Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL RISET BERBASIS KELUARAN

PUSLITBANG PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI BERBASIS SEKOLAH


TERHADAP PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN SISWA
MADRASAH IBTIDAIYYAH DI KOTA MAKASSAR

DIAJUKAN OLEH :

AZRIFUL, SKM, M.KES


SYARFAINI, SKM, M.KES
YESSY KURNIATI, SKM, M.KES

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019

1
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI BERBASIS SEKOLAH TERHADAP
PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH DI
KOTA MAKASSAR

a. Latar Belakang Masalah


Dalam Al Qur’an Surah Annisa ayat 9, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman
“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka
meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada
Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”. Imam Nawawi mengingatkan bahwa
yang dimaksud dengan keturunan yang lemah yaitu generasi yang lemah dalam hal
ekonomi, ilmu pengetahuan, keagamaan dan akhlak
Berkaitan dengan ayat tersebut, anak-anak yang perlu mendapat perhatian
utamanya adalah siswa sekolah dasar. Pada fase ini, siswa sekolah dasar tengah
mengalami pertumbuhan dan perkembangan penting dalam hidup mereka. Sehingga
sangat perlu untuk memastikan mereka tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
yang sehat. Baik itu lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah.
Salah satu upaya untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat adalah
dengan mengadakan pendidikan gizi di sekolah. Pendidikan gizi itu sendiri adalah
pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang
diperlukan dalam meningkatkan perbaikan pangan dan status gizi (Madanijah, 2004).
Dalam pendidikan gizi diberikan pengajaran tentang bagaimana cara makan yang baik
untuk dapat hidup sehat. Hal tersebut seperti apa yang diperintahkan Allah dalam QS
Al Baqarah ayat 168 “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan,
karena sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
Pendidikan gizi pada anak usia sekolah merupakan upaya yang strategis. Anak
usia sekolah dalam pertumbuhan dan perkembangannya masih mudah menerima
masukan, bimbingan dan arahan (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan gizi di sekolah
mempunyai beberapa keuntungan diantranya adalah anak-anak mempunyai pikiran
yang terbuka dibanding orang dewasa dan pengetahuan yang diterima dapat menjadi

2
dasar bagi pembinaan kebiasaan makan anak. Melalui pendidikan gizi di sekolah
diharapkan anak mempunyai pengetahuan, sikap dan cara praktek yang baik juga dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya untuk merubah kebiasaan makan yang salah
menjadi kebiasaan makan yang baik dan benar (Zulaekah, 2012). Pemilihan makanan
yang buruk pada anak-anak berkontribusi pada obesitas dan penyakit degenerative
pada masa remaja dan dewasa. Pola dan perilaku makan yang terbentuk pada masa
anak-anak sulit untuk diubah pada saat dewasa. Pendidikan gizi pada anak sekolah
dasar dapat memberikan anak-anak informasi dan keterampilan untuk memilih
makanan yang sehat serta membentuk perilaku makan yang baik (Perera T, et al, 2015)
Beberapa penelitian yang telah dilakukan pada berbagai negara menemukan
bahwa pendidikan gizi dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah gizi pada
anak sekolah dasar. Di Iran, sebuah penelitian dilakukan untuk melihat efektifitas
edukasi gizi terhadap penurunan berat badan anak-anak obesitas. Hasilnya
menunjukkan bahwa setelah menjalani 1 jam sesi edukasi gizi dengan metode ceramah
tentang cara dan manfaat melakukan aktivitas fisik secara teratur setiap hari dan
manfaat dari konsumsi makanan bergizi selama empat bulan menunjukkan bahwa
anak-anak tersebut mengalami penurunan berat badan. Indeks Massa Tubuh anak-anak
tersebut menurun secara signifikan setelah penelitian. Rasio lingkar pinggang (WC)
dan lingkar pinggul (HC) meningkat secara signifikan (Hashemipour, et all, 2012).
Di Korea, pendidikan gizi yang dilakukan selama 12 jam pada semua kelas di
Sekolah Dasar Dong Bu, menemukan bahwa sebelum pendidikan gizi dilakukan
terdapat 22,8% siswa dari kelompok status gizi normal, 42,2% siswa dari kelompok
obes dan 40% siswa dari kelompok kurus memiliki persepsi yang salah tentang tubuh
mereka. Setelah spendidikan gizi dilakukan ternyata terdapat 80,5% siswa dari
kelompok kurus, 94,3% siswa dari kelompok normal dan 97,9% siswa dari kelompok
obes telah memiliki persepsi yang benar tentang tubuh mereka. Sebagai dampak dari
pendidikan yang dilakukan, subjek penelitian dalam hal ini adalah anak sekolah dasar,
memiliki gaya hidup yang lebih baik. Siswa yang beraktivitas fisik lebih dari 3 kali
seminggu mengalami peningkatan pada semua kelompok. Kebiasaan makan, cara
memilih jajanan serta frekuensi jajan juga membaik bila dibandingkan sebelum
pendidikan gizi dilakukan. hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan gizi
3
dapat memperbaiki kebiasaan makan pada anak sekolah dasar (Her ES, Lee SG, Park
HJ, Lee KH, 2005)
Program pendidikan gizi yang berfokus pada pengurangan asupan gula yang
diaplikasikan menggunakan teori kognitif social ternyata efektif untuk meningkatkan
pengetahuan gizi, kebiasaan makan pada siswa sekolah dasar. Pendidikan gizi yang
dilakukan pada masa anak-anak secara signifikan berpengaruh pada kesehatan individu
sepanjang usia dan mencegah terjadinya penyakit degenerative. Sehingga studi ini
menyarankan pentingnya program pendidikan gizi berbasis teori yang dilaksanakan
secara sistematis dan konsisten pada anak sekolah dasar (Yun SK, Min JL, 2011)
Di Indonesia, beberapa studi juga menunjukkan manfaat pendidikan gizi bagi
anak sekolah dasar. Salah satu studi membuktikan bahwa pendidikan gizi yang
dilakukan pada anak usia sekolah efektif untuk mengubah pengetahuan dan sikap
terhadap makanan. Anak usia sekolah lebih mudah untuk mengubah perilaku
dibandingkan dengan orang dewasa (Februhartanty, 2005). Studi lain menunjukkan
bahwa rata-rata pengetahuan gizi subjek sebelum dan setelah intervensi pemberian
pendidikan gizi adalah sebesar 47,53% (kurang) dan 67,59% (baik). Pengetahuan gizi
subjek mengalami peningkatan sebesar 20,06%. Berdasarkan hasil uji statistic terdapat
perubahan pengetahuan gizi yang signifikan antara sebelum dan setelah intervensi. Hal
ini menunjukkan bahwa intervensi pendidikan gizi yang diberikan selama sebelas hari
memberikan pengaruh terhadap pengetahuan subjek (Candra AA, Setiawan B, Rizal
M, 2013)
Madrasah berasal dari Bahasa Arab yang berarti tempat belajar. Dalam Bahasa
Indonesia madrasah dapat dipadankan dengan kata sekolah (Sasongko, 2017).
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan Agama Islam yang terdiri dari enam tingkat pada
enam jenjang pendidikan dasar (RI, 2015)
MI sendiri juga memiliki beberapa masalah gizi. Pada penelitian tentang factor
yang mempengaruhi status gizi siswa SD dan MI dari keluarga nelayan di Desa Kronji,
Kecamatan Pacitan, Kabupaten Lamongan Jawa Timur ditemukan bahwa sebagian
besar responden (53,3%) mengalami stunting, memiliki kebiasaan jajan (98,3%) dan
pengetahuan gizi pada level sedang (46,7%) (Hendratmoko, 2009). Sedangkan pada
4
penelitian yang dilakukan pada siswa MI Swasta Bakti Tunggal Hitam ditemukan
bahwa 50,8% siswa yang menjadi responden pada penelitian tersebut mengalami
penyakit gondok (Fitri, 2017).
Berdasarkan berbagai literature yang telah dikaji, ternyata siswa MI memiliki
masalah gizi yang sama dengan anak sekolah dasar pada umumnya. Sayangnya belum
ada upaya untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya melalui pendidikan gizi. Di
Makassar sendiri belum ada penelitian yang melihat intervensi pendidikan gizi pada
MI. Sehingga pengusul tertarik untuk melihat bagaimana pengaruh pendidikan gizi
berbasis sekolah terhadap pengetahuan dan pola makan siswa MI di Kota Makassar.
Diharapkan dengan melakukan pendidikan gizi berbasis sekolah, maka siswa MI di
Kota Makassar akan memiliki pengetahuan gizi dan pola makan yang baik
b. Permasalahan Penelitian
Menjaga generasi pewaris agar tidak lemah merupakan perintah Allah
Subhanahu Wata’ala. Bentuk penjagaan yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan pendidikan yang dibutuhkan oleh anak-anak. Termasuk diantaranya
adalah pendidikan gizi. Siswa MI memiliki berbagai masalah gizi yang sebenarnya
dapat diselesaikan dengan memberikan pendidikan gizi kepada mereka. Sayangnya
belum ada penelitian yang melihat bagaimana pengaruh pendidikan gizi tersebut pada
siswa MI
c. Perumusan Permasalahan
Siswa MI memiliki berbagai masalah gizi sebagaimana anak sekolah dasar
pada umumnya. Mereka ada yang menderita stunting, gondok, memiliki kebiasaan
pola makan dan pola jajan yang buruk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah gizi tersebut adalah dengan memberikan pendidikan gizi. Karena
pendidikan gizi yang dilakukan pada anak usia sekolah merupakan upaya strategis
untuk membentuk pengetahuan dan pola makan yang baik pada anak. Di Kota
Makassar sendiri belum ada penelitian yang melihat pengaruh pendidikan gizi pada
siswa MI. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang melihat pengaruh pendidikan gizi
berbasis sekolah terhadap pengetahuan dan pola makan siswa MI di Kota Makassar

