Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis

yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai

sumber devisa negara Teknologi budi daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan

tanam kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung,

pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta pengolahan

kopi pasca panen.

Saat ini, peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya

mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi.

Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang tidak tepat antara lain proses

fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian.

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui teknik budidaya kopi secara vegetatif

2. Untuk mengetahui persentase tumbuh

C. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui teknik budidaya kopi

secara vegetatif yaitu stek, selain itu mahasiswa juga mengetahui jenis kopi yang banyak

dibudiayakan di Indonesia, yaitu arabika dan robusta


II. TINJAUAN PUSTAKA

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan

dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan

di Etiopia. Kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut

dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di bagian Selatan Arab melalui para

saudagar Arab (Rahardjo, 2012)

Di Indonesia kopi mulai dikenal pada tahun 1696, yang dibawa oleh VOC (Vereenigde

Oostindische Compagnie). Tanaman kopi di Indonesia mulai diproduksi di pulau Jawa, dan

hanya bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup

menguntungkan sebagai komoditiperdagangan maka VOC menyebarkannya ke berbagai

daerah agar para penduduk menanamnya (Danartidan Najiyati, 2004). Tanaman kopi (Coffea

spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam family Rubiaceae dan

genus Coffea. Tanaman kopi ada sekitar 60 spesies di dunia. Sistematika tanaman kopi

menurut Rahardjo (2012), adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Sub kingdom: Tracheobionta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Rubiaceae

Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat yang berbeda

biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari aroma jeruk sampai

aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman.Ciri-ciri ini tergantung pada

tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi dan perbedaan genetika subspesies
kopi.Terdapat duajenis kopi yang telah dibudidayakan diprovinsi Lampung yakni kopi

arabika dan kopi robusta (Cahyono, 2012).

Dari sekian banyak jenis kopi yang dijual dipasaran, secara umum ada dua jenis kopi

yang dibudidayakan di Indonesia yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Kopi arabika memiliki

citarasa lebih baik dibandingkan kopi robusta (Siswoputranto, 1992). Komposisi kimia biji

kopi berbeda-beda, tergantung tipe kopi, tanah tempat tumbuh dan pengolahan kopi

(Ridwansyah, 2003).

Angka konsumsi kopi dunia 70% berasal dari spesies kopi arabika, 26% berasal dari spesies

kopi robusta dan sisanya 4% berasal dari spieses kopi liberika (Siswoputranto, 1992).

Kopi arabika berasal dari Etiopia dan Abessinia, kopi arabika dapat tumbuh pada

ketinggian 700-1700 meter diatas permukaan laut dengan temperatur 10-160 C, dan berbuah

setahun sekali (Ridwansyah, 2010).Ciri-ciri dari tanaman kopi arabika yaitu,tinggi pohon

mencapai 3 meter, cabang primernya rata-rata mencapai 123 cm, sedangkan ruas cabangnya

pendek. Batangnya tegak, bulat, percabangan monopodial, permukaanbatang kasar, warna

batangnya kuning keabu-abuan. Kopi 8 arabika juga memiliki kelemahan yaitu, rentan

terhadap penyakit karat daun oleh jamur HV (Hemiliea Vastatrix), oleh karena itu sejak

muncul kopi robusta yang tahan terhadap penyakit HV, dominasi kopi arabika mulai

tergantikan (Prastowo, 2010).

Kopi arabika menguasai pasar kopi di dunia hingga 70%. Kopi arabikacenderung

menimbulkan aroma fruitykarena adanya senyawa aldehid, asetaldehida, dan propanal

(Wang, 2012). Kadar kafein biji mentah kopi arabika lebih rendah dibandingkan biji mentah

kopi robusta, kandungan kafein kopiArabika sekitar 1,2 % (Spinale dan James, 1990).

Kopi robusta atau yang disebut dengan Coffea canephora, pada awalnya hanya dikenal

sebagai semak atau tanaman liar yang mampu tumbuh hingga beberapa meter tingginya.

Hingga akhirnya kopi robustapertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898 oleh Emil
Laurent. Namun terlepas dari itu ada yang menyatakan jenis kopi robusta ini telah ditemukan

lebih dahulu oleh dua orang pengembara Inggris bernama Richard dan John Speake pada

tahun 1862 (Yahmadi, 2007).

Kopi robusta banyak dibudidayakan di Afrika dan Asia. Kopi robusta dapat dikatakan

sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein

dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih

luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi ini dapat

ditumbuhkan di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 meter diatas permuakaan laut. kopi

jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta

lebih murah (Cahyono,2012).

Menurut Prastowo (2010), kopi robusta resisten terhadap penyakit karat daun yang

disebabkan oleh jamur HV (Hemiliea Vastatrix) dan memerlukan syarat tumbuh dan

pemeliharaan yang ringan, sedangkan produksinya lebih tinggi. Kopi robusta juga sudah

banyak tersebar di wilayah Indonesia dan Filipina. Ciri-ciri dari tanaman kopi robusta yaitu

tinggi pohon mencapai 5 meter, sedangkan ruas cabangnya pendek. Batangnya berkayu,

keras, tegak, putih ke abu-abuan. Seduhan kopi robusta memiliki rasa seperti cokelat dan

aroma yang khas, warna bervariasi sesuai dengan cara pengolahan. Kopi bubuk robusta

memiliki tekstur lebih kasar dari kopi arabika. Kadar kafein biji mentah kopi robusta lebih

tinggi dibandingkan biji mentah kopi arabika, kandungan kafein kopi robusta sekitar 2,2 %

(Spinale dan James, 1990).


