Anda di halaman 1dari 8

Bintang Aji Pangestu, dkk Desa Kabat, Kabat,Banyuwangi

Peningkatan Pengetahuan Anak Sekolah Dasar Tentang Jajanan Anak Sekolah


Melalui Media Permainan Edukasi “Monopoli Gizi” Di SDN 4 Kabat

Bintang Aji Pangestu1 , Linita Caesar S1, Almira Hanifa1 , Lutfiana1, Hafni Iva
Nuryana1 , Ulfiani Fauzia H1 ,Yohanes Berlian T1 , Achmad Arby W1, Ary’s
Kusumaayu P1 , Novya Astrisni 1 , Diansanto Prayoga2*

1
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat
2
Dosen Pembina Pembangunan Desa
Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat, Universitas Airlangga
Kampus C UNAIR, Jln Mulyorejo, Surabaya
Jawa Timur, Indonesia, 60115
*Corresponding author: setyahaksama@fkm.unair.ac.id

Abstrak

Kandungan gizi yang baik dalam tubuh akan mempengaruhi terbentuknya SDM yang berkualitas
yaitu pribadi yang sehat, cerdas, tangguh dan produktif. Perbaikan gizi terjadi pada seluruh siklus
kehidupan, dimulai dari masa kehamilan, bayi dan anak balita, pra sekolah, anak SD, remaja dan
dewasa sampai usia lanjut. Berbagai aspek mempengaruhi status gizi seseorang antara lain yaitu
pola pangan, pengaruh konsumsi pangan serta sosial budaya. Menurut Riskesdas 2010, anak usia
sekolah sebanyak 41,2% mengonsumsi makanan dibawah kebutuhan minimal menurut angka
kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan. Maka dari itu, anak usia sekolah merupakan sasaran
strategis untuk perbaikan gizi masyarakat karena dapat menjadi perantara penyuluhan gizi pada
keluarga dan masyarakat sekitarnya. Penulis memiliki inovasi untuk menciptakan permainan
Monopoli Gizi yang diterapkan di pada siswa – siswi kelas 4, 5, dan 6 SDN 4 Kabat, Desa Kabat,
Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. Pelaksanaan kegiatan dengan didampingi oleh
mahasiswa di setiap kelompok kemudian diawali dengan pemberian pretest kepada sasaran,
penjelasan singkat mengenai permainan dan diakhiri dengan evaluasi dengan pemberian post test.
Hasil dari penelitian penulis ialah permainan edukatif mengenai jajanan sekolah melalui monopoli
gizi dapat meningkatkan pengetahuan siswa kelas 4, 5 dan 6 SDN 4 Kabat. Hasil tersebut dapat
dilihat dari antusiasme sasaran saat kegiatan permainan berlangsung, Hasil pretest dan posttest
juga menunjukkan perbedaan signifikan saat diuji dengan aplikasi SPSS (Statistical Product and
Service Solutions). Harapannya aplikasi permainan ini dapat dilakukan di berbagai sekolah secara
merata dan di seluruh jenjang kelas, adanya pengawasan orang tua dalam konsumsi jajanan anak
sekolah serta sekolah dapat lebih selektif dalam menjual jajanan.

Kata Kunci : gizi, monopoli gizi, jajanan sehat

Abstract

Good nutrition in the body will affect the formation of good human resources, those are
individuals who have some traits such as healthy, intelligent, strong and productive. Nutritional
improvement occurs throughout the life cycle, starting from pregnancy, infant age, toddler, pre-
school age, elementary school age, teenager, adults and finally to elderly age. Various aspects can
affect an individual nutritional status, for example eating pattern, influence of food consumption
and socio-culture factors. According to Riskesdas 2010, 41.2% of school-aged children consumed
foods that contained nutrition below the minimum requirement according to the Recommended
Dietary Allowance (RDA). Therefore, this segment is a strategic target to improve community
nutrition because they can be an intermediary for nutrition counseling in their families and
surrounding communities. The author has an innovation to create a game of Nutrition Monopoly
which was applied to students in grades 4, 5, and 6 of SDN 4 Kabat, Kabat Village, Kabat
Bintang Aji Pangestu, dkk Desa Kabat, Kabat,Banyuwangi

District, Banyuwangi. The implementation of activities conducted was accompanied by Airlangga


University students in each group then was begun with pretest, a brief explanation of the game
and ended with evaluation by giving posttest. The result of this program is Nutrition Monopoly has
increased the knowledge of students in grades 4, 5 and 6 of SDN 4 Kabat about healthy snacks.
The result can be seen from the enthusiasm of the students when the game was enacted. The result
of pretest and posttest showed significant differences when tested with the SPSS application
(Statistical Product and Service Solutions). Our hope is that the application of this game can be
done in other schools and at all grades, also parents have to supervise children in term of snack
consumption. Lastly, schools have to be more selective in selling snacks and provide healthy
snacks instead.

