Anda di halaman 1dari 10

JIM FKep Volume V No.

1, 2021

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING


PADA BALITA

The Relationship Between Knowledge And Stunting Prevention Among Mothers

Erfiana1 ; Sri Intan Rahayuningsih2 ; Nova Fajri2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Email: fina1999@mhs.unyiah.ac.id;sriintan@unsyiah.ac.id;novafajri@unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Stunting masih merupakan masalah gizi kronis pada balita di Indonesia. Prevalensi stunting masih berada pada
kategori tinggi jika dibandingkan dengan standar ketetapan WHO yaitu tidak lebih dari 20%. Pengetahuan ibu
dapat mempengaruhi perilaku pencegahan stunting sehingga peran ibu sangat penting dalam menurunkan angka
kejadian stunting. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Jeulingke Banda Aceh. Penelitian ini bersifat
deskriptif korelatif menggunakan desain cross sectional study dengan pendekatan retrospektif. Metode
pengambilan sampel yaitu dengan nonprobability sampling dan menggunakan teknik proportional sampling
sebanyak 92 responden. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dengan metode wawancara terpimpin dan hasil
dianalisis menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan
ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Jeulingke Banda Aceh dengan
P-value = 0,001. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat memberikan promosi kesehatan terkait
pencegahan stunting, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan mengendalikan status gizi anak tetap
berada pada kategori baik.

Kata Kunci : Pengetahuan, perilaku, pencegahan stunting, dan balita.

ABSTRACT

Stunting is one of the nutritional problems experienced by children in Indonesia. The prevalence rate of stunting
is still in the high category compared with WHO thresholds for malnutrition prevalence, which is no more than
20%. Hence, a mother's knowledge can influence stunting prevention, resulting in the role of mothers is crucial
in reducing the incidence of child stunting. This study aims to analyze the relationship between a mother's
knowledge and stunting prevention in the working area of the Community Health Center (Puskesmas) in
Jeulingke, Banda Aceh. This research is descriptive correlational research with a cross-sectional study design and
retrospective approach. The sampling technique used was non-probability sampling and using proportional
random sampling to 92 respondents. The data were collected through questionnaires by using the guided interview
method. The data were analyzed by the Chi-square statistical test. The study found a relationship between mother's
knowledge and stunting prevention behavior in toddlers in Jeulingke Public Health Center of Banda Aceh with a
P-value = 0,00. It is expected that health workers can provide health promotion related to stunting prevention to
increase mother's knowledge and control the nutritional status of children to remain in a good category.

Keywords : Knowledge, behavior, prevention of stunting, and toddlers.

