1, 2021
ABSTRAK
Stunting masih merupakan masalah gizi kronis pada balita di Indonesia. Prevalensi stunting masih berada pada
kategori tinggi jika dibandingkan dengan standar ketetapan WHO yaitu tidak lebih dari 20%. Pengetahuan ibu
dapat mempengaruhi perilaku pencegahan stunting sehingga peran ibu sangat penting dalam menurunkan angka
kejadian stunting. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Jeulingke Banda Aceh. Penelitian ini bersifat
deskriptif korelatif menggunakan desain cross sectional study dengan pendekatan retrospektif. Metode
pengambilan sampel yaitu dengan nonprobability sampling dan menggunakan teknik proportional sampling
sebanyak 92 responden. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dengan metode wawancara terpimpin dan hasil
dianalisis menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan
ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Jeulingke Banda Aceh dengan
P-value = 0,001. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat memberikan promosi kesehatan terkait
pencegahan stunting, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan mengendalikan status gizi anak tetap
berada pada kategori baik.
ABSTRACT
Stunting is one of the nutritional problems experienced by children in Indonesia. The prevalence rate of stunting
is still in the high category compared with WHO thresholds for malnutrition prevalence, which is no more than
20%. Hence, a mother's knowledge can influence stunting prevention, resulting in the role of mothers is crucial
in reducing the incidence of child stunting. This study aims to analyze the relationship between a mother's
knowledge and stunting prevention in the working area of the Community Health Center (Puskesmas) in
Jeulingke, Banda Aceh. This research is descriptive correlational research with a cross-sectional study design and
retrospective approach. The sampling technique used was non-probability sampling and using proportional
random sampling to 92 respondents. The data were collected through questionnaires by using the guided interview
method. The data were analyzed by the Chi-square statistical test. The study found a relationship between mother's
knowledge and stunting prevention behavior in toddlers in Jeulingke Public Health Center of Banda Aceh with a
P-value = 0,00. It is expected that health workers can provide health promotion related to stunting prevention to
increase mother's knowledge and control the nutritional status of children to remain in a good category.
169
JIM FKep Volume V No. 1, 2021
170
JIM FKep Volume V No. 1, 2021
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi
Responden
descriptif correlative. Teknik pengumpulan
data dengan wawancara terpimpin. Penelitian No Kategori n %
1 Usia:
ini menggunakan desain cross sectional study Dewasa muda (20-30 tahun) 47 51,1
Dewasa tengah (31-60 tahun) 45 48,9
dengan pendekatan retrospektif. Pengumpulan
2 Pekerjaan:
data dilakukan selama 8 hari sejak tanggal 5 - Tidak bekerja (IRT) 78 84,8
Bekerja (PNS/wiraswasta) 14 15,2
12 Juli 2021 di wilayah kerja puskesmas 3 Pendidikan terkahir:
Jeulingke Banda Aceh. Alat pengumpulan data Pendidikan dasar (SD/SMP) 25 27,2
Pendidikan menengah (SMA) 44 47,8
berupa kuesioner pengetahuan tentang stunting Pendidikan tinggi 23 25,0
(D3/Sarjana)
dan kuesioner perilaku pencegahan stunting. 4 Penghasilan
Kuesioner menilai pengetahuan tentang Tinggi (≥ Rp.3.165.031) 30 32,6
Rendah (<Rp.3.165.031) 62 67,4
stunting meliputi definisi, tanda, dampak dan
penyebab, serta upaya pencegahannya. Serta Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Demografi
Anak
kuesioner perilaku tentang praktik pemberian
No kategori n %
MP-ASI, pemantauan pertumbuhan, pemberian 1 Usia:
12-23 bulan (baduta) 23 25
imunisasi, PMT pada balita, pemberian vitamin 24-35 bulan (batita) 39 42,4
A dan obat cacing, dan pemanfaatan buku KIA. 36-60 bulan (balita) 30 32,6
2 Jenis Kelamin:
Populasi dalam penelitian ini adalah 1140 ibu Laki-laki 38 41,3
Perempuan 54 58,7
dengan anak usia 12-59 bulan di wilayah kerja 3 Status Gizi (TB/U):
puskesmas Jeulinge Banda Aceh. Jumlah Sangat pendek/ severed 8 8,7
Pendek/ stunting 19 20,7
sampel sebanyak 92 ibu. Pengambilan sampel Normal 65 70,7
dilakukan dengan teknik proportional Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa mayoritas
sampling. Analisa data menggunakan analisa usia anak adalah 24-35 bulan sebanyak 39
univariat dan bivariat dengan uji chi-square. (42,4%) responden, jenis kelamin perempuan
sebanyak 54 (58,7%) responden, dan responden
171
JIM FKep Volume V No. 1, 2021
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Puskesmas Jeulingke Banda Aceh mayoritas
Terhadap Pencegahan Stunting Pada Balita berada pada kategori baik yaitu sebanyak 75
No Kategori n %
1 Baik 75 81,5 (81,5%) responden. Namun masih ada ibu
2 Kurang baik 17 18,5 dengan perilaku pencegahan stunting yang
Total 92 100
Berdasarkan tabel 4 diatas, perilaku ibu dalam kurang baik yakni 17 (18,5%) responden.
