Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Pengetahuan Pola

Asuh dan Pola Makan


Pada Balita
By. Marlina Rajagukguk
Nama angota :

● Adelia Zahra Shifanabila (CMR0220001)

● Ikbar Shafa Khamiliya (CMR0220011)

● M. Alwin Setianto (CMR0220016)

● Meylani Faoziah (CMR0220017)

● Nadhifa Salsabila (CMR0220018)

● Zulfa Restu Nurhafiza (CMR0220096)

● Vina Wati (CMR02200111)

● Nadya Vega (CMR0220019)


abstrak

Penelitian menggunakan metode studi literatur atau literature review yang berfokus pada
hasil penulisan terkait hubungan pola asuh pola asuh dengan status gizi pada balita melalui
penelusuran situs jurnal terakreditasi seperti Google Schoolar, Google, dan Pubmed, tahun
2017-2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak makanan dan penggunaan
zat gizi yang dikonsumsi seseorang yang mempengaruhi keadaan tubuh .
Mode penelitian

Algoritma pencarian literature menggunakan pendekatan PICO(T) dengan kunci (Pola Asuh
Makan, Status Gizi dan Balita) atau melakukan penelusuran dengan penambahan notasi
AND/OR peneliti melakukan pencarian pada mesin pencarian Pubmed dengan mengetik
kata “((Pola Asuh Makan)AND(Status Gizi)AND(Balita)”.
pembahasan

Apa Itu Status Gizi?

Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua.
Perlunya perhatian lebih terhadap tumbuh kembang anak di usia balita didasarkan fakta
bahwa kurang gizi pada masa emas ini bersifat irreversible (tidak dapat pulih), dan dapat
mempengaruhi otak anak (Sholikah et al.,2017).
pembahasan

Lalu Apa Saja Yang Mempengaruhi Masalah Gizi ?

Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling mempengaruhi secara
kompleks. Ditingkat rumah tangga, keadaan gizi dipengaruhi oleh kemampuan
rumah tangga menyediakan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup serta pola
asuh yang dipengaruhi oleh faktor pendidikan, perilaku dan keadaankesehatan
rumah tangga (Soekirman,2010).
Asupan zat gizi merupakan hal penting bagi tubuh untuk melakukan fungsinya
seperti menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan. (Wijayanti &
Nindya, 2017).
pembahasan

Lalu bagaimana terkait pola asuh dapat mempengaruhi pola makan pada anak?

Pola asuh adalah salah satu faktor yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Peran
orang tua dalam proses pengasuhan sangatlah penting, pemberian nutrisi yang lengkap dan
seimbang dapat menjadi dasar untuk tumbuh kembang anak yang optimal (Fikawati.2015)

Faktor pola asuh yang tidak baik dalam keluarga merupakan salah satu penyebab timbulnya
permasalahan gizi. Pola asuh yang baik meliputi kemampuan keluarga untuk menyediakan
waktu, perhatian dan dukungan dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial dari
anak yang sedang tumbuh dalam keluarga (Bella et al., 2020)
pembahasan
Pola makan sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan seseorang. Secara umum faktor
yang mempengaruhi terbentuknya pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya,
agama, pendidikan, dan lingkungan (Sulistyoningsig, 2011)

Pola makan adalah tingkah laku seseorang dalam memenuhi kebutuhan makan yang
terbentuk dari pengaruh fisiologi dan psikologis yaitu dalam pemilihan bahan makanan
setiap harinya meliputi jenis, jumlah dan frekwensi makanan yang dikonsumsi
(Sulistyoningtias, 2012) Pola makan yang tepat yaitu banyak makan sayur, makan buah
secukupnya, tidak berlebihan makan karbohidrat kompleks, makan protein alami, makan
makanan yang mengandung lemak sehat, banyak minum air putih dan makan 3 kali sehari
(Izhar D, 2017)

Pola asuh makan yang diterapkan oleh ibu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan balita, sehingga pada masa ini balita membutuhkan 3 asupan makan yang
berkualitas.Semakin baik pola asuh makannya maka semakin baik pula status gizinya
(Widyaningsih et al., 2018).
Orang tua sangat berperan penting dalam pemberian makanan bergizi untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak, selain juga penting untuk kesehatan anak.
Semestinya anak mendapatkan makanan yang bergizi dari prinsip 4 sehat 5
sempurna. Zat makanan terdiri atas:

