PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai
sumber devisa negara Teknologi budi daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan
pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta pengolahan
Saat ini, peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya
mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi.
Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang tidak tepat antara lain proses
B. Tujuan
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui teknik budidaya kopi
secara vegetatif yaitu stek, selain itu mahasiswa juga mengetahui jenis kopi yang banyak
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan
dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan
di Etiopia. Kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di bagian Selatan Arab melalui para
Di Indonesia kopi mulai dikenal pada tahun 1696, yang dibawa oleh VOC (Vereenigde
Oostindische Compagnie). Tanaman kopi di Indonesia mulai diproduksi di pulau Jawa, dan
hanya bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup
daerah agar para penduduk menanamnya (Danartidan Najiyati, 2004). Tanaman kopi (Coffea
spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam family Rubiaceae dan
genus Coffea. Tanaman kopi ada sekitar 60 spesies di dunia. Sistematika tanaman kopi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Rubiaceae
Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat yang berbeda
biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari aroma jeruk sampai
aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman.Ciri-ciri ini tergantung pada
tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi dan perbedaan genetika subspesies
kopi.Terdapat duajenis kopi yang telah dibudidayakan diprovinsi Lampung yakni kopi
Dari sekian banyak jenis kopi yang dijual dipasaran, secara umum ada dua jenis kopi
yang dibudidayakan di Indonesia yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Kopi arabika memiliki
citarasa lebih baik dibandingkan kopi robusta (Siswoputranto, 1992). Komposisi kimia biji
kopi berbeda-beda, tergantung tipe kopi, tanah tempat tumbuh dan pengolahan kopi
(Ridwansyah, 2003).
Angka konsumsi kopi dunia 70% berasal dari spesies kopi arabika, 26% berasal dari spesies
kopi robusta dan sisanya 4% berasal dari spieses kopi liberika (Siswoputranto, 1992).
Kopi arabika berasal dari Etiopia dan Abessinia, kopi arabika dapat tumbuh pada
ketinggian 700-1700 meter diatas permukaan laut dengan temperatur 10-160 C, dan berbuah
setahun sekali (Ridwansyah, 2010).Ciri-ciri dari tanaman kopi arabika yaitu,tinggi pohon
mencapai 3 meter, cabang primernya rata-rata mencapai 123 cm, sedangkan ruas cabangnya
batangnya kuning keabu-abuan. Kopi 8 arabika juga memiliki kelemahan yaitu, rentan
terhadap penyakit karat daun oleh jamur HV (Hemiliea Vastatrix), oleh karena itu sejak
muncul kopi robusta yang tahan terhadap penyakit HV, dominasi kopi arabika mulai
Kopi arabika menguasai pasar kopi di dunia hingga 70%. Kopi arabikacenderung
(Wang, 2012). Kadar kafein biji mentah kopi arabika lebih rendah dibandingkan biji mentah
kopi robusta, kandungan kafein kopiArabika sekitar 1,2 % (Spinale dan James, 1990).
Kopi robusta atau yang disebut dengan Coffea canephora, pada awalnya hanya dikenal
sebagai semak atau tanaman liar yang mampu tumbuh hingga beberapa meter tingginya.
Hingga akhirnya kopi robustapertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898 oleh Emil
Laurent. Namun terlepas dari itu ada yang menyatakan jenis kopi robusta ini telah ditemukan
lebih dahulu oleh dua orang pengembara Inggris bernama Richard dan John Speake pada
Kopi robusta banyak dibudidayakan di Afrika dan Asia. Kopi robusta dapat dikatakan
sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein
dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih
luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi ini dapat
ditumbuhkan di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 meter diatas permuakaan laut. kopi
jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta
Menurut Prastowo (2010), kopi robusta resisten terhadap penyakit karat daun yang
disebabkan oleh jamur HV (Hemiliea Vastatrix) dan memerlukan syarat tumbuh dan
pemeliharaan yang ringan, sedangkan produksinya lebih tinggi. Kopi robusta juga sudah
banyak tersebar di wilayah Indonesia dan Filipina. Ciri-ciri dari tanaman kopi robusta yaitu
tinggi pohon mencapai 5 meter, sedangkan ruas cabangnya pendek. Batangnya berkayu,
keras, tegak, putih ke abu-abuan. Seduhan kopi robusta memiliki rasa seperti cokelat dan
aroma yang khas, warna bervariasi sesuai dengan cara pengolahan. Kopi bubuk robusta
memiliki tekstur lebih kasar dari kopi arabika. Kadar kafein biji mentah kopi robusta lebih
tinggi dibandingkan biji mentah kopi arabika, kandungan kafein kopi robusta sekitar 2,2 %
pratikum dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan
Kaharudin Nasution KM 11, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota
Pekanbaru.
