Anda di halaman 1dari 8

Nama : Enta Fitriya

Npm : F0H019054
Mata kuliah : keperawatan gerontic
Dosen pembimbing : Ns. Nova Yustisia,M.PD

TREND ISSUE KEPERAWATAN GERONTIK

I. Pendahuluan
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai
dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan,
yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).
II. Klasifikasi Lansia
Menurut Permenkes no.67 tahun 2015 :
1. Pralansia : umur 45-59 tahun
2. Lanjut usia : seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas
3. Lansia resiko tinggi : lebih dari 70 tahun

Sedangkan menurut WHO membagi lansia menjadi 3 kategori, yaitu :


1. Usia lanjut : 60-74 tahun
2. Usia tua : 75-89 tahun
3. Usia sangat lanjut : >90 tahun
III. Populasi Lansia
1. Amerika Serikat : Jumlah populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih
diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyekasikan menjadi 2
miliar pada tahun 2050,Pada saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi
anak (0-14 tahun).
2. Indonesia : Jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% pada
tahun 2020 menjadi sebesar 11,34%.
3. Cina : Terdapat pouplasi lansia yang sebagian besar berusia lebih dari 100
tahun masih hidup dengan sehat dan sedikit sekali prevalensi kepikunannya.
Menurut mereka, rahasianya adalah menghindari makanan modern, banyak
mengkonsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik ynag tinggi, sosialisasi dengan
warga lain, serta hidup di tempat yang sangat bersih dan jauh dari polusi
udara.
 Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk dapat
mempertahankan kesehatan dan kemandirian para lansia agar tidak
menjadi beban bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat.

IV. Azas Pendekatan dan Jenis Pelayanan Kesehatan Pada Lansia


1. Azaz
Menurut WHO (1991) adalah to add life to the years that have been added to life,
dengan prinsip kemerdekaan, partisipasi, perawatan, pemenuhan diri dan
kehormatan.
Azas yang dianut oleh departemen kesehatan RI adalah meningkatkan mutu
kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Menikmati hasil pembangunan
2. Masing-masing lansia mempunyai keunikan
3. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal
4. Lansia turut memilih kebijakan
5. Memberikan perawatan di rumah
6. Pelayanan harus dicapai dengan mudah
7. Mendoorng ikatan akrab antar kelompok/antar generasi
8. Transportasi dan bangunan yang ergonomis dengan lansia
9. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan
yaitu:
1. Peningkatan (Promotion)
Upaya promotif merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan
dukungan klien, tenaga profesiaonal, dan masyarkat terhadap praktik
kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial. Upaya aperlindungan
kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut:
 Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi kejadian jatuh,
mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan penggunaan alat
pengaman, dan mengurangi kejadian keracunan makanan.
 Meningkatkan kemanaan di tempat kerja yang bertujuan untuk mengurangi
terpapar dengan bahan-bahan kimia dan meningkatkan penggunaan system
keamanan kerja.
 Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan untuk
mengurangi penggunaan semprotan bahan-bahan kimia, meningkatkan
pengelolaan rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta megurangi
kontaminasi makanan dan obat-obatan.
 Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang bertujuan
untuk mengurangi karises gigi serta memelihara kebersihan gigi dan mulut.
Penyampaian 10 perilaku yang baik pada lansia,baik perorangan maupun
kelompok lansia dengan cara sebagai berikut :
 Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
 Mau menerima keadaan, sabar, dan otomatis serta meningkatkan rasa percaya
diri dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan.
 Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan sesama.
 Olahraga ringan setiap hari.
 Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai , dan banyak
minum air putih.
 Berhenti merokok dan minuman keras.
 Kembangkan hobi dan minat sesuai kemampuan.
 Tetap memelihara hubungan harmonis dengan pasangan.
 Memeriksakan kesehatan secara teratur.
Menyampaikan pesan bahagia :
 B : berat badan berlebih dihindari.
 A : atur makanan yang seimbang.
 H : hindari factor resiko penyakit jantung dan situasi yang menegangkan.
 A : agar terus merasa berguna dengan mengembangkan kegiatan /hobi yang
Bermanfaat.
 G : gerak badan teratur dan susuai kemampuan.
 I : ikuti nasihat dokter dan perawat.
 A : awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara
Berkala.

