PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu
kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan
hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu, adil, merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi
tingginya. Keperawatan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan nasional turut serta ambil bagian dalam mengantisipasi peningkatan
jumlah populasi lansia dengan menitikberatkan pada penanganan di bidang
kesehatan dan keperawatan.
Semua orang tentunya ingin hidup sehat, tetapi semua itu sangatlah susah
untuk mewujudkannya apalagi dengan usia yang semakin bertambah akan
semakin banyak masalah dengan kondisi fisik yang makin melemah, terutama
pada lansia. Secara fisiologis usia lanjut akan mengalami banyak kemunduran
dalam semua aspek kehidupannya. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat
produktifitas dan kemandiriannya secara nyata semakin berkurang, karena
kemunduran ini mungkin akan menimbulkan ketergantungan pada orang lain.
Namun harus disadari bahwa manusia menjadi tua bukan suatu hal yang luar
biasa, karena proses ini adalah peristiwa yang alami yang sudah pasti datang
pada orang-orang yang berumur panjang. Pada lansia akan banyak penyakitpenyakit yang akan timbul, maka sebagai tenaga kesehatan sangat penting
untuk memberikan pembinaan tentang masalah kesehatan pada lansia yang
tinggal di panti. Tinggal di panti tidak mudah bagi para lansia, karena mereka
mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya serta sering merasa kesepian dan
cenderung tidak memikirkan kesehatannya. Dengan dilakukannya pembinaan
kesehatan di panti diharapkan kualitas kesehatan para lansia akan semakin baik
dan terkontrol.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.3 Tujuan
1. Memahami dan mengerti upaya yang dilakukan dalam pembinaan
2.
3.
4.
5.
kesehatan lansia
Memahami dan mengerti hal-hal yang diperhatikan lansia
Memahami dan mengerti sifat penyakit lansia
Memahami dan mengerti manajemen stres pada lansia
Memahami dan mengerti pelaksanaan pelaksanaan asuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
kesehatan lainnya.
Mengenal kasus gangguan jiwa.
Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
seimbang.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
kelompok sosial.
Teknik-teknik berkomunikasi.
Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok,
dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya
kacamata, alat bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat
tetap produktif.
Melakukan orientasi realita, yaitu upaya pengenalan terhadap
lingkungan sekelilingnya agar lansia dapat lebih mampu
mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap waktu, tempat,
dan orang secara optimal.
3. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat
berupa kegiatan:
- Pelayanan kesehatan dasar di panti oleh petugas kesehatan atau
petugas panti yang telah dilatih melalui bimbingan dan pengawasan
-
petugas kesehatan/puskesmas.
Pengobatan jalan di puskesmas.
Perawatan dietetic.
Perawatan kesehatan jiwa.
Perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Perawatan kesehatan mata.
Perawatan kesehatan melalui kegiatan di puskesmas.
Rujukan ke rumah sakit, dokter spesialis, atau ahli kesehatan yang
diperlukan.
mental penderita.
Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas di
10 kebutuhan lansia (10 needs of the elderly) menurut Darmojo (2001) adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
assistance).
6. Transportasi umum (facilities for public transportations).
7. Kunjungan/ teman bicara/ informasi (visits, companies, informations).
8. Rekreasi dan hiburan sehat lainnya (recreational activities, picnic).
9. Rasa aman dan tentram (safety feeling).
10. Bantuan alat-alat panca indra (other assistance/aids).
6
3.2
kemampuannya.
Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat.
Melakukan olahraga ringan setiap hari
Makan dengan porsi sedikit tapi sering, memilih makanan yang
3.3
Manajemen Stres
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi koping pada lansia
2. sumber-sumber koping
Gaya koping yang aktif, yaitu yang lebih berfokus pada masalah
dikatakan cukup efektif terhadap kejadian-kejadian yang masih
dapat diubah.
