Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN

MENGGUNAKANPEER LEADERS DENGAN METODENUMBERED HEAD


TOGETHER(NHT) MELALUI MEDIA KOMIK DAN VIDEO TERHADAP KEBIASAAN
SARAPAN SEHAT DENGAN GIZI SEIMBANG PADA SISWA KELAS VII DI SMP
NEGERI 31 ANDALAS KOTA PADANG

Sarapan merupakan salah satu Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Membiasakan sarapan
sangat dianjurkan karena dapat memenuhi kebutuhan zat gizi sehari-hari serta meningkatkan
pembelajaran pada anak-anak dalam hal perilaku, kognitif, dan prestasi belajar anak di sekolah
Salah satu faktor yang menyebabkan anak tidak sarapan yaitu kurang pengetahuan. Penelitian ini
memberikan pendidikan kesehatan menggunakan peer leaders dengan metode NHT (Numbered
Head Together) melaluimedia komik dan video.Pendidikan kesehatan dilakukan pada siswa
kelas VII SMPN 31 Andalas, Kota Padang yang diikuti oleh 18 orang siswa. Hasil akhir
pemberian asuhan keperawatan terdapat peningkatan persentase perilakusiswa melakukan
sarapan sehat sebesar 22,2% dari sebelumnya 72,2% menjadi 94,4% setelah diberikan
pendidikan kesehatan. Saran dari laporan ini terhadap bidang keperawatan dan pelayanan
kesehatan di Puskesmas bahwa pendidikan kesehatan menggunakan peer leaders dengan metode
NHT (Numbered Head Together) melaluimedia komik dan video dapat mengubah kebiasaan
siswa terhadap sarapan sehat dengan gizi seimbang pada usia remaja.

Remaja adalah tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pertumbuhan dan
perkembangan remaja membutuhkan gizi yang optimal, baik dalam hal kuantitas maupun
kualitas (Unicef, 2019). Remaja membutuhkan makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral dalam pola makan yang teratur (Aries H, 2012). Asupan gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan pada usia remaja akan menimbulkan masalah kekurangan berat
badan atau kelebihan berat badan (Almatsier, 2010). Gizi yang baik pada masa remaja dapat
dihasilkan dengan cara membiasakan diri untuk selalu melakukan sarapan sehat dengan gizi yang
seimbang (Sulistyoningsih, 2011). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014)
memasukkan sarapan kedalam 10 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Sarapan adalah
kegiatan makan dan minum yang dilakukan saat bangun pagi sampai jam 09.00 wib untuk
memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30% kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan
hidup sehat, aktif, dan produktif (Unicef, 2019). Sarapan berguna untuk memberikan energi dan
nutrisi yang cukup pada remaja didalam memulai harinya sehingga tercapai kesehatan fisik dan
mental yang optimal dan 2 menjadikan mereka bisa fokus untuk mengerjakan tugas-tugasnya
disekolah. Menu sarapan sehat dengan gizi yang seimbang harus dipilih dengan benar.