169
JIM FKep Volume V No. 1, 2021

PENDAHULUAN makanan pendamping ASI (MP-ASI),


Kejadian balita pendek atau biasa pemantauan pertumbuhan, pemberian
disebut stunting merupakan salah satu masalah imunisasi, pemberian makanan tambahan
gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini, (PMT), pemberian vitamin A, pemberian obat
tidak terkecuali di Indonesia. Prevalensi cacing, dan pemanfaatan buku KIA.
stunting di Indonesia mengalami penurunan Hasil wawancara yang dilakukan oleh
dari 37,2% menjadi 30,8%. Sedangkan peneliti kepada 5 orang ibu yang memiliki anak
prevalensi stunting di Aceh berada pada urutan usia 12-59 bulan di posyandu Gp. Pineung
ketiga nasional tertinggi yaitu 37,3% yang Banda Aceh, diketahui bahwa 4 dari 5 ibu tidak
mana dengan kata lain bahwa satu dari tiga anak mengetahui tentang stunting sebelumnya,
di Aceh mengalami stunting (Riskesdas, 2018). dalam upaya pencegahan stunting, 3 dari 5 ibu
Orang tua memiliki peran penting tidak memberikan asi ekslusif, 1 dari 5 ibu tidak
dalam memenuhi gizi balita karena balita masih rutin melakukan pemantauan pertumbuhan
membutuhkan perhatian khusus dalam anak ke posyandu atau layanan kesehatan lain.
perkembangannya, lebih khususnya peran Kemudian 2 dari 5 ibu tidak membawa anak
orang tua sebagai sosok yang paling sering untuk mendapatkan imunisasi lengkap, bahwa
bersama dengan balita. Jika orang tua memiliki 1 anak tidak pernah mendapatkan imunisasi
pengetahuan yang baik tentang stunting, maka sama sekali, perihal pemberian vitamin a dan
akan lebih aktif dalam mendeteksi sejak dini obat cacing dari 5 ibu 3 diantaranya
dan mencegah stunting (Suharto, Wildan & memberikan secara rutin. Penggunaan buku
Handayani, 2020). KIA digunakan rutin dan dimanfaatkan dengan
Stunting menjadi salah satu target baik oleh 4 dari 5 ibu.
Sustainable Development Goals (SGDs) yang Berdasarkan data yang diperoleh dari
termasuk pada tujuan pembangunan Puskesmas Jeulingke Banda Aceh tahun 2021,
berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan terdapat 3 orang anak dengan tinggi badan
kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada kurang (stunting). Berdasarkan data profil
tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan kesehatan kota Banda Aceh tahun 2019,
( Kemenkes RI, 2018). Pemerintah Aceh sendiri wilayah kerja puskesmas Jeulingke menduduki
telah menetapkan rangkaian peraturan tentang urutan pertama dengan tingkat stunting yakni
pencegahan dan penanganan stunting sebesar 187 kasus. Orangtua sebagai pengasuh
terintegrasi di Aceh dalam Peraturan Gubernur utama tentunya memiliki peran penting dalam
Aceh Nomor 14 tahun 2019 (Pergub Aceh, pencegahan stunting. Oleh karena itulah
2019). Upaya pencegahan dan penanganan pengetahuan dari orang tua menjadi sangat
stunting dilakukan melalui intervensi gizi berarti untuk diketahui maka dari itu peneliti
spesifik sasaran balita meliputi: pemberian tertarik untuk meneliti tentang hubungan
pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita.

170
JIM FKep Volume V No. 1, 2021

METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi
Responden
descriptif correlative. Teknik pengumpulan
data dengan wawancara terpimpin. Penelitian No Kategori n %
1 Usia:
ini menggunakan desain cross sectional study Dewasa muda (20-30 tahun) 47 51,1
Dewasa tengah (31-60 tahun) 45 48,9
dengan pendekatan retrospektif. Pengumpulan
2 Pekerjaan:
data dilakukan selama 8 hari sejak tanggal 5 - Tidak bekerja (IRT) 78 84,8
Bekerja (PNS/wiraswasta) 14 15,2
12 Juli 2021 di wilayah kerja puskesmas 3 Pendidikan terkahir:
Jeulingke Banda Aceh. Alat pengumpulan data Pendidikan dasar (SD/SMP) 25 27,2
Pendidikan menengah (SMA) 44 47,8
berupa kuesioner pengetahuan tentang stunting Pendidikan tinggi 23 25,0
(D3/Sarjana)
dan kuesioner perilaku pencegahan stunting. 4 Penghasilan
Kuesioner menilai pengetahuan tentang Tinggi (≥ Rp.3.165.031) 30 32,6
Rendah (<Rp.3.165.031) 62 67,4
stunting meliputi definisi, tanda, dampak dan
penyebab, serta upaya pencegahannya. Serta Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Demografi
Anak
kuesioner perilaku tentang praktik pemberian
No kategori n %
MP-ASI, pemantauan pertumbuhan, pemberian 1 Usia:
12-23 bulan (baduta) 23 25
imunisasi, PMT pada balita, pemberian vitamin 24-35 bulan (batita) 39 42,4
A dan obat cacing, dan pemanfaatan buku KIA. 36-60 bulan (balita) 30 32,6
2 Jenis Kelamin:
Populasi dalam penelitian ini adalah 1140 ibu Laki-laki 38 41,3
Perempuan 54 58,7
dengan anak usia 12-59 bulan di wilayah kerja 3 Status Gizi (TB/U):
puskesmas Jeulinge Banda Aceh. Jumlah Sangat pendek/ severed 8 8,7
Pendek/ stunting 19 20,7
sampel sebanyak 92 ibu. Pengambilan sampel Normal 65 70,7
dilakukan dengan teknik proportional Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa mayoritas

sampling. Analisa data menggunakan analisa usia anak adalah 24-35 bulan sebanyak 39

univariat dan bivariat dengan uji chi-square. (42,4%) responden, jenis kelamin perempuan
sebanyak 54 (58,7%) responden, dan responden

