NIM : 05031281924099
Kelas : METIL THP Indralaya
N InformasiJurnal Informasi yang diekstrak Informasi yang dirujuk Keterangan
o.
1. Judul Artikel: Rumusan Masalah: Dalam proses produksi, Kabupaten Temanggung Pendahulu
Review: mitra (kelompok Tunas Muda) menghadapi merupakan daerah penghasil an
PENINGKATAN MUTU permasalahan yaitu: 1) Proses produksi yang kopi terbesar di Jawa Tengah
PROSES PRODUKSI DAN tidak efisien, alat produksi manual sehingga yakni menyumbang 40%
KEMASAN KOPI tidak hemat energi dan waktu, serta hasilnya produksi kopi Jawa Tengah.
BUBUK BAGI bubuk yang kasar; 2) Keterbatasan Produksi kopi di Kabupaten
MASYARAKAT KLASTER pengetahuan mengenai teknik dan jenis Temangung pada tahun 2014
KOPI DI DESA BANSARI pengemasan kopi bubuk ; 3) Kurangnya sebesar 11,560.27 ton dengan
KECAMATAN BANSARI pengetahuan dan ketrampilan mengenai Good luas areal tanam 9,536.37 ha.
TEMANGGUNG manufacturing practice (GMP) untuk produk
kopi bubuk..
Nama dan Informasi Jurnal:
Jurusan Akuntansi, Politeknik Hipotesis: Kegiatan pengabdian berjalan
Negeri Semarang.Jurnal dengan lancar,mitra sangat antusias mengikuti
DIANMAS, Volume 8, kegiatan dan mesin pulper kopi sudah
Nomor 2, September 2019. dimanfaatkan dan berdampak pada peningkatan
produksi mitra.
Penulis:
Sam’ani, Mustika Widowati, Pendahuluan: Kabupaten Temanggung
dan Sartono. merupakan daerah penghasil kopi terbesar di
Jawa Tengah yakni menyumbang 40%
produksi kopi Jawa Tengah. Produksi kopi di
Kabupaten Temangung pada tahun 2014
sebesar 11,560.27 ton dengan luas areal tanam
9,536.37 ha (BPS, 2015).
5 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Kopi Java Robusta Robusta dan Arabika Pendahulu
Review: merupakan salah satu jenis kopi lokal yang memiliki kadar kafeina yang an
EKSTRAKSI KAFEINA mempunyai kadar kafeina tertinggi yang cukup tinggi. Biji kopi jenis
DARI SERBUK KOPI memiliki dampak negatif bagi konsumen. Robusta misalnya memiliki
JAVA ROBUSTA DENGAN Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, kadar kafeina sekitar 2,4%
PELARUT MINYAK maka dibutuhkan cara untuk mengurangi kadar berat kering setelah
JAGUNG kafeina yaitu dengan cara ekstraksi. mengalami proses sangrai.
Sedangkan, biji kopi
Nama dan Informasi Jurnal: Hipotesis: Dari hasil penelitian dapat jenis Arabika memiliki kadar
Jurnal WIDYA TEKNIK Vol. disimpulkan bahwa semakin besar kafeina sedikit lebih rendah
12, No. 1, 2013 (1-10). perbandingan massa serbuk kopi dengan yaitu sekitar 2,3% berat
volume pelarut minyak jagung dan semakin kering setelah melalui proses
Penulis: lama waktu ekstraksi, semakin banyak kafeina sangrai.
Dimas Rizky Widagdyo, yang terekstrak.
Velina Agustien Budiman,
Aylianawati, dan Nani Pendahuluan: Dewasa ini, telah banyak
Indraswati. dikenal berbagai jenis minuman kopi baik
dalam bentuk bubuk maupun instan. Dari
berbagai jenis minuman kopi tersebut, kafeina
merupakan senyawa utama yang terkandung di
dalamnya. Sebagian besar masyarakat tidak
menyadari bahwa kafeina sebenarnya memiliki
dampak negatif yang cukup besar bagi tubuh
jika dikonsumsi secara berlebihan. Kenyataan
tersebut dapat mengganggu kenyamanan
masyarakat dalam menikmati secangkir kopi.