Berdasarkan Permenkes no.75/2013, Angka Kecukupan Gizi pada usia remaja (13-18 tahun)
berkisar antara 2.475-2.675 Kkal. Sarapan pagi harus memenuhi 20-25% kebutuhan kalori
sehari. Sarapan sehat sebaiknya mengikuti pola gizi seimbang yakni terdiri dari sumber
karbohidrat (60-68%), protein (12-15%), lemak (15-25%), dan vitamin/ mineral. Porsi sarapan
sebaiknya tidak terlalu banyak karena dapat mengganggu sistem pencernaan dan aktivitas remaja
(Unicef, 2019). Didunia rata-rata anak usia sekolah sering melewatkan sarapan seperti Amerika
dan Eropa sekitar 10% sampai 30% setiap hari. Sedangkan angka kejadian anak usia sekolah
melewatkan sarapan di Kolombo sekitar 70% dan Nigeria sekitar 52% anak (Unicef, 2019). Hal
ini sejalan dengan Kemenkes RI (2014) yang menyatakan bahwa sekitar 40% anak Indonesia
melewatkan sarapan sebelum berangkat sekolah. Berdasarkan analisis hasil survei konsumsi
pangan pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2010), diketahui bahwa 26,1% dari 35.000 anak
usia sekolah sarapan hanya dengan air minum dan 44,6% memperoleh asupan energi kurang dari
15% kebutuhan gizi perhari. Remaja sering meninggalkan sarapan sehat karena pengalaman
baru, terburu-buru berangkat sekolah karena rasa takut jika terlambat datang ke 3 sekolah,
merasa mual setelah sarapan karena belum terbiasa, tidak sempat untuk menyiapkan sarapan, dan
karena ingin menurunkan berat badan. Masih banyak remaja yang belum tahu manfaat sarapan
dan menganggap sarapan hanya makan pagi saja atau minum pagi saja. Keadaan tidak terbiasa
sarapan sehat banyak terjadi pada anak dan remaja di Indonesia yaitu 16,9%-59% dan 4,6%
remaja sarapan dengan kualitas gizi yang rendah (Hardinsyah, 2013). Manfaat bagi anak yang
sarapan sehat dengan gizi seimbang adalah terhindar dari rasa lapar, meningkatkan konsentrasi
belajar, menaikkan kadar gula darah, menjaga keseimbangan berat badan, dan meningkatkan
fungsi kognitif dan daya ingat (Zaidi dkk, 2013). Selain memberikan manfaat sarapan sehat juga
dapat menimbulkan masalah seperti mengkonsumsi makanan berlebih perhari, obesitas,
gangguan pencernaan, dan dapat menurunkan konsentrasi belajar (Sard dkk, 2016). Karena tidak
memperoleh asupan gizi yang cukup. Sebagai gantinya, siswa belanja di kantin sehingga
ketersediaan mutu dan keseimbangan gizi jadi tidak seimbang. Oleh karena itu, kebiasaan
sarapan sehat hendaknya dipertahankan dalam setiap keluarga (Khosman, 2010). Menurut
penelitian Nurwijayanti (2018), terdapat hubungan antara pola makan, kebiasaan sarapan dan
status gizi terhadap prestasi belajar siswa SMK. Hal serupa juga diungkapkan oleh Adolphus et
al (2016) bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, kebiasaan sarapan sehat sangat
berpengaruh 4 terhadap peningkatan kualitas diet, status berat badan dan faktor gaya hidup.
Pendapat Klienman (2013) menunjukkan bahwa sarapan sehat berkaitan erat dengan kecerdasan
mental, artinya kebiasaan sarapan sehat memberikan nilai positif bagi aktivitas otak sehingga
otak dapat berfungsi secara optimal sedangkan anak yang tidak biasa sarapan sehat cenderung
tidak dapat berkonsentrasi dengan baik saat belajar di sekolah. 000000 Menurut Khomsah Ali
dalam Devi Nirmala (2012), remaja sangat memerlukan perhatian orang tua terutama dalam hal
membiasakan remaja untuk selalu melakukan sarapan sehat sebelum berangkat ke sekolah guna
meningkatkan daya konsentrasi dan prestasi belajar remaja. Mohammed ALBashtawy (2015),
prevalensi konsumsi sarapan pada remaja di Mafraq Yordania 52,3%, menurun secara statistik
seiring bertambahnya usia. Sehingga pendidikan kesehatan berbasis komunitas sangat diperlukan
untuk remaja. Menurut Vishnukumar et al (2017), menunjukkan bahwa melewatkan sarapan
mempengaruhi status gizi dan prestasi belajar remaja di Distrik Batticaloa Srilanka.
000000Pendidikan kesehatan kepada remaja dapat meningkatkan pengetahuannya sebagai dasar
utama berhasilnya pengobatan (Maemun, 2010). Pendidikan kesehatan yang efektif didukung
oleh metode pembelajaran dan media yang tepat (Notoatmodjo, 2012). Lingkungan sekolah dan
adanya Peer Leaders dapat menjadi strategi untuk mengoptimalkan kesehatan anak. Strategi
intervensi keperawatan yang 5 dilakukan pada asuhan keperawatan komunitas adalah proses
kelompok, pendidikan kesehatan dan kerjasama (Efendi dan Makhfudli, 2010). Kegiatan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) juga melibatkan Kader Kesehatan Remaja (KKR). KKR sebagai Peer
Leaders (pemimpin teman sebaya) melakukan sosialisasi tentang hidup sehat salah satunya
kebiasaan sarapan sehat dengan gizi seimbang. Perawat komunitas melaksanakan strategi
intervensi tersebut dengan pendidikan kesehatan bersama KKR (Nur Fajrin dkk, 2016).