5
d. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan gizi berbasis sekolah terhadap
pengetahuan dan pola makan siswa MI di Kota Makassar
Tujuan Khusus
1. Mendapatkan gambaran pengetahuan gizi siswa MI di Kota Makassar sebelum
diberikan pendidikan gizi
2. Mendapatkan gambaran pola makan siswa MI di Kota Makassar sebelum diberikan
pendidikan gizi
3. Mendapatkan gambaran pengetahuan gizi siswa MI di Kota Makassar setelah
diberikan pendidikan gizi
4. Mendapatkan gambaran pola makan siswa MI di Kota Makassar setelah diberikan
pendidikan gizi
5. Mengetahui perbedaan pengetahuan gizi siswa MI di Kota Makassar pada saaat
sebelum dan setelah diberikan pendidikan gizi
6. Mengetahui perbedaan pola makan siswa MI di Kota Makassar pada saaat sebelum
dan setelah diberikan pendidikan gizi
e. Luaran Penelitian
1. Laporan penelitian
2. Artikel Ilmiah yang dimuat di Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
(terakreditasi A)
3. Artikel Ilmiah yang dimuat di Jurnal Pengabdian Panrita Abdi (SINTA 5)
f. Kajian Pustaka
1. Tinjauan tentang pendidikan gizi

Pendidikan atau penyuluhan gizi adalah pendekatan edukatif untuk menghasilkan


perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam meningkatkan perbaikan pangan
dan status gizi (Madanijah, 2004). Pendidikan gizi adalah berbagai kombinasi dari
strategi pendidikan yang didesain untuk memfasilitasi perubahan secara sukarela
terhadap pemilihan makanan dan perilaku terkait gizi lainnya untuk mencapai
kesehatan dan kehidupan yang lebih baik (Contento et all, 1995). Definisi lain

6
menyatakan bahwa pendidikan gizi adalah suatu kombinasi keahlian ilmu gizi dan
ketrampilan psikologi yang disampaikan oleh seorang ahli gizi yang terlatih. Ahli gizi
yang akan melakukan pendidikan gizi harus memahami dan mengerti bagaimana cara
menyampaikan suatu informasi gizi tanpa mengesampingkan faktor kepribadian
seseorang (Snetselaar,1997). Menurut Notoatmojo (1997) Pendidikan gizi adalah usaha
atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan perilaku mereka dalam mencapai status gizi yang lebih
baik. Upaya pencapaian tujuan pendidikan gizi tidak terlepas dari proses belajar dan
memerlukan orang lain yang mempunyai ketrampilan dalam bidang gizi.
Masalah gizi timbul karena ketidaktahuan responden dan kurangnya informasi
mengenai gizi. Terbentuknya perilaku yang baru dari pengetahuan terhadap stimulasi
berupa materi atau objek terhadap sesuatu yang akan menimbulkan pengetahuan baru
pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulan respon yang lebih jauh yaitu berupa
tindakan. Namun pengetahuan yang cukup tidak menjamin seseorang berperilaku yang
sama seperti yang diketahui (Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan ,
2010). Pendidikan diberikan untuk menambah pengetahuan karena pengetahuan
merupakan mediator perubahan. Pendidikan memudahkan seseorang atau masyarakat
untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya
hidup sehari-hari. (Atmarita, 2004)
Pendidikan gizi berfokus terhadap peningkatan kesehatan dan solusi fasilitas.
Pendidikan tidak sinonim dengan diseminasi informasi. Kata tersebut berasal dari
Bahasa latin yaitu educare yang berarti membesarkan atau mengarahkan keluar, yang
bisa terlihat sebagai sebuah proses yang tidak hanya menyediakan pengetahuan,
informasi dan keterampilan tapi juga mendukung pengembangan, pertumbuhan dan
perubahan (Contento, et all, 1995)
Pendidikan gizi termasuk di dalam pendidikan kesehatan yang terdiri dari tiga
dimensi antara lain : dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau
aplikasinya dan dimensi tingkat pelayanan gizi, yang dari ketiganya menunjang dalam
keberhasilan pelaksanaan pendidikan gizi. Intervensi perilaku dalam pendidikan gizi
juga memperhitungkan tiga faktor yaitu faktor pendukung, faktor pendorong serta
faktor predisposisi (Notoatmojo,1997)
7
Pendekatan dan strategi dari ketiga faktor-faktor tersebut berbeda-beda, dari
perbedaan tersebut dikembangkan sebagai sub disiplin ilmu sebagai bagian dari
pendidikan kesehatan seperti ilmu komunikasi, ilmu sosiologi, ilmu psikologi dan
sebagainya (Notoatmojo,1997). Prinsip pendidikan gizi adalah proses belajar yang
dalam penyampaian materi meliputi sumber materi, materi pesan dan penerima materi.
Sumber pesan, yaitu pembicara harus mengerti materi yang akan disampaikan, dan
dapat menarik perhatian penerima pesan, berbicara jelas dan dapat memahami siapa
yang dihadapi.
Materi pesan yaitu pesan yang akan disampaikan dan dituangkan dalam bentuk
materi penyuluhan yang harus disesuaikan dengan pola hidup penerima pesan dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Penerima pesan adalah sasaran
penyuluhan dimana banyak sedikitnya pesan yang diterima tergantung pengetahuan,
ketrampilan dan minat sasaran. Sumber pesan selain melalui pembicara sebagai
penyampai, juga dapat melalui media, elektronik, buku bacaan, leaflet serta modul.
Media yang digunakan sebagai penyampai pesan haruslah mudah dimengerti
(Machfoedz dan Suryani, 2009)
Media pendidikan gizi pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA).
Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel)
yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Alat-alat tersebut dapat mempermudah
penerimaan pesan-pesan gizi dan kesehatan (Machfoedz dan Suryani, 2009)
Berdasarkan fungsinya media tersebut terbagi menjadi tiga (Machfoedz dan Suryani,
2009), yaitu :
a. Media Cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan gizi sangat bervariasi
antara lain
1). Booklet : ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan dalam bentuk buku,
baik tulisan maupun gambar
2). Leaflet : ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan melalui lembaran
yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi
3). Flyer (selebaran) : ialah seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan

8
4). Flip chart (lembar balik) : ialah media penyampaian pesan atau informasi-informasi
dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku (halaman) berisi gambar
peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan
gambar tersebut
5). Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, yang membahas masalah
gizi
6). Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau informasi, yang biasanya
ditempel di tembok-tembok, atau di tempat-tempat umum
7). Foto yang mengungkapkan informasi-informasi gizi
b. Media Elektronik
Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan jenisnya berbeda-
beda, antara lain:
1). Televisi : penyampaian pesan atau informasi-informasi gizi melalui media televisi
dapat dalam bentuk, sandiwara, sinetron. Forum diskusi atau hanya tanya jawab sekitar
masalah gizi, pidato (ceramah), spot quiz, cerdas-cermat, dan sebagainya
2). Radio : penyampaian informsi atau pesan-pesan melalui radio juga dapat berbentuk
macam-macam antara lain obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot
dan sebagainya
3). Video : penyampaian informasi atau pesan-pesan gizi dapat melalui vidio
4). Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaiakan pesan-pesan kesehatan
c. Media papan (bill board)
Papan (bill board) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai untuk
menyampaikan pesan-pesan gizi. Media papan disini juga mencakup pesan-pesan yang
ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus/taksi)

2. Masalah gizi pada anak sekolah dasar/MI


Fase usia sekolah membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk
menunjang masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Kebutuhan tubuh akan energy
jauh lebih besar dibandingkan usia sebelumnya. Karena anak sekolah lebih banyak
melakukan aktivitas fisik seperti bermain, berolah raga atau membantu orang tua
(Almatsier, 2003)
9
Anak tidak mengerti tentang kandungan zat gizi makanan dan pengaruh zat gizi
bagi kesehatan. Seseorang yang tidak mengerti zat gizi apa saja yang terkandung
dalam makanan akan sulit memilih makanan yang tepat untuk dikonsumsi serta
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi optimal bagi tubuh (Sartika, 2011)
Pola makan anak usia sekolah cenderung tinggi makanan jajanan dan rendah buah dan
sayuran (Almatsier S, 2011). Jajanan yang paling sering dikonsumsi anak sekolah
adalah makanan yang digoreng, minuman dan kue, sedangkan buah dikonsumsi
dengan frekuensi sedang (Amalia L, Endro OP dan Damanik RM, 2012)
Pada penelitian tentang factor yang mempengaruhi status gizi siswa SD dan MI
dari keluarga nelayan di Desa Kronji, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Lamongan Jawa
Timur ditemukan bahwa sebagian besar responden (53,3%) mengalami stunting,
memiliki kebiasaan jajan (98,3%) dan pengetahuan gizi pada level sedang (46,7%)
(Hendratmoko, 2009). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan pada siswa MI
Swasta Bakti Tunggal Hitam ditemukan bahwa 50,8% siswa yang menjadi responden
pada penelitian tersebut mengalami penyakit gondok (Fitri, 2017). Hadi riyadi di tahun
1992, menemukan bahwa 27,5% anak sekolah mengalami defisiensi zink.(Riyadi,
1992). Demikian pula yanng ditemukan oleh Wahyuni, dkk di tahun 2005.
Berdasarkan tes kecap Smith, ditemukan sekitar 56,2% anak sekolah yang diteliti
mengalami defisiensi zink (Wahyuni, Benni Soegianto, Luki Mundiastuti, 2005). Di
Tahun 2009, Susilowati menemukan bahwa prevalensi defisiensi zink pada anak balita
rata-rata 36,1% dengan kisaran 11,7%-46,6% (Susilowati Herman, dkk, 2009). Di
Tahun 2014, Nur Rahmah menemukan bahwa 54,8% anak SDN Cambaya Ujung
Tanah Mengalami Defisiensi zink(rahmah, 2014)
Studi yang dilakukan oleh Endah Trisna Ayu di tahun 2014 menemukan bahwa
97,2% anak sekolah di SD Islam Athirah memiliki kebiasaan jajan di sekolah (Endha
Trisna Ayu, Veni Hadju, Aminuddin,2014). Makanan jajanan memang memberikan
kontribusi sekitar 20-31,1% pada pemenuhan kebutuhan energy anak. Sayangnya, data
kejadian luar biasa keracunan pangan yang terjadi di sekolah, sekitar 78,57% menimpa
anak sekolah. Anak sekolah biasa mengkonsumsi snack yang tidak sehat. Snack-snack
yang ada biasanya mengandung pengawet, pemanis buatan, pewarna sintetik dan juga
penyedap (Hilyatul Auliya, Djunaidi M Dachlan, Aminuddin, 2016). Hasil monitoring
10
PJAS yang dikoordinasi oleh Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Produk Pangan, badan
POM RI menunjukkan bahwa dari 1829 sampel produk pangan jajananan anak sekolah
terdapat 5% yang positif mengandung boraks.(Sakinah Amir, Saifuddin Sirajuddin,
Zakaria, 2014). Studi tentang analisis mutu mikrobiologis pada pangan jajanan anak
sekolah di SD kompleks Lariangbangi Makassar menemukan bahwa dari 7 sampel
mengandung total mikroba yang melebihi ambang batas sedangkan untuk mikroba
pathogen Staphylococcus Aureus terdapat dua sampel yang melebihi ambang batas
(Wafiatul Marda, Saifuddin Sirajuddin, Ulfah Najamuddin, 2014). Anak sekolah
memiliki kebiasaan jajan dengan tidak melihat kandungan dari jajanan tersebut
(Kustriyani M, et al, 2017)
3. Pendidikan Gizi pada Anak Sekolah Dasar
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pendidikan gizi
karena merupakan generasi penerus bangsa dan asset pembangunan. Anak usia sekolah
dalam pertumbuhan dan perkembangannya masih mudah menerima masukan,
bimbingan dan arahan (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan gizi di sekolah mempunyai
beberapa keuntungan diantranya adalah anak-anak mempunyai pikiran yang terbuka
dibanding orang dewasa dan pengetahuan yang diterima dapat menjadi dasar bagi
pembinaan kebiasaan makan anak. Melalui pendidikan gizi di sekolah diharapkan anak
mempunyai pengetahuan, sikap dan cara praktek yang baik juga dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya untuk merubah kebiasaan makan yang salah menjadi
kebiasaan makan yang baik dan benar (Zulaekah, 2012)
Sebuah studi menunjukkan bahwa setelah 16 bulan intervensi, pengetahuan dan
sikap gizi seimbang pada siswa kelas 5 dan 6 mempunyai retensi baik. Namun belum
terlihat retensi perilaku ke arah yang positif. Retensi pengetahuan, sikap dan perilaku
gizi seimbang yang baik tersebut ternyata dipengaruhi oleh pendidikan dan pekerjaan
orang tua serta informasi dari guru tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang
Penelitian yang dilakukan untuk melihat efektifitas edukasi gizi terhadap
penurunan berat badan anak-anak obesitas di Iran menunjukkan bahwa setelah
menjalani 1 jam sesi edukasi gizi dengan metode ceramah tentang cara dan manfaat
melakukan aktivitas fisik secara teratur setiap hari dan manfaat dari konsumsi
makanan bergizi selama empat bulan menunjukkan bahwa anak-anak tersebut
11
mengalami penurunan berat badan. IMT anak-anak tersebut menurun secara signifikan
setelah penelitian. Rasio lingkar pinggang (WC) dan lingkar pinggul (HC) meningkat
secara signifikan (Hashemipour, et all, 2012)
Sebuah studi tentang pentingnya pendidikan gizi di sekolah pernah dilakukan di
Korea. Survei yang melibatkan 833 ahli gizi, 808 kepala sekolah dan 3141 guru di
sekolah dari seluruh Negara tersebut menunjukkan bahwa 98,4% kepala sekolah dan
95,5% guru menyatakan bahwa pendidikan gizi sangat penting dilakukan di sekolah,
khusunya pada kelas rendah (Park You-Hwa, et al, 2006)
Intervensi pendidikan gizi dan hidup sehat berbasis sekolah pada siswa usia 6-
12 tahun menemukan bahwa pendidikan gizi berbasis sekolah dapat meningkatkan
pengetahuan siswa tentang gizi seimbang dan kebiasaan makan yang baik. Pendidikan
gizi di sekolah juga berdampak pada kebiasaan makan siswa di rumaahnya termasuk
dalam pemilihan makanan yang baik untuk dikonsumsi dan perlunya aktivitas fisik
(Basdevan A, Boule D and Borys JM, 1999)
Salah satu studi membuktikan bahwa pendidikan gizi yang dilakukan pada anak
usia sekolah efektif untuk mengubah pengetahuan dan sikap terhadap makanan. Anak
usia sekolah lebih mudah untuk mengubah perilaku dibandingkan dengan orang
dewasa (Februhartanty, 2005)
Sebuah studi menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan gizi subjek sebelum
dan setelah intervensi pemberian pendidikan gizi adalah sebesar 47,53% (kurang) dan
67,59% (baik). Pengetahuan gizi subjek mengalami peningkatan sebesar 20,06%.
Berdasarkan hasil uji statistic terdapat perubahan pengetahuan gizi yang signifikan
antara sebelum dan setelah intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi
pendidikan gizi yang diberikan selama sebelas hari memberikan pengaruh terhadap
pengetahuan subjek (Candra AA, Setiawan B, Rizal M, 2013)
Penggunaan informasi kesehatan online yang dikembangkan di sekolah terbukti
meningkatkan pengetahuan guru yang menjadi subjek intervensi. Para guru
memanfaatkan informasi kesehatan online di sekolah untuk meningkatkan status
kesehatan siswanya. Pemberian informasi kesehatan kepada guru dapat menjadi upaya
yang efektif untuk meningkatkan kesehatan orang tua dan siswa (Bunchan DS, 2019)

