PROPOSAL
M. RESKI
A0421318
2023
BAB 1
PENDAHULUHAN
Pewangi biji kopi adalah produk pewangi yang diambil dari bahan hasil
perkebunan yaitu kopi dengan jenis robusta (coffea canephora) yang diolah dengan
berbagai jenis pengolahan dan tingkat penyangraian yang berbeda-beda untuk
menghasilkan aroma yang berbeda-beda. Kopi mengandung kafein yang jika dihirup
mampu menenangkan pemikiran. Pada penelitian ini saya ingin mengembangkan kopi
untuk membuat pewangi dari biji kopi agar dapat mengetahui perbedaan aroma dari
berbagai jenis pengolahan dan tingkat penyangraian kopi serta mampu menghasilkan
produk pewangi alami dari kopi.
1. Bagimana perbedaan dan ketahaanan aroma pewangi biji kopi robusta dari
perlakuan jenis pengolahan dan tingkat penyangraian?
2. Berapa kadar kafein dari masing-masing jenis pengolahan kopi robusta ?
3. Bagimana kelayakan usaha pada pewangi biji kopi robusta?
Dapat mengetahui perbedaan dan ketahanan aroma dari berbagai jenis pengolahan
serta dapat menentukan kadar kafein dari berbagai jenis pengolahan kopi dan juga
mengetahui kelayakan usaha pada produk pewangi biji kopi robusta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kopi jenis robusta merupakan kopi yang paling akhir dikembangkan oleh
pemerintahahan belanda diindonesia. Kopi ini lebih tahan terhadap Cendawan Hemileia
Vastatrix dan memiliki produksi yang tinggi dibandingkan kopi liberika. Akan tetapi,
citarasa yang dimilikinya tidak sebaik dari kopi jenis arabika, sehingga dalam pasar
internasional kopi jenis ini memiliki indeks harga yang rendah dibandingkan kopi jenis
arabika. Kopi ini dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian diatas 600 sampai 700 m
dpl (Indrawanto et al. 2010)
Menurut Najiyatih dan Danarti 2012, dalam (Anshori, 2014), menjelaskan bahwa
karakter morfologi yang khas pada kopi robusta adalah tajuk yang lebar, perwatakan
besar, ukuran daun yang lebih besar dibandingkan daun kopi arabika, dan memiliki
bentuk pangkal tumpul. Selain itu daunnya tumbuh berhadapan dengan batang ,cabang,
dan ranting-rantingnya.
Indonesia tercatat sebagai produsen kopi terbesar ketiga didunia setelah brazil dan
vietnam. Meskipun demikian Ekspor kopi dari indonesia diperkirakan tidak lebih
banyak dari pada ekspor brazil, dan vietnam. indonesia dikenal dengan specialty coffee
malalui berbagian varian kopi dan luwak. Kopi robusta yang dikenal diindonesia
diantarnya robusta lampung,robusta jawa,robusta dampit malang. Dengan keunikan cita
rasa dan aroma kopi asal indonesia. Indonesia memiliki peluang besar untuk
meningkatkan perdagangan kopinya didunia. (USDA, 2023 dalam databoks, 2023)
Sumatera Selatan
51%
Lampung
29%
cara pengolahan kopi di (PT. Sulatco jaya abadi dalam Burhan I 2019) ada 2 yaitu
pengolahan basah termasuk proses full washead, semi wash,dan honey proses,
sedangkan untuk pengolahan kering yaitu natural proses.
