Anda di halaman 1dari 20

USULAN PROGRAM PENYULUHAN GIZI PANGAN

PENYULUHAN PENTINGNYA SARAPAN GUNA MENINGKATKAN


PRODUKTIVITAS DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SISWA KELAS
VII DI SMP NEGERI 26 MALANG

Disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir


mata kuliah Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Pangan

Oleh :
Yuniar Rahmaningtiyas

135100101111046

Widhianti Nila Pangestu

135100101111010

Alfin Nurma Rahmanda

135100101111044

Fikriyatul Hanifa

135100100111035

Lavenia Yuanita

135100100111050

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian


Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya
Malang
2016

HALAMAN PENGESAHAN
Judul Program

: Penyuluhan Pentingnya Sarapan Guna Meningkatkan


Produktivitas Dalam Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas VII
Di SMP Negeri 26 Malang.

1. Mitra Program

: SMP Negeri 26 Malang

2. Ketua
a. Nama

: Yuniar Rahmaningtiyas

b. NIM

: 135100101111046

c. Jurusan/Fakultas

: Teknologi Hasil Pertanian/Teknologi Pertanian

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Brawijaya

3. Anggota
a. Jumlah Anggota : 4 orang
b. Nama Anggota I / NIM

: Widhianti Nila Pangestu/135100101111010

c. Nama Anggota II / NIM

: Alfin Nurma Rahmanda/135100101111044

d. Nama Anggota III / NIM

: Fikriyaul Hanifa/135100100111035

e. Nama Anggota IV / NIM

: Lavenia Yuanita/ 135100100111050

4. Mitra
a. Nama Mitra

: Dra. Sri Suwarniningsih


SMP Negeri 26 Malang

b. Alamat Mitra

: Jl. Ikan Gurami No.36, Tunjungsekar, Kec.


Lowokwaru, Kota Malang

5. Jangka waktu pelaksanaan

: 60 menit

Menyetujui,

Malang, 29 Maret 2016

Dosen Pembimbing

Ketua

Jaya Mahar Maligan, STP. MP.

Yuniar Rahmaningtiyas

NIP. 19820114 200812 1 003

NIM.135100101111046

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
SMP Negeri 26 Malang terletak di Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang. Tepatnya di Jl. Ikan Gurami No.36, Tunjungsekar, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang Saat ini jumlah siswa yang bersekolah di SDN Pisang Candi 2
tergolong banyak. Untuk kelas VII terdapat 6 kelas dengan total seluruh siswa
adalah 228 siswa. Sedangkan jumlah guru dan karyawan sebanyak 48 orang.
Gedung sekolah SMP Negeri 26 Malang merupakan gedung baru dimana pada
tanggal 14 Juni 2013 lalu baru diresmikan. Gedung sekolah yang tampak asri
karena berada di daerah persawahan diharapkan dapat membuat siswa serta guru
menjadi sangat kondusif. Beberapa sarana yang terdapat pada SMP Negeri 26
Malang meliputi ruang kelas, mushola, perpustakaan, ruang OSIS, kantin,
koperasi, UKS, lapangan olahraga.
Di lingkungan luar sekolah nampak tidak terlalu banyak pedagang
jajanan karena memang adanya kebijakan yang dikeluarkan sekolah tentang
himbauan bagi siswa untuk tidak membeli jajanan di luar sekolah sehingga dapat
meminimalisir dampak buruk dari jajanan yang tidak sehat bagi siswa SMP
Negeri 26 Malang.
Keberadaan SMP Negeri 26 Malang ini sangat bermanfaat bagi
masyarakat sekitar sebagai Lembaga Pendidikan sekolah menengah pertama
dimana daerah tersebut merupakan pinggiran kota Malang. Masyarakat
berpendapat bahwa SMP tersebut telah memiliki sarana, prasarana, serta
pelayanan yang memadai. Sehingga warga berharap agar anaknya memiliki
pendidikan yang lebih tinggi. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi,
diharapkan pekerjaan yang diperolehpun akan semakin bagus. Selain itu
keberadaan sekolah dasar ini memberikan peranan penting dalam mewujudkan
program pemerintah yang mewajibkan untuk menuntaskan pendidikan 9 tahun.
1.2 Rumusan Masalah

Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau
suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain

setiap hari. Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong
selama 8-10 jam. Bagi anak sekolah sarapan terbukti dapat meningkatkan
konsentrasi belajar dan stamina sehingga meningkatkan prestasi belajar
dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan
kemampuan

fisik

(Hardinsyah,

2007).