Dalam pelaksanaan praktikum ini alat yang digunakan adalah cangkul, digunakan untuk
mendokumentasikan kegiatan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag, digunakan untuk
penanaman stek kopi. Stek batang kopi, digunakan sebagai tanaman yang akan
dibudidayakan secara vegetatif, yaitu stek. ZPT digunakan untuk merangsang pertumbuhan
akar pada penyetekan kopi. Plastik digunakan untuk menutup stek kopi yang telah ditanam,
C. Kegiatan Praktikum
1. Pembagian polybag
Pembagian dilakukan oleh ketua kelas, dan setiap individu mendapat 2 polybag.
2. Pengisian polybag
Pengisian polybag dengan menggunakan tanah, pengisian polybag dengan tanah harus
3. Pemberian ZPT
Pemberian ZPT dilakukan dengan cara mencelupkan bagian bawah kopi yang akan
Penanaman dilakukan dengan cara menancapkan kopi yang telah dicelupkan dengan ZPT
tadi kedalam polybag yang telah diisi dengan tadi. Penancapan kopi harus sedikit dalam agar
Penutupan ini dilakukan dengan cara menyungkup tanaman kopi dari bagian atas yang
A. Persentase Tumbuh
Perhitungan persentase kopi dihitung sebagai 50% pada sampel 1, dan 50% pada
sampel 2, maka apabila kopi pada sampel 1 dan sampel 2 tumbuh semua maka persentase
tumbuhnya adalah 100%. Pada perhitungan persentase tumbuh ini, sampel 1 dan sampel 2
B. Panjang Tunas
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 Sampel 1
0.4 Sampel 2
0.3
0.2
0.1
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Pada penghitungan parameter panjang tunas juga tidak dapat dilakukan karena tanaman
sampel 1 dan sampel 2 tidak mengalami pertumbuhan / mati. Ini disebabkan oleh kurang
dalamnya kopi pada saat penanaman sehingga mudah goyang sehingga menyebabkan
tanaman tidak mengalami pertumbuhan, penyebab lain juga karena tanaman kurang
perawatan.
C. Jumlah Daun
Perhitungan jumlah daun juga tidak dapat dilakukan karena tanaman sampel 1 dan
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan
dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan
di Etiopia. Kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di bagian Selatan Arab melalui para
saudagar Arab.
Pada pelaksnaan praktikum ini parameter yang diamati adalah persentase tumbuh,
panjang tunas dan jumlah daun dan terbagi atas 2 sampel tanaman. Tetapi akibat tanaman
kopi yang ditanam tidak mengalami pertumbuhan maka persentase tumbuh, panjang tunas
A. Kesimpulan
Pada teknik budidaya tanaman kopi secara vegetatif hal yang perlu diperhatikan adalah
teknik pelaksanaannya, karena apabila teknik pelaksaaannya salah maka akan sulit
mengalami pertumbuhan.
Pada praktikum ini penanaman kopi dilaksanakan dengan cara stek, sebelum ditanam,
kopi yang akan ditanam diberi ZPT untuk merangsang pertumbuhan akar. Akibat pada saat
melaksanakan penanaman yang kurang baik, maka hasil dari praktikum ini tanaman kopi
B. Saran
Pada saat melakukan budidaya tanaman kopi dengan cara stek, sebaiknya hal yang
perlu dipahami adalah tekniknya, karena apabila asal-asalan dalam melakukan tanaman
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.
Penebar Swadaya:Jakarta.
A. Jadwal Praktikum
B. Dokumentasi