Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kopi

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang sudah lama di budidayakan.

Selain sebagai sumber penghasilan rakyat, kopi menejadi komoditas andalan

ekspor dan sumber pendapatan devisa negara. Meskipun demikian,komoditas kopi

sering kali mengalami fluktuasi harga sebagai akibat ketidakseimbangan antara

permintaan dan persediaan komoditas kopi di pasar dunia (Rahardjo, 2012).

Perkembangan Kopi di Indonesia Saat ini, sebagian besar tanaman kopi

yang dibudidayakan di Indonesia adalah kopi robusta (90%) dan sisanya kopi

arabika. Penanaman kopi di Indonesia dimulai tahun 1696 dengan menggunakan

jenis kopi arabika. Namun, penanaman jenis kopi ini kurang berhasil. Tahun 1699

pemerintah Hindia Belanda mendatangkan lagi kopi arabika, kemudian

berkembang dengan baik di Pulau Jawa. Kopi arabika yang dikenal sebagai

kopijawa (java coffee) tersebut memiliki kualitas yang sangat baik dan merupakan

komoditas ekspor penting selama lebih dari 100 tahun.

Produksi kopi dalam negeri diperkirakan menurun 10% sepanjang 2016.

Sebagai penghasil kopi robusta terbesar ketiga di dunia, Indonesia hanya mampu

menghasilkan panen 570.000 metrik ton biji pada musim yang dimulai 1 April.

Sementara pada tahun sebelumnya telah mampu menyentuh rekor 636.300 ton.

Sejarah kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696 ketika Belanda membawa kopi

dari Malabar, India, ke Jawa. Mereka membudidayakan tanaman kopi tersebut di

Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia.


Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah

lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Konsumsi kopi dunia

mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari spesies kopi

robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi

sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di

luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab, melalui para saudagar Arab

(Rahardjo, 2012). Tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik apabila faktor-faktor

yang mempengaruhinya dapat dioptimalkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan kopi terdiri atas, tanah, curah hujan, ketinggian tempat, dan

pemeliharaan. Untuk dapat tumbuh dengan baik kopi harus ditanam pada tanah yang

subur dan memiliki pH berkisar 5-7. Curah hujan yang masih dapat ditolerir oleh

tanaman kopi adalah 2.000-3.000 mm/tahun. Curah hujan mempengaruhi

pembentukan bunga sampai menjadi buah. Berbeda jenis kopi yang ditanam berbeda

pula ketingian tempat yang dipersyaratkan, kopi Arabika tumbuh pada ketinggian

diatas 1000 meter dpl sedangkan kopi Robusta dapat tumbuh pada ketinggian 800

meter dpl (Ridwansyah, 2003). Pemanenan kopi dilakukan ketika buah kopi sudah

berwarna merah hingga merah tua. Kopi mulai menghasilkan buah ketika berumur

empat tahun. Proses pemanenan dilakukan secara manual. Kopi dipetik satu persatu

menggunakan tangan. Kopi kering yang luluh ke tanah dipanen secara terpisah yang

disebut dengan panen lelesan. Pada akhir masa panen, semua buah dipanen sampai

habis yang disebut dengan panen rampasan untuk memutus daur hidup hama

(Panggabean, 2011). Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang dibawa
oleh VOC. Tanaman kopi di Indonesia mulai diproduksi di pulau Jawa, dan hanya

bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC

cukup menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC menyebarkannya

ke berbagai daerah agar para penduduk menanamnya (Najiyanti dan Danarti, 2004).

Sistematika tanaman kopi robusta menurut Rahardjo, (2012) adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionita

Divisi : Magnoliophyta

Sub kelas : Astridae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rubiaceace

Genus : Coffea

Divisi : Coffea robusta

Coffea robusta Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena

rasanya yang lebih pahit, dan mengandung kafein dalam kadar yang lebih banyak.