Oleh

karena

itu

untuk

meningkatkan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada murid atau


pelajar, saat sarapan pagi harus diperhatikan pemilihan menu serta
kandungan gizi yang baik untuk pemenuhan zat-zat gizi pada pagi hari.
Berbagai hasil penelitian mengenai sarapan yang dilakukan sejak tahun
2002 hingga 2011 di Indonesia menunjukkan kisaran 16.959% anak
sekolah di berbagai kota besar tidak sarapan dengan berbagai faktor
penyebab (Hardinsyah & Aries, 2012).

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi
penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas
anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Anak
sekolah memiliki banyak aktivitas di sekolah seperti proses belajar yang
rutin dilakukan setiap hari, yang diikuti dengan kegiatan seperti bermain,
berolahraga, berinteraksi baik individu maupun kelompok yang semuanya
membutuhkan energi atau tenaga yang diperoleh dari sarapan pagi
(Niswah dkk, 2014).

Kebiasaan tidak sarapan pada anak-anak diyakini terjadi secara


menyeluruh termasuk pada siswa siswi SMP Negeri 26 Malang. Oleh
karena itu dengan adanya penyuluhan bagi siswa siswi kelas VII SMP
Negeri 26 Malang mengenai pentingya sarapan ini diharapkan agar
nantinya dapat merubah pandangan hingga sikap para siswa siswi SMP
Negeri 26 Malang agar mau sarapan sehingga meningkatkan produkivitas
selama proses belajar.

1.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan


a. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan penyuluhan ini terbagi mejadi dua yakni tujuan
umum dan tujuan khusus yang dijabarkan sebagai berikut:

a) Tujuan Umum :
1. Meningkatkan pengetahuan, wawasan serta pemahaman siswa-siswi kelas VII
SMP Negeri 26 Malang terhadap pentingnya sarapan guna meningkatkan
produktivitas siswa-siswi dalam proses belajar mengajar di dalam kelas .
b)
1.
2.
3.

Tujuan Khusus :
Mampu mengetahui jenis sarapan sehat
Mampu mengetahui manfaat sarapan
Mampu mengetahui dampak negatif akibat tidak sarapan

b. Manfaat
Manfaat pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini yaitu siswa siswi kelas VII
SMP Negeri 26 Malang dapat mengetahui pentingnya sarapan guna meningkatkan
produktivitas dalam proses belajar mengajar. Sehingga diharapkan akan
dihasilkan keberlanjutan manfaat berupa:
1) Merubah kebiasaan siswa siswi kelas VII SMP Negeri 26 Malang agar
selalu sarapan
2) Meningkatkan produktivitas dalam proses belajar mengajar siswa siswi
kelas VII SMP Negeri 26 Malang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebiasaan Sarapan pada Anak Remaja
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manuasia atau kelompok manusia
dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan
pemilihan makanan. Kebiasaan makan akan dipengaruhi oleh beberapa hal antara
lain kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi, lingkungan alam dan sejak
dahulu makanan juga dianggap sebagai lambang kekuasaan dan persahabatan
(Khumaidi,1994).
Pada beberapa keluarga, makan pagi (sarapan) kadang dianaktirikan,
karena tidak selera atau terlambat bangun. Anak-anak akan cepat meniru
kelakuan orangtuanya, sehingga ke sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu.
Padahal makan pagi ini sangat berarti karena memberikan asupan energi untuk
kegiatannya selama di sekolah sebelum waktu makan siang, di samping itu
mencegah terjadinya tekanan darah rendah, yang menyebabkan anak lemas, lesu,
pusing atau tak dapat berkonsentrasi.
Perilaku makan menjadi kebutuhan untuk menunjukkan eksistensinya sebagai
makhluk hidup serta sebagai dasar guna melakukan interaksi atau kontak sosial
dengan orang lain (Fradjia, 2008). Menurut Arnelia (2005), perilaku makan
remaja yang sangat khas dan berbeda dibandingkan usia lainnya, yaitu :
1. Tidak makan terutama makan pagi atau sarapan.
2. Kegemaran makan snacks dan kembang gula serta softdrinks. Snacks
(makanan kecil) umumnya dikonsumsi pada waktu sore hari setelah
pulang dari sekolah.
3. Makanan cepat saji sangat digemari, baik yang langsung dibeli atau
makanan yangdibawa dari rumah. Makanan modern ini dikonsumsi
sebagai bagian dari lifestyle (gaya hidup). Makanan ini mengandung zat
gizi yang tinggi energi, lemak, serta protein.
4. Gemar mengonsumsi minuman ringan (soft drink).