HASIL dengan status gizi normal sebanyak 65 (70,7%).

Berdasarkan hasil pengumpulan data


pada 92 responden pada tabel 1 menunjukkan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu
Tentang Stunting Pada Balita
mayoritas usia ibu pada kategori dewasa awal
No Kategori n %
(20-30 tahun) yaitu 47 (51,1%) responden,
1 Baik 64 69,6
mayoritas ibu tidak bekerja sebanyak 78 2 Cukup 23 25
3 Kurang baik 5 5,4
(84,8%) responden. Kemudian mayoritas Total 92 100
pendidikan terakhir ibu adalah SMA sebanyak Berdasarkan tabel 3 diatas, kategori
44 (47,8%) responden dan mayoritas pengetahuan ibu tentang stunting mayoritas
berpenghasilan rendah sebanyak 62 (67,4%) dalam kategori baik yakni sebanyak 64 (69,6%)
responden. responden.

171
JIM FKep Volume V No. 1, 2021

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Puskesmas Jeulingke Banda Aceh mayoritas
Terhadap Pencegahan Stunting Pada Balita berada pada kategori baik yaitu sebanyak 75
No Kategori n %
1 Baik 75 81,5 (81,5%) responden. Namun masih ada ibu
2 Kurang baik 17 18,5 dengan perilaku pencegahan stunting yang
Total 92 100
Berdasarkan tabel 4 diatas, perilaku ibu dalam kurang baik yakni 17 (18,5%) responden.

pencegahan stunting di wilayah kerja


Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Pada Balita
Pemberian MP-ASI P
Pengetahuan Ibu Baik Kurang baik Total α Value
f % f % f %
Baik 59 92,2 5 7,8 64 100 0,05 0,166
Cukup 23 82,1 5 17,9 28 100
Total 82 87,15 10 12,85 92 100
Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa mayoritas bahwa P-value 0,166 > 0,05 sehingga hipotesa
dari 64 responden yang memiliki pengetahuan null (Ho) diterima yang artinya tidak ada
baik tentang stunting menunjukkan perilaku hubungan antara pengetahuan ibu tentang
pemberian MP-ASI yang baik sebanyak 59 stunting dengan perilaku pemberian MP-ASI
(92,2%) responden. Berdasarkan uji statistik pada balita di wilayah kerja puskesmas
dengan chi-square pada α = 0,05 didapatkan Jeulingke Banda Aceh.
Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemantauan Pertumbuhan Pada Balita
Pemantauan pertumbuhan P
Pengetahuan Ibu Baik Kurang baik Total α Value
f % f % f %
Baik 48 75 16 25 64 100 0,05 0,073
Cukup 15 53,6 13 46,4 28 100

Total 63 64,3 29 35,7 92 100


Berdasarkan tabel 6, diketahui mayoritas dari pada α = 0,05 didapatkan bahwa P-value 0,073
64 responden yang memiliki pengetahuan > 0,05 sehingga hipotesa null (Ho) diterima
tentang stunting yang baik menunjukkan yang artinya tidak ada hubungan antara
perilaku pemantauan pertumbuhan balita yang pengetahuan ibu dengan perilaku pemantauan
baik sebanyak 48 (75%) responden. pertumbuhan pada balita di wilayah kerja
Berdasarkan uji statistik dengan chi-square Puskesmas Jeulingke Banda Aceh.