000000Salah satu metode pembelajaran kooperatif dengan melibatkan siswa secara kelompok
sehingga timbul interaksi antar anggota kelompok dan tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan tanpa menggantungkan pada siswa yang pintar atau anggota yang lainnya serta
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan
dalam kegiatan belajar adalah metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) (Arends,
2010). Sejalan dengan penelitian Rida Susanti (2014) yang menyimpulkan bahwa metode
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada tema makananku sehat dan
bergizi lebih efektif meningkatkan kemampuan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
000000Pada metode pembelajaran tipe NHT ini penulis menggunakan media komik dan video.
Penelitian Alivia Salma Lihayati (2019) menunjukkan bahwa media komik efektif meningkatkan
pengetahuan siswa tentang sarapan sehat. Penelitian Dian Luthfi Hanifah (2014) menyimpulkan
bahwa ada 6 peningkatan pengetahuan gizi seimbang pada remaja setelah diberikan penyuluhan
dengan media video. 000000SMP Negeri 31 Andalas Kota Padang merupakan perubahan dari
Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP) menjadi Sekolah Menengah Umum Pertama
berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
067/IV/1994 tanggal 4 April 1994 yang beralamat di Jalan Andalas No. 126 Kota Padang. SMP
Negeri 31 Andalas Kota Padang sudah memiliki UKS sejak tahun 2010 dilengkapi dengan
fasilitas ruangan UKS yang cukup lengkap dan memiliki Guru Pembina UKS serta KKR (Kader
Kesehatan Remaja) yang sangat aktif memberikan pelayanan kesehatan kepada siswa siswi yang
sakit. SMP Negeri 31 Andalas Kota Padang mendapatkan juara ke dua untuk Sekolah Sehat pada
tahun 2018 di Tingkat Provinsi Sumatera Barat. 000000 SMP Negeri 31 Andalas Kota Padang
memiliki siswa siswi yang berasal dari Kelurahan Andalas Kecamatan Padang Timur.
Berdasarkan data yang didapat di SMP Negeri 31 Andalas Kota Padang, jumlah murid kelas VII
yaitu 259 orang dengan jenis kelamin laki-laki 133 siswa dan 126 siswa berjenis kelamin
perempuan. Terdapat 32 siswa kelas VII.1, kelas VII.2 berjumlah 32 siswa, kelas VII.3
berjumlah 32 siswa, kelas VII.4 berjumlah 32 siswa, kelas VII.5 berjumlah 32 siswa, kelas VII.6
berjumlah 33 siswa, kelas VII.7 berjumlah 33 siswa dan kelas VII.8 berjumlah 33 siswa. Dengan
rata- 7 rata umur siswa antara 11 - 13 tahun. Untuk data jumlah siswa siswi kelas VII yang tidak
hadir sekolah karena sakit selama 3 bulan terakhir yaitu sebanyak 10 orang. 000000Fenomena
yang terjadi pada remaja kelas VII di SMP Negeri 31 Andalas Kota Padang, berdasarkan
winshield survey, pengukuran antropometri (IMT), wawancara dan penyebaran kuesioner
didapatkan data siswa yang tidak biasa sarapan sebelum berangkat sekolah yaitu 30,6% dari 157
siswa dan lebih dari setengah siswa kelas VII di SMP Negeri 31 Andalas (59,2%) termasuk
kategori kurus (IMT= < 18,5 KgM²) serta sebagian kecil (5,7%) dalam termasuk kategori gemuk
(IMT= >25 KgM²). 000000Berdasarkan fenomena tersebut, penulis merasa perlu mengatasi
masalah siswa siswi kelas VII SMP Negeri 31 Andalas Kota Padang yang belum terbiasa
melakukan sarapan sehat gizi seimbang dengan pendidikan kesehatan menggunakan peer leaders
dengan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) melalui media komik dan video.
Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Asuhan
Keperawatan Komunitas Tentang Pendidikan Kesehatan menggunakan peer leaders dengan
metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) melalui media komik dan video
Terhadap Kebiasaan Sarapan Sehat dengan Gizi Seimbang pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 31
Andalas Kota Padang Tahun 2019”.