2.3.1 Pengolahan basah
1. kopi gelondong
2. sortasi dengan air
3. pengupasan kulit buah pulping
4. ferementasi 1
5. pencucian
6. fermentasi 2
7. penjemuran kopi berkulit tanduk dengan kadar air 5,8-6%
8. pengupasan kulit tanduk
9. pengupasan kulit ari
10. sortasi dan pengemasan
11. penyimpanan dan penggudangan
1. kopi gelondong
2. sortasi dengan air
3. pengupasan kulit buah (pulping)
4. fermentasi 1
5. pencucian
6. fermentasi 2
7. pemjemuran kopi berkulit tanduk dengan kadar air 18-22%
8. pengupasan kulit tanduk (hulling basah)
9. penjemuran kopi gabah dengan kadar air 11-12%
10. pengupasan kulit ari
11. sortasi dan pengemasan
12. penyimpanan dan pergudangan
1. kopi gelondong
2. sortasi
3. pengupasan kulit buah
4. pemjemuran dengan kadar air 5,8-6%
5. pengupasan kulit tanduk (hulling)
6. pengupasan kulit ari
7. sortasi dan pengemasan
8. penyimpanan dan pengudangan
1. kopi gelondong
2. penjemuran dengan kadar air 5,8-6%
3. pengupasan kulit cerry dan kulit tanduk (hulling)
4. pengupasan kulit ari
5. sortasi dan pengemasan
6. penyimpanan dan pengudangan
2.4 Penyangraian (Roasting) biji kopi
Menurut Yulia F,2018, penyangraian kopi merupakan salah satu proses yang
digunakan untuk meningatkan kekompleksitasan bahan kimia dari biji kopi,
penyangraian biji kopi dilakukan untuk mendapatkan aroma dari biji kopi yang akan
diterima saat diseduh. Proses penyangraian juga digunakan untuk mematangkan biji
kopi yang masih basah menjadi biji kopi kering sehingga siap dikomsumsi. Proses
penyangraian biji kopi akan menghilangkan air yang berada dalam biji kopi, yang
nantinya akan menjadi uap air karena adanya proses pemanasan yang disebabkan oleh
dinding mesin penyangraian. Air yang menguap dari biji kopi dinamakan hidrorisis.
Selain itu ada beberapa fase yang terjadi penyangraian:
a) fase edotermis
fase edotermis yaitu fase dimana biji kopi mendapatkan panas dari mesin
penyangraian. fase edoterm biasanya identik dengan biji kopi mentah berwarna hijau
(green beans) dimana memiliki kadar air yang cukup tinggi. Tetapi setelah masuk
o
kedalam mesin penyangraian biji kopi dan suhunya sudah diatur melebihi 100 C, maka
kadar air yang terkandung dalam biji kopi akan menguap dan berat dari biji kopi
menjadi turun. Selama fase endotermis, biji kopi akan mengalami perubahan warna,
mulai dari biji kopi berwarna hijau, kemudian menjadi kuning dan selanjutnya menjadi
warna hitam kecoklatan atau bahkan hitam pekat tergantung dari suhu dan waktu
yang digunakan selama proses penyangraian. Warna kecoklatan yang dihasilkan oleh
biji kopi selama proses penyangraian disebabkan karena adanya reaksi Mailard. Reaksi
ini terjadi karena adanya reaksi asam amino dengan gula disuhu yang panas dan
kandungan air yang ada dalam biji kopi sangat rendah. Reaksi Mailard juga
berpengaruh terhadap rasa dan cita rasa biji kopi (Anonim,2017 dalam Yulia F,2018).
b) Fase eksotermis
Sumber. Masdakaty,2015
c) fase developing
Sumber masdakaty,2015
memperhatikan suhu dan waktu penyangraian. Proses penyangraian suhu tinggi yaitu
o
antara 185 – 240 C, biasa digunakan untuk membuat caramel dan menghasilkan asam
amino, gula, garam, peptida dan protein. Proses penyangraian biasanya akan
menghasilkan rasa yang manis dan berwarna kecoklatan dan adanya senyawa
menimbulkan rasa kopi yang dominan bersamaan dengan adanya rasa khas dari
sangraian. Kemudian selama proses penyangraian, volume ukuran biji kopi menjadi
meningkat setengah dan berat awal biji kopi akan menurun hingga seperlima dari berat
awalnya. Untuk proses penyangraian bisa memakan waktu 90 detik sampai 40 menit,
sedangkan untuk waktu normal yang diperlukan untuk peyangraian biji kopi biasanya
hanya 12 menit. Untuk menggunakan suhu yang terlalu tinggi selama proses
penyangraian akan membuat aroma dari biji kopi menjadi kurang dan untuk rasa
pahit yang ditimbulkan menjadi sangat kuat. (Illy,2002 dalam Yulia F,2018).
