DIAJUKAN OLEH :
1
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI BERBASIS SEKOLAH TERHADAP
PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH DI
KOTA MAKASSAR
2
dasar bagi pembinaan kebiasaan makan anak. Melalui pendidikan gizi di sekolah
diharapkan anak mempunyai pengetahuan, sikap dan cara praktek yang baik juga dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya untuk merubah kebiasaan makan yang salah
menjadi kebiasaan makan yang baik dan benar (Zulaekah, 2012). Pemilihan makanan
yang buruk pada anak-anak berkontribusi pada obesitas dan penyakit degenerative
pada masa remaja dan dewasa. Pola dan perilaku makan yang terbentuk pada masa
anak-anak sulit untuk diubah pada saat dewasa. Pendidikan gizi pada anak sekolah
dasar dapat memberikan anak-anak informasi dan keterampilan untuk memilih
makanan yang sehat serta membentuk perilaku makan yang baik (Perera T, et al, 2015)
Beberapa penelitian yang telah dilakukan pada berbagai negara menemukan
bahwa pendidikan gizi dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah gizi pada
anak sekolah dasar. Di Iran, sebuah penelitian dilakukan untuk melihat efektifitas
edukasi gizi terhadap penurunan berat badan anak-anak obesitas. Hasilnya
menunjukkan bahwa setelah menjalani 1 jam sesi edukasi gizi dengan metode ceramah
tentang cara dan manfaat melakukan aktivitas fisik secara teratur setiap hari dan
manfaat dari konsumsi makanan bergizi selama empat bulan menunjukkan bahwa
anak-anak tersebut mengalami penurunan berat badan. Indeks Massa Tubuh anak-anak
tersebut menurun secara signifikan setelah penelitian. Rasio lingkar pinggang (WC)
dan lingkar pinggul (HC) meningkat secara signifikan (Hashemipour, et all, 2012).
Di Korea, pendidikan gizi yang dilakukan selama 12 jam pada semua kelas di
Sekolah Dasar Dong Bu, menemukan bahwa sebelum pendidikan gizi dilakukan
terdapat 22,8% siswa dari kelompok status gizi normal, 42,2% siswa dari kelompok
obes dan 40% siswa dari kelompok kurus memiliki persepsi yang salah tentang tubuh
mereka. Setelah spendidikan gizi dilakukan ternyata terdapat 80,5% siswa dari
kelompok kurus, 94,3% siswa dari kelompok normal dan 97,9% siswa dari kelompok
obes telah memiliki persepsi yang benar tentang tubuh mereka. Sebagai dampak dari
pendidikan yang dilakukan, subjek penelitian dalam hal ini adalah anak sekolah dasar,
memiliki gaya hidup yang lebih baik. Siswa yang beraktivitas fisik lebih dari 3 kali
seminggu mengalami peningkatan pada semua kelompok. Kebiasaan makan, cara
memilih jajanan serta frekuensi jajan juga membaik bila dibandingkan sebelum
pendidikan gizi dilakukan. hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan gizi
3
dapat memperbaiki kebiasaan makan pada anak sekolah dasar (Her ES, Lee SG, Park
HJ, Lee KH, 2005)
Program pendidikan gizi yang berfokus pada pengurangan asupan gula yang
diaplikasikan menggunakan teori kognitif social ternyata efektif untuk meningkatkan
pengetahuan gizi, kebiasaan makan pada siswa sekolah dasar. Pendidikan gizi yang
dilakukan pada masa anak-anak secara signifikan berpengaruh pada kesehatan individu
sepanjang usia dan mencegah terjadinya penyakit degenerative. Sehingga studi ini
menyarankan pentingnya program pendidikan gizi berbasis teori yang dilaksanakan
secara sistematis dan konsisten pada anak sekolah dasar (Yun SK, Min JL, 2011)
Di Indonesia, beberapa studi juga menunjukkan manfaat pendidikan gizi bagi
anak sekolah dasar. Salah satu studi membuktikan bahwa pendidikan gizi yang
dilakukan pada anak usia sekolah efektif untuk mengubah pengetahuan dan sikap
terhadap makanan. Anak usia sekolah lebih mudah untuk mengubah perilaku
dibandingkan dengan orang dewasa (Februhartanty, 2005). Studi lain menunjukkan
bahwa rata-rata pengetahuan gizi subjek sebelum dan setelah intervensi pemberian
pendidikan gizi adalah sebesar 47,53% (kurang) dan 67,59% (baik). Pengetahuan gizi
subjek mengalami peningkatan sebesar 20,06%. Berdasarkan hasil uji statistic terdapat
perubahan pengetahuan gizi yang signifikan antara sebelum dan setelah intervensi. Hal
ini menunjukkan bahwa intervensi pendidikan gizi yang diberikan selama sebelas hari
memberikan pengaruh terhadap pengetahuan subjek (Candra AA, Setiawan B, Rizal
M, 2013)
Madrasah berasal dari Bahasa Arab yang berarti tempat belajar. Dalam Bahasa
Indonesia madrasah dapat dipadankan dengan kata sekolah (Sasongko, 2017).
