Anda di halaman 1dari 16

ANTISIPATORY GUIDANCE dan

PENCEGAHAN KECELAKAAN PADA ANAK


Pengertian
Anticipatory Guidance. Adalah petunjuk-petunjuk yang perlu
diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan
dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Nursalam,
2005)
Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Umum :
Setelah mempelajari materi ini, mhs diharapkan mampu menerapkan
bimbingan antisipasi dan pencegahan kecelakaan pada anak sesuai tahap
usia.
2. Khusus Setelah selesai mengikuti pembelajaran, mhs dapat:
a. Menjelaskan pengertian bimbingan antisipasi dan pencegahan
kecelakaan pada anak.
b. Menjelaskan berbagai pencegahan kecelakaan yang sering terjadi pada
anak dari berbagai tahap usia.
Bimbingan antisipasi bagi orang tua sesuai dg
umur dan karakteristiknya. (Wong, 2004):

a Usia Bayi
.

1) 6 bulan pertama


Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami kebutuhan dan respons bayi

Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi

Tekankan kebutuhan imunisasi

Persiapkan untuk pengenalan makanan padat
2) 6 bulan kedua
 Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety (takut pada
orang asing) dari anak.
 Bimbing orang tua mengenai disiplin karena peningkatan
mobilitas bayi.
 Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan
keterampilan
motorik anak dan rasa keingintahuannya.
b. Usia toddler (1-3 tahun)
1) Usia 12-18 bulan
 Menyiapkan ortu utk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku dari toddler khususnya negativisme.
 Dorong ortu untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan peningkatan pemberian makanan padat.
 Adanya jadwal waktu makan yang rutin.
 Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi terutama di rumah, kendaraan bermotor, keracunan,
jatuh.
 Perlunya ketentuan-ketentuan/peraturan/aturan disiplin dengan lembut dan cara-cara untuk mengatasi
negatifistik dan temper tantrum yang sering terjadi pada todler.
 Perlunya Mainan Baru
2) Usia 18-24 bulan
 Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.
 Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan kemungkinan
sibling rivalry.
 Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training. Fase ini biasanya
terjadi pada anak usia 18 – 24 bulan.
 Perawat bertanggung jawab dalam membantu orang tua mengidentifikasi kesiapan
anak untuk toilet training.
 Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi pada waktu anak
mengalami stress (misalnya anak yang tadinya sudah tidak mengompol
tiba-tiba menjadi sering mengompol).

3) Usia 24-36 bulan


 Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan
cara meniru.
 Pendekatan dilakukan dalam toilet training dan sikap menghadapi seperti
mengompol atau (BAB) dicelana.
 Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler
 Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata,
ajukan alasan yang rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian.
c. Usia Prasekolah

Bimbingan terhadap orang tua selama usia prasekolah di antaranya adalah:


1) Usia 3 tahun
 Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas.
 Menekankan pentingnya batas-batas/peraturan-peraturan.
 Mengantisipasi perubahan perilaku yang agresif (menurunkan ketegangan/ tension).
 Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatifalternatif pilihan pada saat anak bimbang.
 Perlunya perhatian ekstra.
2) Usia 4 tahun
 Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa.
 Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual.
 Menekankan pentingnya batas-batas yang realistik dari tingkah lakunya.

3) Usia 5 tahun
 Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah.
 Meyakinkan bahwa usia tersebut merupakan periode tenang pada anak.
d. Usia Sekolah
1) Usia 6 tahun
Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan sosialisasi dengan cara mendorong anak berinteraksi dengan
temannya.
Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda.
Siapkan orang tua akan peningkatan ketertarikan anak keluar rumah.
Dorong orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan privacy dan menyiapkan kamar tidur yang
berbeda.

2) Usia 7-10 tahun  Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian.


 Tertarik untuk beraktivitas di luar rumah.
 Siapkan orang tua untuk menghadapi anak terutama anak perempuan memasuki prapubertas.

