Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

“Strategi Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Pada


Lansia Serta Dukungan Terhadap Orang Yang Merawat
Lansia”

NAMA : KONNY LIANE RAKO


NIRM : 2001093

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


MANADO

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong
peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada
keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara
dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi
sehat.

Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan
serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia,
berdaya guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).

Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi
fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai
gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul
keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan
penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah,
serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain
yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa,
kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima
ide baru.

Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai
usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan,
baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa
usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud isu-isu pada lansia ?
1.2.2 Bagaimana strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia?
1.2.3 Bagaimana dukungan terhadap orang yang merawat lansia ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia
1.3.2 Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada
lansia
1.3.3 Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia.

1.4 Manfaat
Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun
dan pembaca guna memahami materi tentang komunitas 2 yang berhungan dengan
Isu – isu, strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia
serta dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geriatri

Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang


mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan masa
tua yang bahagia dan berguna (DEPKES RI, 2000)
Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah
yang akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku,
lingkungan dan lail-lain. (DEPKES RI, 2000)

Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari


penyakit atau gangguan/kesehatan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan
aktivitas mental yang mendukung.
3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.
4. Melakukan pengobatan yang tepat.
5. Memelihara kemandirian secara maksimal.
6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar
kematiannya berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).


2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.
3. Diagnosis secara terpadu.
4. Team work (koordinasi).
5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric baru
berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric
mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia,
sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
2.2 Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik

a. Masalah kehidupan sexual


Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya
hubungan seksual pada suami isteri yang sudah menikah dapat berlanjut
sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien
sakit atau mengalami ketidakmampuan, dengan cara berimajinasi atau
menyesuaikan diri dengan pasanagan masing-masing. Hal ini dapat menjadi
tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya
normal. Ketertarikan terhadap hubungan intin dapat berulang antara
pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam
selama masih mampu melaksanakan.
b. Perubahan perilaku
Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya : daya
ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi,
lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya
menjadi sumber banyak masalah.
c. Pembatasan fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat
mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan
hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan
bantuan orang lain.
d. Palliative care
Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena
polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan
efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung dan
edema mungkin diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfingsi
untuk mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu
keracunan digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami depressi
sehingga diobati dengan antidepresi. Dan efek samping Antidepressant
adalah retensi urin. Dan efek samping inilah yang menyebabkan
ketidaknyamanan pada lansia.
e. Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan
utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologis
pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut.
(Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah
bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia.
Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah
:
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan
dijalankan.
f. Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran
mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin
berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan
lingkungannya.
g. Hukum dan etik dalam perawatan gerontik
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada :
1. Pasal 27
• Segala W.N. bersama kedudukannya didalam hokum dan
pemerintahan dan wajib menjunjungnya hokum dan
pemerintahannya itu dengan tidak ada kecualinya.
• Tiap-tiap W.N. berhak atas pekerjaannya dn penghidupannya
yang layak bagi kemanusiaan
2. Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
Negara.Berpedoman pada hukum tersebut, sebagai perawat kesehatan
masyarakat bertanggung jawab dalam mencegah penganiayaan.
Penganiayaan yang dimaksud dapat berupa : penyia-nyiaan,
penganiayaan yang disengaja dan eksploitasi. Sedangkan pencegahan
yang dapat dilakukan adalah berupa : perlindungan dirumah,
perlindungan hokum dan perawatan dirumah. Berkaitan dengan kode etik
yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :
• Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa
memeperhatikan suku, ras, golongan, pangkat, jabatan, status
social, masalah kesehatan.
• Menjaga rahasia klien
• Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten,
tidak etis, praktek illegal
• Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi dan
pekerjaannya
• Perawat menjaga kompetensi keperawatan
• Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya.
Kompetensi individu serta kualifikasi dalam memberikan
konsultasi
• Berpartisipasi aktif dalam kelanjutannya perkembangan body of
knowledge
• Berpartisipasi aktif dalam meningkatkan standar professional
• Berpartisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi
yang salah dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat.
Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain
atau ahli dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang
dibutuhakan oleh masyarakat termasuk pada lansia.