2.2 Menu Sarapan


Banyak remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi. Mereka sering
menggantikan makan pagi dengan makan siang yang berlebih atau memakan
makanan kecil yang tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif banyak.
Berdasarkan hasil penelitian Djoyonegoro (1995) dalam Khomsan (2003), bahwa
ada sekitar 60% anak Indonesia tidak sarapan pagi sebelum berangkat kesekolah
dan itu menjadi perhatian penuh, sebab sarapan pagi akan memberikan kontribusi
penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak,
vitamin dan mineral.
Selain kebiasaan tidak sarapan pagi, saat ini remaja lebih menyukai
mengonsumsi makanan jajanan siap saji (fast food). Suatu kebiasaan yang salah
dari para orangtua adalah memberinya uang jajan sebagai pengganti makan
paginya di rumah, dengan alasan tidak sempat menyiapkan makan pagi. Padahal
makan pagi atau bekal ke sekolah itu dapat disiapkan hari sebelumnya. Aneka
makanan dapat diusahakan untuk menaikkan selera makan si anak. Jika nasi dan
lauk tidak memenuhi selera mereka, dapat diganti dengan arem-arem yang sudah
dibuat sehari sebelumnya, atau jika penganan nasi bosan mereka makan, dapat
diganti dengan aneka roti yang dilengkapi dengan isinya, bihun, kentang, dan
serabi. Selain itu juga, seharusnya diimbangi dengan gizi yang lain seperti minum
susu atau buah.
Contoh menu sarapan yang sehat seperti sandwich menggunakan roti dengan
isiian telur, sayur dan dilengkapi dengan susu. Bisa juga menggunakan menu
sarapan bisa lebih bebas divariasikan. Tidak harus selalu nasi, melainkan bisa
diganti dengan roti, mie, kentang, pasta, sereal, bubur dan pancake sebagai
sarapan yang praktis dan mudah untuk disajikan. Dengan pertimbangan jumlah
kalori yang tidak setinggi jumlah kalori pada jadwal makan lainnya (LIPI, 2004).
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Sarapan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan pada anak
sekolah yaitu :

a. Lingkungan Keluarga
Peran ibu dalam keluarga, terutama dalam merawat dan mengurus
keluarga. Pada penelitian Siega-Riz, et al (1998) anak yang ibunya bekerja
mempunyai kebiasaan sarapan yang rendah dari pada ibunya yang tidak
bekerja begitu juga hasil penelitian Ramadhani (2014) menunjukkan
bahwa 59,4% sarapan disiapkan oleh ibu. Hal ini membuktikan peran
penting ibu dalam keluarga dalam hal ketersediaan makanan. Pekerjaan
ibu, umumnya ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu untuk
menyiapkan keperluan untuk keluarga terutama keperluan sarapan di pagi
hari dari pada ibu yang bekerja, ibu yang bekerja biasanya sangat sibuk
dipagi hari untuk menyiapkan keperluannya pekerjaan sendiri, sehingga
terkadang tidak mempunyai waktu untuk menyiapkan sarapan untuk
keluarga secara maksimal.
b. Pengetahuan tentang Gizi
Menurut Hermina (2009) bahwa faktor penguat yang mempengaruhi
sarapan adalah pengetahuan gizi. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya
pengetahuan gizi yang diberikan kepada anak-anak usia sekolah untuk
merubah sikap dan perilaku mereka agar mau membiasakan diri untuk
sarapan setiap hari nya, pengetahuan gizi mengenai manfaat sarapan,
dampak melewatkan sarapan dan menu-menu sarapan sehat yang
mendukung aktivitas anak-anak sekolah setiap hari nya.
2.4 Pengaruh Sarapan
Setelah hampir delapan sampai sepuluh jam saluran pencernaan beristirahat
selama anak tidur, tubuh membutuhkan asupan makanan untuk menyokong
energi untuk beraktivitas dan konsentrasi belajar. Sarapan pagi sangat penting
diberikan kepada anak di usia sekolah, maka dari itu orangtua harus selalu
memberikan dan juga membiasakan anak untuk sarapan setiap pagi. Karena
dengan sarapan pagi banyak manfaat yang bisa kita peroleh dan dapat melatih
anak untuk disiplin. Sarapan mungkin terdengar sepele, namun sangat vital bagi
tubuh kita, apalagi bila dituntut untuk beraktivitas seharian. Seringkali kita
mengabaikan sarapan dengan alasan kurangnya waktu, atau bosan dengan menu
sarapan yang itu-itu saja. Padahal, sarapan bukan sekedar pengganjal perut, tapi