3) Usia 11-12 tahun


 Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh saat pubertas.
 Anak wanita mengalami pertumbuhan cepat.
 Pendidikan seks (Sex education) yang adeku
e. Usia Remaja

1) Terima remaja sebagai manusia biasa


2) Hargai ide-idenya, kesukaan dan ketidaksukaan serta harapannya.
3) Biarkan remaja mempelajari dan melakukan hal-hal yang disukainya
walaupun metdenya berbeda dg orang dewasa
4) Berikn batasan yang jelas dan masuk akal.
5) Hargai privacy remaja
6) Berikan kasih sayang tanpa menuntut.
7) Gunakan pertemuan keluarga untuk merundingkan masalah dan
menentukan aturan-aturan.
8) Orangtua harus menyadari bahwa: mereka ingin mandiri, sensitif
terhadap perasaan dan perilaku yang mempengaruhinya
2. Pencegahan Kecelakaan Pada Anak
upaya-upaya pencegahan kecelakaan yang dapat dilakukan sesuai dengan tahap usia anak
(Wong, 2004):
a. Masa Bayi Jenis kecelakaan yang biasa terjadi di antaranya adalah aspirasi benda asing
,jatuh, luka bakar, keracunan dan kekurangan oksigen. Pencegahan yang sebaiknya dilakukan:
1) Menghindari aspirasi: Simpan pada tempat yang aman dan tidak terjangkau atau buang
benda-benda yang berpotensi menyebabkan aspirasi \
2) Kekurangan oksigen
3) Jatuh : beri pengaman tempat tidur saat bayi/anak sedang tidur, usahakan anak duduk di
kursi khusus
4) Luka bakar
5) Keracunan
b. Masa Toddler P Pencegahan yang bisa dilakukan:
Jenis kecelakaan yang 1) Awasi anak jika bermain dekat sumber air.
sering terjadi : 2) Ajarkan anak berenang. 3) Simpan korek
1. Jatuh/luka akibat api, hati-hati terhadap kompor masak dan
mengendarai sepeda. strika.
2) Tenggelam. 4) Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
3) Keracunan atau 5) Jangan biarkan anak main tanpa
terbakar. pengawasan.
4) Tertabrak karena lari 7)Tempatkan barang-barang berbahaya
mengejar bola/balon. ditempat yang aman.
5) Aspirasi dan asfiksia 8) Jangan biarkan kabel listrik
menggantung/menjuntai ke lantai
9) Awasi anak pada saat memanjat, lari,
lompat.
• c. Pra Sekolah Kecelakaan terjadi biasanya karena anak kurang menyadari
potensi bahaya seperti: obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda
misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan.
Pencegahannya ada 2 cara:
• 1) Mengontrol lingkungan.
• 2) Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya.
 Jauhkan korek api dari jangkauan.
Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial
dapat membahayakan anak.
 Mendidik anak cara menyeberang jalan, arti rambu-rambu lalu lintas.
• d. Usia Sekolah
1) Anak biasanya sudah berpikir sebelum bertindak.
2) Aktif dalam kegiatan: mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.
3) Berikan pendidikan tentang Aturan lalu-lintas pada anak.
4) Apabila anak suka berenang, ajakan aturan yang aman dalam berenang.
5) Awasi anak saat menggunakan alat berbahaya seperti gergaji, alat listrik.
6) Ajarkan anak untuk tidak menggunakan alat yang bias
meledak/terbakar.
e. Remaja
1) Jenis kecelakaan yang sering terjadi pada usia ini adalah:
 Kecelakaan lalu lintas terutama kendaraan bermotor yang dapat
mengakibatkan fraktur, cedera kepala.
 Kecelakaan karena olah raga.
2) Oleh karena itu perlu diberikan pemahaman kepada remaja tentang:
 Petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor
 Ada negosiasi antara orang tua dengan remaja.
 Penggunaan alat pengaman yang sesuai seperti helm sesuai standar,
penggunaan sabuk keselamatan.
 Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga

Anda mungkin juga menyukai