Keywords : nutrition, nutrition monopoly, healthy snacks


PENDAHULUAN dampak luas yaitu pada aspek kesehatan, gizi,
Kualitas sumber daya manusia (SDM) pendidikan dan memengaruhi kualitas sumber daya
merupakan faktor utama yang diperlukan untuk manusia di masa mendatang. Anak sekolah
melaksanakan pembangunan nasional. Faktor gizi merupakan sasran strategis dalam perbaikan gizi
memegang peranan penting dalam mencapai SDM masyarakat, karena anak dapat menjadi perantara
berkualitas (Depkes RI, 2005). Gizi yang baik akan dalam penyuluhan gizi pada keluarga dan
menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu sehat, masyarakat sekitarnya (Utari dkk, 2016).
cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta Pada usia sekolah dasar anak-anak
produktif. Perbaikan gizi diperlukan pada seluruh menginginkan bermain dalam situasi berlomba
siklus kehidupan, mulai sejak masa kehamilan, bayi (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1992) sehingga
dan anak balita, pra sekolah, anak SD, remaja dan dipilihlah monopoli gizi untuk mengejarkan gizi
dewasa sampai usia lanjut (Terati dkk., 2011). kepada mereka. Monopoli merupakan permainan
Banyak aspek yang berpengaruh terhadap status tradisional dan melibatkan empat orang untuk
gizi antara lain aspek pola pangan, sosial budaya saling berlomba. Diharapkan dengan adanya
dan pengaruh konsumsi pangan (Maryani, 2008). monopoli gizi ini anak-anak lebih memahami
Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu asupan gizi yang sesuai untuk pertumbuhan merepa
masalah gizi kurang dan gizi lebih. Masalah gizi tanpa harus diawasi oleh orang tua.
kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, Oleh karena itu diusulkan permainan berupa
kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya monopoli gizi yang bertujuan untuk mengajak
kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan siswa-siswi sekolah dasar untuk menumbuhkan
masyarakat tentang gizi, serta menu seimbang dan kemampuan memilih dan mengetahui jenis
kesehatan. Masalah gizi lebih disebabkan oleh makanan yang sesuai dengan pertumbuhan mereka.
kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat Program permainan monopoli gizi menciptakan
tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan inovasi baru untuk menerapkan pola konsumsi gizi
tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan seimbang di sekolah. SDN 4 Kabat merupakan
(Almatsier, 2010). salah satu sekolah di daerah pedesaan yang menjual
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar jajanan yang tidak sesuai dengan standar gizi anak
(Riskesdas) tahun 2013, secara nasional prevalensi usia sekolah, seperti mie lidi, cilok dan lain-lain.
anak usia 5-12 tahun kurus adalah 11,2% dan Ketidaktahuan siswa siswi tentang pola konsumsi
gemuk 18,8%. Sementara hasil Riskesdas tahun gizi seimbang menyebabkan mereka membeli
2010 menunjukkan 40,6% penduduk mengonsumsi jajanan yang tidak sesuai. Melalui program ini
makanan dibawah kebutuhan minimal berdasarkan diharapkan siswa sekolah dapat mengetahui tentang
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan. jajanan anak yang sehat untuk dikonsumsi sesuai
Menurut kelompok umur yang terbesar yaitu 41,2% dengan konsep gizi seimbang.
pada anak usia sekolah.
Anak usia sekolah membutuhkan asupan METODE PELAKSANAAN
nutrisi yang baik untuk menunjang kegiatan belajar Kegiatan ini dilaksanakan kepada siswa-siswi
di sekolah sehingga daya konsentrasi dan kelas 4,5 dan 6 SDN 4 Kabat di Desa Kabat,
kecerdasan anak semakin optimal. Program gizi Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi.
pada kelompok anak sekolah dapat memiliki Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal
21 Januari 2019 pukul 07.30 WIB saat jam masuk b. Permulaan
sekolah, dan berlangsung kurang lebih selama 2 Pemain mengocok dadu secara bergiliran,
jam. Metode yang digunakan dalam kegiatan angka yang terbanyak main dahulu. Permainan
Monopoli Gizi KKN BBM Tematik ke-59 ini ini dimulai dari petak start.
dilakukan dengan cara:
1. Pretest
Pretest dilakukan untuk mengetahui pemahan awal
tentang keamanan jajanan di sekolah sebelum siswa
mendapatkan kegiatan ini.
2. Permainan
Tampilan dari permainan monopoli gizi adalah
sebagai berikut :