Menurut banyak kalangan bahwa segi keagamaan dan aktifitas
alat bantu
Memanfaatkan peluang pendidikan seperti grup diskusi,
yang baru
Di negara maju, bagi para lansia tersedia berbagai pilihan hunian
Pertahankan selera humor, gunakan teknik penghilang stres, dan
berpartisipasi dalam aktivitas kelompok
3.5
11
A. TERAPI MODALITAS
1. Pengertian
Terapi modalitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengisi waktu luang bagi lansia. (Maryam, Siti, 2008)
Terapi modalitas merupakan metode pemberian terapi yang
menggunakan kemampuan atau elektrik (Setyoadi, 2011).
Terapi modalitas adalah terapi yang bukan bagian dari terapi
medis konvensional.Istilah terapi modalitas dalam ilmu
keperawatan lebih dikenal dengan terapi komplementer, terapi
alternative, terapi holistic, terapi nonbiomedik, pengobatan
integrative atau perawatan kesehatan, dan perawatan
nontradisional.
Terapi komplementer adalah suatu penyembuhan yang
mencakup sistem kesehatan, modalitas, praktek dan teori, serta
keyakinan dari masyarakat atau budaya dalam periode sejarah
tertentu (National Center For Complementary Alternative
Medicine/NCCAM)
2. Tujuan Terapi Modalitas
a. Mengisi waktu luang bagi lansia
b. Meningkatkan kesehatan lansia
c. Meningkatkan aktivitas dan produktivitas lansia
d. Meningkatkan interaksi social antar lansia
e. Membantu proses penyembuhan, mengurangi gejala/keluhan
f.
g.
h.
i.
j.
Contoh
Yoga, tai-chi, meditasi, imagery, hipnotis,
biofeedback, dukungan kelompok, terapi seni, terapi
musik, terapi dansa, journaling, humor, psikoterapi
tubuh, penyembuhan spiritual, holistic nursing,
placebo.
Herbal, diet khusus (pritikin (pantangan lemak yang
(biologically based
therapies)
Terapi yang bersifat alami,
13
tubuh.
breathing).
Sentuhan terapeutik, sentuhan penyembuhan,
penyembuhan natural, shen, reiki, huna, qi-gong
eksternal, dan magnet.
menggunakan medan
energy halus di dalam dan
sekitar tubuh.
5. Terapi sistem pengobatan
alternative(alternative
medical systems)
Pengobatan nonmedik yang
1) Fase pemanasan
Ditandai dengan penentuan tindakan sutradara yang siap
memimpin kelompok dan konseling. Proses ini melibatkan
aktivitas verbal dan nonverbal. Fase ini harus
mempersiapkan segala sesuatu untuk masuk pada fase
tindakan.
2) Fase tindakan
Melibatkan tindakan yang jelas kepedulian - kepedulian
protagonis. Hal terpenting dalam fase ini adalah bahwa
protagonis mengekspresikan emosi -emosi tertekan dan
menemukan cara baru yang efektif untuk bertindak.
3) Fase integrasi
Melibatkan diskusi dan penutupan (closure).Umpan balik
sangat penting dari setiap konseling dan protagonis agar
tindakan yang jelas (enactment) perubahan dan integrasi
tercipta.
15
Sumber: m.kompasiana.com
c. Terapi okupasi
Tujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan
produktivitas dengan membuat atau menghasilkan karya dari
bahan yang telah disediakan.
Misalnya: membuat bunga dari bahan yang mudah didapat,
membuat keset, membuat kipas, membuat sulak dari tali rafia,
menjahit dari kain, merajut dari benang dan kerja bakti.
d. Terapi berkebun
Tujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan
memanfaatkan waktu luang. Misalnya: penanaman kangkung,
bayam, cabai, timun dan berbagai jenis sayuran atau buah
lainnya. Sebagai catatan adalah lebih baik kalau jenis sayuran
atau buah yang akan ditanam disukai oleh lansia yang akan
melakukan kagiatan terapi berkebun ini sehingga para lansia
lebih bersemangat dalam melakukan kegiatannya.
16
Sumber: www.pstwbudimulia3.org
e. Terapi binatang
Tujuan meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari
sepinya dengan bermain bersama binatang.
