingga bisa aman dikonsumsi. atsiri.
dalam Pembuatan Kopi
Bubuk
Hipotesis:
Nanas (Ananas comosus L. Merr) mengandung
Nama dan Informasi Jurnal: enzim yang mampu mempercepat proses
Jurnal Keteknikan Pertanian pelepasan lendir pada saat proses fermentasi.
Tropis dan Biosistem Vol. 1 Enzim yang terkandung didalam buah nanas
No. 3, Oktober 2013, 265-273 yaitu enzim bromelin. Enzim ini mampu
memecahkan senyawa protein dan gel.
Penulis: Sehingga enzim bromelin mampu menurunkan
Fiona Drefin Oktadina, kadar kafein kopi menjadi lebih rendah.
Bambang Dwi Argo, dan M.
Bagus Hermanto Pendahuluan:
Kandungan kafein yang terdapat pada kopi
robusta sedikit lebih tinggi dibandingkan kopi
arabika, sebaliknya jenis arabika lebih banyak
zat gula dan minyak atsiri (Spilane, 1990).
Dalam pembentukan flavor, senyawa yang
berperan penting adalah gula, senyawa volatil,
trigonellin, asam amino, dan peptida.
Sementara itu rasa dan seduhannya dipengaruhi
oleh asam karboksilat dan asam fenolat.
Kandungan dan sifat gula didalam kopi sangat
penting dalam pembentukan flavor (citarasa)
dan pewarnaan selama penyangraian (Lusi,
2001).

Hasil dan Pembahasan:


Perlakuan N1T2 merupakan hasil terbaik
dengan kadar kafein 1,15%, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kandungan bromelin nanas
mampu menurunkan kadar kafein kopi. Kadar
kafein hasil fermentasi nanas menghasilkan
kadar kafein lebih rendah dibandingkan dengan
kadar kafein kontrol sebesar 2,27%. Perlakuan
N1T2 mendapat respon terbaik dari panelis ahli
pada uji organoleptik (citarasa dan aroma)
sebesar 74,50 dengan notesAcidity, good body.
25 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kopi merupakan tanaman Pendahulu
Review: Erupsi gunung merapi pada tahun 2010 perkebunan yang sudah lama an
Strategi Peningkatan Produksi menyebabkan penurunan hasil panen petani menjadi tanaman yang
dibudidayakan. Tanaman
Kopi Robusta (Coffea L.)Di kopi menjadi rendah
kopi menjadi sumber
Desa Pentingsari,Kecamatan penghasilan rakyat dan juga
Cangkringan, Kabupaten Hipotesis: meningkatkan devisa Negara
Perkembangan produksi Kel. Umbulharjo, Kec.
Sleman, Daerah Istimewa lewat ekspor biji mentah
Cangkringan, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta maupun olahan biji kopi.
Yogyakarta
mengalami penurunan , oleh sebab itu di
butuhkan strategi peningkatan sehingga
Nama dan Informasi Jurnal:
produksi kopi menjadi meningkat.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Agroinfo Galuh 7 (2) : 373 –
379.
Pendahuluan:
Kopi merupakan tanaman perkebunan yang
sudah lama menjadi tanaman yang
Penulis: dibudidayakan. Tanaman kopi menjadi sumber
Budihardjo, danWanda penghasilan rakyat dan juga meningkatkan
devisa Negara lewat ekspor biji mentah
maupun olahan biji kopi.

Hasil dan Pembahasan:


Kemungkinan alternatif strategis, yaitu
Strategis SWOT Kemungkinan strategi di atas
tidak digunakan seluruhnya dalam peningkatan
produksi kopi arabika Strategi Turn Around
merupakan strategi yang fokus pada strategi
WO yaitu meminimalkan kelemahan dengan
memanfaatkan peluang.
26 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Pada proses penurunan kafein Pendahulu
Review: Kopi adalah minuman yang banyak digemari dengan cara pengolahan an
Penurunan Kadar Kafein dan karena aroma dan rasa yang khas. Kopi basah prinsip fermentasi
Asam Total pada Biji Kopi memiliki kandungan asam dan kafein yang adalah peruraian senyawa-
Robusta Menggunakan berlebihan akan berdampak kepada kesehatan senyawa yang terkandung di
Teknologi Fermentasi sehingga perlu dicari alternatif menurunkan dalam lapisan lendir oleh
Anaerob Fakultatif dengan asam dan kafein biji kopi dapat dilakuka mikroba alami dan dibantu
Mikroba Nopkor MZ-15 dengan cara fermentasi biji kopi. dengan oksigen dari udara.

