I. PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang
dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Tanaman kopi berasal dari
benua Afrika, yaitu dari daerah pegunungan di Etiopia. Namun demikian kopi
luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Jazirah Arab, minuman
Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam famili
Rubiaceae. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi 12
m. Kopi merupakan salah satu dari komoditi tanaman yang sangat lazim
tanaman produksi yang sangat penting dalam wilayah export produksi tanaman
Lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh rakyat. Di dunia perdagangan
diperdagangkan adalah kopi arabika, robusta, dan liberika (Danarti dan Najiyati,
1999).
1
2
Kopi lanang merupakan kopi spesial yang bentuk bijinya berbeda dengan biji kopi
pada umumnya. Lanang berarti laki-laki dalam bahasa Jawa, disebut demikian
karena bentuk biji kopi ini tunggal dan bulat, tidak terbelah seperti bentuk biji
kopi biasanya, disamping itu biji kopi lanang bentuknya lebih kecil. Sebenarnya
kopi ini bukan varietas baru, kopi lanang bisa dihasilkan oleh pohon kopi jenis
a. Penyerbukan yang tidak sempurna, karenanya satu dari dua bibit didalam buah
kopi menjadi puso, sehingga tersisa satu benih yang menempati ruangan pada
buah kopi, biasanya terjadi pada penyerbukan bunga diujung cabang dimana
c. Kelainan genetika.
Oleh karena itu, tidak ada pohon kopi yang 100% memproduksi kopi lanang,
biasanya produksi kopi lanang berkisar 2–5% dari total produksi buah kopi
keseluruhan. Sehingga untuk mendapatkan kopi lanang harus melalui proses yang
tidak mudah, harus melalui proses penyortiran biji kopi dari yang jumlahnya
2
3
Hal ini menjadi istimewa karena jumlahnya terbatas. Dalam sekali panen kopi ini
sangat jauh perbandinganya, dari 50 kg biji kopi setelah disortir hanya terdapat
800 g biji kopi lanang. Produksi kopi lanang tertinggi terdapat di perkebunan kopi
Ethiopia, berkisar antara 15,7 - 38,8% (Garuma, berecha and adedeta, 2015).
Propinsi Jawa Timur, kopi Lanang terbaik hanya bisa dihasilkan dari pohon kopi
yang berumur tua pada kisaran umur 10 tahun ke atas dimana bunga kopi di
pohon kopi tua sering tidak mendapatkan penyerbukan yang sempurna sehingga
Salah satu wilayah penghasil kopi yaitu wilayah Bengkulu, pada tahun 2010 luas
areal tanaman kopi di wilayah Bengkulu cukup luas yaitu 979 ha, dan pada tahun
berikutnya yaitu tahun 2011 tanaman kopi memiliki luas areal yang tetap atau
stabil, dan pada tahun 2012 luas areal tanaman kopi jadi menurun menjadi 630 ha,
dan pada tahun 2013 luas areal tanaman kopi di wilayah Bengkulu tetap 630 ha.
Produksi kopi di provinsi Bengkulu pada tahun 2010 mencapai 14.609 ton,
produksi kopi ini setiap tahunnya tidak stabil. Pada tahun 2012 produksi kopi
mengalami penurunan yaitu 13.921 ton, dan pada tahun 2013 hasil produksi kopi
Pertanian, 2014). Berdasarkan survei harga jual kopi lanang di pasar lokal
berkisar antara 100.000 – 150.000 per kilogram dibandingkan dengan kopi normal
beranggapan bahwa produksi kopi lanang ini nanti akan dijual kemana dan
3
4
berapakah harga bagi kopi lanang itu sendiri. Sehingga petani belum bisa
Untuk mengetahui bagaimana produksi buah kopi lanang pada berbagai umur
tanaman.
1.3. Hipotesis
Perbedaan umur tanaman akan berpengaruh terhadap produksi buah kopi lanang.