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan Agama Islam yang terdiri dari enam tingkat pada
enam jenjang pendidikan dasar (RI, 2015)
MI sendiri juga memiliki beberapa masalah gizi. Pada penelitian tentang factor
yang mempengaruhi status gizi siswa SD dan MI dari keluarga nelayan di Desa Kronji,
Kecamatan Pacitan, Kabupaten Lamongan Jawa Timur ditemukan bahwa sebagian
besar responden (53,3%) mengalami stunting, memiliki kebiasaan jajan (98,3%) dan
pengetahuan gizi pada level sedang (46,7%) (Hendratmoko, 2009). Sedangkan pada
4
penelitian yang dilakukan pada siswa MI Swasta Bakti Tunggal Hitam ditemukan
bahwa 50,8% siswa yang menjadi responden pada penelitian tersebut mengalami
penyakit gondok (Fitri, 2017).
Berdasarkan berbagai literature yang telah dikaji, ternyata siswa MI memiliki
masalah gizi yang sama dengan anak sekolah dasar pada umumnya. Sayangnya belum
ada upaya untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya melalui pendidikan gizi. Di
Makassar sendiri belum ada penelitian yang melihat intervensi pendidikan gizi pada
MI. Sehingga pengusul tertarik untuk melihat bagaimana pengaruh pendidikan gizi
berbasis sekolah terhadap pengetahuan dan pola makan siswa MI di Kota Makassar.
Diharapkan dengan melakukan pendidikan gizi berbasis sekolah, maka siswa MI di
Kota Makassar akan memiliki pengetahuan gizi dan pola makan yang baik
b. Permasalahan Penelitian
Menjaga generasi pewaris agar tidak lemah merupakan perintah Allah
Subhanahu Wata’ala. Bentuk penjagaan yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan pendidikan yang dibutuhkan oleh anak-anak. Termasuk diantaranya
adalah pendidikan gizi. Siswa MI memiliki berbagai masalah gizi yang sebenarnya
dapat diselesaikan dengan memberikan pendidikan gizi kepada mereka. Sayangnya
belum ada penelitian yang melihat bagaimana pengaruh pendidikan gizi tersebut pada
siswa MI
c. Perumusan Permasalahan
Siswa MI memiliki berbagai masalah gizi sebagaimana anak sekolah dasar
pada umumnya. Mereka ada yang menderita stunting, gondok, memiliki kebiasaan
pola makan dan pola jajan yang buruk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah gizi tersebut adalah dengan memberikan pendidikan gizi. Karena
pendidikan gizi yang dilakukan pada anak usia sekolah merupakan upaya strategis
untuk membentuk pengetahuan dan pola makan yang baik pada anak. Di Kota
Makassar sendiri belum ada penelitian yang melihat pengaruh pendidikan gizi pada
siswa MI. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang melihat pengaruh pendidikan gizi
berbasis sekolah terhadap pengetahuan dan pola makan siswa MI di Kota Makassar
5
d. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan gizi berbasis sekolah terhadap
pengetahuan dan pola makan siswa MI di Kota Makassar
Tujuan Khusus
1. Mendapatkan gambaran pengetahuan gizi siswa MI di Kota Makassar sebelum
diberikan pendidikan gizi
2. Mendapatkan gambaran pola makan siswa MI di Kota Makassar sebelum diberikan
pendidikan gizi
3. Mendapatkan gambaran pengetahuan gizi siswa MI di Kota Makassar setelah
diberikan pendidikan gizi
4. Mendapatkan gambaran pola makan siswa MI di Kota Makassar setelah diberikan
pendidikan gizi
5. Mengetahui perbedaan pengetahuan gizi siswa MI di Kota Makassar pada saaat
sebelum dan setelah diberikan pendidikan gizi
6. Mengetahui perbedaan pola makan siswa MI di Kota Makassar pada saaat sebelum
dan setelah diberikan pendidikan gizi
e. Luaran Penelitian
1. Laporan penelitian
2. Artikel Ilmiah yang dimuat di Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
(terakreditasi A)
3. Artikel Ilmiah yang dimuat di Jurnal Pengabdian Panrita Abdi (SINTA 5)