III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Waktu pelaksanaan pratikum dimulai tanggal ------ dan tempat pelaksanaan

pratikum dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan

Kaharudin Nasution KM 11, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota

Pekanbaru.

B. Bahan dan Alat

Dalam pelaksanaan praktikum ini alat yang digunakan adalah cangkul, digunakan untuk

meratakan tanah tempat peletakan polybag, kamera / hp digunakan untuk

mendokumentasikan kegiatan.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag, digunakan untuk

penanaman stek kopi. Stek batang kopi, digunakan sebagai tanaman yang akan

dibudidayakan secara vegetatif, yaitu stek. ZPT digunakan untuk merangsang pertumbuhan

akar pada penyetekan kopi. Plastik digunakan untuk menutup stek kopi yang telah ditanam,

dengan tujuan agar tidak tejadi penguapan yang berlebihan

C. Kegiatan Praktikum

1. Pembagian polybag

Pembagian dilakukan oleh ketua kelas, dan setiap individu mendapat 2 polybag.

2. Pengisian polybag

Pengisian polybag dengan menggunakan tanah, pengisian polybag dengan tanah harus

padat agar tanaman tidak mudah goyang pada saat ditanam.

3. Pemberian ZPT

Pemberian ZPT dilakukan dengan cara mencelupkan bagian bawah kopi yang akan

ditanam dengan cara stek.


4. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara menancapkan kopi yang telah dicelupkan dengan ZPT

tadi kedalam polybag yang telah diisi dengan tadi. Penancapan kopi harus sedikit dalam agar

tidak mudah goyang yang menyebabkan tanaman tidak tumbuh.

5. Penutupan kopi yang telah ditanam dengan plastik

Penutupan ini dilakukan dengan cara menyungkup tanaman kopi dari bagian atas yang

kemudian diikat dengan menggunakan karet agar tidak mudah lepas.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persentase Tumbuh

Perhitungan persentase kopi dihitung sebagai 50% pada sampel 1, dan 50% pada

sampel 2, maka apabila kopi pada sampel 1 dan sampel 2 tumbuh semua maka persentase

tumbuhnya adalah 100%. Pada perhitungan persentase tumbuh ini, sampel 1 dan sampel 2

tidak mengalami pertumbuhan / mati.

B. Panjang Tunas

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 Sampel 1
0.4 Sampel 2
0.3
0.2
0.1
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Pada penghitungan parameter panjang tunas juga tidak dapat dilakukan karena tanaman

sampel 1 dan sampel 2 tidak mengalami pertumbuhan / mati. Ini disebabkan oleh kurang

dalamnya kopi pada saat penanaman sehingga mudah goyang sehingga menyebabkan

tanaman tidak mengalami pertumbuhan, penyebab lain juga karena tanaman kurang

perawatan.

C. Jumlah Daun

Perhitungan jumlah daun juga tidak dapat dilakukan karena tanaman sampel 1 dan

sampel 2 tidak mengalami pertumbuhan / mati.


D. Pembahasan

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan

dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan

di Etiopia. Kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut

dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di bagian Selatan Arab melalui para

saudagar Arab.

Pada pelaksnaan praktikum ini parameter yang diamati adalah persentase tumbuh,

panjang tunas dan jumlah daun dan terbagi atas 2 sampel tanaman. Tetapi akibat tanaman

kopi yang ditanam tidak mengalami pertumbuhan maka persentase tumbuh, panjang tunas

dan jumlah daunnya tidak ada.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada teknik budidaya tanaman kopi secara vegetatif hal yang perlu diperhatikan adalah

teknik pelaksanaannya, karena apabila teknik pelaksaaannya salah maka akan sulit

mengalami pertumbuhan.

Pada praktikum ini penanaman kopi dilaksanakan dengan cara stek, sebelum ditanam,

kopi yang akan ditanam diberi ZPT untuk merangsang pertumbuhan akar. Akibat pada saat

melaksanakan penanaman yang kurang baik, maka hasil dari praktikum ini tanaman kopi

tidak mengalami pertumbuhan / mati.

B. Saran

Pada saat melakukan budidaya tanaman kopi dengan cara stek, sebaiknya hal yang

perlu dipahami adalah tekniknya, karena apabila asal-asalan dalam melakukan tanaman

dengan cara stek maka tanaman akan sulit untuk tumbuh.


DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.

Penebar Swadaya:Jakarta.

Cahyono, Bambang. 2012. Sukses Berkebun Kopi.Penerbit Mina:Jakarta

Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas

SumateraUtara.http://www.library.usu.ac.id/tekper.ridwansyah4.pdf. Diakses pada

tanggal 15 Desember 2017

Yahmadi,Mudrig. 2007. Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya &

Pengolahan Kopi di Indonesia. PTBina Ilmu Offset: Jawa Timur.


LAMPIRAN

A. Jadwal Praktikum
B. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai