SKRIPSI
Oleh
RINA SARI
152201201
SKRIPSI
Oleh
RINA SARI
152201201
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa balita atau yang biasa disebut golden periode merupakan masa
kehidupan yang sangat penting dan perlu mendapat banyak perhatian. Pada masa
perkembangan yang paling pesat pada otak manusia. Pada masa ini, otak balita
bersifat statis dibandingkan pada usia dewasa sehingga balita menjadi sangat peka
dan terbuka dalam menerima berbagai macam informasi yang diperoleh, baik
yang bersifat positif maupun negatif. Sehingga pada usia tersebut, orang tua harus
Riawati, 2018).
Proses tumbuh kembang pada balita berlangsung dengan sangat cepat.
Pada masa bayi (0-1 tahun), perkembangan anak akan sejalan dengan
pertumbuhan, khususnya dalam perkembangan fungsi sarat saraf. Pada usia 1-2
adalah proses yang sangat berbeda, keduanya tidak dapat berdiri sendiri akan
sehingga alangkah baiknya anak mulai diarahkan (Izah, Bakhar, & Andari, 2018).
balita yang mengalami status gizi kurang berdasarkan indeks BB/U sebanyak
pemberian stimulasi tumbuh kembang balita secara dini dan terus-menerus sesuai
dengan tahapan usianya. Stimulasi tumbuh kembang pada anak balita merupakan
kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh kembang secara
optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus
motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan
stimulus dapat dengan cara latihan dan bermain. Anak yang mendapat sitimulus
Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anak yang memberikan
pengasuhan. Ibu harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup
untuk melakukan stimulasi tumbuh kembang anak (Destiana, Yani, & Yanuarini,
sikap dan perilaku ibu untuk lebih berinteraksi dengan anak serta memberikan
stimulasi dini yang tepat sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh pada
perkembangan anak yang sesuai umur (Alfiyah & Nafiah, 2016). Firdaus, Ichsan,
& Med (2018) menyebutkan ibu dengan tingkat pengetahuan tentang stimulasi
perkembangan anak tinggi 6,96 kali lebih mungkin mendapati balita mereka
tinggi 7,42 kali lebih mungkin mendapati balita mereka dengan perkembangan
tanggal 10 oktober 2021, yang mengambil sampel terhadap 10 ibu yang memiliki
balita. Dan didapat hasil 7 dari 10 ibu yang masih belum mengetahui tentang
tumbuh kembang dengan perkembangan anak balita usia 12-36 bulan di Wilayah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun masalah yang akan dikaji pada
penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi
tumbuh kembang dengan perkembangan anak balita usia 12-36 bulan di Wilayah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Posyandu Pelita
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan
2. Manfaat Praktis
tua.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyah, N., & Nafiah, U. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
Destiana, R., Yani, E. R., & Yanuarini, T. A. (2017). Kemampuan ibu melakukan
Firdaus, N. D., Ichsan, B., & Med, M. (2018). Hubungan Tingkat Pendapatan
Hanifah, L., & Riawati, D. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan
Ina, A. A., & Septiani, B. N. (2020). Stimulasi tumbuh kembang pada anak usia
4(1), 18–23.
Indrayani, D., Legiati, T., & Hidayanti, D. (2019). Kelas Ibu Balita Meningkatkan
Indriati, R., & Kresti, Y. (2016). Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan
Izah, N., Bakhar, M., & Andari, I. D. (2018). Pengaruh penggunaan aplikasi
umur 9–24 bulan. Siklus: Journal Research Midwifery Politeknik Tegal, 7(2),
328–331.
Junaidi. (2017). Pengaruh kecukupan zat gizi dan stimulasi pola asuh terhadap
2(1), 55–60.
Khairi, H. (2018). Karakteristik perkembangan anak usia dini dari 0-6 tahun.
4(8), e548–e558.