12
Hasil penelitian yang ingin melihat metode pengajaran terbaik untuk memperkenalkan
diet Mediterania melalui ceramah di sekolah-sekolah pada anak-anak di Pulau Kreta
menunjukkan bahwa memperkenalkan prinsip-prinsip diet Mediterania kepada anak-
anak melalui edukasi gizi memerlukan inovasi, guru yang antusias dan bermotivasi
tinggi (Kafatos, et all, 2004)
Pendidikan gizi yang dilakukan selama 12 jam pada semua kelas di Sekolah
Dasar Dong Bu, menemukan bahwa sebelum pendidikan gizi dilakukan terdapat 22,8%
siswa dari kelompok status gizi normal, 42,2% siswa dari kelompok obes dan 40%
siswa dari kelompok kurus memiliki persepsi yang salah tentang tubuh mereka. Setelah
spendidikan gizi dilakukan ternyata terdapat 80,5% siswa dari kelompok kurus, 94,3%
siswa dari kelompok normal dan 97,9% siswa dari kelompok obes telah memiliki
persepsi yang benar tentang tubuh mereka. Sebagai dampak dari pendidikan yang
dilakukan, subjek penelitian dalam hal ini adalah anak sekolah dasar, memiliki gaya
hidup yang lebih baik. Siswa yang beraktivitas fisik lebih dari 3 kali seminggu
mengalami peningkatan pada semua kelompok. Kebiasaan makan, cara memilih
jajanan serta frekuensi jajan juga membaik bila dibandingkan sebelum pendidikan gizi
dilakukan. hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan gizi dapat
memperbaiki kebiasaan makan pada anak sekolah dasar (Her ES, Lee SG, Park HJ,
Lee KH, 2005)
Program pendidikan gizi yang berfokus pada pengurangan asupan gula yang
diaplikasikan menggunakan teori kognitif social ternyata efektif untuk meningkatkan
pengetahuan gizi, kebiasaan makan pada siswa sekolah dasar. Pendidikan gizi yang
dilakukan pada masa anak-anak secara signifikan berpengaruh pada kesehatan individu
sepanjang usia dan mencegah terjadinya penyakit degenerative. Sehingga studi ini
menyarankan pentingnya program pendidikan gizi berbasis teori yang dilaksanakan
secara sistematis dan konsisten pada anak sekolah dasar (Yun SK, Min JL, 2011)
Pemilihan makanan yang buruk pada anak-anak berkontribusi pada obesitas
dan penyakit degenerative pada masa remaja dan dewasa. Pola dan perilaku makan
yang terbentuk pada masa anak-anak sulit untuk diubah pada saat dewasa. Pendidikan
gizi pada anak sekolah dasar dapat memberikan anak-anak informasi dan keterampilan
untuk memilih makanan yang sehat serta membentuk perilaku makan yang baik. Pada
13
penelitian cross sectional yang dilakukan pada 17 sekolah dasar di Oregon, Amerika
Serikat, dengan melibatkan 106 guru, menemukan bahwa 97% responden menyatakan
bahwa pendidikan gizi penting dilakukan di sekolah dasar, 53% menyatakan bahwa
pendidikan gizi dapat memperbaiki pemilihan makan pada anak dalam jangka panjang
serta 16% menyatakan bahwa pendidikan gizi dapat memperbaiki pemilihan makan
dalam jangka pendek. Para guru mencatat beberapa hambatan pada pendidikan gizi di
sekolah yaitu bersaing dengan kegiatan akademik utama (52%), kurangnya waktu yang
tersedia (48%), tidak tersedianya kurikulum yang sesuai (36%) dan lingkungan sekolah
serta rumah yang tidak memperkuat apa yang telah diajarkan di kelas. Guru-guru
tersebut memilih pendidikan gizi diintegrasikan pada pembelajaran matematika, sains
dan kurikulum bahasa inggris (54%) serta mencakup perbaikan kantin sekolah (70%)
dan partisipasi orang tua (53%). Sebagai kesimpulan, penyebab gagalnya pendidikan
gizi di sekolah adalah kurang tersedianya waktu dan biaya untuk mengajarkan
pendidikan gizi secara khusus. Mempertahankan focus dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan gizi pada mata pelajaran termasuk dukungan dari
lingkungan sekolah dan lingkungan rumah, merupakan cara untuk meningkatkan
keberhasilan pendidikan gizi pada anak sekolah dasar (Perera T, et al, 2015)

14
g. Landasan Teori dan Kerangka Konseptual

Mediator terkait
potensi personal
Motivasional
Preverensi
Risiko, kepedulian
Keuntungan
Pengendalian
diri/barriers
Mediator aksi
Pengetahuan Kepedulian sosial
Keterampilan makanan terkait makanan
dan nutrisi dan gizi
Keterampilan mengatur
diri sendiri

Pendidikan Gizi
Perilaku makan
Strategi
Intension Aktivitas
Durasi
Intensitash. perilaku sedentary
Implementasi
i.