Kesimpulan 1. Pengkajian dilakukan selama 3 hari mulai dari tanggal 13 Agustus sampai dengan
15 Agustus 2019 untuk menemukan masalah kesehatan dan keperawatan pada siswa kelas VII
SMP Negeri 31 Andalas Kota Padang. Ruang lingkup pengkajian terdiri dari pengukuran
antropometri IMT dan perilaku / kebiasaan siswa siswi terhadap sarapan sehat dengan gizi
seimbang. 2. Berdasarkan pengkajian dapat diangkatkan diagnosa keperawatan Defisiensi
Kesehatan Komunitas, ditandai dengan Indeks Massa Tubuh siswa kelas VII SMP Negeri 31
Andalas lebih setengah (59,2%) dalam kategori kurus dan 30,6% siswa kelas VII SMP Negeri 31
Andalas tidak biasa sarapan sehat dengan gizi seimbang. 3. Rencana keperawatan komunitas
yang akan diberikan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 31 Andalas Kota Padang adalah
pendidikan kesehatan berupa penyuluhan menggunakan peer leaders dengan metode Numbered
Head Together (NHT) tentang kebiasaan sarapan sehat dengan gizi seimbang menggunakan
media komik dan video. 4. Setelah dilakukan implementasi keperawatan komunitas, dilakukan
evaluasi dengan hasil: 92 a. Evaluasi Struktur  Siswa yang menjadi peserta kegiatan hadir pada
waktu dan tempat yang telah ditentukan. Kegiatan dimulai tepat waktu yaitu pukul 10.00 WIB. 
Setting tempat pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana, dimana siswa duduk di tempat
masing-masing dan fasilitator berdiri di antara kelompok siswa.  Alat yang digunakan saat
kegiatan berlangsung tersedia sesuai dengan perencanaan: Komik, Video, Laptop, Proyektor,
Nomor Soal Peserta, Lembaran Soal dan Lembaran Jawaban.  Peran setiap mahasiswa sesuai
dengan uraian tugas yang telah dirancanakan yaitu: penanggung jawab, observer, fasilitator,
presentator, moderator dan dokumentator. b. Evaluasi Proses  100% (18 orang) siswa hadir
pada saat kegiatan pendidikan kesehatan.  Siswa mengikuti kegiatan dengan antusias dari awal
sampai akhir, semua siswa tampak tertarik dengan media yang digunakan dalam pendidikan
kesehatan.  Suasana kegiatan sangat kondusif. c. Evaluasi Hasil  Setelah dilakukannya Loka
Karya Mini I (Lokmin I) dengan pihak sekolah, disepakati kegiatan yang akan dilaksanakan. 93
 Siswa aktif selama kegiatan berlangsung dan siswa mampu mengulang kembali materi yang
diberikan dengan bahasa sendiri.  Sebagian besar rencana keperawatan yang telah disusun dapat
dilaksanakan. Terlaksananya kegiatan tersebut berkat kerjasama antara mahasiswa dengan semua
pihak di SMP Negeri 31 Andalas Kota Padang. B. Saran 000000Berdasarkan kesimpulan diatas,
maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Institusi SMP Negeri 31 Andalas Kota
Padang  Diharapkan kepada pihak sekolah SMP Negeri 31 Andalas Kota Padang untuk
melakukan pengukuran antropometri dengan penimbangan berat badan setiap bulan dan
pengukuran tinggi badan siswa setiap tiga bulan serta meningkatkan tersedianya fasilitas di
ruangan UKS untuk menunjang usaha kesehatan di sekolah.  Membuat suatu kebijakan kepada
siswa untuk membawa bekal dari rumah sehingga secara tidak langsung konsumsi makan siswa
dapat dipantau dan diarahkan sesuai dengan pedoman sarapan sehat dengan gizi seimbang. 2.
