Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL TENTANG PENTINGNYA GIZI PADA PROSES

PERTUMBUHAN

(MENDELEY)

Disusun untuk Memenuhi Tugas ICT

Disusun oleh :
Waidha amri Sahila (06040523091
Tania Maharani (09040323069)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL


SURABAYA

2024
ABSTRAK
Anak merupakan generasi penerus dan merupakan tumpuan masa depan bagi bangsa dan negara.
Dengan digalakkan- nya sumber' daya manusia saat ini, maka anak pun merupakan salah satu
sasaran dari 8DM. Agar anak dapat tumbuh dan kembang dengan normal,maka peranan gizi
sangatlah diperlukan dan harus diperhati- kan. Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi, seperti
karbohidrat sebagai sumber energi (tenaga), protein sebagai zat pemba- ngun dan
vitamin/mineral sebagai zat pengatur..(Endang Rini Sukamti, 1994). Sedangkan untuk menguji
keabsahan pada penelitian ini kredibilitas, transferbility, ketergantungan, dan kepastian sehingga
penelitian ini dapat diketahui keabsahannya. Hasil penelitian ini adalah bahwa gizi/ nutrisi sangat
berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Gizi atau nutrisi
merupakan komponen yang harus ada dan keberadaannya sangat diperlukan oleh tubuh terutama
dalam proses tumbuh kembang fisik, sistem saraf dan otak, serta tingkat intelektualitas
dan kecerdasan manusia. Pemenuhan kebutuhan gizi (nutrien) merupakan faktor utama
untuk mencapai hasil tumbuh kembang agar sesuai dengan potensial genetik. Pertumbuhan
adalah setiap perubahan tubuh yang dihubungkan dengan bertambahnya ukuran-ukuran
tubuh secara fisik dan struktural. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh anak yang lebih komplek(Mayar & Astuti, 2021)

PEDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal/merupakan factor yang berasal dari dalam
tubuh manusia itu sendiri seperti gen, ras dan jenis kelamin, sedangkan faktor ekternal/luar
berasal dari lingkungan, stimulus, sosial, ekonomi dan nutrisi. Nutrisi atau gizi merupakan faktor
mutlak yang diperlukan oleh tubuh dalam proses tumbuh kembang. Kebutuhan nutrisi untuk
setiap orang berbeda-beda dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan aktifitas. Nutrsi yang
dibutuhkan anak usia dini tidak sama dengan orang dewasa, anak-anak membutuhkan asupan
nutrisi lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Hal ini karena anak prasekolah masih dalam
fase tumbuh kembang. Anak usia dini disebut juga dengan masa prasekolah, dikarenakan pada
masa ini anak mulai melatih berbagai gerakan refleks fisik motorik, dan panca inderanya,
sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan ke tahap selanjutnya itu pendidikan dasar.
Selain itu, pada anak usia dini mulai belajar tentang berbagai hal di lingkungannya. Rasa ingin
tahu yang besar, dan aktifitas yang banyak harus diimbangi dengan nutrisi yang bergizi.(Iverson
& Dervan, n.d.)

LANDASAN TEORI
Selain faktor kemiskinan keluarga permasalahan gizi juga disebabkan salah dalam mengatur meal plan
serta dan kosumsi makanan yang buruk untuk kesehatan. Permsalahan gizi ini pada umumnya dialami
oleh usia balita, dan batita. Pada anak usia balita merupakan usia yang kritis bagi tumbuh kembangnya
(2)
Pada masa periode emas yaitu pada anak usia berumur 0-5 tahun keadaan gizi balita memegang
peranan penting dalam tumbuh kembang anak tersebut. Status gizi yang baik pada anak dapat
menurunkan prevalensi gizi buruk pada balita sehingga dapat mecinptakan manusia yang berkualitas.
Sebaliknya gizi buruk berdampak yang buruk pula terhadap tumbuh kembang anak, baik fisik, mental,
menurunnya imunitas, kecacatan, dan bahkan kematian (3)(4). Kondisi gagal tumbuh atau yang dikenal
dengan stunting pada balita dapat menganggu perkembangan fisik dan mental (5). Jumlah mortalitas
anak dibawah umur 5 tahun sebesar 2 juta kematian di dunia dan mempunyai korelasi dengan kondisi
gagal tumbuh dan underweigh(Ena Sari & Putri, 2022).

TARGET DAN LUARAN


Sasaran kegiatan ini adalah orang tua dan anak di Desa Sei Nyirih Wilayah kerja Puskesmas
Kampung Bugis dengan jumlah anak balita sebanyak 16 balita. Adapun target dan luaran pada
pengabdian masyarakat ini adalah : Peserta diharapkan memahami gizi seimbang pada anak
masa pandemik covid 19, Peserta diharapkan berpartisipasi mendengarkan dan menyimak
kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir, Peserta diharapkan mengikuti proses penyuluhan
dengan baik dan teratur, Mendukung dan mengembangkan program yang dapat dilaksanakan
pada masyarakat untuk meningkatkan gizi seimbang bagi anak yaitu Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu). Adapun luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah terbentuknya pokja dan
program bersama dengan Puskesmas dalam rangka pemantauan gizi seimbang pada anak di
wilayah kerja Puskesmas Kampung bugis. METODE PELAKSANAAN Langkah-langkah
kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan: 1. Persiapan: Survei tempat kegiatan, Persiapan dan
ijin tempat, Kontrak dengan kader posyandu dan orang tua balita. 2. Pembukaan : Sosialisasi
kegiatan di Posyandu Sei Nyirih, Penyuluhan kesehatan Gizi Seimbang pada anak masa
pandemik Covid 19, Pengukuran dan penimbangan anak balita (Pengukuran dan penimbangan
oleh anggota pengambas pada 16 anak balita, di bantu oleh kader posyandu) 3. Pemeriksaan
deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan KPSP serta stimulasi mainan yang
sesuai dengan usia perkembangan (Pemeriksaan deteksi dini menggunakan KPSP oleh anggota
pengambas pada 16 anak balita).(Wati et al., 2021)