f. Kajian Pustaka
1. Tinjauan tentang pendidikan gizi
6
menyatakan bahwa pendidikan gizi adalah suatu kombinasi keahlian ilmu gizi dan
ketrampilan psikologi yang disampaikan oleh seorang ahli gizi yang terlatih. Ahli gizi
yang akan melakukan pendidikan gizi harus memahami dan mengerti bagaimana cara
menyampaikan suatu informasi gizi tanpa mengesampingkan faktor kepribadian
seseorang (Snetselaar,1997). Menurut Notoatmojo (1997) Pendidikan gizi adalah usaha
atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan perilaku mereka dalam mencapai status gizi yang lebih
baik. Upaya pencapaian tujuan pendidikan gizi tidak terlepas dari proses belajar dan
memerlukan orang lain yang mempunyai ketrampilan dalam bidang gizi.
Masalah gizi timbul karena ketidaktahuan responden dan kurangnya informasi
mengenai gizi. Terbentuknya perilaku yang baru dari pengetahuan terhadap stimulasi
berupa materi atau objek terhadap sesuatu yang akan menimbulkan pengetahuan baru
pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulan respon yang lebih jauh yaitu berupa
tindakan. Namun pengetahuan yang cukup tidak menjamin seseorang berperilaku yang
sama seperti yang diketahui (Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan ,
2010). Pendidikan diberikan untuk menambah pengetahuan karena pengetahuan
merupakan mediator perubahan. Pendidikan memudahkan seseorang atau masyarakat
untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya
hidup sehari-hari. (Atmarita, 2004)
Pendidikan gizi berfokus terhadap peningkatan kesehatan dan solusi fasilitas.
Pendidikan tidak sinonim dengan diseminasi informasi. Kata tersebut berasal dari
Bahasa latin yaitu educare yang berarti membesarkan atau mengarahkan keluar, yang
bisa terlihat sebagai sebuah proses yang tidak hanya menyediakan pengetahuan,
informasi dan keterampilan tapi juga mendukung pengembangan, pertumbuhan dan
perubahan (Contento, et all, 1995)
Pendidikan gizi termasuk di dalam pendidikan kesehatan yang terdiri dari tiga
dimensi antara lain : dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau
aplikasinya dan dimensi tingkat pelayanan gizi, yang dari ketiganya menunjang dalam
keberhasilan pelaksanaan pendidikan gizi. Intervensi perilaku dalam pendidikan gizi
juga memperhitungkan tiga faktor yaitu faktor pendukung, faktor pendorong serta
faktor predisposisi (Notoatmojo,1997)
7
Pendekatan dan strategi dari ketiga faktor-faktor tersebut berbeda-beda, dari
perbedaan tersebut dikembangkan sebagai sub disiplin ilmu sebagai bagian dari
pendidikan kesehatan seperti ilmu komunikasi, ilmu sosiologi, ilmu psikologi dan
sebagainya (Notoatmojo,1997). Prinsip pendidikan gizi adalah proses belajar yang
dalam penyampaian materi meliputi sumber materi, materi pesan dan penerima materi.
Sumber pesan, yaitu pembicara harus mengerti materi yang akan disampaikan, dan
dapat menarik perhatian penerima pesan, berbicara jelas dan dapat memahami siapa
yang dihadapi.
Materi pesan yaitu pesan yang akan disampaikan dan dituangkan dalam bentuk
materi penyuluhan yang harus disesuaikan dengan pola hidup penerima pesan dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Penerima pesan adalah sasaran
penyuluhan dimana banyak sedikitnya pesan yang diterima tergantung pengetahuan,
ketrampilan dan minat sasaran. Sumber pesan selain melalui pembicara sebagai
penyampai, juga dapat melalui media, elektronik, buku bacaan, leaflet serta modul.
Media yang digunakan sebagai penyampai pesan haruslah mudah dimengerti
(Machfoedz dan Suryani, 2009)
Media pendidikan gizi pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA).
Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel)
yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Alat-alat tersebut dapat mempermudah
penerimaan pesan-pesan gizi dan kesehatan (Machfoedz dan Suryani, 2009)
Berdasarkan fungsinya media tersebut terbagi menjadi tiga (Machfoedz dan Suryani,
2009), yaitu :
a. Media Cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan gizi sangat bervariasi
antara lain
1). Booklet : ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan dalam bentuk buku,
baik tulisan maupun gambar
2). Leaflet : ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan melalui lembaran
yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi
3). Flyer (selebaran) : ialah seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan
8
4). Flip chart (lembar balik) : ialah media penyampaian pesan atau informasi-informasi
dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku (halaman) berisi gambar
peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan
gambar tersebut
5). Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, yang membahas masalah
gizi
6). Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau informasi, yang biasanya
ditempel di tembok-tembok, atau di tempat-tempat umum
7). Foto yang mengungkapkan informasi-informasi gizi
b. Media Elektronik
Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan jenisnya berbeda-
beda, antara lain:
1). Televisi : penyampaian pesan atau informasi-informasi gizi melalui media televisi
dapat dalam bentuk, sandiwara, sinetron. Forum diskusi atau hanya tanya jawab sekitar
masalah gizi, pidato (ceramah), spot quiz, cerdas-cermat, dan sebagainya
2). Radio : penyampaian informsi atau pesan-pesan melalui radio juga dapat berbentuk
macam-macam antara lain obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot
dan sebagainya
3). Video : penyampaian informasi atau pesan-pesan gizi dapat melalui vidio
4). Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaiakan pesan-pesan kesehatan
c. Media papan (bill board)
Papan (bill board) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai untuk
menyampaikan pesan-pesan gizi. Media papan disini juga mencakup pesan-pesan yang
ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus/taksi)
12
Hasil penelitian yang ingin melihat metode pengajaran terbaik untuk memperkenalkan
diet Mediterania melalui ceramah di sekolah-sekolah pada anak-anak di Pulau Kreta
menunjukkan bahwa memperkenalkan prinsip-prinsip diet Mediterania kepada anak-
anak melalui edukasi gizi memerlukan inovasi, guru yang antusias dan bermotivasi
tinggi (Kafatos, et all, 2004)
Pendidikan gizi yang dilakukan selama 12 jam pada semua kelas di Sekolah
Dasar Dong Bu, menemukan bahwa sebelum pendidikan gizi dilakukan terdapat 22,8%
siswa dari kelompok status gizi normal, 42,2% siswa dari kelompok obes dan 40%
siswa dari kelompok kurus memiliki persepsi yang salah tentang tubuh mereka. Setelah
spendidikan gizi dilakukan ternyata terdapat 80,5% siswa dari kelompok kurus, 94,3%
siswa dari kelompok normal dan 97,9% siswa dari kelompok obes telah memiliki
persepsi yang benar tentang tubuh mereka. Sebagai dampak dari pendidikan yang
dilakukan, subjek penelitian dalam hal ini adalah anak sekolah dasar, memiliki gaya
hidup yang lebih baik. Siswa yang beraktivitas fisik lebih dari 3 kali seminggu
mengalami peningkatan pada semua kelompok. Kebiasaan makan, cara memilih
jajanan serta frekuensi jajan juga membaik bila dibandingkan sebelum pendidikan gizi
dilakukan. hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan gizi dapat
memperbaiki kebiasaan makan pada anak sekolah dasar (Her ES, Lee SG, Park HJ,
Lee KH, 2005)
Program pendidikan gizi yang berfokus pada pengurangan asupan gula yang
diaplikasikan menggunakan teori kognitif social ternyata efektif untuk meningkatkan
pengetahuan gizi, kebiasaan makan pada siswa sekolah dasar. Pendidikan gizi yang
dilakukan pada masa anak-anak secara signifikan berpengaruh pada kesehatan individu
sepanjang usia dan mencegah terjadinya penyakit degenerative. Sehingga studi ini
menyarankan pentingnya program pendidikan gizi berbasis teori yang dilaksanakan
secara sistematis dan konsisten pada anak sekolah dasar (Yun SK, Min JL, 2011)
Pemilihan makanan yang buruk pada anak-anak berkontribusi pada obesitas
dan penyakit degenerative pada masa remaja dan dewasa. Pola dan perilaku makan