Misalnya: mempunyai peliharaan kucing, ayam, dll. Namun
perlu diperhatikan apakah lansia yang akan melakukan terapi
ini menderita alergi dengan binatang atau tidak. Ini untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sumber: magazine.godsdirectcontact.net
Implementasi:
17
Pertimbangan khusus
f. Terapi kognitif
Tujuan agar daya ingat lansia tidak menurun.
Misalnya: cerdas cermat, mengisi TTS, bermain tebaktebakan, menyelesaikan Puzzle, dll.
g. Terapi keagamaan
Tujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian,
dan meningkatkan rasa nyaman pada lansia.
Misalnya: seperti mengadakan pengajian, kebaktian, Sholat
berjamaah, Doa bersama, dll.
Sumber: rumahlansia.blogspot.com
h. Terapi rekreasi
18
Sumber: uptpantiwerdhamojopahit.blogspot.com
i. Terapi keluarga
Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang
dirasakan diidentifikasi dan kontribusi dari masing-masing
anggota keluarga terhadap munculnya masalah tersebut
digali. Dengan demikian terlebih dahulu masing-masing
anggota keluarga mawas diri; apa masalah yang terjadi di
keluarga, apa konstribusi masing-masing terhadap timbulnya
masalah, untuk kemudian mencari solusi untuk
mempertahankan keutuhan keluarga dan meningkatkan atau
mengembalikan fungsi keluarga seperti yang sebelumnya.
19
j. Terapi aroma
Terapi aroma berhubungan dengan inhalasi atau pemakaian
minyak alami yang diuapkan dari berbagai tanaman. Mereka
yang menggunakan terapi aroma mengatakan terapi aroma
efektif dalam menurunkan stress, mencegah penyakit, dan
bahkan mengobati penyakit tertentu, baik fisik maupun
psikologis.
Implementasi:
tubuh.
Inhalasi membutuhkan semangkuk air hangat dan sebuah
handuk besar.caranya pasien dapat menutup seluruh
kepalanya dengan handuk lalu meneteskan minyak
alami.terus membungkuk dan menghirup uap air selama
beberapa menit.
Pertimbangan khusus:
20
k. Terapi dansa
Terapi dansa memanfaatkan antara gerak tubuh dan pikiran.
Aspek khusus terapi dansa seperti musik, irama,dan gerakan
yang sinkron, mengubah status alam perasaan, menyadarkan
kembali ingatan dan perasaan yang lalu dan mengurangi
isolasi. Musik harus sesuai dengan kelompok lansia, baik
kecepatannya maupun penampilan estetisnya.
Implementasi:
melakukannya.
Kurangi resiko cedera saat dilakukan terapi.
Pertimbangan khusus
disorientasi.
Gerakan yang cepat dapat membuat pusing, bantu lansia
yang pusing periksa TTV.
l. Terapi life-review
Berkaitan dengan peninjauan memori yang jauh
tersimpan,pengungkapan perasaan yang terkait memori
tersebut,pengakuan konflik-konflik dan pelepasan sudut
pandang yang membatasi diri.Terapi ini paling umum
digunakan untuk pencapaian pemecahan masalah dan
mengidentifikasi kemungkinan arah hidup yang baru.
Implementasi:
21
kepuasan emosional
Fasilitasi dengan membagi beberapa pengalaman hidup
anda sendiri.
Pertimbangan khusus
Lansia yang terganggu secara psikologis dapat menolak atau
tidak mampu untuk mengenang hidup dengan lancar.Ia
mungkin perlu bantuan dalam mengungkapkan pengalaman
hidupnya.
m. Terapi musik
Menggunakan daya tarik universal menggunakan bunyi ritmik
untuk mengkomunikasikan, mengksplorasi dan
menyembuhkan.Terapi musik berupa
musik,bernyanyi,bergerak mengikuti musik atau
mendengarkan.Terapi musik bermanfaat bagi pasien yang
menderita ketidakmampuan perkembangan,gangguan
kesehatan jiwa,demensia,adiksi terhadap zat dan nyeri kronis.
Penelitian telah menunjukan efek positif musik dalam
mengurangi nyeri dan prosedur dalam kecemasan dan
anastesi gigi.