juga memberikan energi agar kita bisa beraktivitas dengan baik, otak bekerja
lebih optimal, dan tidak cepat mengantuk. Sarapan juga dapat mengembalikan
fungsi metabolisme tubuh, dan membiasakan sarapan pada anak setiap pagi
ternyata membantu anak-anak fokus mengerjakan tugastugas di sekolah. Seorang
ilmuwan mengatakan sarapan pagi merupakan makanan khusus untuk otak, hal
ini didukung dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa sarapan
berhubungan erat dengan kecerdasan mental, dalam artian, sarapan memberikan
nilai positif terhadap aktivitas otak, otak menjadi lebih cerdas, peka dan lebih
mudah untuk berkonsentrasi. Hal ini secara tidak langsung akan mendatangkan
pengaruh positif terhadap anak sekolah dalam beraktivitas di sekolah.
Seseorang tidak sarapan pagi berarti perutnya dalam keadaan kosong sejak
makan malam sebelumnya sampai makan siang nantinya. Bila anak sekolah yang
tidak sarapan pagi maka kadar gulanya akan menurun. Jika kondisi ini terjadi,
maka tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah dengan mengambil
cadangan glikogen. Dalam keadaan seperti ini, tubuh pasti tidak berada dalam
kondisi yang baik untuk melakukan pekerjaan yang baik. Selain itu, bila tidak
sarapan pagi dapat menyebabkan konsentrasi belajar berkurang, kecepatan
bereaksi menurun tajam, sehingga kemampuan memecahkan suatu masalah juga
menjadi sangat menurun. Dengan demikian prestasi belajar juga ikut menurun.
Kebiasaan tidak sarapan pagi yang berlama-lama juga akan mengakibatkan
pemasukan gizi menjadi berkurang dan tidak seimbang sehingga pertumbuhan
anak menjadi terganggu. Dengan demikian seorang anak yang biasa tidak sarapan
pagi dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk pada penampilan
intelektualnya, prestasi di sekolah menurun dan penampilan sosial menjadi
terganggu (Khomsan, 2003).
2.5 Media
Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau
pengantar. Beberapa definisi menurut para ahli tentang multimedia. Menurut
EACT yang dikutip oleh Rohani (1997:2) media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk proses penyaluran informasi, sedangkan pengertian media
menurut Djamarah (1995:136) adalah media adalah alat bantu apa saja yang dapat

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya


ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001:4) yaitu media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Selain itu, Bovee (1997) dalam
http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc

bahwa

Media

adalah

sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Jadi, media


merupakan alat perantara yang diciptakan untuk menyalurkan pesan dengan tujuan
agar pemakai dapat lebih mudah dalam mencapai suatu tujuan.
2.6 Media Interaktif
Menurut Seels dan Glasgow dalam Arsyad (2007:36) mengemukakan bahwa
media interaktif merupakan sistem media penyampaian yang menyajikan materi
video rekaman dengan pengendalian komputer kepada penonton (mahasiswa) yang
tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan
respon yang aktif dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi
penyajian. Media interaktif memiliki unsur audio-visual (termasuk animasi) dan
disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai
secara aktif. Selain itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) media
interaktif adalah alat perantara atau penghubung berkaitan dengan komputer yang
bersifat saling melakukan aksi antar-hubungan dan saling aktif . Dari definisi
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media interaktif adalah alat perantara yang
dirancang dengan pemanfaatan komputer menggunakan unsur seperti suara
(audio), gambar (visual) dan teks untuk menyampaikan suatu pesan.
2.7 Jenis-Jenis Media
Menurut Rudi Brets dalam buku Media Pembelajaran (2007 : 52) membagi
media berdasarkan indera yang terlibat yaitu :
a. Media audio
Media audio yaitu media yang hanya melibatkan indera
pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.
Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan
verbal dan non- verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-

kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan


vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.
b. Media visual
Media visual yaitu media yang hanya melibatkan indera
penglihatan. termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal,
media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visualverbal adalah media visual yang memuat pesan verbal (pesan linguistik
berbentuk tulisan). Kedua, media visual non-verbal-grafis adalah media
visual yang memuat pesan non-verbal yakni berupa simbol-simbol visual
atau unsur-unsur grafis , seperti gambar (sketsa, lukisan dan foto), grafik,
diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual non-verbal tiga dimensi
adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti
miniatur, mock up, specimen, dan diorama, serta real object.
c. Media audio visual
Media audio visual yaitu media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Sifat pesan
yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang terdengar layaknya media visual juga pesan verbal yang
terdengar layaknya media audio diatas. Pesan visual yang terdengar dan
terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film
dokumenter, film drama, dan lain-lain
2.8 Manfaat Media
Manfaat media sebagai pembelajaran menurut Hermina dkk. (2009) antara
lain:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar
guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan
informasi diantara siswa dimanapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,
gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga

membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup,


tidak monoton dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif,
sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara
maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus
menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali
sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi
belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal
dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya
dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri
melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana dan kapan
saja
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun
dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu
belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar
lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong
siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri
sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki
waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti
membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi
belajar, dan lain-lain.

BAB III
KERANGKA DAN PEMECAHAN MASALAH
3.1 Metode yang Digunakan
Pada kegiatan penyuluhan kepada siswa-siswi kelas VII di SMPN 26
Malang ini menggunakan metode ceramah atau presentasi. Materi ceramah ini
dilengkapi oleh media seperti slide presentasi dan video yang berisikan materi
yang akan disampaikan. Metode ceramah ini berisi tentang penjelasan mengenai
pentingnya sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, dan pengaruh sarapan
dengan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Penjelasan materi ini juga dikemas
dengan materi yang unik, komunikatif, dan interaktif yang mampu menarik
perhatian siswa serta membantu siswa untuk memahami materi yang diberikan.
Untuk mendukung lancarnya kegiatan penyuluhan ini, maka digunakan
beberapa media seperti slide presentasi, video, stiker, poster, kuisioner, dan
pembagian sarapan sehat secara gratis. Penggunaan slide presentasi dan video
dalam kegiatan penyuluhan ini bertujuan agar siswa dapat dengan mudah
memahami materi yang akan disampaikan. Hal ini dikarenakan siswa lebih mudah
menangkap suatu informasi yang disampaikan secara visual dan audio. Stiker
akan dibagikan secara gratis kepada para siswa. Stiker ini pun didesain semenarik
mungkin dan tetap sesuai dengan tema penyuluhan yang akan disampaikan. Selain
itu, stiker juga berfungsi sebagai kenang-kenangan siswa pada kegiatan
penyuluhan ini. Poster akan ditempelkan pada mading-mading yang terdapat di
sekolah. Kontem dari poster itu sendiri juga tetap mengacu pada tema
penyuluhan, yaitu tentang pentingnya sarapan. Poster didesain semenarik dan
seinformatif mungkin agar para siswa juga merasa tertarik dan mengerti materi
penyuluhan tersebut. Kemudian kuisioner diberikan sebelum dan setelah mereka
menerima materi penyuluhan, kuisioner ini berguna untuk mengetahui
pemahaman mereka terhadap materi penyuluhan yang sudah disampaikan. Dan
yang terakhir ada pembagian sarapan sehat secara gratis, pembagian sarapan ini
berguna untuk memperkenalkan kepada siswa contoh sarapan sehat dan praktis.
Pembagian sarapan ini juga sebagai salah satu penghargaan kepada mereka yang
telah bersedia untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.

3.2 Rencana Kegiatan


Rencana kegiatan penyuluhan ini diawali dengan pembukaan yang disertai
oleh pembacaan doa bersama. Pembacaan doa ini bertujuan agar kegiatan
penyuluhan ini dapat berlangung dengan lancar dan sukses. Selanjutnya akan
diberikan kuisioner tentang materi sarapan kepada siswa, pemberian kuisioner di
awal ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa tentang pentingnya
sarapan. Setelah itu, dilanjutkan dengan penyampaian materi dengan slide
presentasi tentang pentingnya sarapan. Materi disampaikan dengan bahasa yang
komunikatif, informatif, dan juga persuasif. Kemudian dilanjutkan dengan
pemutaran video edukatif yang masih berkaitan dengan materi. Video yang
disampaikan berupa video animasi yang berisi tentang ajakan untuk selalu sarapan
sebelum berangkat ke sekolah.
Agenda

