Anda di halaman 1dari 18

Isu-isu, strategi dan kegiatan untuk

promosi kesehatan dan


kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang yang
terlibat merawat lansia

Deddy SP Sagala, S.Kep, NS, M.Kep


081264087391
deddyspsagala@gmail.com
PENGERTIAN
A. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend
juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada
saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta
B. Definisi Issu.
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun
tentang krisis.
Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas
faktannya atau buktinya
C. Definisi Trend dan Issu Keperawatan
Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang
tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak,
trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis
keperawatan.
Saat ini trend dan issu keperawatan yang sedang banyak dibicarakan orang adalah
Aborsi, Eutanasia dan Transplantasi organ manusia, tentunya semua issu tersebut
menyangkut keterkaitan dengan aspek legal dan etis dalam keperawatan.
A. Fenomena Demografi
• Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan
dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat dari
angka harapan hidup (AHH) yaitu :
• AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun
• AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun
• Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of
the Erderly: Di Indonesia akan diperkirakan beranjak dari
peringkat ke sepuluh pada tahun 1980 ke peringkat enam
pada tahun 2020.
• Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun
kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5% dari total populasi penduduk.
• Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x,menjadi kurang
lebih 29 juta jiwa/11,4% dari total populasi penduduk
(lembaga Demografi FE-UI-1993).
Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan
yaitu:
1. 62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari
pekerjaannya sendiri.
2. 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela
keluarga.
3. 53% lansia masih menanggung beban kehidupan
keluarga.
4. Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak
atau menantu.
B. Permasalahan Pada Lansia
1. Permasalahan Umum
a. Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.
c. Lahirnya kelompok masyarakat industry.
d. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut
usia.
e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan
lansia.
2. Permasalahan Khusus
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik,mental maupun sosial.
b. Berkurangnya integrasi sosial usila.
c. Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d. Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia.
C. Fenomena Bio-psico-sosio-spiritual dan Penyakit Lansia
1. Penurunan fisik
2. Perubahan mental
3. Perubahan-perubahan Psikososial
Karakteristik Penyakit pada Lansia:
1. Penyakit sering multiple,yaitu saling berhubungan satu sama
lain.
2. Penyakit bersifat degeneratif yang sering menimbulkan
kecacatan.
3. Gejala sering tidak jelas dan berkembang secara perlahan.
4. Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial.
5. Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut.
6. Sering terjadi penyakit iatrogenik.
Penyakit iatrigonik adalah salah satu penyakit yang diakibatkan oleh aktivitas (kegiatan dan prosedur
untuk mendiagnosis dan mengobati pasien) petugas kesehatan terhadap pasien di rumah sakit.
komplikasi dari penyakit yang sudah ada atau merupakan penyakit yang tidak sama sekali
berhubungan dengan penyakitbawaan
Hasil Penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 Kota (Padang,
Bandung, Denpasar dan Makassar) sbb:

1. Fungsi tubuh yang dirasakan menurun : penglihatan


(76,24%), daya ingat (69,39%), seksual (58,04%),
kelenturan (53,23%), gigi dan mulut (51,12%).
2. Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit tulang atau
sendi (69,39%), sakit kepala (51,15%), daya ingat menurun
(38,51%), selera makan menurun (30,08%), mual/perut
perih (26,66%), sulit tidur (24,88%), dan sesak nafas
(21,28%).
3. Penyakit kronis : rematik (33,14%), darah tinggi (20,66%),
gastritis (11,34%), dan jantung (6,45%).
D. Issu dan kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik
E. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi Azas,


Pendekatan, Jenis dan Prinsip pelayanan kesehatan yang
diterima.
Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that
Have Been Added to life, dengan prinsip kemerdekaan
(independence), partisipasi (participation), perawatan (care),
pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan
(dignity). Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI
adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add Years
to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia,
meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
to Add life to the Years that Have Been Added to life = untuk menambahkan kehidupan yang
telah ditambahkan ke kehidupan
Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
2. Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
3. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
4. Lansia turut memilih kebijakan (choice)
5. Memberikan perawatan di rumah (home care)
6. Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
7. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi (engaging the
aging)
8. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
9. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
10. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help
care and family care)
Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya
kesehatan, yaituPromotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat
terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma
sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
a. Mengurangi cedera
b. Meningkatkan keamanan di tempat kerja
c. Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
d. Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-
obatan
e. Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
1) Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Contoh pencegahan primer : program imunisasi,
konseling, dukungan nutrisi, exercise, keamanan di dalam
dan sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan
medikasi yang tepat.
2) Melakukan pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan
pencegahan sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan
pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal,
mamogram, papsmear, gigi, mulut.
3) Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala
penyakit dan cacat. Jenis pelayanan mencegah
berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi,
medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan
anggota badan yang masih berfungsi.
Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia
1. Pertahankan lingkungan aman
2. Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
3. Pertahankan kecukupan gizi
4. Pertahankan fungsi pernafasan
5. Pertahankan aliran darah
6. Pertahankan kulit
7. Pertahankan fungsi pencernaan
8. Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
9. Meningkatkan fungsi psikososial
10. Pertahankan komunikasi
11. Mendorong pelaksanaan tugas
PERAN ANGGOTA KELUARGA TERHADAP LANSIA

• Menurut Eliopoulus (2005) berbagai bentuk peran keluarga


diantaranya menjaga dan membersihkan rumah, mengelola
keuangan, belanja, kesempatan untuk sosialisasi, menasihati,
menemani ke pelayanan kesehatan, memasak dan menyediakan
makanan, mengingatkan untuk berobat, menjaga janji, mengawasi,
melakukan perawatan, pemantauan dan administrasi obat-obatan.
• Maryam (2008) yang menyebutkan beberapa hal yang dapat
dilakukan keluarga dalam menjalankan perannya terhadap lansia
antara lain melakukan pembicaraan yang terarah, mempertahankan
kehangatan keluarga, membantu melakukan persiapan makanan bagi
lansia, membantu dalam hal transportasi, memberikan kasih sayang,
menghormati, mintalah nasihatnya untuk peristiwa-peristiwa
penting, mengajaknya dalam acara-acara keluarga, membantu
mencukupi kebutuhannya, memberi dorongan untuk tetap mengikuti
kegiatan-kegiatan di luar rumah, memeriksakan kesehatan secara
teratur.
Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan lansia,
keluarga memenuhi 60-80% kebutuhan lansia.
Berikut ini hal-hal yang mempengaruhi kemampuan keluarga memberi
dukungan pada lansia yaitu (Lueckenotte, 2000) :
• Meningkatnya usia lansia “old-old” (>85 tahun).
• Penurunan fertilitas, dimana penurunan kelahiran berarti anak yang bisa
merawat lansia lebih sedikit.
• Meningkatnya pekerja wanita, dimana biasanya yang memberikan
perawatan primer adalah wanita.
• Meningkatnya mobilitas keluarga, sehingga banyak anak yang berjauhan
dengan keluarga mengakibatkan kesulitan memberikan perawatan.
• Meningkatnya perceraian dan pernikahan kembali. Hal ini akan
menimbulkan konflik bagi anak untuk memberikan perawatan karena
berbedanya pandangan antara saudara kiri.
Pendekatan yang bisa dilakukan
keluarga pada lansia
Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa
pendekatan yang bisa dilakukan keluarga terhadap
lansia yaitu:
• Memahami persepsi dan perasaan lansia
• Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak
merasa ketergantungan
• Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena
umumnya orang sulit untuk menerima perubahan
• Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara
pada lansia
• END

Anda mungkin juga menyukai