h. JPKM lansia
Salah satu program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada
dipuskesmas sasarannya adalah keluarga yang didalamnya ada keluarga
lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan
banyaknya keluarga yang berisiko tentunya membutuhkan perhatian yang
khusus. Perkembangan yang terjadi tersebut tentunya menuntut perawat
memberikan pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini
tentunya tidak berlebihan sebab hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah
dibidang kesehatan untuk membangun “Indonesia Sehat 2010” yang salah
satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
(JPKM). Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan perawatan yang
baik dan perhatian yang selayaknya
2.3 Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia
Masyarakat sehat 2010 telah menetapkan suatu tujuan yaitu meningkatkan kualitas
dan kelangsungan hidup sehat bagi seluruh warga Amerika ( USDHHS, 1998 ).
Dokumen ini mengindikasikan bahwa aspek terpenting dalam promosi kesehatan
lansia adalah mempertahankan kesehatan dan kemandirian fungsional. Banyak
tujuan yang ditetapkan untuk masyarakat sehat 2000 ( USDHHS, 1991 ) yang
dicakupkan ke dalam tujuan Masyarakat sehat 2010. Ketika merencanakan
program promosi kesehatan untuk komunitas lansia perawat komunitas harus
memasukkan area prioritas dan tujuan spesifik yang terdapat dalam masyarakat
sehat 2010. Salah satu tujuan masyarakat sehat 2010 yang dapat diarahkan pada
lansia adalah meningkatkan setidaknya 90 % proporsi individu berusia 65 tahun
atau lebih yang telah berpartisipasi pada tahun sebelumnya pada setidaknya satu
program promosi kesehatan terorganisasi.

2.3.1 Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas


Lansia
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan
primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu
masyarakat mengubah gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi
kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi kesehatan adalah
melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan
imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin
dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar.
Konsep kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya
merencanakan intervensi promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 )
mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia untuk hidup
dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta untuk menumbuhkan
rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum, tidak hanya
terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan kelompok usia
lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi mengenai
kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan
kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar – benar berfokus pada
perilaku beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan
masalah kesehatan utama menurut usia ( USDHHS, 1998 ). Secara umum,
pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O’Malley dan
Blakeney, 1994 )
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas
dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus
mengarah pada individu dan keluarga serta kelompok dan
komunitas.

2.3.2 Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok


Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu atau
keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan
dan kompetensi individu atau keluarga untuk membuat keputusan
kesehatan yang memaksimalkan promosi kesehatan dan perilaku proteksi
kesehatan. Tujuannya adalah mendayagunakan lansia dan keluarganya
dalam membuat keputusan kesehatan yang rasional. Beberapa kategori
yang termasuk ke dalam intervensi promosi kesehatan dan proteksi
kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga adalah : a. Skrining
kesehatan
b. Modifikasi gaya hidup
c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )
d. Konseling
e. Kelompok pendukung
f. Pelayanan kesehatan primer
g. Imunisasi
h. Keamanan di rumah
i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan
personal atau bantuan rumah tangga )
j. Makanan yang dikirimkan ke rumah
k. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan
rumah )
l. Manajemen kasus
m. Bantuan pemeliharaan di rumah

2.3.3 Intervensi berfokus pada komunitas


Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang
diarahkan pada lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok
lansia yang beragam di komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas
adalah meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas terhadap
pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan
dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di
komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi
tindakan politis dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang
memengaruhi lansia di komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas
adalah sebagai berikut :
• Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang
menekankan pada masyarakat lansia
• Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan
sebagai older American Month ( bulan lansia Amerika )
• Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti
pengembangan pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs
internet
• Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti
mempertahankan atau memperluas tanggunagan medicare untuk
pelayanan di rumah
• Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia
proyek pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang
tersedia untuk memberikan pelayanan yang komprehensif kepada
subkelompok asia
• Aktivitas pencegahan kejahatan
• Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.
2.3.4 Kemitraan dengan Komunitas Lansia
Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan
berespons terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi
meningkatkan kesehatan mereka. Dalam merencanakan program
kesehatan yang efektif perawat kesehatan komunitas harus memvalidasi
strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang ditargetkan.
Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas
pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif
terhadap kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia
dilibatkan rasa kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan
yang dilakukan ketika bekerja dengan lansia di komunitas antara lain:
1. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti
gereja, senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau
penglihatan tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar,
membatasi penggunaan makalah, penggunaan ruangan yang tenang
dan / atau pengeras suara yang adekuat.
5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang
cukup untuk berespons
6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi
pengalaman hidup
7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi 1
9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan
rasa nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan
atau menanyakan informasi baru atau informasi yang masih
meragukan mereka
10. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di
komunitas serta kebijakan yang memengaruhi lansia