selanjutnya

adalah

ice

breaking,

ini

bertujuan

untuk

membangkitkan lagi semangat para siswa dan menuntut siswa untuk aktif,
tanggap, dan ceria sehingga masih bersedia untuk mengikuti rangkaian acara
penyuluhan selanjutnya. Ice breaking ini dipandu oleh salah satu penyuluh dan
mengajak para siswa untuk bermain games. Kemudian acara dilanjutkan dengan
pembagian sarapan sehat gratis serta pembagian stiker. Pembagian sarapan ini
bertujuan untuk menaikkan grafik semangat siswa terhadap kegiatan penyuluhan
ini, selain itu juga bertujuan untuk memperkenalkan siswa akan sarapan yang
sehat dan juga praktis.
Acara terakhir yaitu pembagian kuisioner kembali kepada para siswa.
Pembagian kuisioner terakhir ini bertujuan untuk melihat seberapa pahamnya para
siswa terhadap materi yang sudah penyuluh sampaikan. Setelah pembagian
kuisioner, acara ditutup dengan ucapan terima kasih dan pembacaan doa bersama.
3.3 Partisipasi Mitra
Dalam kegiatan penyuluhan ini, pihak sekolah memiliki peranan yang
penting dalam menyediakan sarana serta prasarana yang dibutuhkan. SMPN 26
Malang berperan dalam mempersiapkan ruang kelas, peminjaman LCD, serta
speaker. Pihak sekolah juga sangat terbuka dengan adanya kegiatan penyuluhan
ini. Selain itu, pihak sekolah juga sudah bersedia untuk meluangkan waktu belajar
mengajarnya demi berlangsungnya kegiatan penyuluhan ini.

3.4 Diagram Alir Rencana Kegiatan


Diagram alir kegiatan secara umum
Permohonan izin diadakannya penyuluhan ke kepala sekolah SMPN 26 Malang

Penyerahan surat izin penyuluhan dari pihak fakultas dan


diknas pendidikan kota malang kepada kepala sekolah
Dilakukan penyuluhan pada tanggal 23 April 2016 di SMPN 26 Malang

Diagram alir kegiatan saat pelaksanaan penyuluhan


Pembukaan dan perkenalaan panitia
Pre test (kuesioner awal)

Penyampaian materi penyuluhan

Pemutaran video

Pemberian Ice Breaking

Pembagian sarapan
sehat dan stiker

Post test (kuesioner akhir)

Penutupan kegiatan penyuluhan

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan

Maret 2016

April 2016

Mei 2016

Persiapaan

1. Perijinan ke mitra
2. Pembuatan dan
pengumpulan SAP
3. Pembuatan metode dan
media penyuluhan
4. Praktek penyuluhan
5. Penyusunan Proposal
Penyuluhan
Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan
Evaluasi kegiatan
penyuluhan
1. Mengoreksi hasil
kuisoner penyuluhan
Penyusunan laporan
akhir kegiatan
penyuluhan
1. Menganalisa data hasil
kuisoner
2. Penyusunan
pembahasan dari
analisa data hasil
kuisoner
3. Konsultasi hasil laporan
akhir kegiatan
penyuluhan

Perbaikan laporan akhir


kegiatan penyuluhan
Pengumpulan LPJ
Keuangan
4.2 Lokasi Mitra
Kegiatan penyuluhan ini akan dilaksanakan di SMPN 26 Malang bertepatan di
Jl. Ikan Gurami No.36, Tunjungsekar, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur, Indonesia. Peta lokasi tempat yang akan digunakan sebagai tempat
penyuluhan dapat dilihat pada gambar 1:

Gambar 1. Peta Lokasi SMPN 26 Malang


4.3 Sumber Daya Manusia
Pembagian tugas pada saat penyuluhan terdapat pada Tabel 1:
Nama

NIM

Jabatan

Yuniar

Ketua

Rahmaningtyas

Pelaksana

Lavenia Yuanita

135100100111050

Anggota

Tugas
Penanggungjawab seluruh
kegiatan penyuluhan dan
sebagai pemateri
Sebagai MC, dan membantu
pengkondisian kegiatan
penyuluhan dan

bertanggung jawab dalam

Widhianti Nila
Pangestu
Alfin Nurma
Rahmanda

pembagian kuesioner.
Sebagai pemateri dan
135100101111010

Anggota

membantu pengkondisian
kegiatan penyuluhan
Sebagai pemateri dan

135100101111044

Anggota

membantu pengkondisian
kegiatan penyuluhan
Membantu pengkondisian
kegiatan penyuluhan dan