yang terbentuk pada masa anak-anak sulit untuk diubah pada saat dewasa. Pendidikan
gizi pada anak sekolah dasar dapat memberikan anak-anak informasi dan keterampilan
untuk memilih makanan yang sehat serta membentuk perilaku makan yang baik. Pada
13
penelitian cross sectional yang dilakukan pada 17 sekolah dasar di Oregon, Amerika
Serikat, dengan melibatkan 106 guru, menemukan bahwa 97% responden menyatakan
bahwa pendidikan gizi penting dilakukan di sekolah dasar, 53% menyatakan bahwa
pendidikan gizi dapat memperbaiki pemilihan makan pada anak dalam jangka panjang
serta 16% menyatakan bahwa pendidikan gizi dapat memperbaiki pemilihan makan
dalam jangka pendek. Para guru mencatat beberapa hambatan pada pendidikan gizi di
sekolah yaitu bersaing dengan kegiatan akademik utama (52%), kurangnya waktu yang
tersedia (48%), tidak tersedianya kurikulum yang sesuai (36%) dan lingkungan sekolah
serta rumah yang tidak memperkuat apa yang telah diajarkan di kelas. Guru-guru
tersebut memilih pendidikan gizi diintegrasikan pada pembelajaran matematika, sains
dan kurikulum bahasa inggris (54%) serta mencakup perbaikan kantin sekolah (70%)
dan partisipasi orang tua (53%). Sebagai kesimpulan, penyebab gagalnya pendidikan
gizi di sekolah adalah kurang tersedianya waktu dan biaya untuk mengajarkan
pendidikan gizi secara khusus. Mempertahankan focus dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan gizi pada mata pelajaran termasuk dukungan dari
lingkungan sekolah dan lingkungan rumah, merupakan cara untuk meningkatkan
keberhasilan pendidikan gizi pada anak sekolah dasar (Perera T, et al, 2015)
14
g. Landasan Teori dan Kerangka Konseptual
Mediator terkait
potensi personal
Motivasional
Preverensi
Risiko, kepedulian
Keuntungan
Pengendalian
diri/barriers
Mediator aksi
Pengetahuan Kepedulian sosial
Keterampilan makanan terkait makanan
dan nutrisi dan gizi
Keterampilan mengatur
diri sendiri
Pendidikan Gizi
Perilaku makan
Strategi
Intension Aktivitas
Durasi
Intensitash. perilaku sedentary
Implementasi
i.
15
Kerangka Konseptual
Pendidikan Gizi
pada siswa
Pendidikan Gizi
pada Guru
Need Assesment
Siswa (survey awal) Materi Pendidikan Pengetahuan dan
Guru (FGD) Gizi berbasis Pola Makan Siswa
Lingkungan sekolah Pendidikan Gizi
(observasi) pada ortu siswa
Pendidikan Gizi
pada lingkungan
Sekolah
j. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat perbedaan pengetahuan gizi siswa MIN 1 Kota di Kota Makassar pada
saaat sebelum dan setelah diberikan pendidikan gizi
2. Terdapat perbedaan pola makan siswa MIN 1 Kota Makassar pada saaat sebelum
dan setelah diberikan pendidikan gizi
k. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pada lingkup gizi masyarakat. Desain penelitian ini
adalah eksperimen dengan non randomized pre-post test design untuk mengetahui
pengaruh pendidikan gizi berbasis sekolah terhadap pengetahuan dan pola makan
siswa MI di Kota Makassar. Penelitian ini akan dilakukan di MIN 1 Kota Makassar
pada tanggal 1 Maret sampai 30 April 2020. MIN 1 Kota Makassar dipilih sebagai
tempat penelitian karena merupakan madrasah percontohan di Kota Makassar.
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 4-6 MIN 1 Kota Makassar. Sampel
penelitian adalah siswa kelas 4-6 MIN 1 Kota Makassar. Cara pengambilan sampel
17
dilakukan secara total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner
pengetahuan dan kuesioner FFQ-Semi Quantitatif untuk mengukur pola makan
responden. Kuesioner pengetahuan akan divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan
sedangkan kuesioner FFQ-SQ adalah kuesioner standar. Data yang dikumpulkan
kemudian diolah menggunakan manajemen data terstandar dengan SPSS. Data
kemudian dianalisis secara univariat dan bivariate. Analisis univariat dilakukan untuk
menggambarkan karakteristik responden, pengetahuan dan pola makan responden
sebelum dan setelah pemberian pendidikan gizi berbasis sekolah. Analisis bivariate
dilakukan untuk melihat perbedaan antara pengetahuan dan pola makan responden
pada pre dan post test sekaligus menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Uji yang
digunakan adalah uji t berpasangan (uji beda) apabila datanya terdistribusi normal dan
uji wilcoxon (alternative) apabila datanya terdistribusi tidak normal. Signifikansi yang
ditetapkan adalah nilai p<0,05.