Implementasi
tersebut
Dorong peserta untuk membahas perasaan yang mereka
alami ketika sedang mendengarkan musik.Beri pujian atas
upanya mereka
Setelah sesi usai,dokumentasikan tipe aktivitas dan
respon kelomopok.
22
Pertimbangan khusus
Musik khususnya efektif sebagai metode terapi kenangan
untuk lansia.Pada banyak pasien,musik yang mereka nikmati
dimasa muda mereka tidak lagi menjadi bagian hidup mereka
selama puluhan tahun.
n. Terapi Oksigen
Pasien membutuhkan terapi oksigen ketika mengalami
hipoksemia yang disebabkan oleh kedaruratatan pernafasan
atau jantung atau peningkatan fungsi metabolic.Pada
kedaruratan pernafasan,memungkinkan pasien mengurangi
upaya ventilasinya. Ketika penyakit seperti atelektasis atau
sindromc distres pernafasan dewasa,kerusakan difusi, ketika
volume paru berkurang akibat hipoventilasi,prosedur ini
menaikkan kadar alveolar
Peralatan:
Sumber oksigen
Meteran aliran
Air steril yang di uapkan
Slang penghubung diameter kecil dan besar
Lapisan kassa dan plester
Adapter pancaran udara untuk masker venturi
Implementasi
aliran
Periksa kamar untuk memastikaan keamanan dalam
Komplikasi
Konsentrasi oksigen yang tinggi selama periode lama dapat
menyebabkan kerusakan pada jalan nafas dan paru. Henti
nafas mungkin komplikasi yang akan terjadi jika konsentrasi
23
artistic
Jelaskan prosedur kreatif kepada pasien dan dapatkan
persetujuannya.
Kumpulkan dan siapkan semua bahan yang diperlukan
Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
Beri pujian untuk setiap dan seluruh usahanya.
Berikan klien waktu untuk menyelesaikan gambar tersebut
Pertimbangan Khusus:
Beberapa klien mungkin tidak bersedia untuk berpartisipasi
dalam terapi seni, baik karena malu atau tidak tertarik.Jangan
memaksa, sebaiknya bangun hubungan terapeutik yang dapat
dipercaya. Klian akan bersedia untuk berpartisipasi pada
masa yang akan dating.
24
HASIL OBSERVASI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Judul
Hari, Tanggal
: .
Waktu
: .
Tempat
: .
Hasil Observasi
Leader
Co Leader
Fasilitator
Kriteria Penilaian
Keaktifan
Sosialisasi
1 2 3 4 1 2 3 4
Keterangan :
4
: Baik Sekali
: Baik
: Cukup
: Kurang
25
Konsentrasi
1 2 3 4
Kerjasama
1 2 3 4
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidpan manusia ( Budi Anna Keliat 1999 dalam Siti Maryam 2008).
Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2). (3). (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut aalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun. Pelayanan kesehatan lansia adalah
untuk meningkatkan kesehatan lansia yang lebih baik dan untuk
membantu memenuhi kebutuhan lansia karena keterbatasannya
dikarenakan proses penuaan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Prawatannya. Jakarta :
Salemba Medika.
Wulandari, Niksari Laela. 2013. Pembinaan Lanjut Usia Di Panti Sosial
Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur , Kasongan, Bangunjiwo,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
(http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/3007/84/498, Diunduh Pada
Tanggal 02 November 2014 ).
Asfriyati. 2003. Upaya Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut.
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3752/1/fkm-asfriyati.pdf,
Diunduh Pada Tanggal 02 November 2014)
27
TUGAS KELOMPOK
PEMBINAAN LANSIA DI PANTI DAN TERAPI MODALITAS
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gerontik 1
Desen Pengampu : Pritta Yunitasari S.Kep, Ns
Disusun Oleh :
I NYOMAN SUMARTHAMA (121144)
IKA PUTRI PRASTIWI (121146)
NURVITAWANG SEPTIASTUTI (121154)
28
RUDI (121161)
YENNYKA DWI AYU (121170)
BAHRI MAHROJI (110993)
SHERLY DAMUS (111029)
REFANGGA WAYAN DIKA (111061)
29