METODE
BAHAN DAN METODE PENGABDIAN Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
ceramah, dengan media dalam bentuk leaflet. Persiapan pengabdian masyarakat ini dilakukan
pada bulan Oktober 2019 yaitu perizinan lokasi kegiatan, pengembangan media edukasi serta
sosialisasi kegiatan pengabdian masyarakat. Pelaksanaan(Sulistiawati yuni et al., 2019)
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan melakukan peer education
(metode edukasi) dengan diawali pre test terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat mengenai gizi seimbang. Kemudian dilakukan penyuluhan dengan pemberian materi
mengenai gizi seimbang dengan berprinsip pada 4 (empat) pilar yaitu mengonsumsi beraneka ragam
makanan atau pangan, membiasakan perilaku hidup bersih, beraktivitas fisik, dan memantau berat
badan demi mencapai atau mempertahankan angka normal. Pada kegiatan penyuluhan, masyarakat juga
diberikan tips pola makan sehat berdasarkan tumpeng gizi seimbang :
a. Makan aneka ragam makanan

b. Sering makan sayur dan buah

c. Konsumsi lauk pauk tinggi protein d. Variasikan makanan pokok

e. Batasi makanan tinggi gula, garam, dan lemak

f. Biasakan sarapan

g. Minum air putih yang cukup

h. Perhatikan label makanan

i. Mencuci tangan

j. Hidup aktif dan menjaga berat badan

(Mardiyanto et al., 2019)

PROSEDUR KEGIATAN
Adapun prosedur kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi:
1). Perencanaan kegiatan;
2). Survei Pendahuluan dan menjalin kemitraan dengan tempat kegiatan;
3). Pelaksanaan kegiatan;
4). Monitoring dan evaluasi kegiatan.

BAHAN DAN CARA PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling
dengan teknik accidental sampling. Populasi pada penelitian ini sebanyak 55 anak usia toddler
dengan riwayat BBLR dengan data alamat yang didapatkan dari rekam medis RSUP. Dr.
Mohammad Hoesin dan RSUD Palembang BARI dengan sampel penelitian berjumlah 35 orang.
Penelitian ini dilakukan dalam lingkup wilayah kota Palembang. Alat pengumpulan data yang
digunakan berupa lembar karakteristik responden, lembar antropometri (BB/TB) untuk
mengukur tingkat pertumbuhan anak, dan lembar KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
untuk melihat tingkat perkembangan anak dengan 3 interpretasi yaitu perkembangan anak sesuai,
meragukan, dan menyimpang.

HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat Analisis univariat terdiri dari: jenis kelamin, status gizi anak, status ekonomi
keluarga, tingkat pendidikan orang tua, stimulasi orang tua, tingkat pertumbuhan anak, dan
tingkat perkembangan anak. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor status gizi anak
dan status ekonomi keluarga terhadap tingkat pertumbuhan anak dengan nilai p value yang sama
yaitu p=0,000. Keadaan ekonomi keluarga yang baik dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan
gizi keluarga. Semakin tinggi status ekonomi, semakin baik pula status gizi suatu keluarga. Lain
hal dengan kemiskinan, kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta
kesehatan lingkungan yang jelek dan dalam keadaan serba tidak tahu, hal ini dapat menghambat
upaya peningkatan pertumbuhan pada anak. 7 Berbeda halnya dengan tingkat pertumbuhan,
faktor status gizi anak dan status ekonomi keluarga tidak menunjukkan hubungan yang
signifikan terhadap tingkat perkembangan anak dengan nilai p value masing-masing p=0,834 dan
p=0,349. Penelitian ini didukung oleh Briawan dan Herawati, 17 dan Gunawan,18 yang
menyatakan bahwa tingkat perkembangan anak tidak dipengaruhi oleh status gizi dan status
ekonomi keluarga, melainkan dipengaruhi oleh stimulasi orang tua. Semakin baik stimulasi yang
diberikan oleh orang tua, akan semakin memacu perkembangan anak menjadi lebih baik. Faktor
pendidikan orang tua memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan nilai p value masing-masing p=0,003 dan p=0,009. Pendidikan
orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena
dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar
terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anak,
pendidikan, dan sebagainya sehingga anak dapat tumbuh dan kembang dengan normal.4(Santri
et al., 2014)

KESIMPULAN DAN SARAN


Pengetahuan gizi seimbang subyek meningkat setelah diberikan intervensi pendidikan gizi.. Hal
ini diperlukan agar anak dapat memilih makanan yang sehat dan dapat mempertahankan
pemilihan makanan hingga usia dewasa. (Dkk, 2017). Pertumbuhan dan perkembangan anak
berhubungan dengan asupan makanan dan pengasuhan pada anak. Lebih dari 40 persen anak
Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Gangguan perkembangan
terjadi ketika masih dalam kandungan. Oleh karena itu kesehatan ibu hamil sangat penting untuk
diperhatikan.(Harahap et al., 2018)

Anda mungkin juga menyukai