SKRIPSI
Oleh:
RIRIN EVRIANI
NIM: 1205055
1
BAB I
PENDAHULUAN
berusia 1-5 tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak
suatu lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum, di luar keluarga. Taman
bermain sambil belajar kepada anak, juga mendidik anak untuk mandiri,
yang sehat. Kecukupan gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdaan anak,
Pada usia 4-6 anak bersifat konsumen aktif, yaitu mereka telah dapat
pendidikan gizi baik dirumah maupun disekolah. Kebiasaan yang baik sudah
kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang
2
akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka
mengarahkan kepada pembiasaan dan cara makan yang lebih baik. Maksudnya
pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk makan yang sehat, bergizi dan
sopan santun sewaktu makan. Pengetahuan dan praktek lebih dahulu dilakukan
sehingga membawa perubahan pada anak yaitu dalam sikapnya. Hal ini perlu
dilakukan secara hati-hati sehingga anak tidak merasa ditekan dan terpaksa
Ranti, 2004).
kembang optimal pada anak. Untuk seorang anak, makan dapat dijadikan
makanan yang baik, juga untuk menentukan jumlah makanan yang cukup dan
3
Pembiasaan dalam mengatur pola makan tiga kali sehari dengan
hanya sedikit makan makanan kecil, di antaranya makan pagi setiap hari
merupakan salah satu upaya pemeliharaan kesehatan bagi anak, hal ini
sependapat dengan hasil penelitian Bellock dan Breslow dalam Santoso (2004).
dan pengaturan porsi makan pada anak serta kepedulian dan kepekaan orang
anak yaitu penelitian yang dilakukan oleh Pubowati, Puji Afiatna, Riva
mengalami gizi lebih atau obesitas. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
“Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak usia 3-5 tahun di PAUD
Indonesia terdapat angka status gizi buruk dan gizi kurang pada balita sebesar
17,7%, status gizi sangat pendek dan pendek pada balita sebesar 50,8 % dan
(Riskesdas) pada tahun 2018 terdapat angka status gizi buruk dan gizi kurang
4
pada balita sebesar 18%, ststus gizi sangat pendek dan pendek pada balita
sebesar 22% dan status gizi kurus dan gemuk pada balita sebesar 6%.
memiliki pola makan kurang teratur dan kurang sehat. Hal ini tentu saja dapat
menjadikan masalah kepada anak yang nanti akan berdampak pada status gizi
anak. Makanan yang di bawa anak dari rumah tentunya tergantung dengan
beberapa orang tua yang tidak mau repot dalam menyiapkan bekal makan
untuk anak, sehingga ditemukan berbagai jenis makanan yang dibawa oleh
seimbang dengan usia dan berat badannya sehingga mengurangi selera makan.
Selain itu ada juga beberapa anak yang sering membawa bekal makanan yang
mengandung zat pewarna yang dibeli di lingkungan dekat dengan sekolah. Hal
sehat dan cara makan yang baik. Oleh karena itu diperlukan sekali partisipasi
5
yang sehat sehingga kebutuhan gizi cukup untuk perkembangan tubuh secara
optimal, dan mendidik kebiasaan makan secara teratur. Salah satu metodenya
sambil bermain. Sentra cooking adalah salah satu kegiatan yang dapat
menjadi masakan sederhana. Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang
diri, bukan saja dalam fantasinya tetapi juga benar nyata secara aktif. Bila anak
pekerjaan yang sebenarnya. Kepercayaan diri pada anak juga akan berkembang
6
Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking di TK Fortuna
Cendikia Pekanbaru.
Cendikia Pekanbaru.
Cendikia Pekanbaru.
7
1.4.2 Bagi STIKes Al Insyirah Pekanbaru
Sentra Cooking.
1.5.1 Dewi Nurchayati, Ratna Wahyu Pusari, 2015, di peroleh adanya Hubungan
Class yaitu pada siklus I mengalami peningkatan dari 59,04 menjadi 81,18
1.5.3 Purbowati, Puji Afianta, Riva Mustika Anugrah, 2017, di peroleh adanya
Usia Prasekolah dengan rerata tingkat pengetahuan orang tua sebelum dan
8
sesudah kegiatan mengalami peningkatan tetapi yaitu dari nilai 82,95
menjadi 85,83.
Mengkonsumsi Makanan Sehat Pada Anak Usia 4-5 Tahun yaitu pada siklus
Permainan Cooking Class pada Anak Usia 5-6 Tahun yaitu pada siklus I ke
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
Seseorang memiliki rasa ingin tahu ketika melihat atau
pengetahuannya.
10
Pendapat lain dari Piaget dalam Suyadi (2010) yang
berfikirnya.
11
a) Pengetahuan nonilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh
kulit.
atau melihat sesuatu. Anak tersebut akan tahu tentang objek jika
12
b) Melalui pengetahuan fisik
langsung.