Tabel 7. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Pada Balita


Pemberian Imunisasi P
Pengetahuan Ibu Baik Kurang baik Total α Value
f % f % f %
Baik 39 60,9 25 39,1 64 100 0,05 0,009
Cukup 8 28,6 20 71,4 28 100

Total 47 44,75 45 55,25 92 100


Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat diketahui memiliki pengetahuan tentang stunting yang
bahwa mayoritas dari 64 responden yang baik menunjukkan perilaku pemberian

172
JIM FKep Volume V No. 1, 2021

imunisasi yang baik sebanyak 39 (60,9%) ditolak yang artinya ada hubungan antara
responden. Berdasarkan uji statistik dengan chi- pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian
square pada α = 0,05 didapatkan bahwa P-value imunisasi pada balita di wilayah kerja
0,009 < 0,05 sehingga hipotesa null (Ho) Puskesmas Jeulingke Banda Aceh.

Tabel 8. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita
Pemberian Makanan Tambahan P
Pengetahuan Baik Kurang baik Total α Value
Ibu f % f % f %
Baik 26 40,6 38 59,4 64 100 0,05 0,591
Cukup 9 32,1 19 67,9 28 100

Total 35 36,35 57 63,65 92 100


Berdasarkan tabel 8 diatas, diketahui mayoritas 0,591 < 0,05 sehingga hipotesa null (Ho)
dari 64 responden yang memiliki pengetahuan diterima yang artinya tidak ada hubungan
tentang stunting yang baik menunjukkan antara pengetahuan ibu dengan perilaku
perilaku pemberian makanan tambahan (PMT) pemberian makanan tambahan (PMT) pada
yang kurang baik sebanyak 38 (59,4%) balita di wilayah kerja Puskesmas Jeulingke
responden. Berdasarkan uji statistik dengan chi- Banda Aceh.
square pada α = 0,05 didapatkan bahwa P-value
Tabel 9. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Vitamin A Pada Balita
Pemberian Vitamin A P
Pengetahuan Ibu Baik Kurang baik Total α Value
f % f % f %
Baik 53 82,8 11 17,2 64 100 0,05 0,336
Cukup 20 71,4 8 28,6 28 100

Total 73 76,9 19 23,1 92 100


Berdasarkan tabel 9 diatas, diketahui mayoritas P-value 0,336 < 0,05 sehingga hipotesa null
dari 64 responden memiliki pengetahuan (Ho) diterima, artinya tidak ada hubungan
tentang stunting yang baik menunjukkan antara pengetahuan ibu dengan perilaku
perilaku pemberian vitamin A baik sebanyak 53 pemberian vitamin A pada balita di wilayah
(82,8%) responden. Berdasarkan uji statistik kerja Puskesmas Jeulingke Banda Aceh.
chi-square pada α = 0,05 didapatkan bahwa
Tabel 10. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Obat Cacing Pada Balita
Pemberian Obat Cacing P
Pengetahuan Baik Kurang baik Total α Value
Ibu f % f % f %
Baik 39 60,9 25 39,1 64 100 0,05 1,000
Cukup 17 60,7 11 39,3 28 100

Total 56 60,8 36 36 92 100


Berdasarkan tabel 10 diatas, diketahui bahwa yang baik sebanyak 39 (60,9%) responden.
mayoritas dari 64 responden yang memiliki Berdasarkan uji statistik dengan chi-square
pengetahuan tentang stunting yang baik pada α = 0,05 didapatkan bahwa P-value 1,000
menunjukkan perilaku pemberian obat cacing < 0,05 sehingga hipotesa null (Ho) diterima

173
JIM FKep Volume V No. 1, 2021

yang artinya tidak ada hubungan antara obat cacing pada balita di wilayah kerja
pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian Puskesmas Jeulingke Banda Aceh.

