PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesulitan makan atau picky eater yaitu secara fisiologis anak sulit makan
atau menolak makan atau mengalami kesulitan untuk mengkonsumsi makan atau
minuman terentu dengan jumlah yang sesuai usia secara wajar dimulai membuka
proses dan terserap oleh organ pencernaan dengan baik tanpa paksaan serta tanpa
Anak prasekolah yaitu anak yang berusia 3 sampai 5 tahun. Pada periode
psikososial, kognitif, spritual dan sosial yang signifikan. Nutrisi, tidur, aktivitas,
kesehatan gigi, pencegahan cedera, serta peran orang tua dalam merawat anak
Peran orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
picky eater pada balita. Orang tua khususnya ibu sangatlah berperan penting
fasilitas kepada anak agar mengelola, menjaga, dan memperbaiki perilaku anak
perumbuhan dan perkembangan anak usia praseoklah. Gizi yang seimbang dan
kalori yang mencukupi harus dimiliki seorang anak prasekolah agar memenuhi
terbentuk ini dapat mempengaruhi pola makan pada anak. Pertumbuhan dan
perekembangan anak dapat terganggu jika nutrisi tidak terpenuhi. Gizi yang
tidak terpenuhi secara adekuat dapat menyebabkan gizi buruk pada anak usia pra
Pola makan yang baik pada anak usia prasekolah yaitu dengan total kalori
980 kkal yang terdiri yang terdiri dari energi protein sebesar 10-15%, energi dari
lemak sebesar 20-30%, energi dari lemak jenuh sebesar <10%, energi dari lemak
jenuh ganda sebesar 6-10%, energi dari asam lemak monounsaturated sebesar
>10%, kolesterol sebesar <210%, dan energi dari karbohidrad sebesar 55-70%.
Bagi anak usai prasekolah menu makan yang baik dan harus disediakan yaitu
sebesar 70-75 % dari kebutuhan harian. Pada kenyataannya tidak semua orang
tua dapat menghadirkan asupan gizi yang baik untuk anak-anaknya karena
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas ini, salah satu faktor tersebut
peran orang tua dan pola asuh ( Merkiel dan chalcraz 2016: Octaviayani 2017 )
negara maju seperti Inggris dan Australia, anak berumur 3 tahun 17%
digambarkan memiliki nafsu makan yang buruk dan 12% picky eaters.
Prevalensi picky eaters di negara berkembang yaitu indonesia terjadi pada anak
sekitar 20%, dari anak picky eaters 44,5 % mengalami malnutrisi ringan sampai
sedang, dan 79,2 dari subjek penelitian telah mengalami picky eaters lebih dari
membutuhkan gizi cukup yang dipengaruhi oleh faktor internal berupa genetik
dan faktor eksternal berupa asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
13% serta untuk kematian akibat gizi buruk mencapai 54%, sebanyak 1,5 juta
anak meninggal karena pemberian makan yang tidak tepat dan 90% diantaranya
cukup tinggi. Sebuah penelitian oleh The Gateshead Millenium Baby Study pada
mengalami masalah makan, dengan prevalensi tertinggi anak hanya mau makan
makan, kemudian meningkat 25-40% pada saat fase akhir pertumbuhan. Survey
sangat pemilih dalam makan sehingga terjadi defisiensi zat gizi tertentu (Waugh,
Indonesia tahun 2013 yang didapat dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), terdapat
19,6% balita kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan
13,9% berstatus gizi kurang. Pada tahun yang sama terdapat 37,2% balita dengan
tinggi badan dibawah normal yang terdiri dari 18,0% balita sangat pendek dan
19,2% balita pendek. Indikator antropometri lain untuk menilai status gizi balita
yaitu berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), pada tahun 2013 terdapat 12,1%
balita wasting (kurus) yang terdiri dari 6,8% balita kurus dan 5,3% sangat kurus.
Secara nasional prevalensi kurus pada anak balita masih 12,1%, yang artinya
(Depkes RI 2013).
STATUS GIZI BANJARMASIN ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,(DINKES kota
Banjarmasin 2016)
anak usia Tk sedang mengalami masa tumbuh kembang yang relatif pesat.