Ilmu Keperawatan Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan penelitian keperawatan dan
pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas terhadap kebiasaan
sarapan sehat dengan gizi 94 seimbang sebagai salah satu upaya peningkatan status gizi pada
remaja dan bekerja sama dengan pihak sekolah agar nantinya dapat memberikan perubahan
perilaku pada siswa terhadap kebiasaan sarapan sehat dengan gizi seimbang. 3. Pelayanan
Keperawatan 000000Sumber referensi dalam upaya preventif terhadap Asuhan Keperawatan
Komunitas pada Remaja dengan penyakit maag dan hipoglikemia melalui metode pendidikan
kesehatan menggunakan peer leaders dengan metode Numbered Head Together (NHT) melalui
media komik dan video terhadap Kebiasaan Sarapan Sehat dengan Gizi Seimbang. 4. Agregat
Remaja 000000Dengan meningkatnya pengetahuan, perilaku / kebiasaan remaja untuk selalu
sarapan sehat dengan gizi seimbang sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah
terjadinya penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, dkk. (2011). Panduan Lengkap Jamur. Jakarta : Penebar Swadaya. Adolphus, K., Clare,
L.L., and Louise D. (2016). The Effects of Breakfast and Breakfast Composition on Cognition in
Children and Adolescents: A Systematic Review. Albani, N.Y. (2010). Dunia Perbedaan,
Program Peer leadership. AntiDefamation League. Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan
Keluarga. Jakarta : EGC. Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama. Arends, Richard, I. (2010). Learning to Teach. Yograkarta : Pustaka Belajar.
Aries, H. (2018). Nutrition Education Module And Workbook Development For Primary School
Children. International Conference on Community Development, 1(1) : 141-147. Astawan, M.
(2010). Kalsium dan Motorik Anak. Dalam http://www.mymilk.com/article/96-kalsium-dan-
motorik-anak.html) diakses September 2019. Azizah. (2015). Kecerdasan Emosional Intelegent
EQ. http://azizahdreams.blogspot.co.id/2015/05/kecerdasanemosionalemotional.html, diakses
bulan september 2019. Boschloo, A.,Ouwehand, C., Dekker, S., Lee, N., DeGroot, R.,
Krabbendam, L. (2012). The Relation between breakfast skipping and school performance in
adolescents. Mind Brain Educ. 96 Briawan, Dodik., Ikeu Ekayanti dan Ratu Diah Koerniawati.
(2013). Pengaruh Media Kampanye Sarapan Sehat Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan
Kebiasaan Sarapan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor. Artikel Penelitian Departemen
Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institute Pertanian Bogor (IPB). Diakses
pada September 2019. http://isjd.Lipi.go.id/Index/php/searc.html?=Jurnal. Bulechek, G.M.,
Butcher, H & Dochterman, J.M. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC) sixth edition.
United States of America. Elsevier. Burnmaster, E. (2002). Youth to Youth: Tinjauan Dasar-
Dasar Teoritis Program Sejawat, Bentuk, Fungsi dan Temuan Terkait Proses dan Hasil.
Departemen Instruksi Publik Wisconsin. Cakrawati, D dan Mustika, N.H. (2012). Bahan Pangan,
Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta. Carpenito. (2010). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Edisi 8. Jakarta : EGC. Dea, Andini. (2017). Pengaruh Pemberian Media Komik Gizi Seimbang
Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Pada Remaja di SMPN 16 Jakarta. Universitas Esa
Unggul. Depkes RI. (2010). Pola Keterpaduan PMT-AS, UKS dan Program Kesehatan. Jakarta :
Dirjen Binkesmas Direktorat gizi masyarakat. Devi, N. (2012). Gizi Anak Sekolah. Jakarta:
Buku Kompas. Effendy. (2010). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
EGC. Efendi, Ferry., Makhfudli. (2010). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek
dalam Keperawatan. Salemba Medika. 97 Erviana, W., Mansur, H., Yudianti, K. (2012).