Tabel 11. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemanfaatan Buku KIA


Pemanfaatan Buku KIA P
Pengetahuan Ibu Baik Kurang baik Total α Value
f % f % f %
Baik 54 84,4 10 15,6 64 100 0,05 0,001
Cukup 14 50 14 50 28 100

Total 68 67,2 24 32,8 92 100


Berdasarkan tabel 11 diatas, dapat diketahui pada α = 0,05 didapatkan bahwa P-value 0,001
bahwa mayoritas dari 64 responden yang < 0,05 sehingga hipotesa null (Ho) ditolak yang
memiliki pengetahuan tentang stunting yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu
baik menunjukkan perilaku pemanfaatan buku dengan pemanfaatan buku KIA di wilayah kerja
KIA yang baik sebanyak 54 (84,4%) responden. Puskesmas Jeulingke Banda Aceh.
Berdasarkan uji statistik dengan chi-square
Tabel 12. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita
Perilaku Pencegahan P
Pengetahuan Baik Kurang baik Total α Value
Ibu f % f % f %
Baik 59 92,2 5 7,8 64 100 0,05 0,000
Cukup 16 57,1 12 42,9 28 100

Total 75 74,65 17 25,35 92 100


Berdasarkan tabel 12 diatas, dapat diketahui Berdasarkan uji statistik dengan chi-square
bahwa mayoritas dari 64 responden yang pada α = 0,05 didapatkan bahwa P-value 0,000
memiliki pengetahuan tentang stunting yang < 0,05 sehingga hipotesa null (Ho) ditolak yang
baik menunjukkan pencegahan stunting yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu
baik sebanyak 59 (92,2%) responden. dengan perilaku pencegahan stunting.

PEMBAHASAN menunjukkan bahwa hasil penelitian yang


Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian didapatkan p-value 1,000 > 0,05 yang artinya
MP-ASI Pada Balita tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 pengetahuan ibu terhadap pemberian MP-ASI
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan di wilayah Kelapa Dua kota Depok.
antara pengetahuan ibu dengan perilaku Pengetahuan merupakan domain yang
pemberian makanan pendamping ASI (MP- sangat penting bagi terciptanya tindakan atau
ASI) pada balita di wilayah kerja Puskesmas perilaku seseorang, tingkat pengetahuan ibu
Jeulingke Banda Aceh dengan P-value (0,166). akan meningkatkan pemahaman tentang
Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang pemberian MP-ASI untuk memenuhi
dilakukan oleh Yulianto, dkk. (2019), kebutuhan gizi anaknya sehingga terhindar dari
stunting dan masalah gizi lainnya. Adanya

174
JIM FKep Volume V No. 1, 2021

program pemerintah yang diterapkan di perilaku pemantauan pertumbuhan balita


wilayah kerja Puskesmas, membuat petugas dikarenakan adanya faktor lain yang
kesehatan aktif dalam mempromosikan mempengaruhi perilaku pemantauan
pemberian MP-ASI yang benar dan tepat. Hal pertumbuhan balita seperti sikap ibu terhadap
ini didukung oleh hasil penelitian Nurul, dkk kunjungan posyandu, pelayanan kader dan
(2019) yang menyatakan bahwa program faktor lainnya. Hal ini sejalan dengan penelitian
pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan yang dilakukan oleh Rosdiana (2019)
dalam meningkatkan status kesehatan keluarga menunjukkan hasil analisis menggunakan uji
termasuk MP-ASI. Sehingga meskipun hasil statistic fisher, didapatkan P < α (0,000 < 0,05)
penelitian menyatakan tidak terdapat hubungan maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti ada
antara pengetahuan ibu tentang stunting dan pengaruh peran kader terhadap pemantauan
perilaku pencegahan stunting namun praktik pertumbuhan balita di Posyandu. Peran kader
pemberian MP-ASI tetap dijalankan dengan dibutuhkan untuk memunculkan motivasi bagi
baik karena adanya program pemerintah. ibu agar terus berkunjung ke Posyandu
sehingga pemantauan pertumbuhan balita
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan dapat dilakukan.
Pemantauan Pertumbuhan Pada Balita
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara Imunisasi Pada Balita
pengetahuan ibu dengan perilaku pemantauan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7
pertumbuhan pada balita di wilayah kerja menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
Puskesmas Jeulingke Banda Aceh dengan P- pengetahuan ibu dengan perilaku pemantauan
value (0,073). Hal ini didukung oleh penelitian pertumbuhan pada balita di wilayah kerja
yang dilakukan Pramono, Patty, dan Umami Puskesmas Jeulingke Banda Aceh dengan P-
(2012) berdasarkan uji analisis statistik yang value (0,009). Penelitian ini sejalan dengan
dilakukan dengan Pearson Chi-square antara penelitian yang dilakukan oleh Maidartati dan
pengetahuan ibu dan perilaku kunjungan balita Yuniarti (2020) hasil penelitian pada uji chi-
ke posyandu diperoleh nilai P-value = 0,181 square diperoleh P-value 0,000 artinya terdapat
yang berarti lebih tinggi daripada α (0,05) hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak dalam pemberian imunisasi dasar di Puskesmas
terdapat hubungan bermakna secara statistik Kabupaten Bandung. Selain pengetahuan yang
antara pengetahuan ibu dan perilaku kunjungan berpengaruh terhadap perilaku pemberian
balita ke posyandu. imunisasi pada anak, terdapat beberapa faktor
Ibu dengan pengetahuan tentang stunting lainnya yang dominan menjadi alasan
lebih baik tidak menjamin perilaku pemantauan responden dalam berperilaku, diantaranya
pertumbuhan yang baik pula. Tidak adanya dukungan dari anggota keluarga lainnya
hubungan antara pengetahuan ibu dengan termasuk diantara suami dan ibu mertua.