Hampir seluruh produksi kopi robusta diseluruh dunia dihasilkan secara kering dan

untuk 6 mendapatkan rasa lugas tidak boleh mengandung rasa-rasa asam dari hasil

fermentasi. Kopi robusta memiliki kelebihan yaitu kekentalan lebih baik dan

menghasilkan warna yang kuat (Siswoputranto, 1992). Pohon kopi spesies lainya

yang cukup banyak diproduksi sebagai produk kopi adalah Coffea canephora yang

sering dikenal sebagai kopi robusta. Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek
positif dan efek negatif pada tubuh. Kafein kopi bermanfaat dalam stimulasi otak dan

sistem syaraf serta mempertinggi denyut jantung, karena itu setelah meminum kopi

akan terasa sensasi kesegaran psikis. Kandungan kafein yang tinggi dapat

menyebabkan jantung berdebar, pusing, dan tekanan darah meningkat serta

menyebabkan susah tidur. Menurut Winarno (1992), kafein dapat meningkatkan

sekresi asam lambung, memperbanyak produksi urine, memperlebar pembuluh darah,

dan meningkatkan kerja otot. Kopi bubuk murni mengandung 100 mg kafein. Kadar

kafein yang mulai membahayakan kesehatan bila konsumsinya 1000 mg/hari atau

konsumsi kopi lebih dari 5 cangkir per hari. Bentuk murni kafein dijumpai sebagai

kristal berbentuk tepung putih atau berbentuk seperti benang sutera yang panjang dan

kusut. Bentuk kristal benang itu berkelompok akan terlihat seperti bulu domba.

Kristal kafein mengikat satu molekul air, dapat larut dalam air mendidih. Kafein

mencair pada suhu 235-237°C dan akan menyublim pada suhu 176°C di dalam

ruangan terbuka. Kafein mengeluarkan bau yang wangi, mempunyai rasa yang sangat

pahit dan mengembang di dalam air (Randi, 2006). Kafein sangat penting dalam

aspek psikologis peminum kopi dan merupakan faktor penting pemberi rasa pahit.
2.1.1. Manfaat Kopi

Berikut ini adalah beberapa manfaat tersebut yang perlu anda ketahui :

1. Meningkatkan daya ingat

Hal ini disampaikan oleh para peneliti, disebutkan mereka yang meminum
kopi tanpa gula setiap harinya memiliki memori yang lebih baik.

2. Mencerdaskan

Kopi bebas gula bisa memblokir neurotransmitter yang disebut "adenosine".


Ketika kafein adenosine ini, pengaktifan saraf otak akan meningkat sehingga
membantu melepaskan neurotransmiter yang bermanfaat. Pada intinya, kafein
meningkatkan fungsi otak.

3. Mengandung antioksidan yang bermanfaat

Kopi diketahui sebagai salah satu sumber antioksidan terbesar. Antioksidan


ini disebut sebagai quinines. Mereka dapat membantu seseorang dalam menangani
bebagai masalah kesehatan. Antioksidan lain yang ada di kopi adalah hydrocinnamic
acid dan polyphenols. Mereka bisa melawan radikal bebas yang ada di dalam tubuh.

5. Mengandung vitamin dan mineral

Vitamin yang terkandung dalam kopi hitam misalnya B2, B3, dan B5. Ada
juga mangan, potasium, dan magnesium. Semuanya penting untuk memfungsikan
organ tubuh secara optimal. Misalnya vitamin B2 dalam memproduksi energi, nutrisi
seperti potasium dan magnesium juga berperan untuk mengontrol tekanan darah.

6. Membersihkan perut

Minum kopi tanpa gula dapat menghilangkan bakteri dan toksin dari dalam
perut. Bakteri dan toksin ini akan dikeluarkan lewat urin ketika seseorang buang air
kecil. Kopi hitam juga membantu menghentikan pertumbuhan parasit jahat yang bisa
menimbulkan masalah kesehatan perut. Baca juga: Tidur Kurang Nyenyak? Coba
Konsumsi Makanan dan Minuman Ini

7. Membantu menurunkan berat badan


Kopi hitam bisa meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga baik untuk
dikonsumsi sebelum atau setelah berolahraga. Kopi yang disajikan dengan carar ini
juga bisa membantu membakar lemak sehingga membantu menurunkan berat badan.