Efektifitas Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet dan Mdedia Video Terhadap Pengetahuan
Remaja Putri Tentang Aborsi. Jurnal : Poltekes Kemenkes Malang. Fajrin, Nur., Nuraeni, Asti.,
Solechan, Achmad. (2016). Efektifitas Pendidikan Kesehatan pada Peer Group tentang Sarapan
Pagi terhadap Status Gizi Anak Usia Sekolah di SDN Kembangarum 02 Semarang. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan. Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Gilbert, J., and Tang, T. (2010). An Examination of Organizational Trust Antecedents. Public
Personal Management. Vol 27. Gilmour, J. A., Kopeikin, A., Douche, J. (2007). Student Nurses
as Peer Mentors : Collegiality in Practice. Nurse Educt Pract. Grant, C. S. (2015). Mentoring :
Empowering Your Success. In: Grant PAPS, editor. Success Strategies From Women in STEM
(Second Edition). San Diego : Academic Press. Hanifah, Luthfi, Dian. (2014). Perbedaan
Pengetahuan Remaja Sebelum dan Sesudah diberikan Penyuluhan Gizi Seimbang dengan
Menggunakan Media Video di SMP Negeri 2 Kartasura. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hardinsyah. (2013). Sarapan Sehat Salah Satu Pilar Gizi Seimbang . Simposium Nasional
Sarapan Sehat. Hayati, Mawar. (2009). Pengaruh Peer Education Tentang Jajanan Sehat
Terhadap Perilaku Anak Usia Sekolah di Kota Lhokseumawe Nangroe Aceh Darussalam. Depok
: Tesis Universitas Indonesia. 98 Heardman, T.H. & Kamitsuru, S. (2015). Providing Konferensi
Nasional Promosi Kesehatan ke-7. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. Ibrahim, M. (2010). Pembelajaran
Kooperatif. University Press. Surabaya. Ja’fin, Ahmad. (2012). Pengaruh Peer Support Terhadap
Penyalahgunaan Alkohol di Madrasah Aliyah Nurul Islam Bades Pasirian Lumajang. Malang :
Universitas Islam Negeri. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pedoman Gizi
Seimbang. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. (2015). Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta : Info datin Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. (2017). Petunjuk Teknis
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah. Jakarta : Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta
: Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan. Khomsan, A. (2010). Pangan dan Gizi untuk
Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Klienman, R. (2013). Manfaat Sarapan. Dipetik
September 2019, dari http://www.parenting.co.id. 99 Lihayati, Alivia, Salma., Mardiana. (2019).
Pengaruh Media Komik Terhadap Pengetahuan Tentang Sarapan Pada Siswa SDN Padangsari
02. Sport and Nutrition Journal. Universitas Negeri Semarang. Lindsay, Jill. (2019). Peer
Mediators in Scotland Getting Together. Skotlandia : Young Talk. Lundy, Karen Saucier &
Shariyn. (2016). Community Health Nursing: Caring for the Publics Health. Burlington, MA :
Jones & Bartlett Learning. Machfoedz, M. (2013). Pengantar Pemasaran Modern. Akademi
Manajemen Pemasaran YPKPN. Yogyakarta. Maemun, S. (2010). Efektifitas Pendidikan
Kesehatan Tentang Kegawatan Diabetes Mellitus terhadap Pengetahuan Pasien di Rumah Sakit
Daerah Sidoarjo. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42115558_1979- 8091.pdf diperoleh
September 2019. Maulana. (2010). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC. McDonald, J, Roche, A,
Durbridge, M & Skinner, N. (2003). Peer Education: Dari Bukti ke Praktik: Alkohol dan Obat-
Obatan Terlarang Lainnya. Adelaide : Pusat Nasional Pendidikan dan Pelatihan Ketergantungan.
Mc Nicol, Sarah. (2017). The impacts of educational comics on feelings and attitudes towards
health condition. Mediawati, Elis. (2011). Pembelajaran Akuntansi Keuangan Melalui Media
Komik Untuk Meningkatkan Prestasi Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan : Universitas
Pendidikan Indonesia. Milena, Koring., et al. (2012). Synergitic Effects of Planning and Self
Efficacy on Physical Activity. Health Education Reprints and Permission. Miller, J. B. & Stiver,
I. (2000). The Healing Connection. Boston, M A : Beacon Press. 100 Moehji, S. (2010). Ilmu
Gizi 2. Jakarta : Bharata Niaga Media. Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, Meridian L.,
Swanson, Elizabeth. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th Indonesian Edition.
Elsevier. Singapore. NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan Defenisi & Klasifikasi 2015-2017
Edisi 10 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta : EGC. NANDA. (2018).
NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Defenisi dan Klasifikasi 2018-2020. (T. H. Herdman & S.