175
JIM FKep Volume V No. 1, 2021

Keberhasilan dalam pemberian imunisasi tertentu. Saat ini program pemerintah hanya
lengkap hendaknya ibu harus mendapatkan memberikan PMT untuk anak yang mengalami
informasi yang tepat agar dapat meluruskan gizi kurang atau tidak mengalami penambahan
persepsi yang salah, dan mengetahui manfaat berat badan sesuai usia, sehingga ketika
yang didapatkan dari pemberian imunisasi pada bantuan PMT tidak diberikan oleh Lembaga
anak, salah satunya untuk pencegahan stunting. pelayanan maka orang tua seharusnya
Sejalan dengan teori Heardman (1990), memodifikasi makanan keluarga yang
keluarga merupakan sumber dukungan karena sederhana tetapi memenuhi zat gizi untuk
dalam hubungan keluarga tercipta hubungan anaknya, sehingga berat badan anak tetap pada
yang saling memercayai. Keluarga berfungsi kategori baik serta terpenuhi zat gizinya.
sebagai penyebar informasi tentang dunia,
mencakup memberi nasehat, petunjuk- Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian
petunjuk, saran atau umpan balik. Vitamin A Pada Balita
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
Makanan Tambahan (PMT) Pada Balita antara pengetahuan ibu dengan pemberian
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8 vitamin A pada balita di wilayah kerja
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan Puskesmas Jeulingke Banda Aceh dengan P-
antara pengetahuan ibu dengan perilaku value (0,336). Bertentangan dengan penelitian
pemberian makanan tambahan pada balita di Adriani (2019) hasil analisa bivariat, nilai P
wilayah kerja Puskesmas Jeulingke Banda (0,001) < α (0,05) bahwa terdapat hubungan
Aceh dengan P-value (0,591). Hal ini yang signifikan antara pengetahuan dengan
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan pemberian vitamin A pada balita (6-59 bulan).
Wijayanti (2005) dimana didapatkan hasil ada Selain pengetahuan, peran kader
hubungan yang signifkan (P<0,05) antara posyandu juga sangat mempengaruhi
pengetahuan ibu dengan praktek ibu balita gizi keberhasilan pemberian vitamin A yang teratur,
buruk dalam PMT-P. sebab orang tua terkadang tidak terlalu
Selain faktor pengetahuan, sikap ibu memperhatikan jadwal pemberian vitamin A
dalam pemberian makanan tambahan pada sehingga kader posyandu membantu ibu dalam
balita juga dapat mempengaruhi. Hal tersebut mempersiapkan vitamin A yang akan diberikan
dapat terjadi karena sikap erat kaitannya dengan kepada anak. Sejalan dengan penelitian yang
proses tindakan ibu dalam mengasuh anak dilakukan oleh Virgo (2020), berdasarkan hasil
balita sehari-hari. Sejalan dengan pendapat penelitian diketahui hasil analisis uji statistik
yang dikemukakan oleh Setyaningsih, dkk diperoleh nilai P-value = 0,000 atau p < 0,05
(2014), bahwa sikap merupakan faktor yang artinya ada hubungan signifikan antara peran
ada dalam diri setiap manusia dimana dapat kader dengan pemberian vitamin A pada balita.
mendorong atau menimbulkan perilaku