2.3.5 Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas


a. Pelayanan Kesehatan
Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan kesehatan
primer yang teratur untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah
penyakit kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam hidupnya.
Pelayanan promosi kesehatan yang dapat mendasari intervensi
keperawatan komunitas meliputi :
1. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus
)
2. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit
kardiovaskuler, dan diabetes.
3. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada (
pendidikan kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen
medikasi).
4. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya
( termasuk biaya pengobatan alternatif ) dari
Medicare/Medicare Managed Care, asuransi Medicare
tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik.
5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin
akses lansia pada sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti
advokasi kesehatan, pelatihan kesehatan, dan pengendali
akses di komunitas, Personel yang ditugaskan bisa
karyawan perusahaan swasta, staf gereja, dan karyawan
perudahaan BUMN yang dapat merujuk lansia kepada
sumber-sumber yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).
6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada
serta advokasi untuk membuat program yang mereka
butuhkan.
7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan,
kepatuhan, kalender, dan sebagainya ).
8. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.
9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

b. Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang
memperlambat perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam
upaya membantu lansia meningkatkan dan mempertahankan status
nutrisinya, pengkajian nutrisi dan membangun kekuatan yang ada
adalah hal yang sangat membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi (
Nutrision Screning Checklist ) yang dibuat oleh American Academy
of Family Physicians, American Dietetic Association, dan National
Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative, 1992 ) adalah alat
pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program
kemitraan dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda
pertimbangkan.

c. “Makan sehat dan enak!”


Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi
dasar dan manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak,
rendah gula, tinggi serat dan sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap
diet gula khusus harus dibahas, pertimbangkan untuk mengadakan
serial kelas dan bentuk kelompok menurut ingkatran kebutuhan diet
spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jiak penyajiannya sangat
interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan berbagi resep,
membangun kebiasaan positif yang ada, dan memasukkan makanan
yang etnis. Pemasangan poster dengan tulisan yang besar dan
berwarna-warni serta tayangan video aalah langkah yang tepat.
Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang membicarakan dan
menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepda lansia
yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan
makanan yang tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari
toko yang menjual bahan makanan. Tantangan terbesarnya adalah
enumbuhkan minat para lansia untukmenghadirikelas ini.
Pertimbangkan individu dari komunitas atau kelompok teman sebaya
untuk membantu marketing dan program outreach.
d. Olahraga dan Kebugaran
Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan
manusia. Olahraga untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan
dan status fungsionalnya.

2.3.6 Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia


Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan
pada saat ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di
kalangan lansia – penyakit jantung, kanker dan stroke merupakan akibat
dari gaya hidup yang kurang sehat. Namun gambaran suram tentang
penduduk lansia yang kurang gerak, lansia yang mengalami penyakit
kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru seperti masa tua
dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk
beradaptasi terhadap proses penuaan ) dan penurunan morbiditas (
misalnya penundaan awitan terjadinya penyakit kronis dan melemahkan
sampai pada tahap akhir kehidupan ). Perlindungan kesehatan dan promosi
kesehatan merupakan hal yang mendesak dan juga merupakan kerangka
kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional untuk lansia
mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang
dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam
perawatan kesehatan.