Hipotesis:
Waktu dan kadar pupuk optimum pada
Nama dan Informasi Jurnal:
fermentasi berpengaruh terhadap penurunan
Jurnal Teknologi Kimia Dan kadar kafein dan asam total pada biji kopi.
Industri , 1(3), 265-273
Pendahuluan:
Penulis: Pada proses penurunan kafein dengan cara
Farida et al.,2013. pengolahan basah prinsip fermentasi adalah
peruraian senyawa-senyawa yang terkandung
di dalam lapisan lendir oleh mikroba alami dan
dibantu dengan oksigen dari udara. Selama
proses fermentasi, akan terjadi pemecahan
komponen lapisan lendir (protopektin dan gula)
dengan dihasilkannya asam-asam dan alkohol.
Proses fermentasi yang terlalu lama akan
menghasilkan kopi beras yang berbau apek
karena terjadi pemecahan komponen isi
lembaga (Ciptadi dan Nasution, 1985).

Hasil dan Pembahasan:


Waktu fermentasi optimum kopi adalah 18 jam
dengan konsentrasi pupuk 2% bza/bkopi
dengan kadar kafein 46,88 mg/100 ml dan pH
5,49.

27 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Karakteristik biji kopi robusta Pendahulu


Review: Proses pemetaan karakteristik kimia biji kopi gayo berhubungan dengan an
Pemetaan karakteristik kimia hijau dari enam sempel biji kopi hijau arabika kadar abu, kadar karbohidrat
biji kopi arabika gayo dan gayo dan robusta gayo dari berbagai lokasi di
dan kadar protein, sedangkan
robusta gayo Gayo,Aceh serta dari perkebunan di jawa barat,
jawa tengah dan jawa timur dapat dipetakan biji kopi arabika gayo
dengan PCA berdasarkan konsentrasi. berhubungan dengan kadar
lemak dan total asam organik
Nama dan Informasi Jurnal: Hipotesis:
Jurnal Teknologi Kimia Dan Karakteristik kimia biji kopi hijau berasal dari
Industri , 1(3), 265-273 gayo baik arabika maupun robusta berbeda
dengan karakteristik biji kopi hijau sejenis dari
Penulis: jawa dengan menggunakan PCA untuk
Farida et al.,2013. pemetaan.

Pendahuluan:
Spesies Kopi arabika mendominasi dataran
tinggi dengan ketinggian 600-1800 meter dpl,
sedangkan kopi robusta tumbuh didaerah yang
kurang dari ketinggian 1000 meter dpl‖ (Saputri
et al., 2017 : 77).

Hasil dan Pembahasan:


Karakteristik kimia biji kopi arabika gayo
terdapat nilai Ph yang diperoleh bervariasi
antara 5,2 hingga 5,8, sedangkan pH sampel
biji kopi arabika jawa berkisar antara 4,9
hingga 5,3 dengan demikian pH sampel biji
kopi arabika gayo relatif lebih tinggi dari pada
arabika jawa. Karakteristik biji kopi robusta
gayo berhubungan dengan kadar abu, kadar
karbohidrat dan kadar protein, sedangkan biji
kopi arabika gayo berhubungan dengan kadar
lemak dan total asam organik. Tingginya kadar
lemak biji kopi arabika goya dapat dipengaruhi
oleh ketinggian tempat budidaya biji kopi
arabika gayo.

28 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kafein adalah senyawa Pendahulu


Review: senyawa kafein hampir terdapat diseluruh alkaloid secara alami banyak an
Perbedaan Kadar Kafein Pada bagian kopi. Kulit dan buah kopi yang terdapat pada kopi,
Ekstrak Biji, Kulit Buah Dan mengandung senyawa kafein yang belum kandungan kafein bermanfaat
Daun Kopi (Coffea Arabica dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga perlu untuk menstimulasi susunan
L.) Dengan Metode dilakukan mengekstraksi biji kopi dengan saraf, relaksi otot polos
Spektrofotometri UV-Vis
metode sokletasi dan mengukur kadar kafein bronkus dan stimulus otot
menggunakan spektrofotometri UV-Vis jantung.
Nama dan Informasi Jurnal:
Jurnal Farmasetis, (2),29-38
Hipotesis:
kadar kafein pada ekstrak biji, kulit buah dan
daun kopi sehingga menunjukkan sampel
Penulis: ekstrak biji dengan kulit buah kopi tidak ada
Dewi et al.,2017 perbedaan kadar kafein, sedangkan pada
sampel ekstrak biji dengan daun kopi dan
ekstrak kulit buah dengan daun kopi
menunjukkan adanya perbedaan kadar kafein

Pendahuluan:
Kafein adalah senyawa alkaloid secara alami
banyak terdapat pada kopi, kandungan kafein
bermanfaat untuk menstimulasi susunan saraf,
relaksi otot polos bronkus dan stimulus otot
jantung ((Dewi et al.,2017 : 29).