Faktor Lingkungan Kepedulian


Akses atau terhadap sistem
ketersediaan makanan pangan
Dukungan sosial
Aksi institusi dan
masyarakat
Kebijakan dan sistem

Sumber : (Contento, Nutrition Education. 2007)

15
Kerangka Konseptual

Pendidikan Gizi
pada siswa

Pendidikan Gizi
pada Guru
Need Assesment
Siswa (survey awal) Materi Pendidikan Pengetahuan dan
Guru (FGD) Gizi berbasis Pola Makan Siswa
Lingkungan sekolah Pendidikan Gizi
(observasi) pada ortu siswa

Pendidikan Gizi
pada lingkungan
Sekolah

Need Assesment/analisis kebutuhan dilakukan pada siswa, guru dan lingkungan


sekolah. Pada siswa, analisis kebutuhan dilakukan dengan memberikan survey
awal tentang pengetahuan dan pola makan siswa. Survei ini sekaligus menjadi data
base line. Pada guru, analisis kebutuhan dilakukan dengan Focus Group Discussion
untuk menggali kebutuhan pendidikan gizi siswa dalam persepsi para guru. Pada
lingkungan sekolah, analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan
observasi/pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan siswa dan lingkungan
sekolah. Setelah need assessment dilakukan, maka dikembangkan materi
pendidikan gizi berbasis sekolah. Materi yang direncanakan secara garis besar
yaitu tentang gizi seimbang pada anak sekolah dasar dan jajanan sehat. Materi
tersebut kemudian disampaikan kepada siswa kelas tinggi, yaitu kelas 4-6 dalam 2
kali pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan sekali dalam seminggu agar tidak
mengganggu waktu belajar siswa. Durasi pendidikan gizi yang diberikan kepada
16
siswa adalah 120 menit. Materi pendidikan gizi juga disampaikan kepada para guru
yang mengajar siswa kelas 4-6, dengan harapan bahwa para guru dapat
mengintegrasikan pendidikan gizi pada mata pelajaran yang mereka ajarkan.
Pendidikan gizi pada guru juga diberikan dalam 2 kali pertemuan. Setiap
pertemuan dilakukan sekali dalam seminggu agar tidak mengganggu aktivitas para
guru. Durasi pendidikan gizi untuk para guru adalah 120 menit. Kemudian untuk
menguatkan pelajaran tentang gizi, maka orang tua siswa juga akan diberikan
pendidikan gizi, tetapi hanya 1 kali pertemuan, karena sifatnya untuk mendukung
dan menguatkan pesan yang telah diberikan di kelas dan disampaikan oleh guru.
Durasi pendidikan gizi untuk orang tua siswa adalah 120 menit. Untuk memperkuat
pesan-pesan gizi, maka di ruang kelas serta lingkungan sekolah akan dipasang
poster tentang gizi seimbang dan tips jajanan sehat untuk anak sekolah dasar.
Setelah pendidikan gizi selesai dilakukan maka akan diendapkan selama 1 bulan
untuk mengetahui pengaruh dari pendidikan gizi yang dilakukan terhadap
pengetahuan dan pola makan siswa

j. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat perbedaan pengetahuan gizi siswa MIN 1 Kota di Kota Makassar pada
saaat sebelum dan setelah diberikan pendidikan gizi
2. Terdapat perbedaan pola makan siswa MIN 1 Kota Makassar pada saaat sebelum
dan setelah diberikan pendidikan gizi

k. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pada lingkup gizi masyarakat. Desain penelitian ini
adalah eksperimen dengan non randomized pre-post test design untuk mengetahui
pengaruh pendidikan gizi berbasis sekolah terhadap pengetahuan dan pola makan
siswa MI di Kota Makassar. Penelitian ini akan dilakukan di MIN 1 Kota Makassar
pada tanggal 1 Maret sampai 30 April 2020. MIN 1 Kota Makassar dipilih sebagai
tempat penelitian karena merupakan madrasah percontohan di Kota Makassar.
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 4-6 MIN 1 Kota Makassar. Sampel
penelitian adalah siswa kelas 4-6 MIN 1 Kota Makassar. Cara pengambilan sampel
17
dilakukan secara total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner
pengetahuan dan kuesioner FFQ-Semi Quantitatif untuk mengukur pola makan
responden. Kuesioner pengetahuan akan divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan
sedangkan kuesioner FFQ-SQ adalah kuesioner standar. Data yang dikumpulkan
kemudian diolah menggunakan manajemen data terstandar dengan SPSS. Data
kemudian dianalisis secara univariat dan bivariate. Analisis univariat dilakukan untuk
menggambarkan karakteristik responden, pengetahuan dan pola makan responden
sebelum dan setelah pemberian pendidikan gizi berbasis sekolah. Analisis bivariate
dilakukan untuk melihat perbedaan antara pengetahuan dan pola makan responden
pada pre dan post test sekaligus menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Uji yang
digunakan adalah uji t berpasangan (uji beda) apabila datanya terdistribusi normal dan
uji wilcoxon (alternative) apabila datanya terdistribusi tidak normal. Signifikansi yang
ditetapkan adalah nilai p<0,05.
l. Jadwal Penelitian

Maret April
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Need Assesment pada siswa (base line/pretes)
Need Assesment pada guru
Observasi lingkungan sekolah
Pengolahan data
Pengembangan bahan pendidikan gizi
Pendidikan gizi pada siswa
Pendidikan gizi pada guru
Pendidikan gizi pada ortu siswa
Pemasangan poster di lingkungan sekolah
Pengukuran end line/post test
Pengolahan data

m. Daftar Pustaka

Almatsier S, S. S. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

18
Almatsier, S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Amalia L, Endro OP dan Damanik RM. (2012). Preferensi dan Frekuensi Konsumsi Makanan
Jajanan pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Jurnal
Gizi dan Pangan, 119-126.

Basdevan A, Boule D and Borys JM. (1999). Who Should be Educated? Education Strategies :
Could Children Educate Their Parents? International Journal of Obesity, s10-s13.

Bunchan DS, e. a. (2019). A Feasibility Study With Process Evaluation of A Teacher Led
Resource to Improve Measure of Child Health. PloSOne.

Candra AA, Setiawan B, Rizal M. (2013). Pengaruh Pemberian Makanan Jajanan, Pendidikan
Gizi dan Status Anemia pada Siswa Sekolah Dasar. Journal Gizi dan Pangan, 103-
108.

Februhartanty. (2005). Nutrition Education : It has never been an Easy Case for Indonesia.
Food and Nutrition Buletin, 267-274.