Fikriyatul
Hanifa

13511001001035

Anggota

bertanggungjawab dalam
mendokumentasikan
kegiatan serta pembagian
snack dan stiker

4.4 Indikator Kerja


Indikator kerja penyuluhan ini berisi mengenai indicator keberhasilan dari
kegiatan penyuluhan pada saat kegiatan penyuluhan berlangsung, dapat dilihat
pada tabel 3:
No

Tahapan

Kegiatan

Uraian Kegiatan

Indikator Kinerja
Peserta memahami dan

1.

2.

Pembukaan, perkenalan

antusias dalam

panitia kegiatan penyuluhan

mendengarkan penjelasan

dan penyampaian tujuan

dari pembawa acara (MC).

dari kegiatan kepada

Peserta menjadi tertarik atau

peserta. Sekaligus

menarik perhatian dengan

menunjukkan komik digital

adanya tampilan video pada

pada pembukaan.

pembukaan yang disajikan

Penyampaian

Materi yang disampaikan

pemateri.
Peserta antusias

Materi

dengan menggunakan

memperhatikan materi yang

Penyuluhan (I)

penyaji materi sebagai

disampaikan oleh pemateri

media penyampaian.

pada peserta guna

Pembukaan

memahami maksud dan


Penyampaian materi dengan
ppt, brosur serta pemberian
stiker

Pemberian stiker yang berisi


Penyampaian
3.

Materi
Penyuluhan
(II)

ajakan untuk membiasakan


diri dengan sarapan. Materi
yang disampaikan langsung
diaplikasikan dengan
memberi peserta snack yang
berbasis sarapan sehat.

4.

Penutupan

materi yang disampaikan


dengan baik. Peserta aktif
bertanya mengenai materi
yang diperagakan oleh
penyaji materi.
Peserta menerima stiker dan
melihat informasi yang
terdapat didalamnya.
Peserta menjadi lebih
tertarik untuk membiasakan
diri bersarapan setelah
pemberian materi
penyuluhan (I).
Penutupan oleh MC

Penutupan oleh MC yang

berlangsung dengan tertib

disertai dengan

serta peserta memberikan

penyampaian pesan dan

kesan dan pesan dari materi

kesan dari peserta serta doa

yang telah disampaikan oleh

penutup.

panitia penyuluhan dengan


baik.

Tabel 3. Indikator Kerja

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
A.H. 2005. Perilaku Makan Khas Remaja. http://www.kompas.com. di akses
tanggal 28 Maret 2016.

Bovee, Courland. 1997. Bussiness Communication Today. New York : Prentice


Hall.
Djamarah. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fradjia, Nur Purwaningrum, 2008. Hubungan Antara Citra Raga dengan Perilaku
Makan Pada Remaja Putri. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Hardinsyah. 2007. Review faktor determinan keragaman konsumsi pangan.Jurnal
Gizi dan Pangan. Vol. 2: 5574.
Hardinsyah & Aries M. 2012. Jenis pangan sarapan dan perannya dalam asupan
gizi harian anak usia 612 tahun di Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan,
7(2), 8996.
Hermina dkk. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan Pagi
pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Pertama (SMP). PGM 32(2).94100.
Khomsan, Ali. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada
Khumaidi, M, 1994. Gizi Masyarakat. Penerbit BPK Gunung Mulia, Jakarta
LIPI. 2004. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII 2004.
Niswah I, Damanik MR, Ekawidyani KR. 2014. Kebiasaan Sarapan, Status Gizi,
dan Kualitas Hidup Remaja SMP Bosowa Bina Insani Bogor. Jurnal Gizi
dan Pangan. 9(2), 97-102.
Purnamawati dan Eldarni. 2001. Media Pembelajaran. Jakarta : Gramedia Utama.
Ramadhani, A. 2014. Kebiasaan Sarapan Pagi Siswa Kelas V SDN Caturnunggal
IV Depok Sleman Yogyakarta. Ejournal Universitas Negeri Yogyakarta Vol
3. No.1.
Siega, R et-al.1998. Trends Breakfast Consumption for Children In The United
State From 1965 to 1991. American Journal Clinical Nutrition 1998; 67 (4):
748S-56S.

Anda mungkin juga menyukai