2. Pencegahan (Prevention)
Mencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier :
Melakukan pencegahan primer :
 Meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat factor
risiko, tidak ada penyakit, dan promosi kesehatan.
 Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai
berikut: konseling (berhenti merokok dan minuman
beralkohol), dukungan nutrisi, exercise, keamanan di
dalam dan sekitar rumah, manajamen stress dan
penggunaan medikasi yang tepat.
Melakukan pencegahan sekunder :
 Meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala
hingga penderita yang mengidap faktor risiko: kontrol
hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, screening
(pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi
mulut, dan lain-lain).
Melakukan pecegahan tersier :
 Dilakukan setelah terdapat gejala penyakit dan cacat:
mencegah cacat bertambah dan ketergantungan, serta
perawatan bertahap, tahap :
(1) Perawatan di rumah sakit,
(2) Rehabilitasi pasien rawat jalan,
(3) Perawatan jangka panjang.
3. Diagnosis dini dan pengobatan ( Arly Diagnosis and Prompt Treatment)
Diagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas professional
atau petugas institusi:
 Oleh lansia sendiri dengan melakukan tes diri, screening kesehatan,
memanfaatkan kartu menuju kesehatan (KMS) lansia, memanfaatkan buku
kesehatan pribadi (BKP), serta penandatanganan kontrak kesehatan.
 Oleh petugas professional /tim:
 Pemeriksaan status fisik
 Wawancara masalh masa lalu dan saat ini
 Obat yang dimakan atau diminum
 Riwayat keluarga atau lingkungan sosial
 Kebiasaan merokok atau minuman beralkohol
 Pemeriksaan fisik diagnostik seperti pemeriksaan darah
lengkap,pemeriksaan pelvis dan rectum, gerakan sendi,
kekuatan otot, penglihatan dan pendengaran, dll.
 Skrining kesehatan meliputi berat dan tinggi badan, kolestrol
dan tumor
 Pemeriksaan status mental dan psikologis. Status mental terdiri
atas pengkajian memori, perhatian, orientasi, komunikasi, dan
perilaku.
 Pemeriksaan status fungsi tubuh apakah mandiri (independent),
kurang mandiri (partially), ketergantungan (dependent).

4. Pembatasan Kecatatan ( Disability Limitation)


Kecacatan adalah kesulitan dalam memfungsikan kerangka, otot, dan system
syaraf.
Penggolongannya berupa hal-hal dibawah ini :
 Kecacatan sementara (dapat dikoreksi)
 Kecacatan menetap (tak bias dipulihkan)

Langkah-langkah yang dilakukan adalah pemeriksaan, identifikasi masalah,


perencanaan, pelaksanaan dan penilaiaan.

5. Pemulihan ( Rehabilitation )
Pelaksana tim rehabilitas (petugas medis, paramedic dan non-paramedis)
1) Prinsip :
 pertahankan kenyamanan lingkungan, istirahta, dan aktivitas
mobilisasi
 Pertahankan kecukupan nutrisi
 Pertahankan fungsi pernafasan
 Pertahankan fungsi pencernaan, saluran kemih, psikososial,
dan komunikasi
 Mendorong pelaksanaan tugas
2) Upaya rehabilitasi

Upaya rehabilitasi pada penglihatan berkurang dan tidak bisa melihat :

 Membaca dengan jarak yang sesuai menggunkan kaca


pembesar atau kacamata baca yang cocok
 Jalan pada siang hari menggunakan topi besar dan kacamata
hitam karena pengaruh sinar matahari
 Memberikan bacaan dengan tulisan diperbesar agar
mudah terbaca dan terlihat
 Pencahayaan yang cukup terang untuk ruangan dan lampu
baca
 Menfasilitasi tongkat ketika jalan-jalan
 Menggunakan peralatan yang bisa berbunyi atau berbicara
 Mengisi aktivitas dengan keterampilan tangan seperti
menyulam
 Menggunakan alat bantu untuk menulis
Upaya rehabilitasi pada pendengaran berkurang atau tidak bisa
mendengar :
 Mendengar dan berbicara dengan jarak dekat, berhadapan,
suara agak keras dan menggunakan gerakan tangan dan kepala
 Menggunkan alat bantu dengar bagi lansia yang mengalami
gangguan tuli ketika di rumah atau di tempat ramai
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan keterbatasan pergerakan atau
imobilisasi :
 Menggunakan tongkat atau kursi roda untuk melatih jalan
 Melatih menggunakan sandal dan sepatu
 Mengajarkan cara duduk yang baik di kursi roda
 Menggunakan alat makan, alat masak, yang dimodifikasi
agar lebih mudah menggunkannya
 Menggunakan pispot
 Toioet dengan tempat duduk yang berlubang agar mudah
buang air besar
 Melatih ROM pasif dan aktif
 Melatih lansia bergerak dari tempat tidur ke kursi roda
kemudian dari kursi roda ketempat duduk tangan memegang
bawah aksila klien, sedangkan klien memegang bahu perawat

Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan kepikunan (demensia) :

 Jika ada yang lupa, ingatkan dan bantu lansia misalnya, tidak
tahu tempat buang air kecil
 Ingatkan hari, tanggal, bulan, tahun serta latih
untuk mencoret lewat kalender
 Melatih mengingat dengan memperlihatkan
album pada orang-orang yang dikenal
 Memperkenalkan keluarga kembali dan diajak berkomunikasi
 Mencatat setiap pesan, siapkan obat pada tempat yang sudah
ada lebelnya.

V. Isu-Isu yang Mempengaruhi Kondisi Panjangnya Usia Pada Manusia ( Hurlock,


1980 )
1) Keturunan.
2) Karakteristik tubuh.
3) Kondisi tubuh pada umumnya.
4) Sex, ras, letak geografis.
5) Tingkat social ekonomi, inteligensi.
6) Pendidikan, merokok-miniman keras.
7) Status perkawinan, efisiensi, kecemasan.
8) Pekerjaan, kebahagiaan

REFERENSI :

- Er-Learning topik 2 Keperawatan Gerontik


- http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-
Gerontik-Komprehensif.pdf
- file:///C:/Users/user2020/AppData/Local/Temp/TREND%20ISSUE
%20KEPERAWATAN%20GERONTIK.pdf

Anda mungkin juga menyukai