Fitri, R. (2017). Hubungan Kadar Yodium pada Garam Dapur Dengan Kejadian Gondok
pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta Bakti Tunggul Hitam Kecamatan Koto
Tengah Kota Padang. Padang: FK Universitas Andalas.

Hendratmoko, V. (2009). Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Siswa SD dan MI dari
Keluarga Nelayan di Desa Kronji, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Lamongan Jawa
Timur. Surabaya: Tesis Universitas Airlangga.

Her ES, Lee SG, Park HJ, Lee KH. (2005). Effect-Evaluation on Nutrition Education in
Related Curriculums For Elementary School Children : Focused on Change of Dietary
Habits. Korean Journal of Community Nutrition, 795-804.

Kustriyani M, et al. (2017). Prosiding Seminar Nasional dan Internasional. Semarang: LPPM
Unismuh .

Madanijah, S. (2004). Pendidikan Gizi . In Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Notoatmodjo, S. (2003). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Widyatama.

Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan . Jakarta: PT Rineka Cipta.

Park You-Hwa, et al. (2006). A Survey on Practice of Nutrition Education and Perception For
Implementing Nutrition Education by Nutrition Teacher in Elementary School. Journal
of Nutritional and Health, 403-416.
19
Perera T, et al. (2015). Nutrition Education in U.S Elementary School : Challenges and
Opportunities. Journal of Education and Practice, 41-50.

rahmah, S. N. (2014). Hubungan Pola Konsumsi pangan Sumber Zink Dengan Kadar Zink
Anak Sekolah di SD Cambaya. Retrieved from Repository Unhas:
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/10583

RI, K. (2015). Madrasah Indonesia, Madrasah Pilihanku. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Kementerian Agama.

Riyadi, H. (1992). Hubungan Seng Serum Dengan Hambatan Pertumbuhan pada Anak
Sekolah Dasar. Bogor: Program Pasca Sarjana IPB.

Sartika, R. A. (2011). Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Pengetahuan dan Perilaku


Konsumsi Serat pada Siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan, 322-330.

Sasongko, A. (2017, Januari 17). Memahami Istilah Madrasah. Retrieved 11 22, 2019, from
Khasanah.

Susilowati Herman, dkk. (2009). Studi Masalah Gizi Mikro di Indonesia : Perhatian Khusus
pada KVA, Anemia dan seng. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan.

Wahyuni, Benni Soegianto, Luki Mundiastuti. (2005). Validitas Tes Kecap Smith dalam
Penentuan Status Seng Kualitatif pada Anak SD di SD An Najiyyah Kec Wonolulu dan
MI At Tauhid Kecamatan Wonolulu Kota Surabaya. Surabaya: Risbinkes Akademi
Gizi Surabaya.

Yun SK, Min JL. (2011). Effect of Nutrition Education Through Social Cognitive Theory in
Elementary School Students Focusing on The Nutrition Education of Sugar Intake. The
Korean Society of Food and Nutrition.

Zulaekah, S. (2012). Efektivitas Pendidikan Gizi Dengan Media Booklet Terhadap


Pengetahuan Gizi Anak SD. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 121-128.

20
n. Curiculum Vitae

CURRICULUM VITAE ANGGOTA PENELITI


IDENTITAS DIRI

Nama : Syarfaini,SKM,M.Kes

NIP/NIK : 19810317 200801 2 015

Tempat dan Tanggal Lahir : Pallime (Bone) 17 Maret 1981

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Golongan / Pangkat : III/d / Penata

Jabatan Akademik : Lektor

Perguruan Tinggi : UIN Alauddin Makassar

Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 63 Makassar

Telp./Faks. : (0411) 864924 / Faks. (0411) 864923, 841879

Alamat Rumah : Perumahan Bukit Khatulistiwa Blok L No.24 Makassar

Telp./Faks. : 081342585758

Alamat e-mail : syarfaini_syam@yahoo.co.id

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun Program Pendidikan(diploma, sarjana, Jurusan/


Perguruan Tinggi
Lulus magister, spesialis, dan doktor) Program Studi

2002 Sarjana Kesehatan Masyarakat FKM UNHAS Gizi Kesmas

2007 Magister Kesehatan PASCASARJANA Gizi Kesmas


UNHAS

21
PELATIHAN PROFESIONAL

Tahun Jenis Pelatihan( Dalam/ Luar Negeri) Penyelenggara Jangka waktu

2009 Pelatihan Metodologi Penelitian Kualitatif UNAIR 3 hari

2009 Pelatihan e-Learning Dosen UIN Alauddin Makassar 2 hari

2010 Pelatihan Lesson Study Bagi Dosen UIN Alauddin Makassar 2 hari

2010 Pelatihan Analisis Data Kualitatif UIN Alauddin Makassar 2 hari

2010 Pelatihan Desain Instrumen bagi Dosen UIN Alauddin Makassar 2 hari
UIN Alauddin Makassar

2011 Pelatihan Peningkatan Keterampilan UIN Alauddin Makassar 5 hari


Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI)

PENGALAMAN MENGAJAR

Program Institusi/Jurusan/Program Sem/Tahun Akademik.


Mata Kuliah
Pendidikan Studi

- Dasar-dasar Gizi Strata Satu (S1) UIN Alauddin Makassar Ganjil (III) TA 2008/2009-
- Ekologi pangan dan Fakultas Ilmu Sekarang
Gizi Kesehatan /Kesmas

Magang Gizi kesmas Strata Satu (S1) FIK UIN Alauddin Ganjil (VII) TA
Makassar/Gizi/Kesmas 2008/2009- Sekarang

Dasar-Dasar Kulinari Strata Satu (S1) FIK UIN Alauddin Genap (IV) TA
Makassar/Gizi/Kesmas 2008/2009- Sekarang

- Penentuan Status Strata Satu (S1) FIK UIN Alauddin Genap (VI) TA
Gizi Makassar/Gizi/Kesmas 2008/2009- Sekarang
- Epidemiologi Gizi
- Gizi Daur Hidup Strata Satu (S1) FIK UIN Alauddin Ganjil (VII) TA
- PIEP Gizi Makassar/Gizi/Kesehatan 2009/2010- sekarang
- Manaj.Layanan Mkn Masyarakat
Institusi
BAHAN AJAR

Mata Kuliah Program Pendidikan Jenis Bahan Ajar Sem/Tahun

22
( cetak dan Akademik.
noncetak)

- Dasar-dasar Gizi Strata Satu (S1) Non Cetak Ganjil (III) TA 2008/2009-
- Ekologi pangan dan Gizi Sekarang

Magang Gizi kesmas Strata Satu (S1) Non Cetak Ganjil (VII) TA 2008/2009-
Sekarang

Dasar-Dasar Kulinari Strata Satu (S1) Non Cetak Genap (IV) TA


2008/2009- Sekarang

- Penentuan Status Gizi Strata Satu (S1) Non Cetak Genap (VI) TA
- Epidemiologi Gizi 2008/2009- Sekarang

- Gizi Daur Hidup Strata Satu (S1) Non Cetak Ganjil (VII) TA 2009/2010-
- PIEP Gizi sekarang
- Manaj.Layanan Mkn
Institusi

PENGALAMAN PENELITIAN

Tahun Ketua/anggota Sumber Dana


Judul Penelitian
Tim
2002 Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Ketua Mandiri
BBLR di RSIA Siti Fatimah Makassar Periode
Januari-Desember 2001
Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Anggota Mandiri
2005
Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Negeri
10 Ela-Ela Kabupaten Bulukumba
2007 Pengaruh Pemberian Formula Biskuit dengan Ketua BPPS Dikti
Tambahan Tepung Ikan Gabus Terhadap Status
Gizi Balita KEP umur 12-36 Bulan Kel.Pannampu
Kota Makassar