Proses perubahan fisik,emosi dan sosial anak berlangsung dengan cepat. Proses
ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri anak sendiri dan lingkungan.
pasif, yaitu belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri sesuai dengan
kebutuhannya sehingga pada usia ini anak sangat rentan terhadap berbagai
Salah satu masalah anak pada usia prasekolah yang sering terjadi yaitu sulit
makan dikarenakan pada usia ini anak memasuki periode picky eating dan
cenderung menjadi pemilih dalam segi makanan, yaitu anak lebih rewel dan
lebih memberontak dalam hal makan. Beberapa faktor yang mempengaruhi sulit
makan pada anak usia prasekolah yaitu jenis makanan, tampialan makanan,
Saraswati (2012) menemukan bahwa anak yang mengalami picky eater lebih
berisiko memiliki berat badan rendah, terutama pada anak usia balita, perilaku
picky eater yang tidak diatasi sedini mungkin bisa menyebabkan anak terbiasa
pola pembatasan makanan yang mungkin dapat berlanjut dan berperan dalam
Pada masa bayi dan balita orang tua harus selalu memperhatikan kualitas
dan kuantitas makanan yang akan dkonsumsi oleh anak dengan cara
membiasakan pola makan yang seimbang dan terautur setiap hari sesuai dengan
dengan baik serta belum mampu mendapatkan sesuatu secara mandiri apa yang
Peran seorang ibu sangat penting atau di butuhkan dalam pemenuhan gizi
oleh ibu sebagai modal dalam pemenuhan gizi bagi anak. Para ibu khususnya
harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan lebih
Ibu memegang peranan penting karena ibu lebih dekat dengan anak dan tahu
tentang kebutuhan anak terutama pada saat anak mengalami kesulitan makan,
untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Peran
Ibu dengan jenis makanan terhadap perilaku Sulit Makan Pada Anak TK ....di
Banjarmasin
B. Rumusan Masalah
memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang mengalami sulit makan, berdasarkan hal
tersebut maka rumusan masalah penelitian adalah Apakah ada hubungan peran
ibu dengan jenis makanan terhadap perilaku sulit makan pada anak TK... di
C. Tujuan Penilitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2017
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan refrensi dan masukan
anak yang mengalami sulit makan serta dapat digunakan sebagai bahan
usia Prasekolah.
2. Manfaat Praktis
institusi pendidikan sebagai materi perilaku sulit makan pada anak untuk
b. Bagi Intutisi TK
Banjarmasin.
c. Bagi ibu
Hasil penelitian ini dapat dipakai peneliti yang akan datang untuk
E. Keaslian Penelitian
ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan sampel yang diambil dari
sebesar 59 ibu (60,82%) dan yang tidak mendidik anaknya dengan baik
pengasuh, sebagian besar ibu telah mengasuh anaknya dengan baik sebesar
61 ibu (62,89%) dan yang tidak mengasuh anaknya dengan baik sebesar 36
ibu (37,11% ). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, meskipun desa
gizi buruk tetapi para orangtua terutama seorang ibu telah mendidik dan
mengasuh anaknya dengan baik sehingga nutrisi anak dapat terpenuhi dan
anak mendapatkan gizi yang cukup. Dan diharapkan bagi tenaga kesehatan
2. Rizka Nurul Khasanah .Penelitian ini berjudul Hubungan Peran Orang Tua
Sebagai Fasilitator Pemberian Asupan Makanan Dengan Status Gizi Pada Anak
Metode cross sectional dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan
akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian di ukur atau
dalam penelitian ini yaitu peran orang tua sebagai fasilitator pemberian
asupan makanan dan status gizi diukur dalam waktu yang bersamaan.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara total
mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100
orang tua membantu anak menentukan menu makanan setiap hari (66,7%).
Mereka menawarkan jenis makan yang akan dikonsumsi pada hari
berikutnya. Orang tua juga terus memberikan variasi menu bagi anak agar
mereka tidak bosan dengan menu yang dikonsumsi setiap harinya. Orangtua
oleh anak sebelum mereka makan. Kesimpulan penelitian ini Peran orang
(22,9 %) dan kurang yaitu sebanyak 13 (27,1 %) . Status gizi pada anak
peran orang tua sebagai fasilitator pemberian asupan makanan dengan status
penelitian.
3. Yani Octaviyani (2017). Penelitian ini Berjudul Hubungan Pola Asuh Ibu
design. Sampel dalam penelitian ini ibu yang memiliki anak usia prasekolah
pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak TK dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 sesuai dengan taraf . Dengan
bermakna bahwa selain pola asuh ada faktor penganggu lain yang
hubungan pola asuh dengan perilaku sulit makan pada anak TK di TK Anak