176
JIM FKep Volume V No. 1, 2021

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian responden (68,8%). Menurut Yuswanto dan
Obat Cacing Pada Balita Yulifah (2014) menggunakan buku KIA dapat
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel memperbaiki perilaku keluarga dan masyarakat
10 menunjukkan tidak terdapat hubungan dalam memelihara kesehatan ibu dan anak.
antara pengetahuan ibu dengan pemberian obat Dalam hasil penelitian Kawakatsu (2015) di
cacing pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kenya, mengatakan buku pegangan KIA
Jeulingke Banda Aceh dengan P-value (1,000). mengandung informasi kesehatan yang berguna
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian untuk mengenali tanda-tanda bahaya, jadwal
oleh Hadi,dkk. (2020) hasil uji statistik chi- imunisasi dan sebagainya, dan merupakan alat
square didapatkan P = 0,000 yang berarti pendidikan yang baik untuk ibu atau pengasuh.
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan konsumsi obat cacing. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku
Pemberian obat cacing juga dipengaruhi Pencegahan Stunting Pada Balita
oleh faktor pendidikan. Dimana semakin tinggi Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
tingkat pendidikan responden maka semakin 12 menunjukkan bahwa terdapat hubungan
mudah menerima informasi, dan akhirnya antara pengetahuan ibu dengan perilaku
semakin banyak pula pengetahuan yang pencegahan stunting pada balita di wilayah
dimilikinya. Hal ini sejalan dengan hasil kerja Puskesmas Jeulingke Banda Aceh dengan
penelitian dimana data demografi menunjukkan P-value (0,000). Sejalan dengan penelitian
mayoritas pendidikan ibu yaitu pendidikan yang dilakukan oleh Olsa, Sulastri & Anas
menengah (SMA) sebanyak 44 (47,8%) (2017) hasil penelitian menunjukkan ada
responden. Sehingga dengan latar belakang hubungan yang bermakna antara pengetahuan
pendidikan tersebut responden relatif cukup ibu dengan kejadian stunting diketahui nilai P <
optimal dalam menyerap informasi yang 0,05 ( P = 0,000). Menurut Fikawati (2009), ibu
diterima. yang memiliki pengetahuan luas sangat
memungkinkan untuk dapat memperbaharui
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan dan menambahkan pengetahuan yang sudah
Pemanfaatan Buku KIA ada. Sehingga ibu dapat lebih mudah menerima
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel informasi baru yang akan diberikan selama
11 menunjukkan bahwa terdapat hubungan informasi tersebut sesuai dengan fakta dan
antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan memiliki sumber yang terpercaya.
buku KIA di wilayah kerja Puskesmas Salah satu hal yang mempengaruhi
Jeulingke Banda Aceh dengan P-value (0,001). pengetahuan serta perilaku ibu ialah
Hal ini juga didukung oleh penelitian oleh pendidikan. Dimana pendidikan ibu yang
Mariani (2013) hasil penelitian menunjukkan menengah dan tinggi lebih mudah dalam
ibu balita dari 16 yang berpengetahuan baik menerima dan menyaring informasi yang benar
yang teratur memanfaatkan sebanyak 11 khususnya tentang pencegahan stunting pada

177
JIM FKep Volume V No. 1, 2021

balita. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian 4(1), 114-121.