172
JIM FKep Volume V No. 1, 2021
imunisasi yang baik sebanyak 39 (60,9%) ditolak yang artinya ada hubungan antara
responden. Berdasarkan uji statistik dengan chi- pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian
square pada α = 0,05 didapatkan bahwa P-value imunisasi pada balita di wilayah kerja
0,009 < 0,05 sehingga hipotesa null (Ho) Puskesmas Jeulingke Banda Aceh.
Tabel 8. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita
Pemberian Makanan Tambahan P
Pengetahuan Baik Kurang baik Total α Value
Ibu f % f % f %
Baik 26 40,6 38 59,4 64 100 0,05 0,591
Cukup 9 32,1 19 67,9 28 100
173
JIM FKep Volume V No. 1, 2021
yang artinya tidak ada hubungan antara obat cacing pada balita di wilayah kerja
pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian Puskesmas Jeulingke Banda Aceh.
174
JIM FKep Volume V No. 1, 2021
175
JIM FKep Volume V No. 1, 2021
Keberhasilan dalam pemberian imunisasi tertentu. Saat ini program pemerintah hanya
lengkap hendaknya ibu harus mendapatkan memberikan PMT untuk anak yang mengalami
informasi yang tepat agar dapat meluruskan gizi kurang atau tidak mengalami penambahan
persepsi yang salah, dan mengetahui manfaat berat badan sesuai usia, sehingga ketika
yang didapatkan dari pemberian imunisasi pada bantuan PMT tidak diberikan oleh Lembaga
anak, salah satunya untuk pencegahan stunting. pelayanan maka orang tua seharusnya
Sejalan dengan teori Heardman (1990), memodifikasi makanan keluarga yang
keluarga merupakan sumber dukungan karena sederhana tetapi memenuhi zat gizi untuk
dalam hubungan keluarga tercipta hubungan anaknya, sehingga berat badan anak tetap pada
yang saling memercayai. Keluarga berfungsi kategori baik serta terpenuhi zat gizinya.
sebagai penyebar informasi tentang dunia,
mencakup memberi nasehat, petunjuk- Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian
petunjuk, saran atau umpan balik. Vitamin A Pada Balita
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
Makanan Tambahan (PMT) Pada Balita antara pengetahuan ibu dengan pemberian
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8 vitamin A pada balita di wilayah kerja
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan Puskesmas Jeulingke Banda Aceh dengan P-
antara pengetahuan ibu dengan perilaku value (0,336). Bertentangan dengan penelitian
pemberian makanan tambahan pada balita di Adriani (2019) hasil analisa bivariat, nilai P
wilayah kerja Puskesmas Jeulingke Banda (0,001) < α (0,05) bahwa terdapat hubungan
Aceh dengan P-value (0,591). Hal ini yang signifikan antara pengetahuan dengan
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan pemberian vitamin A pada balita (6-59 bulan).