A. karbohidrat B. protein

C. lemak D. vitamin E. mineral


Status gizi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
faktor internal

Faktor eksternal meliputi:

Pendapatan, di mana masalah gizi akibat kemiskinan dapat dilihat dari tingkat ekonomi
keluarga dan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut. Pendidikan, di mana pendidikan gizi
merupakan suatu proses untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku orang tua atau
masyarakat agar mencapai status gizi yang baik. Pekerjaan, di mana pekerjaan merupakan
hal yang harus dilakukan untuk memenuhi kehidupan keluarga. Bekerja umumnya
memerlukan waktu yang banyak. Bagi ibu-ibu, bekerja dapat berpengaruh terhadap
kehidupan keluarga. Budaya, di mana budaya merupakan ciri khas yang dapat
mempengaruhi perilaku dan kebiasaan masyarakat.
Faktor internal meliputi:

Usia, di mana usia dapat mempengaruhi kemampuan atau pengalaman orang tua dalam
memberikan nutrisi pada anak balita. Kondisi fisik, di mana mereka yang sakit, sedang
dalam proses penyembuhan, atau lanjut usia memerlukan pangan khusus karena kesehatan
mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk sangat rentan, karena
pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan yang cepat.
Infeksi, di mana infeksi dan demam dapat mengurangi nafsu makan atau menyebabkan
kesulitan dalam menelan dan mencerna makanan. (Ilmirh, 2015)
Dampak kesehatan
Pengetahuan tentang pola asuh dan pola makan pada balita dapat memiliki dampak besar
pada kesehatan mereka. Berikut beberapa dampak kesehatan yang mungkin terjadi:

1. Kekurangan gizi atau pola asuh yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan kognitif anak. Nutrisi yang tepat mendukung perkembangan
otak yang sehat.

2. Masalah kesehatan jangka panjang yang dapat meningkatkan risiko penyakit seperti
obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Anak-anak yang
mendapat asuhan yang baik dan pemberian makan yang cukup dan bergizi,
pertumbuhan fisik maupun sel-sel otaknya akan berlangsung dengan baik. Salah satu
satu dampak dari pengasuhan yang tidak baik adalah anak sulit makan dan obesitas
(Soetjiningsih,2015)

3. Kekebalan tubuh yang lemah oleh karena itu penting asupan makanan yang seimbang
dan gizi yang mencukupi membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh balita,
membuatnya lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pemelihara balita untuk
memiliki pengetahuan yang baik tentang pola asuh dan pola makan yang
sehat agar dapat memberikan perawatan terbaik bagi kesehatan dan
perkembangan anak mereka.
Anak-anak yang mendapat asuhan yang baik dan pemberian makan yang
cukup dan bergizi, pertumbuhan fisik maupun sel-sel otaknya akan
berlangsung dengan baik. Salah satu satu dampak dari pengasuhan yang
tidak baik adalah anak sulit makan dan obesitas (Soetjiningsih,2015)
kesimpulan

Perlu upaya penanggulangan masalah gizi pada balita seperti memperbaiki pola asuh dan
juga pola makan yang baik dan benar. Pendidikan serta pola asuh dari orang tua sangatlah
berperan penting dan berpengaruh pada pola makan kesehatan balita, namun banyak
masyarakat yang masih mengabaikan hal ini dan akibatnya balita mengalami gizi kurang
dan gizi lebih. Ketidak tahuan cara pemberian makan bayi dan balita merupakan hal yang
merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama
terjadinya masalah kurang gizi pada anak. Kurangnya pengetahuan tentang gizi atau
kemampuan untuk menerapkan informasi informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari
hari merupakan salah satu penyebab dari gangguan gizi.
Seperti yang dikatakan, Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam proses
pertumbuhan balita karena didalamnya mempunyai ketertarikan yang sangat erat
hubungannya dengan kesehatan dan kecerdasan (Surapti,2004)

Anda mungkin juga menyukai