8. Menjaga organ hati

Kopi hitam dapat membantu menurunkan risiko tekena cirrosis hingga 80


persen. Cirrosis merupakan istilah untuk menyebut kerusakan hati kronis.

9. Meminimalisir risiko penyakit jantung

Seperti disebutkan sebelumnya, kopi hitam dapat meningkatkan metabolisme


seseorang. Hal ini dapat mencegah terjadinya penumpukan lemak dan kolesterol yang
menyebabkan arteri tersumbat.

10. Mengurangi risiko diabetes

fakta ini ditunjukkan dalam sebuah studi dari Harvard, bahwa peminum kopi
memiliki peluang 11 persen lebih renddah dari mengalami diabetes tipe 2. Itu berlaku
bagi orang yang mengonsumsi kopi hitam lebih dari 1 cangkir dalam seharinya.

2.2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk yang dianggap dapat bekerja

dan sanggup bekerja dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa

jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau ikut berpartisipasi

dalam aktivitas tersebut. Dikatakan dapat dan sanggup bekerja yaitu penduduk dalam

usia kerja biasanya usia 15 tahun keatas (berusia 15-64 tahun). Tenaga kerja adalah

setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar

hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat.
Dalam dunia usaha Pertanian terdapat beberapa faktor produksi. Salah

satunya Faktor Tenaga Kerja. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam

produktivitas pertanian. Pada awalnya, penggunaan tenaga kerja dalam pengolahan

lahan pertanian masih dilakukan oleh orang perorangan (keluarga inti), namun pada

perkembangan selanjutnya pemilik lahan pertanian akan menerima bantuan dari

tetangga dikarenakan tebaga kerja yang berasal dari keluarga tidak cukup untuk

mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja sedangkan lahan yang harus dikerjakan

luas. Dengan imbalannya pada saat tetangga membutuhkan bantuan untuk lahan

miliknya, mereka akan saling membantu.

Pada masa kini, pertanian yang luas merupakan permasalahan yang sangat

komplek yakni menyangkut 4 faktor produksi pertanian. Dalam hal faktor tenaga

kerja petani modern sudah menyewa tenaga kerja dengan imbalan upah. Dengan

adanya mekanisasi dalam bidang pertanian, kebutuhan akan tenaga kerja manusia

maupun hewan semakin rendah. Walau demikian, yang meningkat adalah kebutuhan

akan tenaga kerja manusia yang berpotensi tinggi dan punya keterampilan dalam

mengoperasikan alat-alat tersebut.

2.3 Manajemen Tenaga Kerja

Proses manajemen suatu organiasasi umumnya memiliki prinsip yang sama

yaitu efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan (Siradjuddin, 2016). Menurut

Lubis dan Widanarko (2012) terdapat empat fungsi manajemen yang sering disebut

POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling).


1. Fungsi Perencanaan (Planning) yaitu proses yang menyangkut upaya dalam

mengantisipasi kemungkinan di masa yang akan terjadi dan mampu merancang

keputusan-keputusan yang mendasar dalam penentuan strategi yang tepat untuk

mewujudkan target dan tujuan organisasi.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing) yaitu proses menempatkan dan

mengatur tugas-tugas pokok setiap lini organisasi yang efektif, efisien, dan produktif.

Kegiatan pengembangan struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tangguing

jawab serta penciptaan iklim kerja merupakan cakupan fungsi pengorganisasian.

3. Fungsi Pengarahan (Actuating) yaitu proses menggerakkan dan mengarahkan

seluruh aspek manajemen yang meliputi kepiawaian dalam memobilisasi SDM secara

optimum, termasuk kemampuan teknis dalam mengoperasionalkan unsurunsur

manajemen.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling) yaitu proses memastikan dalam pengadaan

Kualitas, Kuantitas, Waktu, dan Biaya (KKWB) terhadap pekerjaan yang sedang

berlangsung maupun pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai