Anda di halaman 1dari 9

Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Enderia Sari1, Mardalena2

ANALISIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BALITA DENGAN


KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)

Enderia Sari1, Mardalena2

Prodi D III Kebidanan, IKesT Muhammadiyah Palembang1,2


sarienderia@gmail.com1
mardalena_akbar@yahoo.co.id2

DOI: 10.36729
ABSTRAK
Latar belakang: Indeks perkembangan anak pada umur 36-59 bulan di Indonesia adalah 69.9%,
dibutuhkan sedini mungkin cara agar anak dapat terdeteksi tumbuh kembang terhadap kelainan yang
terjadi pada anak dan menstimulasi tumbuh kembang anak. Tujuan: Mengetahui pengaruh stimulasi
terhadap tumbuh kembang balita. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen
dengan pendekatan one group pretest – posttest design menggunakan tekhnik total sampling. Populasi
pada penelitian ini adalah semua anak TK/TPA yang berumur 48-71 bulan yang berjumlah 18 orang.
Analisis data menggunakan uji Mc Nemar. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum
dilakukan stimulasi terdapat nilai ragu-ragu pada status perkembangan sebanyak 16 responden
(88,9%), dan yang sesuai perkembangan 2 responden (11,1%), setelah dilakukan stimulasi terdapat
perbaikan pada balita dan sesuai dengan perkembangan tumbuh kembang 18 responden (100%),
terdapat perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan stimulasi KPSP (p-value =
0,000). Saran: Deteksi tumbuh kembang anak dapat dipraktikan sebagai upaya untuk meminilisasi
keterlambatan dalam mendeteksi kelainan dalam tumbuh kembang anak dan dapat mengajarkan pada
orang tua bagaimana cara mendeteksi tumbuh kembang anak.
Kata kunci: Deteksi Dini, Tumbuh Kembang Balita, KPSP

ABSTRACT
Background: The index of child development at the age of 36-59 months in Indonesia is 69.9%, it is
needed as early as possible a way so that the child's growth and development can be detected against
abnormalities that occur in children and stimulate the growth and development of children. Aim: To
determine the effect of stimulation on the growth and development of toddlers Methode: This study
uses a quasi-experimental method with a one group pretest – posttest design approach using a total
sampling technique. The population in this study were all TK/TPA children aged 48-71 months,
totaling 18 people. Data analysis using Mc Nemar test. Result: The results showed that before
stimulation there was a doubtful value on the developmental status of 16 respondents (88.9%), and
according to the development of 2 respondents (11.1%), after stimulation there was an improvement in
toddlers and in accordance with development of growth and development of 18 respondents (100%),
there was a significant change between before and after KPSP stimulation (p-value = 0.000)
Suggestion: Detection of child growth and development can be practiced as an effort to minimize
delays in detecting abnormalities in child growth and development and can teach parents how to detect
child growth and development.
Keyword: Early Detection, Toddler Development, KPSP

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 334


Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Enderia Sari1, Mardalena2

PENDAHULUAN Anak yang memiliki awal tumbuh


Permasalahan tumbuh kembang anak kembang yang baik akan menghasilkan
akibat masih menjadi problem di Indonesia, anak yang sehat dan cerdas (Bryant et al.,
hal juga ini dipengaruhi oleh asupan gizi. 2003), upaya yang dilakukan untuk
Berdasarkan data Riskesdas (2013) mendeteksi dini salah satunya dapat
prevalensi kurang gizi di Indonesia dilakukan dengan program stimulasi
mengalami peningkatan 1,7%. Sekitar 16% deteksi dini tumbuh kembang (SDIDTK).
balita menggalami gangguan SDITTK merupakan program pembinaan
perkembangan motorik serta 1 : 100 anak tumbuh kembang anak secara
mempunyai kecerdasan kurang dan komprehensif dan berkualitas melalui
keterlambatan bicara. Hal ini tentu kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi
berkaitan dengan permasalahan gizi buruk (Kemkes, 2016).
dan masalah stunting (Fauziah, Mariana, Masa Balita atau bayi/anak dibawah
dan Saputra, 2020). Data Kementrian lima tahun merupakan “masa keemasan”
kesehatan mengungkap prevalensi nasional karena pada masa ini otak anak
gizi buruk di Indonesia tahun 2010 pada berkembang sangat cepat sehingga disebut
balita adalah 4.9% dan gizi kurang pada juga “masa kritis” (Chamidah, 2013; Diana
balita adalah 17,9%. Diharapkan tahun FM, 2010). Pada masa ini perlu dilakukan
2015 prevalensi gizi buruk di Indonesia kegiatan stimulasi/rangsangan agar tumbuh
dapat turun menjadi 3.6%. Berdasarkan kembang anak berkualitas dan tidak
Riskesdas tahun 2013 prevalensi kurang terdapat penyimpangan (Sutiari N &
gizi di Indonesia menunjukan peningkatan Wulandari D, 2011). Kenyataan yang
dari 17,9% tahun 2010 menjadi 19,6% ditemukan dilapangan bahwa orang tua
pada tahun 2013 (Kemkes, 2016). khusunya ibu tidak tahu apa itu
Berdasarkan indeks perkembangan perkembangan anak dan bagaimana
anak pada umur 36-59 bulan di Indonesia menilainya. Keterlambatan pertumbuhan
adalah 69.9%, hal merupakan gambaran dan perkembangan merupakan masalah
perkembangan anak Indonesia, maka yang sering dijumpai di masyarakat, tetapi
dibutuhkan sedini mungkin cara agar anak terkadang kurang mendapatkan
dapat terdeteksi tumbuh kembang terhadap penanganan yang tepat.
kelainan yang terjadi pada anak tersebut Banyak orang tua yang menunda
dan menstimulasi tumbuh kembang anak penanganan keterlambatan perkembangan
(Rikesda, 2018). mengakibatkan prognosis yang kurang baik.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 335


Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Enderia Sari1, Mardalena2

Kosegeran bahwa pengetahuan orang tua tahun. Serta stimulasi yang diberikan orang
memengaruhi perkembangan anak. tua akan memiliki peluang 3.37 kali untuk
Penilaian perkembangan anak saat ini yang meningkatkan perkembangan anak usia 1-3
bisa dilakukan oleh orang tua adalah tahun.
dengan menggunakan Kuesioner Pra Beberapa faktor yang menjadi
Skrining Perkembangan (KPSP) (IDAI penyebab kurang optimalnya pelaksanaan
UNDPM, 2015; Kemenkes RI). Kuesioner deteksi dini pertumbuhan dan
Pra Skrining Perkembangan (KPSP) salah perkembangan anak adalah peralatan
satu alat skrining/ deteksi yang diwajibkan deteksi dini tumbuh kembang yang terbatas,
oleh Kemenkes untuk digunakan di tingkat ibu balita sibuk bekerja, pemanfaatan buku
pelayanan kesehatan primer. Kuesioner Pra KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang saat
Skrining Perkembangan (KPSP) ini masih rendah, hanya mempergunakan
merupakan suatu instrumen deteksi dini buku KIA untuk dibawa saat penimbangan
dalam perkembangan anak usia 0 sampai 6 balita di posyandu sehingga pengetahuan
tahun. KPSP ini berguna untuk mengetahui dan keterampilan ibu kurang tentang
perkembangan anak normal atau ada pertumbuhan dan perkembangan anak.
penyimpangan. (Umi, 2021). Berdasarkan penelitian yang
Salah satu cara untuk meningkatkan dilakukan oleh Hartinger et al (2017) di
tumbuh kembang anak yang optimal adalah Peru, dengan melakukan stimulasi di dapat
dengan stimulasi (Chen, Weiss, Heyman & perbedaan signifikan sebelum dan sesudah
Lustig, 2010). hal ini sesuai dengan dilakukan stimulasi pada motorik halus
penelitian yang dilakukan oleh Hati & dari sebelumnya 36% menjadi 63%
Lestari (2016) pada anak diusia 13-36 (2,6,95% CI 1,7 hingga 3,9).
bulan di Bantul, hasil analisis penelitian Melalui fenomena di atas maka
tersebut ada hubungan stimulasi tumbuh peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
kembang oleh ibu dengan perkembangan tentang “Analisis Deteksi Dini Tumbuh
anak didapatkan hasil koefisien korelasi (r Kembang Pada Balita dengan Kuesioner
hitung) 0,682 dengan nilai signifikan 0,001 Pra Skrining Perkembangan (KPSP)”.
OR = 3,37 dan keeratan hubungan CI 95%
METODE PENELITIAN
1.24-9.20. Hal ini menunjukkan ada
Rancangan penelitian yang
hubungan positif dan signifikan dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah
kekuatan hubungan kuat (r hitung = 0, 682)
kuasi eksperimen dengan pendekatan the
antara stimulasi tumbuh kembang oleh ibu
one group pretest – posttest design.
dengan perkembangan pada batita usia 1-3

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 336


Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Enderia Sari1, Mardalena2

Populasi pada penelitian ini adalah semua dari hasil penelitian yaitu variabel
anak TK/TPA yang berumur 48-71 bulan independen dan variabel dependen
yang berjumlah 18 orang. Metode dianalisis untuk mengetahui distribusi
pengambilan sampel yang digunakan frekuensi. Analisis Bivariat Dilakukan
dalam penelitian ini adalah Total sampling untuk menguji berat badan lahir dan
Penyajian data univariat di sajikan dalam panjang badan lahir terhadap tumbuh
bentuk distribusi frekuensi dan persentase kembang anak akhir pada masing-masing
untuk mengetahui pengaruh stimulasi data dilakukan dengan uji Mc Nemar
terhadap tumbuh kembang anak balita dengan tingkat kepercayaan 95% nilai
dengan mengunakan uji Mc Nemar. propabilitas (p-value) yang dihasilkan
Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu : dibandingkan dengan nilai kemaknaan
anak berusia 48-71 bulan dan ibu sehat yang dipilih.
tanpa komplikasi. Penelitian ini dilakukan beberapa
Kriteria eklusi pada penelitian ini tahapan diataranya:
yaitu anak yang mengalami kelainan/ sakit 1. Tahap Persiapan yaitu studi
dan ibu mengundurkan diri sebelum pendahuluan dilakukukan 25 – 29
kegiatan ini selesai. November dibutuhkan untuk menilai
Instrumen yang dipakai untuk anak, konsumsi, cendramata, ATK, dan
penelitian ini adalah kuesioner dan lembar alat dokumentasi.
observasi. Penelitian akan dilaksanakan 2. Persiapan dokumentasi
dengan mengumpulkan data dilakukan 3. Mempersiapkan instrument untuk
dengan pengisian kuesioner dan observasi pengambilan data, absensi, peralatan
dengan menggunakan check list. yang dibutuhkan untuk menilai anak,
Penelitian dilakukan di TK/TPA konsumsi, cindera mata, ATK, alat
Masjid Da’wah Palembang pada bulan dokumentasi. Adapun Instrument yang
November 2020. digunakan untuk melihat tumbuh
Rancangan analisis yang digunakan kembang anak menggunakan Kuesioner
pada penelitian ini terdiri dari analisis Praskrining Tumbuh Kembang (KPSP),
univariat, analisis bivariat sebagaimana instrument untuk melihat karakteristik
diuraikan dibawah ini: Analisis Univariat guru dan karakteristik orang tua
dilakukan untuk mendeskripsikan masing- menggunakan kuesioner. Untuk KPSP
masing variabel yaitu: tumbuh kembang, yang disiapkan adalah usia 36, 42, 48,
berat badan dan panjang badan Analisis 54, 60, 66, 72 bulan
univariat dilakukan terhadap tiap variabel

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 337


Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Enderia Sari1, Mardalena2

4. Tahap Pelaksanaan yaitu pengambilan yaitu: tumbuh kembang, berat badan dan
data, pengolahan data, sosialisasi data panjang badan Analisis univariat dilakukan
dan pelatihan KPSP kepada guru TPA. terhadap tiap variabel dari hasil penelitian
5. Tahap Evaluasi yaitu evaluasi hasil dan yaitu variabel independen dan variabel
sosialisasi data dan penyerahan laporan. dependen dianalisis untuk mengetahui
distribusi frekuensi. Hasil tersebut sebagai
HASIL PENELITIAN
berikut :
Analisis dilakukan untuk
mendeskripsikan masing-masing variabel
Tabel 1.
Sebelum Dilakukan Stimulasi pada Balita Usia 48-59 tahun
No Sebelum dilakukan Stimulasi Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Ragu-ragu 16 88,9
2. Sesuai 2 11,1
Jumlah 18 100

Berdasarkan table 1. di atas dapat ragu-ragu pada status perkembangan


dilihat bahwa dari 18 orang responden, sebanyak 16 responden (88,9%), dan yang
sebelum dilakukan stimulasi terdapat nilai sesuai perkembangan 2 responden (11,1%)

Tabel 2.
Setelah Dilakukan Stimulasi pada Balita Usia 48-59 Tahun
No Setelah dilakuakan stimulasi Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Ragu-ragu 0 0
2. Sesuai 18 100
Jumlah 18 100

Berdasarkan table 2 di atas dapat perbaikan pada balita dan sesuai dengan
dilihat bahwa dari 18 orang responden, perkembangan tumbuh kembang 18
setelah dilakukan stimulasi terdapat responden (100%).

Tabel 3.
Sebelum dan sesudah stimulasi balita berusia 48-59 bulan
No Variabel Ragu – ragu Sesuai Total p
1. Sebelum dilakukan simulasi 16 2 18
0,000
2. Setelah dilakukan stimulasi 0 18 18

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 338


Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Enderia Sari1, Mardalena2

Berdasarkan table 3. di atas dapat pola yang tetap, perkembangan memiliki


diketahui bahwa terdapat perubahan yang tahap berurutan (Kemenkes RI, 2016).
signifikan antara sebelum dan sesudah Hasil penelitian ini sejalan dengan
dilakukan stimulasi KPSP (p-value = penelitian yang dilakukan Zeng Nang et al
0,000). (2017) pada anak usia 4-6 tahun, sebelum
dilakukan stimulasi terhadap
PEMBAHASAN
perkembangan efektivitas aktivitas fisik
Berdasarkan table 3. dapat diketahui
pada keterampilan motorik dan kognitif
bahwa terdapat perubahan yang signifikan
usia 4-6 tahun, hanya berkembang biasa.
antara sebelum dan sesudah dilakukan
Pada anak yang telah dilakuan stimulasi,
stimulasi KPSP (p-value = 0,000).
aktivitas fisik keterampilan motorik dan
Perkembangan adalah proses
perkembangan kognitif terjadi peningkatan
perubahan struktur dan fungsi tubuh yang
aktivitas fisik efek signifikan pada
meliputi perkembangan kognitif, bahasa,
keterampilan motorik dan kognitif dan
motorik, emosi, dan perkembangan prilaku
fungsinya. Hasil ini juga sejalan dengan
(Francesconi & Heckman, 2016). Salah
penelitian Hartinger et al (2017) dengan
satu cara untuk mendeteksi tumbuh
melakukan stimulasi di dapat perbedaan
kembang balita adalah dengan skringing
signifikan sebelum dan sesudah dilakukan
pemeriksaan perkembangan anak
stimulasi pada motorik halus dari
menggunakan pra skrining perkembangan
sebelumnya 36% menjadi 63% (2,6,95%
(KPSP), kegiatan skrining KPSP ini
CI 1,7 hingga 3,9). Sedangkan penelitian
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan guru
Nurfurqoni (2017) menunjukkan adanya
TPA yang terlatih, pemeriksaan/jadwal
pengaruh modul skrining tumbuh kembang
skrining KPSP adalah 3 bulan pada anak <
kader terhadap pengetahuan (nilai p=0,039),
24 bulan, dan setiap bulan pada anak usia
keterampilan (nilai p=0,013), dan
24-72 bulan, tumbuh kembang anak
efektivitas skrining tumbuh kembang balita
mempunyai beberapa ciri yang saling
yang dilakukan kader dengan nilai p=0,007.
berkaitan, ciri tersebut adalah
Menurut peneliti deteksi dini
perkembangan menimbulkan perubahan,
perkembangan anak merupakan hal yang
perkembangan pada tahap awal
penting, KPSP merupakan salah satu alat
menentukan perkembangan selanjutnya,
ukur yang tidak dapat sepenuhnya
perkembangan mempunyai kecepatan yang
menentukan adanya kelainan
berbeda, perkembangan berkolerasi dengan
perkembangan anak. KPSP hanya bisa
pertumbuhan, perkembangan mempunyai
mendeteksi dini jika ada perkembangan

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 339


Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Enderia Sari1, Mardalena2

anak yang meragukan atau tidak sesuai KESIMPULAN DAN SARAN


dengan umur anak untuk segera dilakukan Kesimpulan
rujukan ke pelayanan lebih tinggi. Ada perubahan sebelum dan sesudah
pengukuran menggunakan KPSP yang dilakukan stimulasi. Sesudah stimulasi 18
dinilai adalah gerak motorik kasar, motorik responden (100%). nilai P-Value sebesar
halus, kemampuan berbahasa serta 0.00 karena nilai sig p-value <0.05 maka h
kemampuan bersosialisasi. Kemandirian yang artinya ada perubahan signifikan.
anak juga dinilai bahwa anak perlu Saran
diberikan stimulasi perkembangan untuk 1. Dalam menjalankan peran sebagai bidan,

mengejar ketertinggalan. Deteksi tumbuh deteksi tumbuh kembang anak dapat

kembang anak dapat dipraktikan sebagai dipraktikan sebagai upaya untuk

upaya untuk meminilisasi keterlambatan meminilisasi keterlambatan dalam

dalam mendeteksi kelainan dalam tumbuh mendeteksi kelainan dalam tumbuh

kembang anak dan dapat mengajarkan pada kembang anak dan dapat mengajarkan

orang tua bagaimana cara mendeteksi pada orang tua bagaimana cara

tumbuh kembang anak, selain itu metode mendeteksi tumbuh kembang anak.

ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memantau perkembangan kognitif, bahasa, sebagai acuan dalam memantau

motorik, emosi, dan perkembangan prilaku perkembangan kognitif, bahasa, motorik,

anak bagi orang tuan dan guru TK/TPA. emosi, dan perkembangan prilaku anak

Untuk meningkatkan pemahaman maka bagi orang tuan dan guru TK/TPA.

dapat juga diadakan program pelatihan atau 3. Meningkatkan program pelatihan atau

seminar bagi bidan dan mahasiswa, seminar bagi bidan dan mahasiswa,

masyarakat agar dapat mendeteksi tumbuh masyarakat agar dapat mendeteksi

kembang anak. tumbuh kembang anak.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 340


Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Enderia Sari1, Mardalena2

DAFTAR PUSTAKA

Amber, H. G. & Lusedra, K. MC. (2015). “Breast Feeding and infant Growth”, J evalution,
medicine and public health, hal. 150-151.
Bryant, D., Maxwell, K., Taylor, K., Poe, M., Peisner-Feinberg, E., & Bernier, K. (2003).
Smart Start and Preschool Child Care Quality in North Carolina: Change Over Time and
Relation to Children's Readiness.
Chen, J. L., Weiss, S., Heyman, M. B., & Lustig, R. H. (2010). Efficacy of a child-centred and
family-based program in promoting healthy weight and healthy behaviors in Chinese
American children: a randomized controlled study. Journal of Public Health, 32(2),
219-229.
Fauziah, N. A., Mariana, D. & Saputra, M. A. S. (2020) “Hubungan Pendapatan Pengasuh
Dengan Kualitas Interaksi Pengasuh dan Anak Stunting Usia 6-23 Bulan,” Jurnal
‘Aisyiyah Medika, 5(1), hal. 43–53. doi: 10.36729/jam.v5i1.309.
Febrina & Lestari (2016). “Pengaruh pemberian Stimulasi dan Perkembangan Anak Usia 12-
36 bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul”, J Ners And Midwifery Indonesia, hal. 44-48.
Francesconi, M., & Heckman, J. J. (2016). Child development and parental investment:
Introduction. The Economic Journal, 126(596), F1-F27.
Hartinger et al. (2017). “Impact of a child stimulation intervention on early child
development in rural peru”, J Epidemiol Community Health s And Midwifery Indonesia,
hal. 218-224.
Jennifer, C. F. & Robert, G. (2007). Low Birth Weight in The United States. Hal. 584-590.
Kemenkes RI (2018). Pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemkes (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Nabiwemba et al. (2014). “Recognition and Home Care of Low Birth Weight Neonatus”, J
BMC Public Health, hal. 1-11.
Nurfurqoni, F. A. (2017). “Pengaruh Modul Skrining Tumbuh Kembang terhadap Efektivitas
Skrining Tumbuh Kembang Balita (Studi Eksperimen terhadap Kader di Puskesmas
Merdeka dan Bogor Timur)”, Jurnal Bidan, 3(2), hal. 60-66.
Rambe, N. L., & Sebayang, W. B. (2020). Pengaruh Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP) terhadap peningkatan kepatuhan ibu dalam pemantauan perkembangan anak.
JHeS (Journal Heal. Stud., vol. 4, no. 1, pp. 79–86, 2020, doi: 10.31101/jhes. 1016.
Ruffin, Novella et al. (2014). “Understanding Growth and Development Patters of infants”, J
Virginia State University, hal. 350-355.
SDKI (2017). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta
UNICEF (2013). The formative years: UNICEF’s work on measuring early childhood
development.
Umi Rahma Sari, “Penerapan Kpsp (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) Pada Anak
Usia 0-72 Bulan Untuk Mendeteksi Adanya Keterlambatan Perkembangan,” Repository
Poltekkes Kemenkes Palembang, accessed August 6, 2021,
https://repository.poltekkespalembang.ac.id/items/show/2068.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 341


Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Enderia Sari1, Mardalena2

Word Health Statistic (2018). Monitoring Health For The Sustainable Developmen Goals.
WHO .
Wu Yu Wei et al. (2016). “The Growth and Development of Children Born to adolescent
Mothers in Taiwan”, J Italian of Pediatrics, hal. 1-6.
Yulianti, N., Argianti, P., Herlina, L., & Oktaviani, S. N. I. (2018). Analysis Early Detection
Of Growth And Development Children By Pre–Screening Questionnaire Of
Development (Kpsp) At Central Jakarta In October 2017. Indonesia Jurnal Kebidanan,
2(1), hal. 45-52.
Zeng Nan et al. (2017). “Effect of Physical Activity on Motor Skills and Cognitive
Development in Early Childhood”, J BioMed Research Internasional, hal. 1-13.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 342

Anda mungkin juga menyukai