Kamitsuru Eds.) (11th ed). Jakarta : EGC. Nindrea, R.D. (2017). Pengaruh Penyuluhan Gizi
dengan Perubahan Perilaku Sarapan Pagi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Endurance : Universitas
Andalas Padang. Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta. Nurwijayanti. (2018). Pola Makan, Kebiasaan Sarapan, dan Status Gizi
Berhubungan dengan Prestasi Belajar Siswa SMK di Kota Kediri. Kediri : Stikes Surya Mitra
Husada Kediri. Parsons. (2004). A Learning Resource for Developing Effectivde Mentorship in
Practice. Repository : USU. Patricia A. Potter & Perry, Anne G. (2011). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan (Konsep, Proses dan Praktik). Jakarta : EGC. Piaget, Jean. & Barbel Inhelder.
(2010). Psikologi Anak. Terj. Miftahul Jannah. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet 1. 101 Pieter,
Herry, Zan. (2010). Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Cetakan I. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group. Potter, P.A., Perry, A.G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta :
EGC. Proverawati, A. (2011). Gizi untuk Kebidanan. Yulia Medika : Yogyakarta. Qudsyi,
Hazhira. (2016). Program Peer Education Sebagai Media Alternatif Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Remaja di Indonesia. Yogyakarta : Program Studi Psikologi Universitas Islam
Indonesia. Rahmawati. (2011). Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa Darah
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Skripsi : Universitas Hasanuddin. Santrock, John W. (2010). Psikologi Pendidikan. Terj. Tri
Wibowo B.S. Kencana, Jakarta, Ed. 2. Sarlito, Wirawan, Sarwono. (2012). Psikologi Remaja.
Jakarta : PT. Remaja Grafindo. Sartika, Ratu Ayu Dewi. (2013). Penerapan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi Gizi Terhadap Perilaku Sarapan Siswa Sekolah Dasar. Artikel Penelitian
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Diakses pada September 2019. http://isjd.Lipi.go.id/index/php/searc.html?=jurnal. Siagian,
Sondang. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Pertama). Jakarta : Binapura Aksara.
Sofianita, Intania, N., Sartika, Dewi, R. A. (2014). Pengaruh Pendidikan Gizi Tentang Sarapan
Pada Siswa SD/MI Terpilih di Kota Depok. Artikel Penelitian : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. 102 Sofianita, Arini, dan Meyentriani. (2015). Peran Pengetahuan Gizi
dalam Menentukan Kebiasaan Sarapan Anak Sekolah Dasar Negeri di Pondok Labu, Jakarta
Selatan. Junal Gizi Pangan. Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Susanti, Rida. (2014). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) Pada Tema Makanan Sehat dan Bergizi Terhadap Hasil Belajar
Siswa di Kelas IV SD Negeri 30 Banda Aceh. Jurnal Tunas Bangsa : STKIP Bina Bangsa
Getsempena. Tim Pembina UKS Pusat. (2012). Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jenderal Pendidikan. Toping, K. J. (2005).
Trends in Peer Learning. Educatyional Psychology. Tuzzahroh, Fatimah. (2015). Pengaruh
Penyuluhan Gizi Seimbang dengan Media Video, poster dan Permainan Kwartet Gizi Terhadap
Pengetahuanj Gizi dan Status Gizi Siswa di SDN Karangasem III Kota Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. UNICEF. (2019). Aksi Bergizi Hidup Sehat Sejak Sekarang Untuk
Remaja Kekinian. Jakarta : Panduan Untuk Fasilitator. Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori
dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku. Yogyakarta : Nuha Medika. WHO. (2010).
Health Education : Theoritical Concept, Effective Strategies and Core Competencies. Widyanti,
Putu A., Sidiartha, I Gst Lanang. (2013). Breakfast Habits and Academic Performance among
Suburban Elementary School Children. 103 Dept. Of Child Health, Medical School, Udayana
University / Sanglah Hospital. Denpasar : MEDICINA. Wijayanto, Indra. (2015). Efektivitas
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta. Yanita
& Zamralita. (2001). Persepsi Perempuan Primipara Tentanf Dukungan Suami dalam Usaha
Menanggulangi Gejala Depresi Pasca Salin. Phnoresis. Zaidi, MZ, Subhani, SN, Collison, KS.
(2013). Sugar sweetened carbonated beverage consumption correlates with BMI, waist
circumference, and poor dietary choices in school children. BMC Public Health.

Anda mungkin juga menyukai