l. Jadwal Penelitian
Maret April
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Need Assesment pada siswa (base line/pretes)
Need Assesment pada guru
Observasi lingkungan sekolah
Pengolahan data
Pengembangan bahan pendidikan gizi
Pendidikan gizi pada siswa
Pendidikan gizi pada guru
Pendidikan gizi pada ortu siswa
Pemasangan poster di lingkungan sekolah
Pengukuran end line/post test
Pengolahan data
m. Daftar Pustaka
18
Almatsier, S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Amalia L, Endro OP dan Damanik RM. (2012). Preferensi dan Frekuensi Konsumsi Makanan
Jajanan pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Jurnal
Gizi dan Pangan, 119-126.
Basdevan A, Boule D and Borys JM. (1999). Who Should be Educated? Education Strategies :
Could Children Educate Their Parents? International Journal of Obesity, s10-s13.
Bunchan DS, e. a. (2019). A Feasibility Study With Process Evaluation of A Teacher Led
Resource to Improve Measure of Child Health. PloSOne.
Candra AA, Setiawan B, Rizal M. (2013). Pengaruh Pemberian Makanan Jajanan, Pendidikan
Gizi dan Status Anemia pada Siswa Sekolah Dasar. Journal Gizi dan Pangan, 103-
108.
Februhartanty. (2005). Nutrition Education : It has never been an Easy Case for Indonesia.
Food and Nutrition Buletin, 267-274.
Fitri, R. (2017). Hubungan Kadar Yodium pada Garam Dapur Dengan Kejadian Gondok
pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta Bakti Tunggul Hitam Kecamatan Koto
Tengah Kota Padang. Padang: FK Universitas Andalas.
Hendratmoko, V. (2009). Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Siswa SD dan MI dari
Keluarga Nelayan di Desa Kronji, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Lamongan Jawa
Timur. Surabaya: Tesis Universitas Airlangga.
Her ES, Lee SG, Park HJ, Lee KH. (2005). Effect-Evaluation on Nutrition Education in
Related Curriculums For Elementary School Children : Focused on Change of Dietary
Habits. Korean Journal of Community Nutrition, 795-804.
Kustriyani M, et al. (2017). Prosiding Seminar Nasional dan Internasional. Semarang: LPPM
Unismuh .
Madanijah, S. (2004). Pendidikan Gizi . In Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Park You-Hwa, et al. (2006). A Survey on Practice of Nutrition Education and Perception For
Implementing Nutrition Education by Nutrition Teacher in Elementary School. Journal
of Nutritional and Health, 403-416.
19
Perera T, et al. (2015). Nutrition Education in U.S Elementary School : Challenges and
Opportunities. Journal of Education and Practice, 41-50.
rahmah, S. N. (2014). Hubungan Pola Konsumsi pangan Sumber Zink Dengan Kadar Zink
Anak Sekolah di SD Cambaya. Retrieved from Repository Unhas:
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/10583
Riyadi, H. (1992). Hubungan Seng Serum Dengan Hambatan Pertumbuhan pada Anak
Sekolah Dasar. Bogor: Program Pasca Sarjana IPB.
Sasongko, A. (2017, Januari 17). Memahami Istilah Madrasah. Retrieved 11 22, 2019, from
Khasanah.
Susilowati Herman, dkk. (2009). Studi Masalah Gizi Mikro di Indonesia : Perhatian Khusus
pada KVA, Anemia dan seng. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan.
Wahyuni, Benni Soegianto, Luki Mundiastuti. (2005). Validitas Tes Kecap Smith dalam
Penentuan Status Seng Kualitatif pada Anak SD di SD An Najiyyah Kec Wonolulu dan
MI At Tauhid Kecamatan Wonolulu Kota Surabaya. Surabaya: Risbinkes Akademi
Gizi Surabaya.