Pendahuluan:
Penulis:
Suatu produk hilir kopi yang sifatnya mudah
Patoni A. Gafar
larut dengan air (soluble) serta tidak
manghasilkan ampas adalah kopi instan.
Pembuatan kopi instan pada prinsipnya adalah
pembuatan kopi yang manggunakan proses
pemekatan seduhan (ekstrak) kopi yang
selanjutnya dikeringkan . Bagian kopi bubuk
yang dapat diekstraksi merupakan bagian yang
dapat larut dalam air/soluble (Gafar, 2017).
Pendahuluan:
Sebelum kopi dipergunakan sebagai bahan
minuman, terlebih dahulu dilakukan proses
roasting. "Flavor" kopi yang dihasilkan selama
proses roasting tergantung pada jenis kopi hijau
yang dipergunakan, cara pengolahan biji kopi,
penyangraian, penggilingan, penyimpanan dan
metode penyeduhannya.
Pendahuluan:
Pembuatan kopi instan dapat dilakukan dengan
cara kristalisasi dengan menambahkan gula,
pada umumnya gula pasir (Fellow, 2000). Gula
kelapa mempunyai citarasa khas, sehingga
apabila digunakan dalam pembuatan kopi
instant dapat meningkatkan citarasa kopi yang
dihasilkan. Gula kelapa mempunyai kandungan
sukrosa lebih rendah (77,82%) dibandingkan
dengan gula pasir (97,21%) (Buckle et al.,
1978; Santosa, 1993).
Pendahuluan:
Perindustrian merupakan sektor yang penting
dalam mensukseskan program Pemerintah.
Salah satu industri yang berkembang dengan
pesat adalah industri kopi dalam kemasan
sachet. Semakin banyaknya produk yang
beredar dipasaran membawa pengaruh terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
minuman kopi instan dalam sachet. Di samping
itu konsumen memiliki kebebasan dalam
memilih produk. Untuk itu produsen
memerlukan strategi dengan tujuan mencapai
keunggulan bersaing dan memerlukan
informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian suatu produk.
Pendahuluan:
Secara umum perkebunan kopi di Provinsi
Jambi didominasi oleh perkebunan rakyat.
Adapun penguasaan lahan kopi rakyat petani di
lokasi pengkajian rata-rata adalah 0-2 hektar.
Perkebunan kopi libtukom di Tanjab Barat
Provinsi Jambi sudah tertata cukup baik dengan
produktivitas 583 kg/ha. Ditenggarai rendahnya
produktivitas kopi disebabkan oleh rendahnya
kualitas bibit kopi serta pemeliharaan tanaman
yang belum intensif. Selain itu, kualitas bahan
olahan kopi petani juga masih rendah. Hal ini
terjadi karena teknik penanganan pasca panen
masih sederhana dan masih secara
konvensional.
Pendahuluan:
Biji salak dapat dijadikan sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan kopi karena
mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
sehingga menjadi produk yang fungsional dan
aman bagi kesehatan terutama bagi penderita
hipertensi. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi masyarakat
sekitar dan dunia wirusaha.
Hipotesis:
Hasil penelitian menunjukkan konsumsi kopi
bubuk 1001 di Kota Bengkulu masih kategori
rendah, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-
rata konsumsi 260 gr/bln.
Pendahuluan:
Saat ini, Indonesia merupakan produsen dan
juga sekaligus konsumen penting komoditas
kopi. Sebagai produsen, Indonesia menempati
urutan keempat setelah Brasil, Vietnam dan
Kolombia, dan sebagai konsumen berada
dalam urutan ketujuh (ICO, 2017). Bagi
masyarakat Indonesia pada umumnya, minum
kopi telah menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari terutama bagi orang-orang tua dan
sekarang juga anak-anak muda dan remaja
(Kementrian Perindustrian, 2017).