Olsa, E. D., Sulastri, D., & Anas, E. (2017).
bahwa mayoritas responden berpendidikan
Hubungan sikap dan pengetahuan ibu
menengah dan tinggi. Selain itu, salah satu hal terhadap kejadian stunting pada anak
baru masuk sekolah dasar di
yang mempengaruhi keputusan dalam
kecamatan nanggalo. Jurnal
berperilaku, dalam hal ini upaya pencegahan Kesehatan Andalas, 6(3), 523–529.
Pramono, J. S., Patty, FIT., Umami, M. (2012).
stunting ialah faktor pekerjaan. Ibu rumah
Hubungan pengetahuan ibu dan
tangga biasanya memiliki waktu yang lebih dukungan keluarga dengan perilaku
kunjungan ibu anak balita ke
banyak untuk berinteraksi dan memperhatikan
posyandu. Jurnal Husada Mahakam,
kesehatan anaknya. Hal ini sesuai dengan hasil 3(4), 190-199.
Rosdiana. (2019). Faktor yang mempengaruhi
penelitian bahwa sebanyak 78 (84,8%)
kunjungan pemantauan balita di
responden yang tidak bekerja yakni sebagai ibu posyandu mawar wilayah kerja
puskesmas pontap Kota Palopo tahun
rumah tangga. Menurut Aswin (2008) peran ibu
2018. Palopo. Jurnal Kesehatan
dalam mengasuh anak erat kaitannya dengan Masyarakat, 9(1), 106-113.
Soetjiningsih. (2012). Tumbuh kembang anak.
ketersediaan waktu yang dimiliki ibu.
Jakarta: EGC.
Suharto, A., Wildan, M., & Handayani, T. E.
(2020). Development of stunting
REFERENSI
prevention behavior model based on
health promotion model and social
Adriani, P. (2019). Faktor-faktor yang
capital in the Magetan district. Health
berhubungan dengan pemberian
Nation, 4(2), 48-56.
vitamin A pada balita di wilayah kerja
Virgo, G. (2020). Faktor-faktor yang
puskesmas kandai kota Kendari.
berhubungan dengan pemberian
Kendari: Jurnal Smart Kebidanan,
vitamin a pada balita di posyandu
6(1), 20-24.
desa beringin lestari wilayah kerja
Hadi, S. dkk. (2020). Pengaruh tingkat
puskesmas tapung hilir 1 kabupaten
pengetahuan dan sikap ibu terhadap
Kampar tahun 2018. Bangkinang:
konsumsi obat cacing pada murid
Jurnal Ners Universitas Pahlawan,
sekolah dasar MI DDI Gusung kota
4(1), 35-52.
Makassar. Makassar: UMI Medical
Wijayanti, A. (2005). Hubungan pengetahuan
Journal, 5(1), 20-27.
dan sikap ibu balita gizi buruk dengan
Heardman. (1990). Human exceptionality
praktek ibu dalam pemberian
society school and family Boston.
makanan tambahan pemulihan (PMT-
London: Allyn and Bacon.
P) modisco di kabupaten Semarang.
Kawakatsu, Y., et. al. (2015). Effectiveness of
Semarang: Diponegoro University
and factors related to possession of a
Institusional Repository.
mother and child health handbook: an
Yulianto, B. J., dkk. (2019). Hubungan
analysis using propensity score
pendidikan, pengetahuan dan status
matching. Health Education
pekerjaan ibu terhadap pemberian
Research.
makanan pendamping air susu ibu
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Buku saku
(mp-asi). Indonesia: Jurnal Ilmiah
pemantauan status gizi tahun 2017.
Kesehatan.
Jakarta: Direktorat Jenderal
Yuswanto, & Yulifah. (2014). Asuhan
Kesehatan Masyarakat
kebidanan komunitas. Jakarta:
Maidartati., Yuniarti. I. Y. (2020). Hubungan
Salemba Medika.
pengetahuan dengan perilaku
pemberian imunisasi dasar di
puskesmas kabupaten Bandung.
Bandung: Jurnal Keperawatan BSI.

178

Anda mungkin juga menyukai