Pada tampilan ini menampilkan berbagai


macam makan dan minuman di 4 wilayah berbeda
yaitu wilayah merah (hindari), wilayah kuning
(kurangi), wilayah biru (cukupi) dan wilayah hijau
(seringi).

a. Persiapan
Papan permainan diletakkan di meja yang
cukup besar. Kartu kekuatan dan kartu kesempatan
diletakkan terbalik di dalam petak yang tersedia.
Para pemain pada permulaan diberi uang sebanyak
Rp 200.000,-. Semua kartu Hak Resep dan Paket-
Paket diserahkan kepada bank. Pejabat bank dipilih
dari mahasiswa yang mendampingi setiap
kelompok bermain.
Setelah itu biji-biji pemain dijalankan
bergiliran sesuai angka dadu ke petak menurut anak HASIL DAN PEMBAHASAN
panah. Dimana biji-biji pemain berhenti, jenis Penyelenggaraan pendidikan jajanan sekolah di
makanan-makanan tersebut telah memiliki SDN 4 Kabat telah berjalan dengan baik. Indikator
informasi mengenai kandungan-kandungannya. keberhasilan tersebut, pertama seluruh tahapan
c. Berhenti di makanan yang dimiliki orang kegiatan berjalan sesuai rencana. Kedua, seluruh
Apabila seorang pemain berhenti di atas peserta kegiatan memberikan respon yang positif
makanan-makanan yang telah dimiliki pemain lain dan antusias, telihat dari semangat mereka dalam
(dengan perantaraan dadu maupun karena sesi diskusi dan tanya jawab. Capaian keberhasilan
diharuskan oleh kartu kesempatan), pemilik Hak kegiatan ini, dari aspek materi dapat dilihat dari
Resep tersebut berhak memungut penjualan hasil kuesioner. Cara mengukurnya adalah dengan
makanan tersebut sesuai dengan tarif yang telah membandingkan hasil pengisian kuesioner antara
ditetapkan pada kartu Hak Resep. Selanjutnya jika sebelum (pretest) dan sesudah pemberian materi
di atas Hak Resep Tersebut sudah dibuat Paket (post test). Jika ada peningkatan nilai pada
Makanan maka harus membayar sesuai dengan tarif pengisian kuesioner berarti ada peningkatan
makan dan ditambah tarif paket yang ada. pemahaman materi kegiatan. Sebaliknya jika tidak
d. Berhenti di kesempatan atau kekuatan ada perubahan nilai atau justru sebaliknya, berarti
Pemain mengambil kartu yang teratas, setelah kegiatan dinilai belum optimal.
menaati petunjuk-petunjuk di dalamnya, kartu itu
dikembalikan dibawah sendiri. Kartu Kesempatan Tabel 1. Nilai Pretest dan Posttest Siswa SDN
terdiri dari “sakti” yang berisi informasi tentang
4 Kabat
dampak mengkonsumsi makanan sehat dan “sakit”
Identitas Nilai Nilai
yang berisi informasi tentang dampak Kelas
Responden Pretest Posttest
mengkonsumsi makanan tidak sehat, sedangkan 101 4 40,00 50,00
kartu kekuatan berisi beberapa pertanyaan yang 102 4 30,00 60,00
103 4 60,00 80,00
berhubungan dengan jajanan sekolah dan makanan 104 4 20,00 20,00
sehat. 105 4 70,00 50,00
106 4 50,00 70,00
3. Ceramah
107 4 40,00 50,00
Ceramah ini dilakukan untuk memberikan 108 4 30,00 40,00
109 4 20,00 30,00
penjelasan permainan monopoli gizi kepada siswa.
110 4 40,00 60,00
4. Pembagian doorprize 201 5 30,00 60,00
Kegiatan ini dilakukan untuk memacu 202 5 50,00 70,00
203 5 40,00 50,00
keaktifan peserta kegiatan dan membangun suasana 204 5 40,00 40,00
kegembiraan. 205 5 40,00 60,00
206 5 50,00 90,00
