Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk

mengukur keadaan tubuh akibat mengonsumsi makanan dan penggunaan zat-

zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu gizi kurang, gizi baik

dan gizi lebih dan obesitas. Konsumsi seseorang berpengaruh pada status gizi

seseorang dimana status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh

memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga

kemungkinan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan

kesehatan secara umum berada pada tingkat yang optimal. Status gizi kurang

akan terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi

esensial atau zat gizi yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Status gizi

lebih terjadi akibat dari tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan

atau asupan zat gizi yang melebihi kebutuhan tubuh perharinya (Almatsier,

2018).

Jajanan anak sehat itu berarti segala jajan yang dikonsumsi anak disekolah

bernilai gizi yang baik untuk menunjang tumbuh kembang anak. Faktanya,

kebanyakan jajanan di sekolah mengandung zat adiktif yang dapat

membahayakan gangguan metabolisme tubuh si kecil dan menimbulkan

berbagai macam penyakit. Jajanan dikatakan tidak sehat jika menggunakan

bahan kimia yang dilarang, seperti pengawet, pengganti rasa manis (sakarin,

siklamat), pewarna, bumbu penyedap masakan atau MSG yang berlebihan, air

yang dimasak dengan tidak matang, bahan makanan yang sudah busuk dan
bahan makanan yang tidak dihalalkan oleh agama (Syam, A., dkk. 2018).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi adalah pendapatan, Pendidikan,

pekerjaan, budaya, usia, kondisi fisik, infeksi.

Menurut UNICEF jumlah penduduk yang menderita kukurangan gizi

didunia mencapai 767,9 juta orang pada tahun 2021. Jumlah tersebut naik 6,4%

dari tahun-tahun sebelumnya yang sebesar 721,7% juta orang. Kementerian

Kesehatan meluncurkan Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI)

menunjukkan masalah gizi kronis atau stunting pada tahun 2021 sebanyak

24,4% secara umum status gizi membaik dari tahun sebelumnya. Angka

obesitas pada tahun 2021 menurun menjadi 3,8% sedangkan masalah berat

badan kurang atau underweight meningkat pada tahun 2021 menjadi 17%.

Berdasarkan data yang diliris oleh Survey Status Gizi Indonesia (SSGI)

prevalensi Jawa Timur yaitu Gizi buruk 480 (4,8%), gizi kurang 1230 (12,3%),

gizi baik 7530 (75,3%), gizi lebih 760 (7,6%) terus mengalami penurunan pada

tahun 2021 menjadi 23,5%. Sedangkan data Survey Status Gizi Indonesia

(SSGI) Kabupaten Jombang jumlah menurun dari tahun sebelumnya pada

tahun 2021 menjadi 21,2%. Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan

pada tanggal 07 Oktober 2022 terdapat jumlah suspek jajan sehat sebanyak 33

siswa – siswi.

Jajan sehat mempengaruhi status gizi anak sekolah adalah kebiasaan jajan,

terlalu lelah bermain disekolah, sosial ekonomi, pengetahuan, budaya, dan

produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan. Secara umum makanan

jajanan memberikan kontribusi zat gizi yang kecil bagi kecukupan energi dan

protein anak (Hasdianah, 2014). Status gizi mempengaruhi jajan sehat, status
gizi yang lebih atau status gizi yang kurang akan mempengaruhi nilai atau

proses belajar di sekolah. Makanan jajanan memberikan kontribusi masing-

masing sebesar 22,9%, dan 15,9% terhadap keseluruhan asupan energy dan

protein anak sekolah dasar (Angraini, W. et al. (2019).

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk

anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi

juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan

antara kebutuhan dan masukan nutrien (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2016).

Jajanan terdiri dari minuman, makanan kecil (kudapan), dan makanan lengkap,

didefinisikan sebagai makanan yang siap untuk dimakan atau terlebih dahulu

dimasak di tempat penjualan, dan di jual di pinggir jalan, atau tempat umum

(Syam, A., dkk. 2018).

Aspek negatif makanan jajanan yaitu apabila dikosumsi berlebihan dapat

menyebabkan kelebihan asupan energi yang dapat menyebabkan obesitas.

Masalah lain pada makanan jajanan berkaitan dengan tingkat keamanan.

Penyalahgunaan bahan kimia berbahaya atau penambahan bahan tambah

pangan yang tidak tepat oleh produsen pangan jajanan adalah salah satu contoh

tingkat rendahnya pengetahuan produsen mengenai keamanan makanan

jajanan. Ketidaktahuan produsen mengenai penyalahgunaan tersebut dan

praktik higiene yang masih rendah merupakan faktor utama penyebab masalah

keamanan makanan jajanan (Angraini, W. et al. (2019).

Adapun solusi yang bisa dilakuakan pada anak adalah sebagai berikut :

Perlu di upayakan pemberian makanan ringan atau makanan siang yang

dilakukan di lingkungan sekolah atau orang tua membawakan bekal ke sekolah.


Hal ini di lakukan untuk mencegah anak tidak sebarangan jajan. Variasikan

menu makanan, makan sedikit tapi sering, sajikan makanan yang lengkap

mengandung kalori serta bergizi, jangan jadwalkan makan terlalu dekat jam

tidur dan jangan terlalu sering memberikan anak makanan junk food ataupun

jajanan.

Orang tua harus mendampingi anak saat jajan atau membeli makanan

kemasan atau jajan untuk menghindari hal yang tak diinginkan karena

terbatasnya pengetahuan anak soal keamanan pangan. Ingat, anak tidak tahu

mana jajanan sehat dan mana yang tidak. Memberikan arahan pada anak

tentang cara memilih jajanan sehat memang tidak mudah. Tapi, cobalah

kenalkan mereka pada beberapa jenis zat berbahaya yang biasa digunakan pada

jajanan di sekitar kawasan sekolah. Kenalkan pada anak Anda, mengenai warna

jajanan yang membahayakan dan apa efek buruknya jika zat-zat berbahaya

masuk ke dalam tubuhnya. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan

penelitian untuk mengetahui “Pengetahuan Tentang Jajanan Sehat Pada anak

di SDN Mancar 01 Peterongan Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan

Pengetahuan Tentang Jajan Sehat Dengan Status Gizi Anak di Sekolah Di SDN

Mancar 01 Peterongan Jombang.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan Tentang Jajan Sehat Dengan

Status Gizi Anak di Sekolah Di SDN Mancar 01 Peterongan Jombang?.


1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi Pengetahuan Jajan Sehat Anak di Sekolah Di SDN

Mancar 01 Peterongan Jombang.

b. Mengidentifikasi Status Gizi Anak di Sekolah Di SDN Mancar 01

Peterongan Jombang.

c. Menganalisa Hubungan Pengetahuan Tentang Jajan Sehat Dengan

Status Gizi Anak di Sekolah Di SDN Mancar 01 Peterongan Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan khususnya

menambah referensi tentang pengetahuan, dalam mengkonsumsi

makanan jajanan pada anak.

1.4.2 Praktis

a. Bagi Institusi

Pendidikan Dapat menjadi panduan dalam upaya peningkatan

pengetahuan tentang kesehatan anak, khususnya mengenai

pengetahuan, tentang jajanan pada anak SDN Mancar 01 Peterongan

Jombang.

b. Bagi Siswa

Memberikan pengetahuan tentang makanan jajanan.

c. Bagi Peneliti

Selanjutnya Dapat dijadikan sebagai sumber literatur dan peneltian

dalam pengembangan bidang kesehatan khususnya mengenai


pengetahuan mengenai jajanan pada anak SDN 01 Mancar

Peterongan.

Anda mungkin juga menyukai