Pada saat anak bermain sambil belajar, saat itulah anak mulai
b) Metode cerita
13
Membangun pengetahuan melalui pertanyaan yang diajukan
d) Metode proyek
akan dimainkan.
f) Metode demonstrasi
pengetahuan yaitu :
14
b. Nalar (reason) adalah salah satu corak berfikir dengan
pengetahuan.
15
dalam proses memperoleh pengetahuan. Berdasarkan uraian di atas
anak untuk menjadi pembelajar yang aktif agar terbiasa belajar dan
penerimaan pengetahuannya.
16
makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain
dan panas badan, (b) memperbaiki sel-sel yang rusak, (c) memberi
ي ا اي ها ال ناس ك لوا مما ف ي االرض ح الال ط ي با وال ت ت ب عوا خطوات ال ش يطان ان ه ل كم
عدو م ب ين
Artinya:
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
setan. Sungguh, setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.. (Q.S
bermutu.
17
Pendapat lain dari Nuraini (2007) makanan yang sehat
yang berguna bagi tubuh. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
18
Menurut Santoso dan Ranti (2004) syarat makanan sehat untuk
ditelan anak.
mudah dikunyah.
tajam.
makan sendiri.
19
serta sebagai sumber zat tenaga. Contohnya : beras,
pembangun.
20
Kriteria makanan yang dikonsumsi setiap hari dapat
pembelajaran anak usia dini. Melalui kegiatan ini diharapkan anak dapat
dan dilihat. Pada kegiatan kelas memasak, anak dapat melakukan suatu
menghasilkan hidangan yang bervariasi dalam hal rasa, warna, rupa, dan
bentuk, serta untuk menjadikan makanan yang sehat dan bersih (terhindar
dari penyakit).
memasak adalah suatu proses penerapan panas pada bahan makanan dari
21
memasak perlu persiapan diri, dan juga menyiapkan bahan-bahan yang
pembubusan.
memasak, anak dapat belajar mengenai ukuran, tekstur, dan rasa. Mereka
22
Dalam praktik memasak harus mengerti atau mengetahui
tersebut :
api.
23
j. Mengetim ialah memasak bahan makanan di atas uap air
rasa makanan.
24
c. Ajak anak untuk menghitung dan mengukur. Kegiatan
sebagainya.
25
untuk memperluasnpengetahuan rasa dan membantu
bagi anak, karena termasuk dalam area kotor pada zona basah. Oleh
di kelas memasak.
Adapun makanan yang akan dimasak pada saat kegiatan sentra cooking yaitu
Nasi goreng bento dan Sate buah.
A. Standar Operasional Prosedur pembuatan Nasi Goreng Bento:
1. Persiapan bahan:
- Bawang merah - Kol
- Jagumg - Ayam
26
- Wortel - Buncis
2. Pelaksanaan
- Cuci tangan dan gunakan sarung tangan plastik
1. Persiapan bahan
- Semangka
- Nenas
- Melon
- Pepaya
2. Pelaksanaan
27
- Siapkan tusuk sate
- Tusuk buah menjadi sate, dalam satu tusuk terdiri dari beberapa jenis buah
Pendidikan Kesehatan
Pengetahuan
28
Metode Sentra Cooking
2.6 Hipotesis
29
Diduga tidak ada efektivitas Peningkatan Pengetahuan Anak
Pekanbaru.
BAB III
METODE PENELITIAN
desain penelitian quasy experiment dengan rancangan one grup with pretest-
posttest. Rancangan penelitian ini dilakukan pada satu kelompok saja tanpa
30
Rancangan penelitian secara ringkas dapat dilihat pada gambar 3.1
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
01 X 02
Keterangan:
Sentra Cooking
Sentra Cooking
Pekanbaru.
tahun 2020.
3.3.1 Populasi
31
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
3.3.2 Sampel
3.5.1 Data primer merupakan data yang diperoleh langsung yaitu dari
3.5.2 Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
Cendikia Pekanbaru.
32
Cara pengumpulan data dilakukan dalam 1 kali pertemuan meliputi
anak
33
4. Tanyakan kepada anak jika ada yang kesulitan
Tabel 3.7
Definisi Operasional
34
Sentra meningkatan
Cooking pengetahuan
tentang
makanan
sehat
1. Editing
hasil tindakan.
2. Coding
3. Entry
4. Cleaning
5. Processing
35
sesudah diberikan pengetahuan tentang makanan sehat dengan
36
maka peneliti menggunakan uji alternatif non parametrik yaitu uji
nilai signifikan atau p value > 0,05 maka H0 gagal di tolak artimya
tidak ada pengaruh dan jika nilai signifikan atau p value < 0,05 maka
37