Yun SK, Min JL. (2011). Effect of Nutrition Education Through Social Cognitive Theory in
Elementary School Students Focusing on The Nutrition Education of Sugar Intake. The
Korean Society of Food and Nutrition.
20
n. Curiculum Vitae
Nama : Syarfaini,SKM,M.Kes
Agama : Islam
Telp./Faks. : 081342585758
21
PELATIHAN PROFESIONAL
2010 Pelatihan Lesson Study Bagi Dosen UIN Alauddin Makassar 2 hari
2010 Pelatihan Desain Instrumen bagi Dosen UIN Alauddin Makassar 2 hari
UIN Alauddin Makassar
PENGALAMAN MENGAJAR
- Dasar-dasar Gizi Strata Satu (S1) UIN Alauddin Makassar Ganjil (III) TA 2008/2009-
- Ekologi pangan dan Fakultas Ilmu Sekarang
Gizi Kesehatan /Kesmas
Magang Gizi kesmas Strata Satu (S1) FIK UIN Alauddin Ganjil (VII) TA
Makassar/Gizi/Kesmas 2008/2009- Sekarang
Dasar-Dasar Kulinari Strata Satu (S1) FIK UIN Alauddin Genap (IV) TA
Makassar/Gizi/Kesmas 2008/2009- Sekarang
- Penentuan Status Strata Satu (S1) FIK UIN Alauddin Genap (VI) TA
Gizi Makassar/Gizi/Kesmas 2008/2009- Sekarang
- Epidemiologi Gizi
- Gizi Daur Hidup Strata Satu (S1) FIK UIN Alauddin Ganjil (VII) TA
- PIEP Gizi Makassar/Gizi/Kesehatan 2009/2010- sekarang
- Manaj.Layanan Mkn Masyarakat
Institusi
BAHAN AJAR
22
( cetak dan Akademik.
noncetak)
- Dasar-dasar Gizi Strata Satu (S1) Non Cetak Ganjil (III) TA 2008/2009-
- Ekologi pangan dan Gizi Sekarang
Magang Gizi kesmas Strata Satu (S1) Non Cetak Ganjil (VII) TA 2008/2009-
Sekarang
- Penentuan Status Gizi Strata Satu (S1) Non Cetak Genap (VI) TA
- Epidemiologi Gizi 2008/2009- Sekarang
- Gizi Daur Hidup Strata Satu (S1) Non Cetak Ganjil (VII) TA 2009/2010-
- PIEP Gizi sekarang
- Manaj.Layanan Mkn
Institusi
PENGALAMAN PENELITIAN
KARYA ILMIAH*
A. Buku/Bab Buku/Jurnal
23
Tahun
Judul Penerbit/Jurnal
2005 Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Jurnal Kesehatan Fakultas Ilmu
Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Kesehatan UIN Alauddin Makassar
Negeri 10 Ela-Ela Kabupaten Bulukumba Vol.2 edisi 3 2009
2009 Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Jurnal Kesehatan Masyarakat Al-
Ibu tentang Surat Al-Baqarah Ayat 233 dengan Shiha. Program Studi Kesehatan
Status Gizi Balita di Wilayah Binaan Rumah Masyarakat Fak.Ilmu Kesehatan UIN
Zakat Indonesia. Alauddin Makassar Vol 1 No.1 2009
2009 Hubungan Asupan Makanan dengan anemia Jurnal Kesehatan Masyarakat Al-
defesiensi besi Pada Santriawati SMU Pondok Shiha. Program Studi Kesehatan
Pesantren Modern Rahmatul Asri Masyarakat Fak.Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar Vol 1 No.1 2009
Kab.Enrekang
2010 Faktor yang berhubungan dengan Pola Jurnal Kesehatan Fakultas Ilmu
Pengasuhan Gizi pada Anak Balita di Kesehatan UIN Alauddin Makassar
Kecamatan Tapalang Kab.Mamuju Vol.III NO.6 / 2010
Prop.Sulawesi Barat
2012 Hubungan kebiasaan Merokok dengan Kadar Jurnal Kesehatan Fakultas Ilmu
Hemoglobin Siswa Kelas X dan Kelas XI SMA Kesehatan UIN Alauddin Makassar
Negeri 10 makassar Tahun 2012 Vol.VI NO.1 / 2013
2013 Pola Asuh umum dan Pola Asuh dalam Al-Sihah The Public Health Science
perspektif Islam Terhadap Status Gizi Balita Journal Volume V No.1. ISSN 2086-
Etnik makassar di Kelurahan Pallantikang 2040
Kec.Bantaeng Kab.bantaeng tahun 2013
B. Makalah/Poster