Pendahuluan:
Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan tipe
kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Biji
kopi yang dihasilkan berwarna hijau hingga
merah gelap. Secara umum, kopi ini dapat
tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1.700
m dpl, suhu tumbuh optimalnya adalah 16-
200C‖ (Ramadhani et al.,2019 : 78).
23 Judul Artikel: Rumusan Masalah: Perubahan kadar air biji kopi Pendahulu
Review: Kualitas bibit yang belum baik, pengolahan dipengaruhi lama an
Pola Perubahan Dimensi Biji bahan organik sebagai biofertilizer belum pengeringan yaitu semakin
Kopi Arabika (Coffea arabica) intensif, pengendalian hama penyakit tanaman
secara terpadu belum maksimal dan proses pasca lama pengeringan maka
Selama Proses Pengeringan
panen yang masih dikerjakan secara manual semakin kecil kadar air biji
sehingga produksi kopi belum mampu memenuhi kopi.
Nama dan Informasi Jurnal:
permintaan pasar
Jurnal Agritechno 12 (1) : 78
– 84
Hipotesis:
Pemberian arahan kepada petani kopi
Penulis:
diharapkan akan membantu dalam
Ramadhani,S., Junaedi dan
M.,Mursalim pengendalian pasca panen, sehingga akan
membantu meningkatkan kualitas kopi.
Pengembangan teknologi dalam pengendalian
diharapkan akan meningkatkan hasil panen dari
petani kopi.
Pendahuluan:
Komoditas kopi di Indonesia memegang
peranan penting dalam sektor perekonomian,
baik sebagai sumber pendapatan masyarakat,
pemenuhan kebutuhan kopi domestik maupun
sumber pendapatan devisa negara dari
perdagangan ekspor. Saat ini Indonesia
menempati urutan ke 4 produsen kopi dunia
setelah Kolombia, Vietnam dan Brazil‖
(Rahayu et al., 2019 : 104).
Hipotesis:
Waktu dan kadar pupuk optimum pada
Nama dan Informasi Jurnal:
fermentasi berpengaruh terhadap penurunan
Jurnal Teknologi Kimia Dan kadar kafein dan asam total pada biji kopi.
Industri , 1(3), 265-273
Pendahuluan:
Penulis: Pada proses penurunan kafein dengan cara
Farida et al.,2013. pengolahan basah prinsip fermentasi adalah
peruraian senyawa-senyawa yang terkandung
di dalam lapisan lendir oleh mikroba alami dan
dibantu dengan oksigen dari udara. Selama
proses fermentasi, akan terjadi pemecahan
komponen lapisan lendir (protopektin dan gula)
dengan dihasilkannya asam-asam dan alkohol.
Proses fermentasi yang terlalu lama akan
menghasilkan kopi beras yang berbau apek
karena terjadi pemecahan komponen isi
lembaga (Ciptadi dan Nasution, 1985).
Pendahuluan:
Spesies Kopi arabika mendominasi dataran
tinggi dengan ketinggian 600-1800 meter dpl,
sedangkan kopi robusta tumbuh didaerah yang
kurang dari ketinggian 1000 meter dpl‖ (Saputri
et al., 2017 : 77).
Pendahuluan:
Kafein adalah senyawa alkaloid secara alami
banyak terdapat pada kopi, kandungan kafein
bermanfaat untuk menstimulasi susunan saraf,
relaksi otot polos bronkus dan stimulus otot
jantung ((Dewi et al.,2017 : 29).
Pendahuluan:
Kopi di Indonesia diperdagangkan dalam
bentuk biji kopi, kopi sangrai,kopi bubuk, kopi
instan, dan bahan makanan lainnya yang
mengandung kopi ((Sativa et al.,2014 :66).
Pendahuluan:
Senyawa asam klorogenat adalah senyawa
yang bersifat polar sehingga untuk
mendapatkan senyawa ini bisa dilakukan
dengan perlakuan pelarut yang memiliki
kepolaran yang sama seperti akuademis dan
metanol (Sari et al., 2019 : 88).