Hasil dan Pembahasan:


Ekstraksi sokletasi dilakukan untuk
mempermudah pelarut organik menarik
alkaloid dalam bentuk garamnya menjadi basa
bebas dengan adanya pemanasan, dan senyawa
dapat terekstrak sempurna, karena dilakukan
berulang-ulang. Rendemen tertinggi terdapat
pada ekstrak biji kopi yaitu 46,35 %, kemudian
ekstrak kulit buah kopi yaitu 40,71 % dan
ekstrak daun kopi yaitu 31,94 %. Adanya
perbedaan rendemen dapat dipengaruhi oleh
banyaknya jumlah komponen senyawa aktif
yang terdapat dalam masing-masing sampel.

29 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kopi di Indonesia Pendahulu


Review: Penanganan pasca panen diketahui bahwa diperdagangkan dalam bentuk an
Karakteristik Fisik Buah Kopi, umumnya belum menerapkan cara yang baik biji kopi, kopi sangrai,kopi
Kopi Beras Dan Hasil Olahan dan proses pengolahan kering yang dilakukan bubuk, kopi instan, dan bahan
Kopi Rakyat Di Desa Sindang dapat menyebabkan banyaknya biji hitam, jadi makanan lainnya yang
Jati, Kabupaten Rejang yang diperlukan adalah mengidentifikasi difat mengandung kopi.
Lebong fisik kopi robusta dengan cara analisis Chi-
Square dan uji ANOVA.
Nama dan Informasi Jurnal:
Jurnal Agroindustri, 4(2),64- Hipotesis:
77. Identifikasi sifat fisik kopi robusta yang dapat
mempengaruhi peningkatan kopi segar hasil
Penulis: panen, kopi beras dan kopi bubuk hasil
Sativa et al.,2014. olahannya.

Pendahuluan:
Kopi di Indonesia diperdagangkan dalam
bentuk biji kopi, kopi sangrai,kopi bubuk, kopi
instan, dan bahan makanan lainnya yang
mengandung kopi ((Sativa et al.,2014 :66).

Hasil dan Pembahasan:


cara panen yang berbeda berpengaruh pada
proposi buah yang disortasi pada tiap 1000
gramnya, cara panen di desa Sindang Jati
terdapat tiga cara yaitu panen setengah selektif
dilakukan pada dompolan buah yang sudah
masak/tua saja biasanya kopi yang dipanen
adalah kopi yang berwana kuning kemerahan
dan merah.
30 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Senyawa asam klorogenat Pendahulu
Review: Penelitian in berfokus kepada kandungan adalah senyawa yang bersifat an
Analisis Senyawa Asam senyawa asam klorogenat didalam kopi dan polar sehingga untuk
Klorogenat dalam Biji Kopi belum banyak diteliti seerta belum banyak mendapatkan senyawa ini
Robusta (Coffea Canephora) diketahui oleh masyarakat luas, sehingga dicari bisa dilakukan dengan
Menggunakan HPLC alternatif untuk menganalisis asam klorogenat perlakuan pelarut yang
menggunakan HPLC. memiliki kepolaran yang
Nama dan Informasi Jurnal:
sama seperti akuademis dan
Jurnal Analit: Analytical and
Hipotesis: metanol.
Environmental Chemistry,
Asam klorogenat dalam biji tumbuhan kopi
4(2), 86-93,
robusta mampu mampu terisolasi dengan resin
Penulis: dan diketahui mempu mengisolasi senyawa
Sari et al., 2019. asam klorogenat.

Pendahuluan:
Senyawa asam klorogenat adalah senyawa
yang bersifat polar sehingga untuk
mendapatkan senyawa ini bisa dilakukan
dengan perlakuan pelarut yang memiliki
kepolaran yang sama seperti akuademis dan
metanol (Sari et al., 2019 : 88).

Hasil dan Pembahasan:


Ekstraksi asam klorogenat dari biji tumbuhan
kopi robusta (Coffea canephora) menggunakan
resin AmberliteTM FPA900UPS Cl diperoleh
ekstrak asar (crude extract) biji kopi robusta
yang terdapat di Provinsi Lampung
mengandung senyawa asam klorogenat sebesar
49,803 mg/L. Senyawa asam klorogenat pada
fraksi buffer lebih selektif digunakan untuk
pemisahan senyawa kafein dengan konsentrasi
terekstrak sebesar 345,520 mg/L.

Anda mungkin juga menyukai