2.3.7 Promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan


Penelitian terbaru menemukan bahwa lansia tertarik dalam promosi
kesehatan dan banyak lansia pada saat ini mempraktikan lebih banyak
perilaku promosi kesehatan daripada kelompok usia yang lebih muda.
Ketika ditanyakan perilaku apakah yang mereka inginkan untuk
mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya lansia menyebutkan
hal – hal seperti tetap aktif dan memelihara pandangan positif terhadap
kehidupan olahraga, nutrisi, istirahat dan relaksasi memantau tekanan
darah dan pemeriksaan kesehatan dan disiplin diri sendiri untuk melakukan
sesuatu yang tidak terlalu berat. Hal – hal tersebut sebenarnya mewakili
suatu kombinasi perilaku promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan (
pencegahan ) Menurt pender promosi kesehatan adalah pola
multidimensional dari tindakan dan persepsi yang berasal dari dalam diri
sendiri yang dapat membantu memelihara atau meningkatkan kesehatan
aktualisasi diri dan pemenuhan kebutuhan individu. Perilaku – perilaku
tersebut misalnya melakukan aktivitas fisik dan mental secara teratur
memperoleh nutrisi istirahat dan relaksasi yang adekuat dan memelihara
jaringan dukungan sosial; semua itu merupakan perilaku promosi
kesehatan karena dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan
seseorang.
Promosi kesehatan untuk lansia, tidak difokuskan pada penyakit
atau ketidakmampuan terapi lebih pada kekuatan dan kemampuan lansia
tersebut. Promosi kesehatan berusaha untuk memaksimalakan potensi
lansia dan meminimalkan efek penuaan. Aktivitas promosi kesehatan
utama yang tepat untuk lansia adalah aktifitas fisik, mental, dan sosial
secara teratur, nutrisi adekuat, pengendalian berat badan dan menejemen
stres.
Penemuan ini menunjukkan kesempatan yang unik bagi profesi
keperawatan. Perawat memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas
kehidupan dalam porsi yang penting bagi populasi dengan menggunakan
kerangaka kerja promosi kesehatan untuk mengorganisasikan dan
memberikan asuhan keperawatan bagi lansia. Pendekatan ini mendorong
perawat untuk memandang lansia secara positifuntuk mengidentifikasi dan
membangun kekuatan daripada memusatkan pada keterbatasan dan
masalah. Periilaku perlindungan kesehatan adalah aktifitas yang diarahkan
untuk mengurangi resiko individu terhadap perkembangannya penyakit
tertentu. Misalnya pemeriksaan kesehatan secara teratur dan penggunaan
obat – obatan secara tepat merupakan perilaku perlindungan kesehatan.
Beberapa perilaku ada yang termasuk promosi kesehatan dan perlindungan
kesehatan. Misalnya, olah raga secara teratur merupakan perilaku untuk
melindungi kesehatan jika dilakukan untuk mengurangi resiko seseorang
menderita penyakit kardiovaskuler, depresi, diabetes melitus pada saat
dewasa akibat obesitas dan osteoporosis. Pembatasan diet khusus, seperti
diet rendah kolesterol atau diet tinggi serat merupakan perilaku untuk
perlindungan kesehatan melawan penyakit kardiovaskular dan beberapa
jenis kanker. Penjelasan selengkapnya tentang perlindungan kesehatan
terhadap masalah – masalah yang sering terjadi pada lansia

2.3.8 Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan
jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
1. Azaz
Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been
Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence),
partisipasi, perawatan, pemenuhan diri, dan kehormatan.

2. Pendekatan
Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Menikmati hasil pembangunan.
b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d. Lansia turut memilih kebijakan.
e. Memberikan perawatan dirumah.
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya
kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention),
diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta
pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak
langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah
penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses advokasi
kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang
positif menjadi norma-norma social. Upaya promotif dilakukan
untuk membantu orang-orang mengubah gaya hidup mereka dan
bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal serta
mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan
yang sehat tentang prilaku hidup mereka.
b. Preventif
• Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.

• Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada


lansia sehat, terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan
promosi kesehatan.
• Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga
terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan
mengidap factor resiko.
• Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat
gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan
ketergantungan; serta perawatan bertahap, tahap (1)
perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat jalan,
dan (3) perawatan jangka panjang.

2.4 Dukungan keluarga


2.4.1 Pengertian keluarga
Keluarga sebagai suatu kelompok individu didalam keluarga dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Duvall dan Logan (1986)
mengatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada
didalamnya. Sedangkan Bailon dan Maglaya (1978) mengatakan keluarga
adalah dua atau lebih individu yang bergabung karna hubungan darah,
perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu
dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya (Ali, 2010).