2009 Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Anggota Mandiri


tentang Surat Al-Baqarah Ayat 233 dengan
Status Gizi Balita di Wilayah Binaan Rumah
Zakat Indonesia.
2011 Hubungan Asupan Fe dan Infeksi Kecacingan Anggota Mandiri
dengan Kejadian Anemia Murid SD.Negeri
Bontociniayo Kecamatan Bontonompo Selatan
Kabupaten Gowa

KARYA ILMIAH*

A. Buku/Bab Buku/Jurnal

23
Tahun
Judul Penerbit/Jurnal
2005 Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Jurnal Kesehatan Fakultas Ilmu
Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Kesehatan UIN Alauddin Makassar
Negeri 10 Ela-Ela Kabupaten Bulukumba Vol.2 edisi 3 2009
2009 Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Jurnal Kesehatan Masyarakat Al-
Ibu tentang Surat Al-Baqarah Ayat 233 dengan Shiha. Program Studi Kesehatan
Status Gizi Balita di Wilayah Binaan Rumah Masyarakat Fak.Ilmu Kesehatan UIN
Zakat Indonesia. Alauddin Makassar Vol 1 No.1 2009
2009 Hubungan Asupan Makanan dengan anemia Jurnal Kesehatan Masyarakat Al-
defesiensi besi Pada Santriawati SMU Pondok Shiha. Program Studi Kesehatan
Pesantren Modern Rahmatul Asri Masyarakat Fak.Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar Vol 1 No.1 2009
Kab.Enrekang

2010 Faktor yang berhubungan dengan Pola Jurnal Kesehatan Fakultas Ilmu
Pengasuhan Gizi pada Anak Balita di Kesehatan UIN Alauddin Makassar
Kecamatan Tapalang Kab.Mamuju Vol.III NO.6 / 2010
Prop.Sulawesi Barat

2012 Hubungan kebiasaan Merokok dengan Kadar Jurnal Kesehatan Fakultas Ilmu
Hemoglobin Siswa Kelas X dan Kelas XI SMA Kesehatan UIN Alauddin Makassar
Negeri 10 makassar Tahun 2012 Vol.VI NO.1 / 2013

2013 Pola Asuh umum dan Pola Asuh dalam Al-Sihah The Public Health Science
perspektif Islam Terhadap Status Gizi Balita Journal Volume V No.1. ISSN 2086-
Etnik makassar di Kelurahan Pallantikang 2040
Kec.Bantaeng Kab.bantaeng tahun 2013

*termasuk karya ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan/teknologi/seni/desain/olahraga

B. Makalah/Poster

Tahun
Judul Penyelenggara
2009 Obesitas Pada Anak Fakultas .Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar
2009 Kurang Energi Protein (KEP) Pada Balita Fakultas .Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar
2010 Gizi dan produktivitas kerja Fakultas .Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar

24
2011 Asupan Makanan dan Defesiensi Besi Pada Fakultas .Ilmu Kesehatan UIN
Remaja Alauddin Makassar

C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi

Tahun
Judul Penerbit/Jurnal
2008 Editor; Panduan Penulisan Skripsi Fakultas .Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar

KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM

Tahun Panitia/peserta/
Judul Kegiatan Penyelenggara
pembicara
2007 International Seminar,Halal Science FKM UNHAS Makassar Peserta

2009 International Seminar,Dietary Guidelines Forum Mahasiswa Gizi Peserta


and it’s Role for Public Health in Developed FKM UNHAS Makassar
and Developing Countries

2010 Seminar International, Demokrasi Untuk Pascasarjana UNHAS Peserta


Kesejahteraan Rakyat Makassar

2008 Seminar Nasional, Tubuh Anda adalah FKM UNHAS Makassar Peserta
Dokter yang Terbaik

2009 Seminar Nasional,Kesehatan Gratis Versus FKM UIT Makassar Peserta


Jamkesda

2009 Seminar Kesehatan,Gizi Seimbang,Jadikan Forum Mahasiswa Gizi Peserta


Masyarakat Berkualitas FKM UNHAS Makassar

2009 Seminar Nasional,Indonesia Belum Aman Wahana Kerja Peserta


Dari Virus H1N1 Mahasiswa Makassar
(WKMM)

25
2009 Seminar, Kesehatan dan Reproduksi Dharma Wanita Peserta
Persatuan (DWP)
UNHAS Makassar

2010 Seminar Nasional,Pendidikan Seks Dini Pascasarjana UNHAS Peserta


sebagai Kontrol Pergaulan Dunia Maya dan
pencegahan HIV & AIDS

2010 Workshop Penyusunan Spesifikasi UIN ALAUDDIN Peserta


Program Studi Makassar

2012 Symposium gizi UNHAS Peserta

2012 Seminar Nasional “Kampus Tanpa Rokok FIKES UIN ALAUDDIN Panitia
Makassar

2012 Seminar Nasional Peran Wanita dalam FIKES UIN ALAUDDIN Panitia
Peningkatan Derajat kesehatan Makassar

2013 Seminar Gizi dan penuaan Dini Poltekes Makassar Peserta

KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat

2008 Penyuluhan Garam Beryodium Kampung Beru Kel.Pattapang Kec.


Tinggimoncong Kab.Gowa

2008 Penyuluhan Gizi dan Kesehatan Bulu Ballea Kel.Pattapang Kec.


Tinggimoncong Kab.Gowa

2009 Penyuluhan pentingnya Gizi Balita Kel.Gantarangkeke Kab.Bantaeng

2009 Penyuluhan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Dusun Salajangki Kel.Bontonompo


Selatan Kab.Gowa

2010 Penyuluhan Gizi Seimbang Dusun Bontosunggu


Kel.Bontonompo Selatan Kab.Gowa

2011 Penyuluhan Pentingnya Konsumsi Makanan Kelurahan Lanna’ Kec.Parangloe


Bergizi; PMT sebagai Alternatif penanggulangan kab.Gowa
Gizi Kurang

2012 Penyuluhan Mengenali dan Mencegah Penyakit Kelurahan Pattapang Kec.Tinggi


Akibat kekurangan Gizi Moncong Kab.Gowa

26
2012 Penyuluhan Gizi dalam Konsep Islam Kelurahan Lanna’ Kec.Parangloe
kab.Gowa

2012 Penyuluhan Gizi Pada Remaja dan Manula Kelurahan Lanna’ Kec.Parangloe
kab.Gowa

2012 Penyuluhan makanan Sehat untuk Balita Kelurahan Lanna’ Kec.Parangloe


kab.Gowa

2013 Penyuluhan Faktor Risiko Obesitas Pada remaja Desa Lonjoboko Kec.Parangloe
kab.Gowa

2013 Penyuluhan Gizi pada Lanjut Usia Desa Belanpungranga


Kec.Parangloe kab.Gowa

JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI

Peran/Jabatan Institusi( Univ,Fak,Jurusan,Lab,studio, Tahun ... s.d. ...


Manajemen Sistem Informasi Akademik dll)

Ketua Pengelola Seminar Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kesehatan 2008-2009


dan Ujian Skripsi Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Sekretaris Jurusan Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kesehatan 2009- 2013


Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Anggota Penyusunan Silabi Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kesehatan 2008-2013


Mata Kuliah Masyarakat UIN Alauddin Makassar

PERAN DALAM KEGIATAN KEMAHASISWAAN

Tahun Jenis /Nama Kegiatan Pembimbing/Pembina Tempat

2008-sekarang Pengalaman Belajar Pembimbing - Kel.Tombolopao Kab.Gowa


Lapanga (PBL) I,II & - Kel.Bontonompo Selatan
III Kab.Gowa

2009-sekarang Magang Gizi Kesmas Pembimbing Puskesma Batua

2009-sekarang Seminar dan Skripsi Pembimbing dan Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi
Penguji Kesehatan Masyarakat UIN

27
Alauddin Makassar

2008-sekarang Penasehat Akademik Pembimbing Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi


Kesehatan Masyarakat UIN
Alauddin Makassar

2010 Lomba Karya Tulis Pembimbing Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi


Ilmiah Kesehatan Masyarakat Jurusan
Gizi UIN Alauddin Makassar

PENGHARGAAN/PIAGAM

Tahun
Bentuk Penghargaan Pemberi

ORGANISASI PROFESI/ILMIAH

Tahun Jabatan/jenjang keanggotaan


Jenis/ Nama Organisasi
2008- Sekarang PERSAKMI Anggota

2009- sekarang IAKMI Anggota

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan
apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.

Makassar, November 2019

Yang menyatakan,
Syarfaini,S.KM,M.Kes

NIP .19810317 200801 2


015
CURICULUM VITAE ANGGOTA PENELITI

1. Identitas diri

28
1 NamaLengkap (dengan gelar) Yessy Kurniati, SKM, M.Kes
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19850227 201903 2 006
5 NIDN 0927028502
6 Tempat dan Tanggal Lahir Bima, 27 Februari 1985
7 E-mail yessy.kurniati@gmail.com
9 Nomor Telepon/HP 085 243 986 661
10 Alamat Kantor Kampus 2 UIN Alauddin Samata
11 Nomor Telepon/Faks
1 Biomedik 1
2. Biokimia Gizi
3. Pelayanan Kesehatan Islami
12. Mata Kuliah yg Diampu
4.
5.
6.

2. Riwayat Pendidikan

No Jenjang Asal PT Tahun Bidang Keahlian


Pendidikan Tamat

1. Sarjana Universitas 2006 Gizi Kesehatan


Hasanuddin Masyarakat

2. Master Universitas 2013 Gizi Kesehatan


Hasanuddin Masyarakat

3. Master Universitas 2017 Biomedik


Hasanuddin

29
3. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir

No Judul Riset Sumber Dana Riset Tahun

1. Pengembangan Model Edukator BOPTN Unhas 2017


Sebaya Sebagai Upaya
Pencegahan Komponen Sindrom
Metabolik pada Remaja di Kota
Makassar

2. Pengembangan Biji Labu Kuning BOPTN Unhas 2018


(Cucurbita Moschata Durch)
sebagai Cemilan Sehat Untuk
Anak Sekolah Dasar

3. Hubungan Kadar Zink dan BOPTN Unhas 2018


Kejadian Depresi Postpartum pada
Ibu di Wilayah Pesisis Kota
Makassar

4 Hubungan Pola Makan Berisiko Prodi Kesmas UIN 2019


Dengan Kejadian Penyakit Alauddin
Degeneratif di Desa Bunturu
Kecamatan Herlang Kabupaten
Bulukumba

4. Publikasi Artikel ilmiah dalam jurnal /Buku dalam 5 tahun terakhir

No. Judul artikel/Buku Nama Jurnal Tahun

1. Pendidikan Gizi dan Gaya Hidup Remaja Ghidza Press 2014


Obesitas

2. Literature Review : Perubahan Gaya Hidup Gizi Indonesia, 40


Sebagai Upaya Manajemen Sindrom (1), 9-20 2017
Metabolik pada Remaja

3 Kajian Pustaka : Peran Zink pada Depresi Media Gizi Mikro 2017
Post partum Indonesia 9, 11-22

4. The Effect of Educator Training on Student International Journal 2018


Knowledge of Balanced Nutrition in of Medical Science
Makassar Indonesia and Clinical
Invention, 5(5),
30
3838-3843

5. Pengaruh Pelatihan Edukator Sebaya Media Gizi Pangan


Terhadap Pengetahuan Tentang Gizi 25(1), 1-10 2018
Seimbang pada Siswa di SMUN 16
Makassar
6. Exploration on Adolescent Knowledge Indian Jornal of
Related Metabolic Syndrome (METS) Public Health
Research and 2018
Development, 9(6),
263-266

7 Analysis of Triglyceride and High-Density- Pakistan Journal of


Lipoprotein Levels in Overweight Nutrition, 18(8), 778- 2019
Adolescents 782

8. Relationship Between Serum Zinc Pakistan Journal of


Concentration With Post-partum Nutrition, 18(8),747-
2019
Depression Among Woman in Coastal 752
Area of Indonesia

9 Development and Biochemical Analysis of Pakistan Journal of


Pumpkin Seeds (Cucurbita Moschata Nutrition, 18(8),743- 2019
Durch) Biscuits 7746

10 Perbaikan Gizi Remaja Berbasis Sekolah Panrita Abdi, 3(1),


2019
di SMA Negeri 15 Makassar 89-96

31
Pemakalah Seminar Ilmiah dalam 5 tahun terakhir

No. Judul Presentasi Oral/Poster Lokasi seminar Tahun

1. Perbandingan Efektifitas Leaflet dan Makassar 2016


SMS Dalam Mengubah Konsumsi Sayur
Buah Mahasiswa Obesitas di Universitas
Hasanuddin (Oral)

2 The Role of Zinc and Psychosocial Palu 2018


Factor Towards Postpartum Blues
Occurrence of Mothers From Smoking
and Non-Smoking Families (Oral)

3. Zinc Deficiency and Inadequate Zinc Bali 2019


Intake Among Postpartum Woman in
Coastal Area of Makassar (Oral)

4 Metabolic Syndrome in Overnutrition Bali 2019


Adolescent in Makassar

5. Perolehan HKI dalam 5- 10 TahunTerakhir

No. Judul dan Nomor Paten Negara Penerbit Tahun


Paten

1.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Makassar, November 2019


Pengusul,

(Yessy Kurniati, SKM, M.Kes)

32
o. Rincian Biaya

No Uraian Jumlah Satuan Harga satuan Jumlah Total

orang jam Rp
1 Ketua Peneliti ( 1 org) 80 Rp 4,800,000
(OJ) 60,000
orang jam Rp
3 Anggota Peneliti ( 2 org) 80 Rp 3,200,000
(OJ) 40,000
orang jam Rp
4 Pembantu Peneliti ( 1 org) 80 Rp 2,000,000
(OJ) 25,000 Rp
Rp 21,080,000
5 Petugas survey 250 responden Rp 2,000,000
8,000
Petugas Lapangan (5 org x orang hari Rp
6 75 Rp 6,000,000
15 hari) (OH) 80,000
orang kali
7 Pengolah Data 2 Rp 1,540,000 Rp 3,080,000
(OK)
ATK 9 keg Rp 750,000 Rp 6,750,000
Konsumsi 9 keg Rp 2,500,000 Rp 22,500,000
Adm, Rp
9 Penggandaan,Fotocopy, 32,250,000
Pencetakan, Materai, surat 1 keg Rp 3,000,000 Rp 3,000,000
menyurat, dokumentasi,
dll
Rp
10 Biaya Perjalanan Dinas 1 paket Rp 20,000,000 Rp 20,000,000
20,000,000

Rp
JUMLAH BERSIH
73,330,000

33

Anda mungkin juga menyukai