Tahun
Judul Penyelenggara
2009 Obesitas Pada Anak Fakultas .Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar
2009 Kurang Energi Protein (KEP) Pada Balita Fakultas .Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar
2010 Gizi dan produktivitas kerja Fakultas .Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar
24
2011 Asupan Makanan dan Defesiensi Besi Pada Fakultas .Ilmu Kesehatan UIN
Remaja Alauddin Makassar
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Tahun
Judul Penerbit/Jurnal
2008 Editor; Panduan Penulisan Skripsi Fakultas .Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Panitia/peserta/
Judul Kegiatan Penyelenggara
pembicara
2007 International Seminar,Halal Science FKM UNHAS Makassar Peserta
2008 Seminar Nasional, Tubuh Anda adalah FKM UNHAS Makassar Peserta
Dokter yang Terbaik
25
2009 Seminar, Kesehatan dan Reproduksi Dharma Wanita Peserta
Persatuan (DWP)
UNHAS Makassar
2012 Seminar Nasional “Kampus Tanpa Rokok FIKES UIN ALAUDDIN Panitia
Makassar
2012 Seminar Nasional Peran Wanita dalam FIKES UIN ALAUDDIN Panitia
Peningkatan Derajat kesehatan Makassar
26
2012 Penyuluhan Gizi dalam Konsep Islam Kelurahan Lanna’ Kec.Parangloe
kab.Gowa
2012 Penyuluhan Gizi Pada Remaja dan Manula Kelurahan Lanna’ Kec.Parangloe
kab.Gowa
2013 Penyuluhan Faktor Risiko Obesitas Pada remaja Desa Lonjoboko Kec.Parangloe
kab.Gowa
2009-sekarang Seminar dan Skripsi Pembimbing dan Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi
Penguji Kesehatan Masyarakat UIN
27
Alauddin Makassar
PENGHARGAAN/PIAGAM
Tahun
Bentuk Penghargaan Pemberi
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan
apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Yang menyatakan,
Syarfaini,S.KM,M.Kes
1. Identitas diri
28
1 NamaLengkap (dengan gelar) Yessy Kurniati, SKM, M.Kes
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19850227 201903 2 006
5 NIDN 0927028502
6 Tempat dan Tanggal Lahir Bima, 27 Februari 1985
7 E-mail yessy.kurniati@gmail.com
9 Nomor Telepon/HP 085 243 986 661
10 Alamat Kantor Kampus 2 UIN Alauddin Samata
11 Nomor Telepon/Faks
1 Biomedik 1
2. Biokimia Gizi
3. Pelayanan Kesehatan Islami
12. Mata Kuliah yg Diampu
4.
5.
6.
2. Riwayat Pendidikan
29
3. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir
3 Kajian Pustaka : Peran Zink pada Depresi Media Gizi Mikro 2017
Post partum Indonesia 9, 11-22
31
Pemakalah Seminar Ilmiah dalam 5 tahun terakhir
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.
32
o. Rincian Biaya
orang jam Rp
1 Ketua Peneliti ( 1 org) 80 Rp 4,800,000
(OJ) 60,000
orang jam Rp
3 Anggota Peneliti ( 2 org) 80 Rp 3,200,000
(OJ) 40,000
orang jam Rp
4 Pembantu Peneliti ( 1 org) 80 Rp 2,000,000
(OJ) 25,000 Rp
Rp 21,080,000
5 Petugas survey 250 responden Rp 2,000,000
8,000
Petugas Lapangan (5 org x orang hari Rp
6 75 Rp 6,000,000
15 hari) (OH) 80,000
orang kali
7 Pengolah Data 2 Rp 1,540,000 Rp 3,080,000
(OK)
ATK 9 keg Rp 750,000 Rp 6,750,000
Konsumsi 9 keg Rp 2,500,000 Rp 22,500,000
Adm, Rp
9 Penggandaan,Fotocopy, 32,250,000
Pencetakan, Materai, surat 1 keg Rp 3,000,000 Rp 3,000,000
menyurat, dokumentasi,
dll
Rp
10 Biaya Perjalanan Dinas 1 paket Rp 20,000,000 Rp 20,000,000
20,000,000
Rp
JUMLAH BERSIH
73,330,000
33