2.4.2 Komponen-komponen dukungan keluarga


Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal yang
melindungi seseorang dari efek stress yang buruk. Menurut Friedman
(1998, dalam Wijayanto, 2008), ikatan keluarga adalah orang yang paling
dekat hubungannya dengan lansia. Dukungan keluarga memainkan peran
penting dalam mengintensifkan perasaan sejahtera. Orang-orang yang
hidup dalam lingkungan yang bersikap supportif, kondisinya jauh lebih
baik dari pada mereka yang tidak memiliki keluarga.

2.4.3 Peran anggota keluarga terhadap lansia


Menurut Eliopoulus (2005) berbagai bentuk peran keluarga diantaranya
menjaga dan membersihkan rumah, mengelola keuangan, belanja,
kesempatan untuk sosialisasi, menasihati, menemani ke pelayanan
kesehatan, memasak dan menyediakan makanan, mengingatkan untuk
berobat, menjaga janji, mengawasi, melakukan perawatan, pemantauan
dan administrasi obat-sobatan.

Sama halnya dengan Maryam (2008) yang menyebutkan beberapa hal


yang dapat dilakukan keluarga dalam menjalankan perannya terhadap
lansia antara lain melakukan pembicaraan yang terarah, mempertahankan
kehangatan keluarga, membantu melakukan persiapan makanan bagi
lansia, membantu dalam hal transportasi, memberikan kasih sayang,
menghormati, mintalah nasihatnya untuk peristiwa-peristiwa penting,
mengajaknya dalam acara-acara keluarga, membantu mencukupi
kebutuhannya, memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatankegiatan
di luar rumah, memeriksakan kesehatan secara teratur.
Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan lansia,
keluarga memenuhi 60-80% kebutuhan lansia. Berikut ini hal-hal yang
mempengaruhi kemampuan keluarga memberi dukungan pada lansia yaitu
(Lueckenotte, 2000) :
1) Meningkatnya usia lansia “old-old” (>85 tahun).
2) Penurunan fertilitas, dimana penurunan kelahiran berarti anak yang
bisa merawat lansia lebih sedikit.
3) Meningkatnya pekerja wanita, dimana biasanya yang memberikan
perawatan primer adalah wanita.
4) Meningkatnya mobilitas keluarga, sehingga banyak anak yang
berjauhan dengan keluarga mengakibatkan kesulitan memberikan
perawatan.
5) Meningkatnya perceraian dan pernikahan kembali. Hal ini akan
menimbulkan konflik bagi anak untuk memberikan perawatan karena
berbedanya pandangan antara saudara kiri.
Menurut Carter dan McGoldrick (didalam Maryam, 2008) tugas
perkembangan keluarga dengan lansia adalah mepertahankan pengaturan
hidup yang memuaskan, penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, penyesuaian diri terhadap
kehilangan pasangan, pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi,
meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
2.4.4 Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia
Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa
dilakukan keluarga terhadap lansia yaitu:
1) Memahami persepsi dan perasaan lansia
2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa
ketergantungan
3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang
sulit untuk menerima perubahan
4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak
dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat
profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia
65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen
penting dalam perawatan kesehatan.

3.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan
kelebihan kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Mubarak,WahitIqbal. 2009. PengantarKeperawatanKomunitas2. Jakarta:
SalembaMedika

Mickey Stanley, Patricia Gauntleff Seare.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik


Edisi 2.Jakarta:ECG

Anderson, Elizabeth T.2006.Keperawata KomunitasTeoridanPraktik.Jakarta: EGC


LAMPIRAN JURNAL

1. Penerapan Sistem Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam Promosi Kesehatan PAda
Lansia
2. Implemantasi KIE Pada Kelompok Usia Lanjut Berhubungan Dengan Manajemen KIE Petugas
Promosi Kesehatan di Puskesmas Salido
3. Fenomologi Trauma Geriatrik Di Kota Padang
4. Sosialisasi Mempromosikan Program Bina Keluarga Lansia (BKL) Dalam mewujudkan 7
Dimensi Lansia Tangguh
5. Pendidikan Kesehatan Pentingnya Posyandu Lansia
6. Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Kesehatan Lansia Tentang Personal Hygiene
7. Peningkatan Edukasi Pada Lansia Sehat dan Produktif

Anda mungkin juga menyukai