5. Post test 207 5 50,00 80,00
Kegiatan ini dilakukan untuk mengevaluasi 208 5 40,00 80,00
209 5 20,00 60,00
tingkat pemahaman siswa terhadap materi
210 5 60,00 70,00
pendidikan yang diberikan. Evaluasi adanya 211 5 50,00 80,00
peningkatan pengetahuan maupun sikap dilakukan 212 5 20,00 30,00
213 5 20,00 60,00
dengan membandingkan hasil pretest. 214 5 60,00 90,00
215 5 20,00 40,00 anak- anak usia sekolah. Makanan jajan sebagau
216 5 20,00 50,00 asupan nutrisi yang baik untuk menunjang kegiatan
217 5 70,00 70,00
218 5 40,00 50,00 belajar di sekolah sehingga daya konsentrasi dan
219 5 10,00 60,00 kecerdasan anak semakin optimal (Utari dkk,
301 6 40,00 60,00
302 6 20,00 60,00 2016).
303 6 60,00 70,00 Menurut pakar-pakar kesehatan, semestinya
304 6 60,00 80,00
jajanan untuk anak itu memiliki komposisi gizi
305 6 60,00 80,00
306 6 20,00 80,00 yang baik dan berimbang. Data dari BPOM (2007)
307 6 80,00 60,00
menunjukkan bahwa dari 2903 sampel jajajan yang
308 6 60,00 60,00
309 6 50,00 90,00 diambil dari 478 Sekolah Dasar (SD) di 26
310 6 50,00 80,00 provinsi, 49,43% tidak memenuhi persyaratan
311 6 70,00 90,00
312 6 30,00 50,00 (TMS), 20% minuman merah menggunakan
313 6 60,00 90,00 rhodamin B, pemanis sakarin dan siklamat
314 6 70,00 40,00
315 6 80,00 30,00 (26,19%).
316 6 60,00 80,00 Diketahui masih banyak sekolah di daerah
317 6 40,00 30,00
pedesaan yang menjual jajanan yang tidak sesuai
318 6 20,00 80,00
319 6 40,00 50,00 dengan standart gizi anak usia sekolah.
Ketidaktahuan siswa siswi tentang pola konsumsi
Tabel 2. Hasil Rata – Rata Nilai Pretest dan gizi seimbang menyebabkan mereka membeli
Posttest Menurut Kelas jajanan yang tidak sesuai. Monopoli gizi
Rerata Rerata menumbuhkan kemampuan memilih dan
Kelas
Pretest Posttest mengetahui jenis makanan yang sesuai dengan
4 40 51 pertumbuhan mereka. Program permainan
5 38,42105 62,63158
6 51,05263 66,31579 monopoli gizi menciptakan inovasi baru untuk
menerapkan pola konsumsi gizi seimbang di
Grafik 1. Perbandingan Hasil Rata – Rata Nilai sekolah.
Pretest dan Posttest Menurut Kelas Selain membandingkan nilai rata – rata antara
Berdasarkan hasil pada tabel dan grafik diatas setiap kelas di SD tersebut, data pretest dan post
menunjukan bahwa dengan diadakannya sosialisasi test juga diolah menggunakan aplikasi SPSS
dan praktik langsung permainan monopoli gizi (Statistical Product and Service Solutions) dan
menyebabkan peningkatan pemahaman oleh siswa didapatkan hasil sebagai berikut :
– siswi kelas 4 – 6 di SDN 4 Kabat. Hal tersebut
dapat dilihat dari peningkatan nilai yang besar dari Tabel 3. Hasil Uji Perbandingan Nilai pretest
rata – rata hasil pretest dan posttest siswa – siswi dan posttest
yang menjadi sasaran sosialisasi jenis jajanan sehat.
Menurut Wariyah (2013) Pangan jajanan anak Mean N Std. Dev
sekolah (PJAS) merupakan pangan olahan yang Pair 1
Pretest 43,7500 48 18,29138
biasa dijual di Sekolah Dasar. Makanan jajanan
Posttest 61,6667 48 18,71776
memegang peranan yang cukup penting dalam
memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi N Correlation Sig.
Pair 1
Pretest & 48 48 0,017
Posttest 48 KESIMPULAN