Wijayanti (2005) dimana didapatkan hasil ada Selain pengetahuan, peran kader
hubungan yang signifkan (P<0,05) antara posyandu juga sangat mempengaruhi
pengetahuan ibu dengan praktek ibu balita gizi keberhasilan pemberian vitamin A yang teratur,
buruk dalam PMT-P. sebab orang tua terkadang tidak terlalu
Selain faktor pengetahuan, sikap ibu memperhatikan jadwal pemberian vitamin A
dalam pemberian makanan tambahan pada sehingga kader posyandu membantu ibu dalam
balita juga dapat mempengaruhi. Hal tersebut mempersiapkan vitamin A yang akan diberikan
dapat terjadi karena sikap erat kaitannya dengan kepada anak. Sejalan dengan penelitian yang
proses tindakan ibu dalam mengasuh anak dilakukan oleh Virgo (2020), berdasarkan hasil
balita sehari-hari. Sejalan dengan pendapat penelitian diketahui hasil analisis uji statistik
yang dikemukakan oleh Setyaningsih, dkk diperoleh nilai P-value = 0,000 atau p < 0,05
(2014), bahwa sikap merupakan faktor yang artinya ada hubungan signifikan antara peran
ada dalam diri setiap manusia dimana dapat kader dengan pemberian vitamin A pada balita.
mendorong atau menimbulkan perilaku
176
JIM FKep Volume V No. 1, 2021
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian responden (68,8%). Menurut Yuswanto dan
Obat Cacing Pada Balita Yulifah (2014) menggunakan buku KIA dapat
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel memperbaiki perilaku keluarga dan masyarakat
10 menunjukkan tidak terdapat hubungan dalam memelihara kesehatan ibu dan anak.
antara pengetahuan ibu dengan pemberian obat Dalam hasil penelitian Kawakatsu (2015) di
cacing pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kenya, mengatakan buku pegangan KIA
Jeulingke Banda Aceh dengan P-value (1,000). mengandung informasi kesehatan yang berguna
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian untuk mengenali tanda-tanda bahaya, jadwal
oleh Hadi,dkk. (2020) hasil uji statistik chi- imunisasi dan sebagainya, dan merupakan alat
square didapatkan P = 0,000 yang berarti pendidikan yang baik untuk ibu atau pengasuh.
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan konsumsi obat cacing. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku
Pemberian obat cacing juga dipengaruhi Pencegahan Stunting Pada Balita
oleh faktor pendidikan. Dimana semakin tinggi Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
tingkat pendidikan responden maka semakin 12 menunjukkan bahwa terdapat hubungan
mudah menerima informasi, dan akhirnya antara pengetahuan ibu dengan perilaku
semakin banyak pula pengetahuan yang pencegahan stunting pada balita di wilayah
dimilikinya. Hal ini sejalan dengan hasil kerja Puskesmas Jeulingke Banda Aceh dengan
penelitian dimana data demografi menunjukkan P-value (0,000). Sejalan dengan penelitian
mayoritas pendidikan ibu yaitu pendidikan yang dilakukan oleh Olsa, Sulastri & Anas
menengah (SMA) sebanyak 44 (47,8%) (2017) hasil penelitian menunjukkan ada
responden. Sehingga dengan latar belakang hubungan yang bermakna antara pengetahuan
pendidikan tersebut responden relatif cukup ibu dengan kejadian stunting diketahui nilai P <
optimal dalam menyerap informasi yang 0,05 ( P = 0,000). Menurut Fikawati (2009), ibu
diterima. yang memiliki pengetahuan luas sangat
memungkinkan untuk dapat memperbaharui
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan dan menambahkan pengetahuan yang sudah
Pemanfaatan Buku KIA ada. Sehingga ibu dapat lebih mudah menerima
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel informasi baru yang akan diberikan selama
11 menunjukkan bahwa terdapat hubungan informasi tersebut sesuai dengan fakta dan
antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan memiliki sumber yang terpercaya.
buku KIA di wilayah kerja Puskesmas Salah satu hal yang mempengaruhi
Jeulingke Banda Aceh dengan P-value (0,001). pengetahuan serta perilaku ibu ialah
Hal ini juga didukung oleh penelitian oleh pendidikan. Dimana pendidikan ibu yang
Mariani (2013) hasil penelitian menunjukkan menengah dan tinggi lebih mudah dalam
ibu balita dari 16 yang berpengetahuan baik menerima dan menyaring informasi yang benar
yang teratur memanfaatkan sebanyak 11 khususnya tentang pencegahan stunting pada
177
JIM FKep Volume V No. 1, 2021
178