Pada proses penyangraian kopi memiliki tingkatan warna dan aroma yang
dihasilkan berbeda-beda dari biji kopi yang belum disangrai. Menurut Maulana M,
2016. Pada proses roasting terdapat beberapa tingkat kematangan, yaitu sebagai
berikut:
a. Tingkat Light, pada tingkat ini biji kopi berwarna berwarna coklat muda,
karakternya ringan dari sisi biji, tidak ada lapisan minyak dipermukaan, level
aciditynya lebih tinggi.
b. Tingkat Medium, pada tingkat ini kandungan gula alami sudah mulai sedikit
berkaramel, dan keasaman juga mulai menurun. Kualitas kopi (Specialty coffee)
sangat ideal untuk diroasting pada level ini, karena tahap ini lebih seimbang
dan menonjolkan sisi rasa, aroma, dan acidity setiap origin biji kopi.
c. Tingkat Medium-Dark, pada tingkat ini lebih kaya rasa, warnanya lebih gelap dan
lapisan minyak mulai sedikit muncul dipermukaan. Rasa dan aroma menjadi lebih
teridentifikasi, rasa kopi juga terkadang menjadi terasa spicy.
d. Tingkat Dark, pada tingkat ini memiliki warna gelap seperti cokelat dan kadang
nyaris hitam. Lapisan minyak pekat di permukaan, dan dapat terlihat pada
permukaan cangkir ketika kopi sudah diseduh. Rasa pahit menjadi lebih menonjol,
2.5 Pewangi
Pewangi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: sintetik dan alami. Penggunaan
pengharum ruangan ruangan sintesik ternyata memiliki dampak negatif terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan. Pewangi sintesik memiliki wangi yang lebih tajam
sehingga dapat menimbulkan rasa pusing, sedangkan pewangi alami memiliki wangi
yang lebih lembut sehingga nyaman digunakan. Oleh karena itu, sudah sebaiknya
pewangi sintesik digantikan oleh pewangi alami yang bahan dasarnya berpotensi tinggi
untuk dikembangkan di indonesia (Fitrah A. et all,2013). Pengharum ruangan alami
selain berbentuk gel juga berbentuk padat yang tanpa penambahan bahan apapun dan
perubahan bentuk dari bahan baku tersebut. Kopi merupakan bahan alami yang dapat
ditemukan diindonesia dan juga berpotensi tinggi dapat dikembangkan di indonesia.
Kopi memiliki aroma yang enak dan juga mampu menenangkan fikiran dari kafein yang
dikandung dalam kopi bagi yang menghirupnya. Pada proses pembuatan pewangi kopi
juga dibilang sangat efektif dan efisien karena perlakuanya cukup mengolah kopi dan
menyangrai kopi untuk menghasilkan aroma yang diiginikan. Pewangi kopi dapat
ditempatkan didalam kamar,mobil,maupun ruangan-ruangan lainnya karena kopi juga
dapat menetralkan bau atau polutan yang tidak enak disekitar ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori .M, 2014. Analisi keragaman morfologi koleksi tanaman kopi arabika dan
robusta balai penelitian tanaman industri dan penyegar. Sukabumi
Fitrah, A, et all. 2013. Formulasi Gel Pengharum Ruangan alami menggunakan kappa
karagenan-Glukomanan dan Minyak Nilam. Bogor.
Indrawanto,C et.,al, 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Bogor(ID): Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Isneini Burhan .2019, “ Analisis pewangi biji kopi arabika (caffea arabika L) dari
berbagai jenis pengolahan dan tingkat penyangraian (skripsi) program studi
agroindustri politeknik pertanian negeri pangkep
Roasting.https//www.baristainstitute.com/blog/sampo.latvakangas/ma y-2017/coffe-
roasting-basics-developing-flavour-roasting.
Illy, 2002. The Complexity Of Coffee, One Of lif’s simple pleasures is really quite
Muhammad nabilah. 2023. Indonesia sebagai produsen kopi terbesar ketiga didunia
pada 2022/2023 diakses pada tanggal 6 november 2023 di
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/06/indonesia-jadi-produsen-
kopi-terbesar-ketiga-di-dunia-pada-20222023
Novita, elida, et al. “ peningkatan mutu biji kopi rakyat dengan pengolahan semi basah
berbasis produksi bersih.” Jurnal agroteknologi 4.01 (2010): 76-90
Kusnandar budy viva. 2019. Sumatera sebagai penghasil kopi robusta terbesar
diindonesia diakses pada tanggal 6 november 2023 di
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/20/sumatera-selatan-
penghasil-kopi-robusta-terbesar-di-indonesia
Yulia,F. 2018. Optimasi penyangraian terhadap kadar kafein dan profil organoleptik
pada jenis kopi arabika (coffea Arabika) dengan pengendalian suhu dan
waktu,yogyakarta