Paired Differences Hasil dari penelitian yang penulis lakukan


Mean Std Dev. 95% menunjukkan bahwa program monopoli gizi dapat
Confidence meningkatkan pemahaman siswa kelas 4, 5 dan 6
Interval of
the SDN 4 Kabat Banyuwangi mengenai jajanan yang
Difference sehat. Hal ini dibuktikan dari antusiasme siswa saat
Lower mengikuti permainan, sesi tanya jawab dan sesi
Pair 1 -17,91667 21,23409 -24,08240
Pretest - diskusi. Selain itu, hasil pretest dan posttest yang
Posttest diolah menggunakan aplikasi SPSS (Statistical
Product and Service Solutions) menunjukkan
Paired adanya perbedaan signifikan antara pretest dan
Differences posttest. Hal ini mengindikasikan siswa menjadi
95% lebih tahu mengenai macam-macam jajanan yang
Sig. (2
Confidence t df bergizi.
tailed)
Interval of
the
Difference SARAN
Upper Perlu pengawasan dari orang tua dan pihak
Pair 1 -11,75093 -5,846 47 ,000 sekolah mengenai konsumsi atau jajanan agar anak
pretest –
mendapatkan nutrisi dari makanan yang sehat.
posttest
Sebaiknya sekolah menghindari menjual jajanan
Dari hasil pengolahan data tersebut, didapatkan yang kurang sehat dan mengganti jajanan tersebut
nilai probabilitas atau Sig. (2- tailed) yaitu 0.000, dengan makanan yang bergizi baik. Sosialisasi
nilai tersebut p < 0,05, yang berarti terdapat mengenai jajanan sehat juga perlu diadakan secara
perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan berkala dan merata ke seluruh kelas siswa sekolah
post test. Hal tersebut menunjukkan adanya dasar, sehingga manfaat dari penyuluhan ini dapat
pengaruh pemberian sosialisasi jajanan anak teraplikasikan secara maksimal.
sekolah melalui media permainan monopoli gizi
dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman UCAPAN TERIMA KASIH
siswa – siswi kelas 4,5 dan 6 di SDN 4 Kabat. Kelompok Kuliah Kerja Nyata BBM Tematik
ke – 59 Universitas Airlangga Kelurahan Kabat
Masa anak-anak yang telah memasuki usia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
sekolah dasar merupakan tahap awal seorang orang kepada SDN 4 Kabat, Pemerintah Desa Kabat,
tua tidak dapat mengontrol konsumsi gizi anak. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi,
Banyak dari anak-anak usia sekolah dasar yang Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas
mengalami pertumbuhan yang kurang sesuai Airlangga dan pihak-pihak lainnya yang turut
dengan usia mereka Diharapkan dengan adanya membantu dan mendukung program kerja penulis
monopoli gizi ini anak-anak lebih memahami sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat
asupan gizi yang sesuai untuk pertumbuhan mereka sehingga kegiatan yang dilaksanakan telah berjalan
tanpa harus diawasi oleh orang tua. dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2007). Food Watch: Sistem Keamanan


Pangan Terpadu: Jajanan Anak Sekolah,
Badan POM RI, Jakarta.
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005.
Riset Kesehatan Dasar 2006. Jakarta.
Maryani. 2008. Hubungan Antara Pendidikan dan
Pekerjaan Masyarakat dengan Pengetahuan
tentang Sistem Pemerintahan Kemendapoan
Kerinci. Tesis. Padang: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Andalas.
Sugiyanto dan Sudjarwo. 1992. Materi Pokok
Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Terati, Nilawati, N.S., Fatonah, R.D. 2011. Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi
Balita Usia 06-60 Bulan di Kelurahan Kuto
Batu Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang
Tahun 2011. Artikel Penelitian. Palrmbang:
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
Utari, L.D., Ernalia, Y. dan Suyanto. 2016.
Gambaran Status Gizi dan Asupan Zat Gizi
pada Siswa Sekolah Dasar Kecamatan Sungai
Sembilan Kota Dumai. JOM FK 3 (1): 1-17.
Wariyah, Chatarina., Sri Hartati Chandra Dewi.
2013. Penggunaan Pengawet Dan Pemanis
Buatan Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah
(Pjas) Di Wilayah Kabupaten Kulon Progo-
Diy. AGRITECH, Vol. 33, No. 2, MEI 2013

Anda mungkin juga menyukai